14

Begin

"Hun"
"Hm?"
"Huun~"
"Hmmmm~"
"Sampai kapan kau mau mengurungku disini?" Sehun masih menutup matanya mendekatkan badan kyungsoo padanya layaknya guling
"Ini hari minggu kyung" Kyungsoo menghela berat, "Aku harus menyiapkan sarapan hun"
"Ayo kita kencan" Kini sehun membuka matanya “ne?”
"Kencan kyung" Kyungsoo mengedipkan matanya heran memeriksa kening Sehun
"Aku tak sakit kyung, aku mau kita kencan"
Kyungsoo tersenyum kaku, -ini bukan sehun- fikirnya
"Kau harus berterima kasih padaku karena membantumu kemarin"
Kyungsoo mendorong Sehun pelan "Jadi kau tak membantuku secara gratis?"
"Tentu" Kyungsoo memukul tangan Sehun segera melompat dari kasurnya
"Kau aneh"

Tingnong

Kyungsoo mematung seketika, diliriknya Sehun yang menatapnya bingung

"Biar aku yang membukanya" Sehun mengacak rambut Kyungsoo "Dan ini tak gratis kyung" Sehun membuka pintunya sementara Kyungsoo bersembunyi di ruang tengah
"Aku mau bicara padanya"
"Terakhir kali kulihat kau bicara padanya, kau membuatnya menangis"
"Itu bukan urusanmu"
"Tentu itu urusanku"
"Memangnya siapa kau?"
"Pacarnya" Kyungsoo membelalakan matanya
"Kau...tak mungkin" Jongin mendorong Sehun dan masuk secara paksa "Kyung!"
"Kau..lagi"
"Katakan padaku yang dikatakannya tak benar"
"Dia memang pacarku" ucap kyungsoo pelan
"Tatap mataku dan katakan lagi yang barusan kau ucapkan!"
Kyungsoo menatap Jongin "Dia pacarku kim Jongin! aku mencintainya! jadi sekarang lebih baik kau pergi dari rumahku!" Mata Jongin melembut, nampak sedih dan sakit bagi kyungsoo.
"Aku tetap tak percaya" Sehun menarik Jongin pergi "Kau sudah mendengarnya bukan? jadi lebih baik kau pergi"
sehun kembali ke ruang tengah Kyungsoo sedang membuka kulkas, mungkin menyiapkan sarapan. Sehun mendekati kyungsoo "Kyung" Kyungsoo tak menjawab
Sehun menarik tangan kyungsoo agar tak membelakanginya "Ayo kita makan diluar" mata kyungsoo berair hidungnya sudah memerah "Uljima" Sehun memeluk kyungsoo membiarkan orang yang lebih kecil darinya itu menangis.
"Ayo kita makan diluar" Kyungsoo mengangguk

Sehun menggenggam tangan Kyungsoo "Aku takkan hilang kemanapun hun, semua orang menatap kita aneh"
"Apa yang aneh dari bergandengan tangan dengan seorang... teman?" Kyungsoo menyerah, berdebat dengan Sehun takkan menghasilkan kemenangan baginya, takkan pernah. Sehun membawanya ke sebuah cafe, memesankannya 1 macchiato dengan tambahan whipped cream kesukaannya juga brownies coklat.
Sehun dan Kyungsoo duduk disamping jendela besar "Kau ingat perkataanku tadi?" tanya Sehun saat Kyungsoo menyeruput macchiatonya "Yang mana?"
"Aku bilang ini tak gratis"
"Oh sehun, sejak kapan kau jadi begitu...pelit?"
Sehun menatap kyungsoo datar "aissh arrasseo arrasseo, apa yang kau mau?"
"Kau akan memberiku apapun?" Kyungsoo mengangguk
"kau"
"Apa?"
"Kau, aku mau kau, aku mau do kyungsoo" pipi Kyungsoo memerah "Kau aneh"
"Kau sudah mengatakannya tadi pagi, dan aku tak aneh kyung, aku mau kau menghabiskan waktumu denganku"
"Terdengar seperti kencan" gumam Kyungsoo -pabo- fikir sehun
"Call" Kyungsoo mulai menyantap whipped creamnya "Kau seperti anak kecil" Sehun membersihkan sudut bibir kyungsoo dengan tangannya
"Kajja" Sehun menggandeng tangan Kyungsoo lagi, mereka berjalan-jalan disekitar apartemen "Ayo kita ke lotte world" usul Sehun saat mereka tiba di halte
"aku tak mau! itu terdengar kekanakan" sehun tersenyum licik dan mendekatkan wajahnya ketelinga Kyungsoo "kau akan menuruti kemauanku kan kyung?"
"Arrasseo! arrasseo!" Kyungsoo mendorong Sehun dan bus mereka datang
Sehun dan Kyungsoo duduk di tempat berbeda, Sehun membiarkan Kyungsoo duduk didepannya dan sibuk dengan fikirannya.

