7

Begin

“Kyung, kuingatkan padamu untuk berhenti bertingkah manis pada ajumma ajumma itu! Kau membuatku kerepotan!”

“Hm ? aku tak melakukan apapun aku hanya memeriksa mereka dan memberikan saran” Kyungsoo sibuk memeriksa map-map di mejanya

“Geez saran macam apa yang membuat mereka kemari 3x seminggu hanya karena sebuah flu?!”

Kyungsoo tertawa terbahak “Biar bagaimanapun mereka sakit Hun”

“Yah terserah, untung kau memberiku uang yang setimpal kalau tidak aku benar-benar akan menghabisimu sekarang”

“Jangan lupakan sarapan pagi kita Hun” kyungsoo mendengar sebuah desahan dari sebrang ponsel hitamnya

“Baiklah baiklah, tapi berhenti membuatku kerepotan Kyung, aku benar-benar butuh istirahat”

“Yayaya sekarang istirahatlah, aku akan memanggilmu lagi nanti seusai jam istirahat”

“Kau tak ke kantin kyung?”

“Ani, laporan pasien ini masih terlalu menumpuk untuk kutinggal”

“Baiklah, biar kubawakan susu coklat nanti”

“Kau memang pengertian Hun”

Bip. Kyungsoo bersandar pada kursinya memandang keluar, kearah taman rumah sakit dimana anak-anak bermain riang dan beberapa pasien berbincang dengan keluarganya. Kyungsoo tersenyum, betapa bahagianya mereka bisa memiliki keluarga.

Kriinggg kriiinggg~

“Yoboseyo?”

“Dokter Do, bisa kau kebawah sebentar? Ada pasien datang dan keadaannya parah, dokter jaga sedang di kantin mak…” tut tut tut

Kyungsoo berlari cepat keruang UGD, kebiasaan lama, Tao selalu mengulur waktu jika dia panik dan seorang yang terluka tak punya banyak waktu untuk menunggu dokter datang.

“Dimana?” tanya kyungsoo membuka pintu UGD dan Tao sudah bersiap disana, memakaikan kyungsoo sarung tangan “Dimana keluarganya?”

“masih berusaha dihubungi"

Srek! Tirai hijau itu terbuka dan kyungsoo tercekat sesaat sebelum akhirnya mulai memeriksa keadaan pasien dihadapannya. Tao memasangkan masker oksigen, membantu kyungsoo membersihkan darah dari sang pasien.

"Kyung tekanan darahnya rendah"

"Cepat berikan transfer darah dan cepat panggil suster yang lain!" Bentak kyungsoo

"Kyung detak jantungnya" Kyungsoo menarik nafas panjang dan mulai menjahit luka pasien dihadapannya Biiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiip

"Kyung" Tao menarik jas kyungsoo pelan

"Kejut jantung" Beberapa suster datang membantu mulai menyiapkan alat kejut jantung

"123" biiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiip

"123" biiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiip

"123" biiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiip

"Ayolah!"

"123" biiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiip

"Kyung!" Kyungsoo melirik monitor disampingnya bernafas lega setelahnya

"Kerja bagus, maaf membentakmu Tao, tapi kuingatkan lagi kita beradu dengan waktu" Tao mengangguk

“Kyung!” Sehun datang

“Dia sudah melewati masa kritis, kau datang tepat waktu Hun ganti pakaiannya dan bawa keruang rawat”

"Aku bukan suster kyung, aku ini dokter" Sehun menatap datar Kyungsoo dan menyilangkan kedua tangannya

“Tapi kita tak tau keluarganya” Tao mengintrupsi “Lakukan saja apa yang kukatakan, mulai sekarang pasien ini kuserahkan padamu Hun” Kyungsoo membuka sarung tangannya

"Kau mengenalnya?" tanya Sehun

"Ani" Kyungsoo menulis sesuatu di kertas resep dan memberikannya pada suster yang melintas

"Kau tak mengenalnya ? Dan sekarang kau meminta suster untuk checkup lebih lanjut?" Sehun mengangkat kedua alisnya

"Kyung, kau tak pandai berbohong"

"Arraseo, aku mengenalnya, tapi bisakah kita tak membicarakannya sekarang?"

"Aku percaya padamu, jadi tolong rawat dia dengan baik dan jangan katakan apapun tentangku Hun, aku akan menceritakannya nanti dirumah" Sehun menepuk pundak sahabatnya, mungkin kyungsoo belum sepenuhnya siap menceritakan kisah hidupnya padanya fikir sehun.

"Kyung! Hun! dia siuman!" Tao berteriak membuat kyungsoo dan sehun bangkit

"Kau bisa percaya padaku kyung" Kyungsoo mengangguk, mempercayai satu-satunya sahabat yang dia percaya beberapa tahun belakangan ini.

