Dangerous Twin

Dangerous Twin

….Aku akan mengusir roh Kyuhyun dan kau bisa menggunakan tubuhnya agar kita bisa bersama selamanya….

Author POV #selalu mencoba untuk eksis#
    Kibum tak percaya pada telinganya ketika kalimat itu keluar dari mulut Hangeng. Dia sangat yakin bahwa seorang bernama Tan Hangeng adalah laki-laki berhati tulus dan suci yang akan menolong siapapun. Tak mungkin kalimat menyakitkan seperti itu berasal darinya.
    “Hanya itu satu-satunya cara agar kita bisa bersama” Hangeng ingin sekali menggenggam tangan namja di depannya tapi dia tahu dia tak akan bisa menyentuhnya.
    “Tapi itu akan membunuh Kyuhyun” akhirnya Kibum membuka suaranya.
    “Kyuhyun memang sudah mati 14 tahun seandainya kau tak menyelamatkannya” Hangeng memberitahu Kibum.
    Kibum terdiam. Otaknya berusaha mencerna semua ini. Bagian gelap dari dirinya tertawa puas ‘Bukankah ini yang kau inginkan? Apa lagi yang kau tunggu? Sudah ada yang menbelamu bahkan begitu besar mencintaimu! Kau hanya tinggal santai dan buuummm! Kau bisa hidup lagi’ Tapi sisi lain hatinya terus memperingatkannya ‘Kyuhyun adikmu. Dongsaeng kesayanganmu. Kau pikir apa gunanya kau berkorban? Untuk membunuhnya saat kau ingin hidup lagi? Apa kau tega menyakitinya? Membiarkan dia mengorbankan hidupnya demi kepuasanmu?  
    “Bummie…” panggil Hangeng lembut.
    Kibum menghela nafasnya -itupun kalau roh bernafas- wajahnya yang tadi tertunduk menatap Hangeng sedih “Mianhae hyung, aku tidak bisa. Aku memang ingin hidup bersamamu tapi aku tidak ingin Kyuhyun yang menjadi korbannya”
    “Kaulah korbannya Bummie, kau lupa? Kaulah yang mati 14 tahun. Kau hanya mengambil apa yang seharusnya menjadi milikmu” Hangeng meyakinkan Kibum.
    Kibum menggeleng. Sebesar apapun keinginannya untuk hidup dia tak akan bisa tenang jika Kyuhyun tak di sampingnya “Kyuhyun juga korban. Dia menderita ketika tahu dialah penyebab kematianku. Walau aku sangat ingin aku tak yakin bisa menyakitinya. Aku tak bisa membuatnya menderita lebih dari ini. Aku sungguh tak mau melakukan itu hyung”
“Kau sungguh tak mau melakukannya?” Hangeng bertanya.
    Kibum mengangguk.
    “Kau tidak bisa pergi dari dunia ini ke dunia tempatmu seharusnya berada pasti karena kau merasa apa yang terjadi padamu tidak adil. Lalu sekarang ketika aku menawarimu keadilan kau menolaknya. Waeyo?” tanya Hanggeng lagi.
    “Karena aku sangat menyayangi Kyu” jawab Kibum pelan.
    “Lalu kenapa kau menggunakan tubuhnya selama ini? Kau pasti tahu hal itu perlahan-lahan akan membunuhnya?” Hangeng tak lepas menatap Kibum.
    Kibum menunduk. Memainkan jari-jari tangannya yang lentik “Aku tahu. Awalnya aku hanya kesal padanya karena melupakanku padahal aku selalu saja memikirkan keadaannya. Aku jadi merasa dia sudah tidak menyayangiku lagi. Tapi ketika akhirnya aku berada di tubuhnya, aku jadi ingin menuntut lebih”
    “Bummie…” panggil Hangeng lagi. Kali ini lebih lembut. Kibum menoleh. Mata elangnya bertatapan dengan mata cokelat Hangeng. Namja blasteran China itu tersenyum pada anak sulung Keluarga Cho “Kau sungguh baik”
    Kibum menggeleng. Pujian itu terlalu tinggi untuknya. Bagaimanapun dia sudah membuat dongsaengnya sendiri menderita dan terluka “Aku jahat hyung”
    “Kalau kau jahat kau pasti menerima saranku” Hangeng menatap lembut Kibum “Kau tahu apa alasanmu kembali ke dunia ini setelah begitu lama?”
