Beginning

Begin

 

"Kyunga"
"Kim Jongin?!" Jongin memeluk kyungsoo, pundak kyungsoo terasa basah. Jongin menangis. "Ya~ ada apa? kau... bertengkar lagi?" kyungsoo ragu, walau dia yakin tak ada alasan lain yang menyebabkan jongin begini
Jongin mengangguk "Aku hanya kesal" kyungsoo menepuk-nepuk pundak Jongin
"Uljima" Jongin mempererat pelukannya.
 
Aku berfikir, terus berfikir hingga seluruh badanku rasanya terlalu lelah untuk melanjutkan. Apa kau mencintaiku ? Bisakah kau mengatakannya sekarang ? Atau setidaknya katakan kau menyukaiku, katakan mengapa kau selalu melarangku bersama orang lain, katakan alasan yang masuk akal mengapa kau tak hanya pergi saja dengannya, katakan kenapa kau tak bisa tinggalkan aku sendiri disini. Kurasa itu lebih baik, sendiri.
 
Kau tertawa, bahkan ketika aku menunjukan wajah datar dan sedikit tak suka, kau tertawa bahagia dengannya. Aku hanya mampu tersenyum, melihat bagaimana kalian saling mencintai, bagaimana kalian saling berbagi kehangatan dengan sentuhan dan pelukan. 
 
Masih teringat dibenakku bagaimana kalian berciuman karena aku tak sengaja melihatnya, mungkin akan jauh lebih baik untukku jika aku tak melihatnya. Lalu kalian akan bertukar pandang dan saling bergandengan menyusuri lorong. Berbeda dengan tanganku yang bahkan tak pernah tersentuh, karena ya, aku hanya mengizinkanmu yang menyentuhnya. Dingin, bahkan hatiku ikut membeku karenanya. 
 
"Kyungsoo! coba lihat, tampan bukan? mau aku kenalkan dengannya?" Baekhyun merangkulku mendekat untuk melihat kearah ponselnya "Namanya Suho, kau bisa lihat senyumannya yang seperti malaikat ini? aku yakin dia pasti akan..." aku menunggu Baekhyun melanjutkan tapi yang dia lakukan hanya tertunduk "Kenapa?" aku tersadar saat melihat Jongin yang menatap Baekhyun tajam, seolah tak suka. Atau, biarkanlah aku berharap dia tak suka. 
 
"Kenalkan aku padanya hyung!" aku menarik jaket rajutnya menunjukan wajah yang sangat tertarik walau sebenarnya ini hanyalah sebuah topeng. Tapi aku ingin, ingin menghindar dan pergi darinya ingin merasakan bagaimana bahagianya menjadi pecinta walau bukan dengannya, ingin merasakan bagaimana berpelukan, berpegangan, berciuman dan bersandar pada seseorang yang kusuka atau setidaknya menyukaiku. Walau bukan cinta, tak apa, aku hanya ingin mencoba.
 
"Hyung?" aku berpura-pura tak sadar Jongin kini menatap tajam padaku, "Kau akan memberikan nomorku padanya bukan?" tanyaku meyakinkan hyung kesayanganku. Baekhyun mengangguk "Ten..tentu soo, pasti akan kuberikan nomormu" Baekhyun mengelus rambutku perlahan lalu permisi pergi kebelakang. 
 
"Kyungsoo" Suara rendah Jongin memanggilku, "Eum?" aku menatapnya, menatap mata cokelat yang sangat kusuka dan ingin kutatap setiap hari. Jika aku bisa. "Ini takkan berjalan lancar kau tau" nadanya meremehkan, dia tak pernah menunjukan rasa sopan santunnya padaku padahal aku berumur 1 tahun lebih tua darinya. "Tak ada salahnya mencoba bukan?" aku menyeruput machiato yang tersaji dihadapanku. "Ya, tapi kurasa dia takkan suka bagaimana kau merajuk, bagaimana kau begitu kekanakkan, kau bahkan masih menonton pororo diusiamu yang nyaris 20" Aku mengangkat kedua alisku "begitukah?" Jongin tersenyum sinis "Ya" kedua mataku memanas dan aku hanya bisa menunduk agar tak ada butiran air mata lagi yang keluar dari kata-kata menyakitkannya."Aku tak peduli" jawabku akhirnya, dan setelah itu aku pamit untuk melanjutkan mata kuliah selanjutnya. 
 
Sepanjang pelajaran aku hanya termenung, hanya mendengarkan tapi tak benar-benar memperhatikan. Fikiranku melayang, dan tepat saat itu mereka melewati pintu yang terbuka karena udara yang panas. Mereka bergandengan, rasanya aku lupa bagaimana wajahnya tadi saat menghakimiku, karena wajahnya kini berubah menjadi kemerahan karena malu. Karena orang yang dicintainya. Karena Luhan. 
 
skip>>
 
kyungsoopov
 
Aku tak mempunyai banyak teman, tertutup mungkin kata yang tepat. Baekhyun, Chanyeol juga Jongin adalah orang yang dapat kuanggap teman juga keluarga walau aku tak sepenuhnya terbuka pada mereka. Ku ambil tasku dan keluar dari ruangan yang sedari tadi sudah kosong, aku lebih memilih tak berdesak-desakan dipintu keluar karena itu lebih aman. Jongin, dia sudah menunggu dengan kedua tangan dimasukkan ke kantung celana jeansnya. "Maaf soal omonganku tadi siang" kami berjalan bersama keluar dari gedung "Termaafkan" kataku sedikit tertawa karena suasana yang sedikit canggung. Ya, bagaimana mungkin aku tak memaafkannya karena kata-kata tajamnya tadi siang padahal hatiku sudah sering memaafkannya karena adegan-adegan romantisnya dengan Luhan dihadapanku yang jauh lebih menyakitkan. 
 