 

---

 

"Aku pulang" kyungsoo menaruh jasnya di gantungan berjalan dengan langkah pelan menuju ruang tengah jam menunjuk ke arah 12

"Kau pulang kyung" Sehun bangkit dari sofa "eum, maaf membuatmu menunggu hun"

"Tak apa, aku benar2 penasaran dengan ceritamu!"

"Kau benar2 tak sabaran hun-_-) kyungsoo meneguk segelas air membuatnya sedikit relaks.

"Jadi?siapa pasien bernama Xi Luhan itu kyung?" Sehun menggeser tempatnya membiarkan sahabatnya duduk disebelahnya

"Ya! Kyung! Kau janji akan menceritakannya!"

"Aku tak pernah berkata janji hun"

"Geez kau benar2 membuatku kehabisan kata kyung"

"Itulah gunanya otak hun" kyungsoo tertawa pelan memfokuskan pengekihatannya pada TV yang sedari tadi dinyalakan sehun -yang sehun tak lirik sedikitpun-

"Bagaimana hasil pemeriksaannya?"

"Tulang rusuknya retak dan kakinya remuk parah, sisanya nampak normal terkecuali fakta kalau dia harus membayar denda karena mabuk"

Kyungsoo terdiam "ma-buk?"

"Eum, hasil tesnya menunjukan dia mabuk saat mengendarai mobil sampai menerobos lampu merah dan tertabrak mobil lain"

"Apa keluarganya datang?"

"Hmm, ibunya dia datang dengan sangat super khawatir dan tak berapa lama ayahnya datang juga seseorang dengan kulit agak hitam, dia menunggui Luhan tapi nampaknya dia bukan saudara"

"Dia bukan" Sehun melirik kyungsoo

"Dia pacarnya Hun" suara kyungsoo sedikit bergetar "dan Luhan, dia keluargaku" sehun menatap kyungsoo sedih "kyung"

"Tolong jaga dia dengan baik hun, aku benar2 tak ingin kehilangan siapapun disekitarku" Sehun mengangguk memeluk sahabatnya dan membiarkannya menangis dipelukannya.

---

"Bagaimana keadaanmu?" Tanya sehun pada Luhan

"Baik"

"Aku akan memeriksamu dulu" sehun mengeluarkan stetoskopnya dan mulai memeriksa Luhan

"Kau mungkin harus dirawat beberapa hari lagi Luhan-sshi dan jangan terlalu banyak bergerak"

"Baiklah"

"Panggil aku Sehun kita akan banyak bertemu setelah ini"

"Sehun" Luhan bergumam

"Hm, dimana keluargamu aku tak melihatnya pagi ini"

"Mereka mengambil beberapa baju" sehun mengangguk, kembali memasukkan stetoskopnya ke saku jas putihnya

Cklek! Kamar mandi Luhan terbuka dan seseorang keluar

"Kau tak pulang jongin?" Tanya Luhan

"Ani, aku akan pulang setelah memastikan kau baik-baik saja"

"Ah! Kenalkan ini dokter Sehun"

"Sehun"

"Jongin"

"Kurasa aku harus pergi sekarang masih ada beberapa pasien -yang sebenarnya pasien kyungsoo- yang harus kulihat"

Sehun berjalan santai, menduga-duga apa yang sebenarnya terjadi pada sahabatnya, kyungsoo dan Jongin mungkin (?) Kyungsoo nampak aneh saat membicarakan laki2 itu

"Bagaimana keadannya?"

"Geez! Kyungsoo ! kau membuat jantungku berhenti sepersekian detik!"

"Aku hanya bertanya"

"Dia baik, sangat baik dengan pacar yang selalu berada disisinya" jawab Sehun

Kyungsoo tersenyum hambar "benarkah?dia pasti akan cepat pulih"

"Ya, mungkin"

"Apa maksudmu dengan 'mungkin' hun ?"

"Kau belum melihat laporan pasien kyung?"

"Aku baru akan melihatnya sekarang"

"Yah, kau harus melihat..." Kyungsoo segera berlari meninggalkan Sehun, nampak seperti kuda poni fikir sehun

---

Kyungsoo berlari cepat kekantornya membuka satu persatu map pasien ditangannya 'Xi Luhan'

"Sial kau oh sehun!" Pekik kyungsoo merogoh ponsel di sakunya

"Kau menemukannya?"

"Ya, dan dia TAK APA2 !" Jerit kyungsoo, sementara Sehun tertawa

"Kau sangat khawatir padanya tapi kau tak mau bertemu dengannya, aku heran"

"Tak bertemu bukan berarti tak peduli kan? Dan Hun, tolong katakan padanya untuk berhenti minum"

"Yayaya, kau selalu memperlakukanku seperti suster kau menyebalkan"

"Kalau begitu kau boleh mengurusi ajumma.."