Pororo~ Pororo~ ponsel kyungsoo berbunyi, sebuah pesan

from : PaboSehun
kau terlihat bodoh saat melamun

Kyungsoo berbalik menatap Sehun kesal

pororo~ pororo~

from : pabosehun
Kau menggunakan ringtone kekanakan tapi kau menolak pergi ke lotte world ?
sungguh kekanakan >:)

Kyungsoo menarik nafas dalam-dalam dan mulai mengetikkan pesan pada Sehun

to : pabosehun
Pororo = acara untuk SEMUA UMUR! dan aku tak kekanakan!

pororo~ pororo~

From : pabosehun
lalalala seseorang sedang marah~

"Ya! oh sehun aku tak marah" Kyungsoo berbalik menatap Sehun dibelakangnya

pororo~ pororo~

from : pabosehun
deng! kau bohong

"Aku tak bohong! dan berhentilah mengirimiku pesan! aku tepat dihadapanmu"

pororo~ pororo~

from : pabosehun
aku tak melihatnya ._.

Kyungsoo kembali duduk mengabaikan pesan Sehun

pororo~ pororo~

from : pabosehun
Kau marah ?

pororo~ pororo~

from : pabosehun
jawab pesanku :((((

Kyungsoo mematikan ponselnya mengabaikan pesan Sehun dan kembali menatap keluar jendela "Kau menyebalkan oh sehun"

Kyungsoo turun lebih dulu dari Bis meninggalkan sehun dibelakangnya

"Kau meninggalkanku" Sehun berjalan mundur didepan Kyungsoo
"Kyunga~" Kyungsoo mengabaikan sehun
"Mianhe ne? ne ? ne?" Kyungsoo tersenyum kecil
"katakan sesuatu!"
"Apa?" Sehun merangkul Kyungsoo "gomawo"
Mereka diam dihadapan rollercoaster "Hun kau benar-benar mau menaiki ini?" tanya Kyungsoo
"Yup"
"Kau takkan menyesal?"
"Sedikit pun"

--

"Apa kubilang" Kyungsoo memijit belekang leher Sehun pelan tertawa kecil karena ulah Sehun -pabo-
"Jangan menertawaiku"
"Aku tak menertawaimu"
"Kau melakukannya!"
"Aku tidak oh sehun!"
"Lihat kau tertawa!"
"Itu karena kau terlalu bodoh!"
"Aku tak bodoh! aku hanya~"
"Hanya ..." Kyungsoo menahan tawanya
"Kau tertawa lagi!"
"Terserah, kau mau naik apa lagi? lebih baik kau menyerah"
"No!" -ini hari yang mungkin takkan bisa kuulang lagi-
"Lebih baik kita naik sesuatu yang tak berputar" usul Kyungsoo melihat peta lotte world
"Ah~ ayo kita naik bebek di sungai" Sehun mengangguk
Kyungsoo dan Sehun menaiki perahu bebek kecil membosehnya berdua
"Kita seperti sepasang kekasih" gumam kyungsoo melihat perahu-perahu lain dinaiki para pasangan sementara Sehun tersenyum senang
Setelah itu Kyungsoo menaiki banyak permainan sementara Sehun memperhatikannya dari luar dilihatnya sosok yang dikenalnya -Jongin- berdiri tak jauh darinya menatap Kyungsoo yang menaiki permainan extrem.