    Kibum menatap Hangeng penasaran.
    “Ini menurut pandanganku saja. Menurutku kau kembali kesini untuk memastikan apakah Kyuhyun baik-baik saja dan berusaha membuatnya baik-baik saja seandainya dia terpuruk. Kau merasa senang karena Kyu memang baik-baik saja. Hidupnya indah, semua orang menyayanginya dan melindunginya. Tapi kau juga merasa kecewa ketika tahu Kyuhyun yang selama ini begitu kau kawatirkan ternyata melupakanmu. Sama sekali tak mengingatmu. Kurasa itulah yang membuatmu menampakkan diri di depannya agar dia mengingatmu. Tapi sayang ketika akhirnya ingat, Kyuhyun malah menyalahkan dirinya”
    Kibum tak meyanggah sama sekali. Dia memang ingat awalnya dia sama sekali tidak menginginkan tubuh Kyuhyun tapi tiba-tiba saja dia merasa hidup Kyuhyun adalah miliknya “Dan aku berusaha memanfaatkannya untuk kepentinganku sendiri” Kibum mengutuk dirinya sendiri jika mengingat kata-kata menyakitkan yang dia lontarkan pada kembarannya itu.
    “Itu memang salah. Tapi itu karena sisi gelapmu yang saat itu menguasaimu. Tak ada manusia yang selalu benar Bummie, tidak roh sekalipun” Hangeng sangat ingin mengelus rambut hitam Kibum.
    “Tapi aku sudah menyakiti Kyuhyun. Aku membuat hidupnya menderita. Seandainya aku tidak pernah mucul di hadapannya sebagai roh dia tidak akan pernah ingat tentang kenangan menyakitkan itu. Hidupnya tidak akan menderita. Dia tidak akan terluka” Kibum menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Merasakan air mata membasahi pipinya. Ahh rupanya roh bisa menangis. Tentu saja walau mereka sudah tidak memiliki raga, mereka tetap memiliki perasaan.
    “Seandainya kau tidak muncul, Kyuhyun akan semakin terpuruk. Cepat atau lambat dia akan mengingat kejadian 14 tahun lalu. Dia akan jauh lebih menderita jika tidak bertemu denganmu saat itu” hati Hangeng terasa teriris melihat namja yang begitu dia cintai sejak 15 tahun lalu menangis.
    “Sudah kuduga, kau berbohong soal pengusiran roh itu” Kibum menghapus air matanya dan menatap Hangeng.
    “Aku memang berbohong soal itu agar kau menyadari tujuan awalmu berada disini” jawab Hangeng.
    “Apa soal perasaan hyung juga bohong?” Kibum sebenarnya tak ingin bertanya hal itu takut jawaban Hangeng menyakitinya tapi dia butuh kejujuran Hangeng agar keputusan yang sudah disusunnya bulat.
    “Tentu saja tidak” kata Hangeng tegas “Dari semua yang kukatakan padamu, aku bisa menjamin perasaanku adalah yang terbenar. Aku sungguh mencintaimu. Walau pernyataanku ini terlambat. Aku hanya tak ingin hidup dengan penyesalan karena tak bisa jujur padamu”
    Kibum tersenyum lega “Selama ini kupikir hyung mencintai Kyuhyun”
    “Aku menganggapnya adik kandungku sendiri. Walau aku berusaha setengah mati, melupakanmu dengan mencintai Kyuhyun akhirnya aku sadar itu hanya akan menambah perasaan lukaku saja. Aku juga merasa jahat jika merebutnya dari Siwon. Mereka seperti diciptakan untuk satu sama lain. Saling melengkapi” jawab Hangeng.