"No! Okey, aku akan melakukannya jadi berhentilah mengoceh"

Toktok!

"Aku akan menghubungimu nanti Hun" bip!

"Masuk"

"Syukurlah kau tak ada pasien" laki-laki tinggi dengan rambut blonde melintasi ruangan kyungsoo

"Aku bukan biro jodoh"

"Aku tau" laki2 itu duduk dihadapan kyungsoo menyilangkan kedua kakinya

"Aku hanya ingin yah, konsultasi"

"Ayolaaah kau hanya tinggal mengatakan kau menyukainya!"

"Tapi aku tak yakin dia menyukaiku kyung!"

"Kalau begitu tanyakan! itu satu2nya jalan kau mengetahuinya bodoh"

"Jangan panggil aku bodoh aku punya nama, kerdil"

"! Kris! Berhenti memanggilku kerdil! Kau yang terlalu tinggi seperti raksasa"

"Atau kau yang terlalu pendek seperti kurcaci"

"Damn, aku akan menghubungi tao sekarang" kyungsoo menggenggam lengan telp dimejanya

"Fine fine!" Kris menaruh kembali lengan telfon itu pada tempatnya

"Oke, sorry, aku hanya ingin kau membantuku"

"Termaafkan, apa yang bisa kubantu?"

"Buat dia libur malam minggu ini" mata kyungsoo membulat

"Lalu siapa yang akan membantuku?!"

"Emhhh sehun?"

"No!"

"Ayolaaaaaah~" betapa menyeramkannya laki2 dihadapannya ini saat sedang merajuk ck

"Baiklah, tapi kau harus mentraktirku maciato satu minggu penuh dengan tambahan whippedcream"

"Deal!" Kris bangkit berjalan keluar sambil bersiul senang sementara kyungsoo bersandar di kursinya

"Ada apa dengan orang-orang akhir-akhir ini"

"Memangnya kenapa?"

"Gosh!"

"Aku bukan hantu kyung, aku chanyeol"

"Sejak kapan kau disitu?"

"Sejak pagi, aku menunggumu datang dan yah aku tertidur di kasur pasienmu"

"Jadi kau mendengar pembicaraanku dengan kris?"

"Aku tak mendengar! Tapi terdengar"

"Yayaya terserah, jadi ada apa kau kemari pagi2?"

"Kau tau aku dan Baekhyun bertemu lagi"

"Eung? Siapa?"

"Byun"

"Aaaaa byun baekhyun? Pasien yang tak henti2nya mengeluh itu?" Chanyeol memutar bola matanya

"Dia cantik bukan?"

"Ani, dia berisik"

"Tapi dia cantik kyung!"

"Yah terserah padamu, kau menyukainya jadi apa masalahnya?"

"Aku mengajaknya kembali padaku”

“Lalu?”

“Dia tak menjawabnya, lagi”

“Itu salahmu sendiri! Kenapa kau membuatnya marah 3 tahun lalu”

“Tapi aku sudah minta maaf berulang-beratus-beribu-berpuluhribu kali kyung”

“Kau selalu memakai cara bodoh untuk meminta maaf, pakailah cara lebih baik”

"Bagaimana caranya? Dia sepertinya sangat membenciku kyung, dia terus2an membentakku"chanyeol menutupi wajahnya

"Aku benar2 bingung kyung" kyungsoo menepuk2 kepala chanyeol karena hanya kepalanya yang mampu dia jangkau

"Kalau begitu kau harus bertahan yeol, kau harus menunjukkan betapa kau menyukainya, bukan dengan kata2 tapi dengan aksi"

"Akankah itu berhasil?"

"Tak ada salahnya untuk mencoba bukan?"

"Yah kurasa kau benar" senyum chanyeol kembali mengembang, menunjukan gummy smilenya

"Baiklah, aku rasa aku harus kembali praktek, gomawo kyung kuhubungi lagi nanti"

"Ah yeol!"

"Eum?"

"Terkadang ada saatnya kita harus menyerah"

"Ya?"

"Ani, bukan apa-apa”

Kyungsoo mendengus "seorang dokter bedah dan dokter gigi datang padaku sepagi ini hanya untuk konsultasi cinta"

 

>>Makan siang

"Yo kyung!" Kris memanggil dari salah satu meja, kyungsoo duduk disebelahnya dengan sekotak susu coklat ditangannya

"Kau hanya minum itu?" Tunjuk kris pada kotak susu kyungsoo

"Memangnya kenapa?"