--

Terakhir,Sehun mengajaknya ke bianglala Sehun dan kyungsoo duduk berhadapan. Sehun mengambil foto Kyungsoo diam-diam dari ponselnya
"Kyung, kita harus foto bersama"
"Ide bagus" Kyungsoo pindah kesamping Sehun yang mulai mengarahkan ponselnya
"Kyung" Kyungsoo sibuk melihat ponsel Sehun
"Apa kau masih menyukai Jongin? orang yang kau sukai itu Jongin bukan?"
Kyungsoo tak menjawab
"Kyung"
Mereka sampai dipuncak, Kyungsoo tak menjawab pertanyaan Sehun dan lebih memilih diam.
"Apa kau menyukai seseorang?" tanya Kyungsoo
"bagaimana kalau aku bilang 'ya'?"
"Apa yang kau rasakan saat bertemu dengannya?"
"Jantungku rasanya tak normal, aku juga tak bisa bicara secara normal, aku ingin memeluknya, aku ingin menyentuhnya, aku ingin hidup dengannya selama yang aku bisa"
"Kenapa kau menyukainya?"
Bianglala mulai berputar kembali membuat mereka perlahan turun
"Tak ada alasan" jawab Sehun
"seberapa besar kau menyukainya?"
"Sebesar dia tak mengetahui aku menyukainya"
"Lalu, bagaimana denganmu? apa kau masih menyukai Jongin?"
"Jongin, kami bersahabat sejak kecil, menghabiskan nyaris separuh umur kami bersama, aku tak pernah menuntut apapun darinya"
"Dia, tau aku menyukainya karena aku terlalu bodoh untuk menutupi semua tingkah berlebihanku saat itu menyangkut dirinya, dan dia hanya tersenyum tak menjawab apapun saat aku mengatakan yang sebenarnya"
"Tak lama kemudian, dia mengencani Luhan, orang yang kutau akan menjadi kaka tiriku, aku bertemu Luhan sudah sangat lama lebih lama dari Jongin bertemu Luhan, karena Luhan selalu ada disekitarku walau aku menganggapnya tak ada"
"Selanjutnya yang terjadi adalah aku menjadi pendengar kesakitan yang setia mendengar semua curhatan Jongin, dan Jongin mengabaikanku pada akhirnya"
"Semuanya menjadi sangat buruk ketika keuda orangtuaku bercerai, dan ibuku nyaris mati karena percobaan bunuh diri, aku sangat membutuhkannya, tapi dia tak pernah ada"
"Aku memutuskan kabur dair kehidupan itu saat aku bertemu denganmu, aku ingin melupakan semuanya dan menjadi Kyungsoo yang baru"
"Tapi, saat aku melihat Luhan hari itu, saat dia memasuki rumah sakit, aku menyadari sesuatu, benang merah itu takkan pernah terputus sekuat apapun aku memutuskannya"
"Dan saat aku melihat Jongin"
-aku tau, aku masih mencintainya-
Kyungsoo tak melanjutkan kalimatnya membuka pintu dan berjalan keluar
Kyungsoo berdiam saat ponsel Sehun yang masih dalam genggamannya bergetar
Sebuah alarm dengan notes

'Katakan kau menyukai kyungsoo atau menyesal seumur hidup!'

