17 -end-

Begin
Kami semua berdiam disana tak ada yang berani mengeluarkan suaranya. Menatap tubuh orang yang biasanya berjalan dengan pembawaan tenang kini berbaring lemah di atas tempat tidur. Belasan buket bunga berjajar dengan rapi di samping jendela belum lagi yang berada diluar kamar. Semuanya mengucapkan hal yang sama, memohon agar orang ini -Kyungsoo- lekas sembuh. Ibunya duduk disana, sesekali mengusap airmatanya dalam diam dan membisikan kata maaf berulang-ulang disamping Kyungsoo sambil memegang tangannya dengan erat. Tak ada yang tau, dia tiba-tiba terjatuh di saat hendak ke kamar mandi, itu yang kudengar dari Sehun. 
 
"Kau mengetahuinya bukan?!" Sehun dengan penuh amarah mendorong Kris membuat Kris terpojok "Sehuna" Chanyeol menahan Sehun "Kau mengetahuinya kan! katakan sesuatu!" Kris hanya bergumam pelan meminta maaf, lalu Sehun pergi tanpa berkata apa-apa lagi. "Kita harus membiarkannya istirahat" Tao suster yang kulihat selalu ada di sekitar Kyungsoo bergumam dan semuanya menyetujuinya. Ibu Kyungsoo menahan tanganku "Kau bisa menjaganya" aku mengangguk, karena itulah juga yang ingin kukatakan padanya. 
 
Aku duduk disampingnya memegangi tangannya perlahan, aku merindukannya. "Mereka sudah pergi?" dia terbangun dan aku hanya mengangguk tersenyum padanya. "Jangan menatapku begitu" ucapnya kembali menutup matanya sambil tersenyum "Katakan pada Sehun agar tak memarahi Kris, dia tak salah apapun, dia baru mengetahuinya beberapa hari yang lalu" Orang ini, walaupun sedang sakit tapi masih bisa tersenyum begitu ringan "Bodoh, apa kau tau betapa bodohnya kau do kyungsoo?" dia kembali tersenyum seolah itu adalah candaan yang ditunjukkan padanya "Aku tau, kau tak usah memberitahuku Jongin" 'Jongin' betapa indahnya setiap kali dia mengucapkan namaku, aku merindukannya. 
 
"Jangan pergi, jangan menyerah, kau bisa melawannya, kau bisa melawan penyakit bodoh ini, jangan meninggalkanku lagi" Kami saling bertatapan dia meraba pipiku mengusapnya pelan "Aku merindukanmu, memegangmu seperti ini, membuatku berfikir apa aku sedang bermimpi" aku menggeleng "Aku disini, dan aku selalu disini bodoh" dia tertawa pelan memegangi perutnya "Apa sakit? biar kupanggilkan Kris" Dia menggeleng "Aku tak apa Jongin diamlah disini, aku ingin menghabiskan waktuku denganmu" 
 
"Jangan menakutiku" kubiarkan dia menelusuri wajahku "Kau benar Jongin, aku takkan bisa melupakanmu" Bodoh, kau tau betapa bodohnya kau Do Kyungsoo ? Kau menderita penyakit kanker lambung bertahun-tahun dan kau hanya membiarkannya?! Aku ingin memarahinya tapi dia terlalu lemah untuk memarahiku kembali. "Pabo, kenapa kau tak memberitahuku,atau Luhan atau siapapun eo?" 
 
"Dalam rencanaku, kita akan bertemu saat aku sudah tiada, dan akan membuat kalian menyesal tapi ibu dan Lu-" Kututup bibirnya dengan ciuman, dia benar-benar terlalu banyak bicara bahkan disaat seperti ini bodoh, do kyungsoo kau benar-benar bodoh. "Uljima" Kyungsoo menghapus air mata Jongin "Mianhe" Jongin memeluk Kyungsoo menyandarkan kepalanya di pundak Kyungsoo. 
 
"Jongin, bisakah kau diam disini malam ini?" tanya Kyungsoo, Jongin mengangguk 
 
--
 
"Aku baru mengetahuinya beberapa hari yang lalu saat kupaksa dia melakukan checkup, dan saat hasilnya keluar dia hanya tersenyum dan melarangku memeritahukannya pada kalian, dia sudah mengetahuinya dari awal, aku memintanya melakukan checkup lagi tapi dia bilang bahwa hasilnya akan sama, aku tak bisa melakukan apa-apa selain mengabulkan permintaannya" Tao mengusap punggung Kris menenangkannya. 
 