Kami melewati sebuah taman yang dulu sering kami gunakan untuk bermain."Kau ingat bagaimana kita selalu kesini saat kecil?" tanyaku berharap dia mengingatnya, "Tentu" jawaban yang singkat keluar dari mulutnya sementara matanya terfokus pada layar ponselnya yang sedari tadi terus bergetar, sekali-kali dia tersenyum lalu wajahnya memerah. "Aku senang kau ingat" suaraku serak dan pelan, menahan semua perasaan yang -andai aku bisa- aku ingin tunjukan segalanya padanya. Ingin menunjukan betapa aku mencintainya, betapa aku ingin bersamanya. "Soo aku duluan, Luhan hyung menungguku bye!" dia lalu berlari entah kemana, tak memberiku kesempatan bahkan untuk menjawab salam perpisahannya "Bye" entah pada siapa aku melambai. "Bahkan kini, aku tak bisa berjalan bersamanya". 
 
Kumasuki gerbang rumahku dan kulihat mobil kedua orangtuaku sudah tiba, aneh. Biasanya mereka menghabiskan waktu sebanyak mungkin diluar rumah entah itu untuk bekerja atau makan-makan bersama teman kerja. Baru 2 langkah kumasuki rumah dan kututup pintu sudah terdengar suara saling bersahutan dari ruang tengah. Aku mendengus melepas sepatuku dan berjalan dengan tatapan datar, kuteruskan langkahku mengabaikan teriakan-teriakan mereka yang kurasa tetanggakupun dapat mendengarnya "Kyungsoo!" seketika rumah terasa hening, andai ini bisa bertahan lebih dari 1 menit. "Seharusnya kau tau sopan santun dan menyapa kedua orangtuamu!" kuputarkan kedua bola mataku . malas. "Yah terserah" kututup pintu kamarku dan kukunci secepat kilat. 
 
"Lihat anakmu yang tak sopan itu!" 
"Seharusnya kau mendidiknya dengan benar!" 
"Kau menyalahkanku?! Kau sebagai ibunya seharusnya menjaganya dirumah bukan berfoya-foya dengan rekan kerjamu!"
"Lalu bagaimana denganmu?! tidur bersama wanita lain selama aku tak ada!"
 
Kyungsoo lelah, kini rasanya akan jauh lebih baik jika jantungnya juga sudah lelah bekerja lalu dia mati. Dengan begitu dia tak perlu mendengar semua teriakan-teriakan memuakkan dari kedua orang tuanya yang saling menyalahkan, dan mungkin dengan begitu kedua orang tuanya akan menangisinya dan tak mengabaikannya lagi.Direbahkannya tubuhnya di kasur besar miliknya, ditutupnya kedua telinganya dengan bantal. Mungkin, jika kyungsoo mati setidaknya dia akan bisa melihat Jongin menangisinya juga.
 
drrrt ponselnya bergetar, dirogohnya saku celananya dan melihat siapa yang menghubunginya di waktu yang sangat tidak tepat ini. 
 
from :Unknown number
 
Hai, aku Joonmyun atau Suho ? :p
mau bertemu ? 
 
-to be continue- 
 
YEAH FIRST CHAPTER ! 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
aizahputri #1
Chapter 18: Duh kenapa mesti mati. Ah kenapa mesti terlambat. Duh kim jongin
LittleGuri #2
Chapter 18: Ntah kenapa rasanya mau sequel xDDDD
opisoo #3
Chapter 19: Ahhhhh bagus bangettt :')
vebyyonada #4
Chapter 19: Woahhh! Ternyata akhirnyaa.... keren! Buat lagi kaisoonya^^
indahdo
#5
Chapter 18: kyaaaaa..... >…<
ternyata oh ternyata.....
author bisa aja sih buat ceritanya,udah sedih eh malah ketipu....

aku selalu suka ama ffnya author,ceritanya ngak gampang ditebak,apalagi ceritanya selalu bikin gregetan...
gemez rasanya sama author yang atu ini dah :)

lagi ya thor buat ff kaisoonya :)
ditunggu ya^^
hwaiting!!!
gisnadasilva2 #6
Chapter 18: Ternyata oh ternyata, endingnya bikin tahan napas kkkk
seideer #7
Chapter 1: kai belangsakkk kamu yaaa
kimharra #8
Chapter 7: klo dokter kyk dyo gtu. gw rela di rawat di rumah sakit. :-D

itu si kkamjong, knp msh sama luhan?? langgeng bgt. putus dong! biar si item bsa sma dyo.. :-)
ybaby95
#9
Chapter 18: Mampussss cuma cerita!!! Tanggung jawab thor gue nangis kejerrr!!!! w(;A;w)
Aaaaaa daebakkk <3 *sedot ingus*
LocKeyG #10
Chapter 19: iya thor.. :D senangnya hatiku hahaaa
itu di pict soo sama jongin lagi rangkul2an abang Kris sih mau apa itu kya mau jaipongan.. ;D