"Kyungsoo" Sehun menahan tangan Kyungsoo berdiri dihadapan Kyungsoo, mengangkat wajah Kyungsoo dan mencium kyungsoo membuat orang-orang yang berlalu lalang menatap mereka
Kyungsoo mendorong Sehun pelan memberikan ponsel digenggamannya pada sang pemilik, berjalan lebih dulu meninggalkan Sehun

Kyungsoo memainkan ponsel Sehun melihat seluruh gallery sehun, menatap layar ponsel Sehun dalam sedih. Semuanya, semua yang ada di album sehun adalah dirinya. Tidur, memasak, marah, tertawa, melamun dan bekerja. Kyungsoo tak pernah tau isi ponsel sehun sampai detik ini, dan dia kaget karenanya.Kyungsoo selalu menganggap Sehun lebih dari seorang teman dan menyukainya lebih dari seorang teman, tapi bukan perasaan yang sama yang dia rasakan terhadap Jongin. Bukan perasaan dimana jantungnya akan berdetak kencang, bukan perasaan dimana kyungsoo akan merasa kosong saat tak ada sehun, Sehun selalu membantunya, apapun, bahkan semenjak pertemuan pertama mereka dan kyungsoo menyukainya, tentu, tapi bukan suka yang sama seperti yang dia rasakan pada Jongin.

Sehun menatap layar ponselnya, alarmnya masih berbunyi. Sehun menatap kepergian kyungsoo.

---

Sehun tertidur dikamar kyungsoo, dia menunggu Kyungsoo yang tak kunjung pulang. Dan terbangun saat wangi masakan tercium menelusup masuk ke hidungnya. Sehun bangkit dan dengan cepat berlari ke ruang tengah.
"Kyungsoo" Kyungsoo tersenyum padanya dan melanjutkan masaknya
"Pagi hun" Sehun melangkah mendekat melakukan kebiasannya setiap kali kyungsoo memasak, menopangkan kepalanya pada pundak Kyungsoo.
"Kufikir kau pergi dan membenciku" Sehun menangis, ini pertama kalinya dia menangis lagi karena hidupnya selalu bahagia semenjak kyungsoo datang kehidupnya.
"Aku tak pernah menyalahkanmu Hun, perasaan yang kau rasakan sekarang adalah sesuatu yang tak bisa kau buang atau ambil begitu saja, aku mengerti"
Kyungsoo tersenyum pada Sehun "Lebih baik kau mandi" Kyungsoo menyikut Sehun yang masih berada dibelakangnya
"Aku masih ngantuk"
"Huun"
"Arrasseo" Sehun mendecak kesal dan berjalan menuju kamar mandi
"Kyung!" Sehun memunculkan kepalanya dari balik pintu
"Gomawo" Sehun kembali masuk ke kamar mandi memegang wajahnya yang memerah dan menatapnya di cermin
Sehun tak mendapati Kyungsoo lagi saat dia keluar, Kyungsoo pergi lebih dulu karena ada yang harus dia kerjakan di rumah sakit.

Kyungsoo baru duduk dikursinya saat pintu ruangannya diketuk dan seseorang masuk. "Jongin, kau mengikutiku?"
"Kau bekerja disini?"
"Apa aku terlihat seperti sedang berkunjung?"
"Kyung"
"Pergilah, aku banyak pekerjaan"
"Apa kau sudah bertemu Luhan? dan ibumu?"
"Aku bertemu mereka beberapa hari yang lalu sebelum aku bertemu denganmu yang berpura-pura sakit didepan apartemenku"
"Aku mengikutimu kemarin"
"Aku tau"
"Dia bukan pacarmu, kau berbohong"
"Apa itu masalah untukmu kim jongin?"
"Dia menyukaimu dan kau tidak"
"Kau salah, aku juga menyukainya"
"Tapi kau menolak ciumannya"
"Aku tak menolaknya"
"Kau masih mencintaiku, kau harus mengakuinya kyung"
Kyungsoo mengacak rambutnya "Ya, aku masih mencintaimu, tapi itu takkan lama" Jongin tersenyum "Kau tak bisa melupakanku, dan takkan pernah bisa" Kyungsoo tak bergeming karena semua yang dikatakan Jongin, nyaris benar.
"Kyungsoo, mungkin ini terdengar seperti lelucon, tapi aku mencintaimu" Jongin melangkah keluar ruangan Kyungsoo.
Kyungsoo menutup matanya "Dia bohong, dia tak pernah mencintaiku"