"Berapa la-" Baekhyun memegangi tangan Chanyeol memintanya tak melanjutkan kalimatnya "Ini batas maksimumnya" gumam Kris menundukan kepalanya. Sehun berteriak dan sebuah tamparan mendarat di pipinya. "Kita semua mengkhawatirkannya bukan hanya kau Oh sehun! berhenti menjadi anak kecil seolah-olah dia berharga hanya untukmu!" Luhan membentak Sehun membuat Sehun menunduk "Mianhe" 
 
Srek! 
 
"Kyung" Kyungsoo tersenyum "Ada apa ini? kenapa kalian berkumpul disini? Apa kalian ingin mendapat komplain dari pasien?" Jongin mengapit tangan Kyungsoo "Aku tak apa, kalian tak perlu khawatir, aku punya pembantu baru disini" Jongin memautkan bibirnya "Siapa yang kau maksud pembantu eo?" 
"Bukankah tadi kau jadi pembantuku?" 
"Aniyo! aku bilang jadi asisten bukan pembantu!" 
"Itu terdengar sama ditelingaku" 
"Ya! Do Kyungsoo!"
"Kau benar tak apa-apa?" Suho memandang Kyungsoo khawatir
"Tenang hyung aku sehat, ayo Jongin banyak tugas yang harus kau selesaikan"
"Kau takkan menyuruhku mengepel atau menyapu kan?" Jongin mulai memapah Kyungsoo berjalan "Bukankah itu tugasmu?" 
"Ya!"Kyungsoo tertawa pelan "Arrasseo"
 
Kyungsoo kembali mengunjungi ajumma-ajumma "Dokter do! aigoo siapa ini?"
"Kenalkan ini assistenku hari ini namanya Jongin" Jongin membungkuk "Dia sedikit pemalu tapi cukup berguna" Jongin menatap Kyungsoo kesal dan kyungsoo tertawa pelan "Ajumma~ kalian harus lekas sembuh, aku tak bisa terus-terusan memberi kalian obat kan?" 
"Ini mungkin kunjungan terakhirku, selanjutnya dokter Sehun akan menggantikanku" 
"Kenapa ? apa ada masalah?" tanya salah satu ajumma
"Aniyo, aku akan pergi ke suatu tempat jadi aku tak bisa mengunjungi kalian lagi nanti"
Kyungsoo memeriksa ajumma-ajumma itu satu persatu bercerita sedikit pengalamannya, sedikit bercanda dan kembali ke ruangannya. 
"Kenapa kau mengatakan hal menakutkan?" tanya Jongin saat Kyungsoo mulai menyiram tanamannya
"Menakutkan ? seperti apa?" 
"Kau bilang kau akan pergi itu menakutkan" Kyungsoo tak menjawab memilih diam menyirami tanamannya yang mulai mengering
Jongin mendekati Kyungsoo memeluknya dari belakang dengan pelan melingkarkan tangannya di perut Kyungsoo. "Jangan mengatakannya lagi" bisik Jongin
"Kehidupan ini berputar Jongin, ada saatnya kita harus mengucapkan perpisahan walau itu menyakitkan"
"Jangan lan-"
"Aku tak ingin kau hidup dalam kesedihan, aku percaya kau bisa melewatinya"
"Kyungsoo" Kyungsoo menghembuskan nafasnya perlahan "Andai kau bisa memelukku seperti ini sejak dulu" 
"Kau berjanji takkan meninggalkanku" 'hatiku takkan pernah meninggalkanmu jongin'
 
--
 
Bintang yang bersinar membuat sungai Han yang kelam berubah bercahaya. Tak banyak orangyang berjalan-jalan karena udara yang sudah mulai menurun karena akan datangnya musim dingin. Jongin dan Kyungsoo berjalan bergandengan tangan di pinggiran sungai Han saling bertukar kehangatan. "Jongina" Jongin menatap Kyungsoo "Selama beberapa tahun ini apa kau memikirkanku?" tanya Kyungsoo malu, Jongin tersenyum "AKu fikir aku hanya merasa bersalah tapi setiap aku melakukan sesuatu semuanya mengingatkanku padamu" Kyungsoo tersenyum senang "Apa yang paling kau fikirkan saat kau jauh dariku?" Jongin menatap langit "Semuanya, bagaimana kau sangat mencintai susu cokelat, bagaimana kau bernyanyi, bagaimana kau akan memintaku ke taman bermain ayunan dan kau akan berteriak 'kau lemah jongin! dorong lebih kencang!', aku mengingat bagaimana kau selalu meminjamkanku catatan lucu sebelum ujian, aku ingat bagaimana kau tertawa tak habis-habisnya saat melihatku ketinggalan bis, aku ingat bagaimana kau tersenyum begitu lebar saat melihat pororo, aku ingat bagaimana kau merengek, aku ingat bagaimana kau memasak, aku ingat bagaimana kau menatapku dengan hangat" Kyungsoo tersenyum lebih lebar mengeratkan tangannya pada Jongin
 