"Kalau kau berharap ingin tinggi, cara itu takkan berhasil"

Kyungsoo memukul lengan kris dan kembali menyeruput susu coklatnya

"Siang dokter-dokter" tao menaruh nampannya di meja berhadapan dengan kris

"Siang tao" jawab kyungsoo "siang" jawab kris

"Kau tak makan lagi kyung?" Tanya tao

"Ani, ini sudah cukup kenyang"

"Sekotak susu membuatmu kenyang?! Kau harus banyak makan kyung! Nanti para ajumma memarahiku" tao memberikan semangkuk saladnya pada kyungsoo

"Yap kau harus banyak makan" kris juga memberikan saladnya

"Kalian fikir aku sapi? Ck"

"Jadi tao, pembicaraan kita tadi" kris membuka topik

"Ah itu~ maaf yifan, aku benar2 harus membantu kyungsoo"

"Yifan?" Ejek kyungsoo

"Kyungsoo, kau tak terlalu sibuk kan malam minggu nanti?" Tanya Kris

"Aku? Tentu aku sibuk"

Kris menyenggol kaki kyungsoo sementara kyungsoo memutar bola matanya "tapi kau boleh pergi tao, aku bisa mengatasinya sendiri"

"Ah? Tapi..."

"Aku akan memberitahu Suho nanti, tak perlu khawatir, dia pasti mengizinkanmu keluar"

"Bagus jadi nanti aku akan menjemputmu"

"Tak perlu sungkan, aku bisa pulang sendiri" jawab kyungsoo

"Bukan padamu kerdil!"

"Kau menghinaku lagi raksasa!"

"Wawawa ramai sekali disini" chanyeol dan Sehun datang dengan nampan masing-masing

"As always" jawab Sehun

"Hahaha aku duluan dokter2" tao bangkit dari kursinya sementara mata kris terus mengikutinya

"Kau benar2 berhutang banyak padaku yifan"

"Jangan panggil aku dengan nama itu?!"

"Wae? Dia memanggilmu begitu!"

"Itu karena dia spesial"

"Eiiiiii" ucap chanyeol, sehun dan kyungsoo bersamaan

"Kalian tau aku benar2 kehabisan akal mengahadapi pasien belakangan ini, mereka seperti menggila" curhat chanyeol mulai memasukan nasi kare kemulutnya

"Itu bagus, alien menghadapi alien" sindir sehun

"Hish! Aku serius! Gigi mereka benar2 seperti habis menggigiti bata atau semacamnya" sehun dan kyungsoo tertawa bersamaan

"Aku duluan, aku harus bertemu Suho"

"Sampaikan salamku padanya kyung!"Teriak chanyeol

 

-tobecontinue-

CHAJAAANG~ ._.))))) ga kebayang kalo ada dokter macam dio ;A;) hiks author nangis kejer kaliyah (?)

 

kaisoos tapitapitapi~ kayanya kyungsoo maunya sama author gimana dong ? :p ekekekek

indahanjell_ slr chingu XD iyoooo kasian yah dio ;A;)v

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
aizahputri #1
Chapter 18: Duh kenapa mesti mati. Ah kenapa mesti terlambat. Duh kim jongin
LittleGuri #2
Chapter 18: Ntah kenapa rasanya mau sequel xDDDD
opisoo #3
Chapter 19: Ahhhhh bagus bangettt :')
vebyyonada #4
Chapter 19: Woahhh! Ternyata akhirnyaa.... keren! Buat lagi kaisoonya^^
indahdo
#5
Chapter 18: kyaaaaa..... >…<
ternyata oh ternyata.....
author bisa aja sih buat ceritanya,udah sedih eh malah ketipu....

aku selalu suka ama ffnya author,ceritanya ngak gampang ditebak,apalagi ceritanya selalu bikin gregetan...
gemez rasanya sama author yang atu ini dah :)

lagi ya thor buat ff kaisoonya :)
ditunggu ya^^
hwaiting!!!
gisnadasilva2 #6
Chapter 18: Ternyata oh ternyata, endingnya bikin tahan napas kkkk
seideer #7
Chapter 1: kai belangsakkk kamu yaaa
kimharra #8
Chapter 7: klo dokter kyk dyo gtu. gw rela di rawat di rumah sakit. :-D

itu si kkamjong, knp msh sama luhan?? langgeng bgt. putus dong! biar si item bsa sma dyo.. :-)
ybaby95
#9
Chapter 18: Mampussss cuma cerita!!! Tanggung jawab thor gue nangis kejerrr!!!! w(;A;w)
Aaaaaa daebakkk <3 *sedot ingus*
LocKeyG #10
Chapter 19: iya thor.. :D senangnya hatiku hahaaa
itu di pict soo sama jongin lagi rangkul2an abang Kris sih mau apa itu kya mau jaipongan.. ;D