---

Seorang anak kecil berlari kecil di pesisir pantai memainkan boneka ditangannya dan berputar-putar kecil lalu terjatuh. "Aigoo kau tak apa-apa?"
Anak kecil itu menatap kaget ajusshi dihadapannya "Chen Ajusshi!"
"Minjoo" Chen menggendong Minjoo dan Minjoo mencium pipinya
"Dimana appamu?"
"Appa dilumah, appa masak ikan bakal hali ini!" Chen tersenyum
"Kau bermain sendiri?" Minjoo mengangguk sedih "Appa terus menangis kemalin kemalin kemalin"
"Appamu menangis?" minjoo mengangguk memautkan bibirnya
"Arrasseo, ayo kita lihat apa yang ajusshi bisa lakukan pada appamu" Chen menggendong Minjoo ke rumah sederhana tak jauh dari tempat Minjoo bermain barusan.
"Appa!" Minjoo turun dari gendongan Chen dan berlari memanggil appanya yang sedang memasak di dapur
"Appa baru akan mencarimu"
"Annyeong"Chen mengintrupsi anak-appa itu
"Apa yang kau lakukan disini?"
"Kau tak membalas pesanku dan itu membuatku khawatir"
"Minjoo pergi kekamarmu, ada yang harus appa bicarakan dengan Chen ajusshi" Minjoo menarik baju appanya "Jangan mengusil chen ajusshi"
"Ne sekarang pergi kekamarmu"
Minseok, menaruh segelas teh hanget dihadapan Chen
"Kau nampak baik"
"Ada perlu apa kau kemari?"
"Sebegitu besarkah kau membenciku?"
"Chen, kau tau kenapa aku melakukannya bukan? kita tak bisa"
"Kenapa tak bisa?"
"Minjoo, aku tak bisa membiarkannya melihat kita seperti ini"
"Apa kau malu"
"Chen!"
"Aku tau, aku tau kau belum bisa menerimaku karena minjoo, tapi setidaknya berikan aku kesempatan, aku tak memaksamu untuk menikahiku atau menjadi pacarku, aku hanya memintamu tak mengabaikanku"
"Aku...tetap tak bisa"
"Kau mencintaiku bukan?" tanya Chen menatap sendu Minseok
"Kalau kau tak mencintaiku kenapa kau menangis?"
Chen meraih tangan Minseok "Dengar, mari kita lakukan ini bersama, aku takkan memaksamu melakukan apa yang kau tak suka, tapi kumohon jangan mengabaikanku, biarkan aku masuk ke kehidupanmu sekali lagi, mari kita mulai dari awal"
"Call!" Minjoo muncul dari kamarnya berlari menuju Chen
"Minjoo? kembali ke kamarmu" Minseok melepas tangannya dari Chen
"Appa telus nangis tapi waktu chen ajusshi menelfon appa senyum-senyum sendiri"
"Minjoo" Chen tertawa memangku Minjoo agar duduk dipahanya
"Appamu senyum-senyum sendiri?" tanya Chen
"Ne!"
"apa pipinya merah?"tanya Chen
"Chen!"
"Ne! milip tomat!"
Minjoo dan Chen tertawa sementara Minseok menutupi wajahnya yang memerah

--
Baekhyun kembali berjalan di lorong, dia harus menemui Chanyeol hari ini karena giginya sakit semalaman dan sekarang pipinya membengkak. Dia berusaha keras menutupi pipinya, geez dia benci sakit gigi.