"AKu selalu bermimpi kapan kau akan menggandengku seperti ini, kapan kau akan memahami hatiku, kapan kau akan mengerti perasaanku, dan hari ini mimpi itu menjadi kenyataan, aku senang" Jongin berhenti mengusap pipi Kyungsoo yang kemerahan karena dingin "Aku pernah memukulmu bukan? mianhe" Kyungsoo menggeleng "Aku pantas mendapatkannya" Jongin mencium pipi Kyungsoo lalu memeluk Kyungsoo "Aku merindukanmu, aku mencintaimu, aku terlalu bodoh tak menyadari perasaanku sendiri sejak dulu" Kyungsoo menyelipkan tangannya kedalam jas Jongin menghangatkan dirinya "Gomawo Jongina gomawo" 
 
"Kyungsoo" sebuah suara mengintrupsi mereka "Appa" 
Jongin tersenyum "Aku menunggumu disini" Kyungsoo mengangguk 
Kyungsoo dan mr.Do duduk di pinggir sungai han 
"Bagaimana keadaanmu?" 
"Baik, bagaimana denganmu?"
"Bagaimana mungkin aku merasa baik saat anakku pergi begitu saja selama 4 tahun" Kyungsoo tertawa 
"Kau takkan melakukan perawatan?"
"Penyakitku sudah terlanjur menyebar aku sudah memprediksinya, tak perlu merasa bersalah" 
"Kau akan meninggalkan ibumu lagi ? lakukan pengobatan untuk ibumu dia sudah banyak menderita" 
"Menderita" Kyungsoo mengulang perkataan ayahnya pelan "Aku meninggalkannya sekali, dia bisa melewatinya sekarang dia pasti bisa melewatinya lagi aku yakin"
"Lalu bagaimana dengan anak itu?" 
"Dia akan baik-baik saja" Kyungsoo menatap Jongin dari kejauhan
"Aku merasa menjadi ayah yang gagal untuk kedua kalinya, saat pertama kau meninggalkan rumah, dan sekarang saat kau sakit" 
"Tak perlu menyalahkan dirimu sendiri, kau masih mempunyai seorang anak yang harus kau jaga dan seorang istri yang mencintaimu dengan tulus, jangan mengulangi kesalahan yang sama maka aku memaafkanmu seutuhnya, bahagiakan mereka, beri mereka apa yang tak bisa kau berikan padaku dan ibu, dan tolong kunjungi ibu sekali-kali" Kyungsoo bangkit menggosokkan tangannya pelan "Aku pergi, jaga dirimu baik-baik" 
'mianhe' kyungsoo mendengar samar suara ayahnya dan hanya tersenyum, melanjutkan langkahnya menemui Jongin.
 
"Jongin, ayo kerumah aku ingin memasakanmu sesuatu" Kyungsoo meraih tangan Jongin 
 
--
 
"Kyung kau harusnya istirahat" Eomma kyungsoo mengingatkan, mengusap lembut tangan Kyungsoo yang memasak 
"Tak apa, aku ingin membuatkan kalian makanan, aishh kemana orang-orang itu, Jongin! kau sudah menguhubungi mereka bukan?" tanya kyungsoo
"Ne~" jawab jongin dari ruang tengah 
"saranghae" eomma kyungsoo mengecup kening kyungsoo "nado, nado saranghae eomma" 
Sehun, Luhan, Kris, Tao, Baekhyun, Chanyeol, Suho, Chen, Minseok, Minjoo mulai berdatangan. Jongin mempersilahkan mereka duduk seolah itu rumahnya membuat suasana menjadi ramai. Mereka menghabiskan malam bersama, kyungsoo menikmati masa-masa kekeluargaannya lagi. Mereka tak berhenti bercanda, melupakan apa yang terjadi pada kyungsoo siang tadi. Seperti yang Kyungsoo harapkan. 
 
--
"Ayo kemari" Jongin menepuk-nepuk kasur kyungsoo menyuruh kyungsoo berbaring disampingnya. Kyungsoo berbaring disamping Jongin yang disambut pelukan Jongin "kau lebih kurus" ucap Jongin "kau juga" lalu mereka tertawa. "Kau seharusnya lebih banyak makan pabo" Kyungsoo memautkan bibirnya "Kenapa kau terus memanggilku pabo!" Jongin tersenyum membenarkan poni miring milik Kyungsoo "karena kau memang pabo" Kyungsoo mendengus. "Saranghae" .
Kyungsoo mengedipkan matanya "Saranghae Do Kyungsoo" Kyungsoo tersenyum mencium bibir Jongin perlahan "Nado saranghae kim jongin"
 
--
 
Langit menangis pagi itu, suasana malam yang begitu gembira, berkabung dalam sekejap. Bulan yang bersinar terang masih bersedia menemani pagi yang berkabung, matahari tak kunjung muncul. Jalanan menjadi jauh lebih hening dari biasanya. Pagi itu, Do Kyungsoo, menghembuskan nafas terakhirnya disamping Jongin, disamping orang yang paling dicintainya. 
 