TokTok

"Baekhyun!" Chanyeol meneriakinya saat dia datang dan membuka pintu ruangan Chanyeol
"Jangan berteriak bodoh"
"Waa kau terlihat buruk" Chanyeol mendudukan Baekhyun di kursi prakteknya
"Gigiku sakit cepat sembuhkan, aku tak mau orang-orang melihatku aneh karena pipiku yang besar sebelah" Chanyeol tersenyum, ternyata baekhyun sakit tak benar-benar buruk, setidaknya baekhyun lebih lembut dan tak meneriakinya terus
"Berbaringlah" pinta Chanyeol,
Baekhyun berbaring, Chanyeol menyalakan lampu yang menyoroti wajah baekhyun
"Ini akan sedikit sakit"
"Lakukan" Baekhyun memperhatikan Chanyeol yang ada tepat dihadapannya, tampan, tentu, wanita mana yang takkan terpesona pada raksasa ini.

“Baek, kau yakin bisa meminum obat?” Tanya Chanyeol

“Obat ?”

“Obat penahan sakitnya berbentuk tablet, kau yakin bisa meminumnya?”

“Em..entahlah, biasanya aku akan mengunyahnya dulu tapi”

“Aku bisa membantumu” potong Chanyeol

“Bagaimana caranya?”

“Tutup matamu, aku akan mengunyahkannya untukmu” Mata Baekhyun membesar “Apa maksudnya mengunyahkan?”

“Tutup matamu” Chanyeol melahap tablet berwarna merah muda itu sementara Baekhyun menutup matanya “Kau takkan melakukan hal aneh kan yeol?”

Chanyeol memegang wajah Baekhyun dan…

 

--

.______.) sorrysorrysorry !!! XD

Author stop baekyeol disitu aja tak kuasa menahan tawa XD Baekyeolnya ditahan sampe chapter berikutnya, selamat berimajinasi reader-nim hohohoho >:)

This picture like :

D.O : Jongina i have something urgent to tell you

 

Kai : What ?

D.O : I think i'm pregnant

 

;__________________________________________;)

Picture belong to the right owner <3

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
aizahputri #1
Chapter 18: Duh kenapa mesti mati. Ah kenapa mesti terlambat. Duh kim jongin
LittleGuri #2
Chapter 18: Ntah kenapa rasanya mau sequel xDDDD
opisoo #3
Chapter 19: Ahhhhh bagus bangettt :')
vebyyonada #4
Chapter 19: Woahhh! Ternyata akhirnyaa.... keren! Buat lagi kaisoonya^^
indahdo
#5
Chapter 18: kyaaaaa..... >…<
ternyata oh ternyata.....
author bisa aja sih buat ceritanya,udah sedih eh malah ketipu....

aku selalu suka ama ffnya author,ceritanya ngak gampang ditebak,apalagi ceritanya selalu bikin gregetan...
gemez rasanya sama author yang atu ini dah :)

lagi ya thor buat ff kaisoonya :)
ditunggu ya^^
hwaiting!!!
gisnadasilva2 #6
Chapter 18: Ternyata oh ternyata, endingnya bikin tahan napas kkkk
seideer #7
Chapter 1: kai belangsakkk kamu yaaa
kimharra #8
Chapter 7: klo dokter kyk dyo gtu. gw rela di rawat di rumah sakit. :-D

itu si kkamjong, knp msh sama luhan?? langgeng bgt. putus dong! biar si item bsa sma dyo.. :-)
ybaby95
#9
Chapter 18: Mampussss cuma cerita!!! Tanggung jawab thor gue nangis kejerrr!!!! w(;A;w)
Aaaaaa daebakkk <3 *sedot ingus*
LocKeyG #10
Chapter 19: iya thor.. :D senangnya hatiku hahaaa
itu di pict soo sama jongin lagi rangkul2an abang Kris sih mau apa itu kya mau jaipongan.. ;D