Kebodohanku hanya satu, membiarkan diriku tak menyadari bahwa sejak awal hanya dia yang kucintai
kebodohanku yang lain adalah bahwa aku membiarkannya menangis karena diriku, tersakiti karena diriku, menderita karena diriku
Jika selama 4 tahun kumenunggunya didepan rumahnya, berharap suatu hari dia akan datang kembali, berharap dia akan tersenyum lagi padaku dan kami akan berjalan bersama menuju sekolah, menghabiskan waktu istirahat penuh canda  . Sendainya, seandainya aku diberi kesempatan kembali. Aku ingin mengatakan padanya setiap hari bahwa aku begitu mencintainya, bahwa aku akan selalu ada disampingnya, bahwa aku mempercayainya, bahwa aku menyayangi semua yang ada pada dirinya. Seandainya...
-Kim Jongin / si bodoh yang mencintainya
 
-theend-
 
 
 
[enter]
[enter]
[enter]
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Kring~ Kring~
"Yobo-
"Ya! Chagiya! kenapa kau selalu membuat kisah kita begitu sedih disetiap novelmu eo?! seharusnya kau membuatnya romantis! aku tak sejahat itu padamu! dan apa ini?! Sehun mencium bibirmu? Luhan menciumku ? Geez Bibirmu hanya milikku do kyungsoo tunggu sampai aku tiba dirumah kau akan mendapat hukuman dariku!"
Laki-laki bernama kyungsoo itu menutup telfonnya, bersandar pada kursi putarnya, melihat cincin yang melingkar di jari manisnya bersinar terkena matahari. 
Ya, semua yang ditulisnya takkan pernah terjadi karena Kim Jongin selalu mencintainya, mencintai semua kekurangannya mencintai apa adanya dirinya.  Karena Jongin, selalu mencintainya dari awal, from begin. 
 
---------------------------------------------------------------------end---------------------------------------------------------------------------
 
=))) mian readers kalau endingnya kurang epic (?) mungkin idenya sama kaya yang lain -bowbowbow- 
beribu terimakasih buah readers buat subscribers dan commentator yang udah bersedia meluangkan waktunya buat baca 'begin' 
^^ semoga semua kritikan dan saran bisa dijadikan perbaikan di karya berikutnya <3 <3 <3 
Beribu cinta buat Kaisoo takkan pernah padam dari author #eaaa 
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
aizahputri #1
Chapter 18: Duh kenapa mesti mati. Ah kenapa mesti terlambat. Duh kim jongin
LittleGuri #2
Chapter 18: Ntah kenapa rasanya mau sequel xDDDD
opisoo #3
Chapter 19: Ahhhhh bagus bangettt :')
vebyyonada #4
Chapter 19: Woahhh! Ternyata akhirnyaa.... keren! Buat lagi kaisoonya^^
indahdo
#5
Chapter 18: kyaaaaa..... >…<
ternyata oh ternyata.....
author bisa aja sih buat ceritanya,udah sedih eh malah ketipu....

aku selalu suka ama ffnya author,ceritanya ngak gampang ditebak,apalagi ceritanya selalu bikin gregetan...
gemez rasanya sama author yang atu ini dah :)

lagi ya thor buat ff kaisoonya :)
ditunggu ya^^
hwaiting!!!
gisnadasilva2 #6
Chapter 18: Ternyata oh ternyata, endingnya bikin tahan napas kkkk
seideer #7
Chapter 1: kai belangsakkk kamu yaaa
kimharra #8
Chapter 7: klo dokter kyk dyo gtu. gw rela di rawat di rumah sakit. :-D

itu si kkamjong, knp msh sama luhan?? langgeng bgt. putus dong! biar si item bsa sma dyo.. :-)
ybaby95
#9
Chapter 18: Mampussss cuma cerita!!! Tanggung jawab thor gue nangis kejerrr!!!! w(;A;w)
Aaaaaa daebakkk <3 *sedot ingus*
LocKeyG #10
Chapter 19: iya thor.. :D senangnya hatiku hahaaa
itu di pict soo sama jongin lagi rangkul2an abang Kris sih mau apa itu kya mau jaipongan.. ;D