    Kibum mengangguk “Aku bisa pergi dengan lega jika ada Siwon hyung yang menjaganya”
    Hanggeng menatap sedih Kibum. Dia akan melakukan apa saja untuk bisa menyelamatkan orang yang sangat dia cintai itu. Tapi dia tahu tak ada cara untuk membuat Kibum kembali hidup tanpa mengorbankan orang lain. Seandainya bisa Hangeng ingin bertukar tempat dengan Kibum. Membiarkan namja salju itu merasakan hidup bahagia bersama keluarganya “Aku merasa tidak berguna. Aku hanya bisa diam saja dan tak bisa membantumu”
    Kibum tersenyum “Hyung bisa melihatku saja adalah suatu keajaiban untukku. Aku begitu bahagia mengetahui hyung menyadari keberadaanku. Apalagi hyunglah yang mengingatkanku betapa aku sangat menyayangi Kyunnie dan mencegahku melakukan hal yang akan kusesali selamanya. Itu lebih dari cukup hyung. Kau tak perlu merasa bersalah”
    “Aku merasa dipermainkan takdir. Akhirnya aku bisa menyatakan perasaanku padamu tapi kau harus pergi lagi. Aku sangat ingin ikut denganmu” Hangeng merasakan matanya berkaca-kaca. Sungguh ia belum rela melepas kepergian Kibum sekarang. Tapi dia tahu semakin cepat Kibum pergi semakin cepat baginya menemukan ketenangan dan kedamaian di dunia tempat seharusnya dia berada.
    Kibum mengerahkan seluruh tenaganya. Kalaupun dia ahrus pergi saat ini juga dia rela asal bisa menyentuh Hangeng sedikit saja. Tangannya yang seputih salju terulur menyentuh pipi Hangeng yang basah oleh air mata. Konsentrasinya membuahkan hasil. Dengan lembut dihapusnya air mata itu. Membiarkan tangannya merasakan kehangatan kulit Hangeng “Uljima hyung. Jangan bersedih. Aku yakin kita pasti akan bertemu lagi walaupun bukan di dunia ini”
    Hangeng yang terlalu shock ketika tangan Kibum yang sedingin salju menyentuh pipinya hanya mengerjapkan matanya beberapa kali “Bummie…” tangannya yang agak kecokelatan menggenggam tangan Kibum.
    “Saranghae hyung. Sampai kapanpun aku akan tetap mencintaimu” Kibum membisikkan kata itu dengan lembut dan tulus. Berharap kata-katanya mampu membuat hyung yang begitu dia cintai berhenti bersedih.
    Hangeng memeluk Kibum erat. Merasakan dinginnya tubuh Kibum. Berharap waktu akan terus berhenti sepeerti ini. Mencium leher putih roh itu. Ya, dia tidak peduli jika yang ada didekapannya itu adalah roh. Terserah apapun bentuknya dia tidak peduli. Karena dia sangat mencintai Cho Kibum. Begitu mencintainya sampai dia sendiri tidak bisa membendungnya lagi “Nado saranghae Bummie, yeongwonhi…”
    Pelukan Hangeng terasa hangat membuat hatinya tenang. Membuat jiwanya damai. Dia menghirup aroma maskulin milik Hangeng berusaha membawanya kemanapun rohnya akan pergi “Sudah saatnya aku pergi hyung”
    Hangeng tak bergeming. Dia tak ingin membiarkan mataharinya pergi lagi untuk kedua kali. Kenapa ini harus terjadi pada Bummienya? Kenapa Tuhan mengambilnya lagi. Goyah sudah keputusan Hangeng yang sedari tadi dia pertahankan “Tak bisakah kita begini saja Bummie? Aku mungkin akan menemukan cara untuk menyelamatkanmu”
    Kibum menggeleng dalam dekapan Hangeng “Kau sudah menyelamatkanku hyung. Kau menyelamatkanku dari rasa penyesalan andai aku tetap berada disini”
    Hangeng mendesah sedih “Aku tak tahu apa jadinya aku tanpamu Bummie”
    Kibum melepas pelukan mereka menatap dalam mata cokelat Hangeng “Kau sudah menjalaninya cukup baik selama 14 tahun ini. Kau hanya perlu melakukannya seperti itu sampai Tuhan mempertemukan kita”
    Senyuman Kibum membuat Hangeng kembali yakin. Ya, cinta mereka yang tulus pasti akan mempertemukan mereka lagi “Baiklah. Tapi berjanjilah kau akan bahagia dimanapun tempatmu berada?”
    Kibum mengangguk “Asal hyung dan Kyunnie bahagia tak ada yang membuatku tidak bahagia”
    Perlahan roh Kibum terlihat makin transparan. Kibum menatap tangannya sendiri merasakan ada perasaan hangat yang menjalari hatinya. Rasanya begitu tenang. Dia memberikan killer smile terindahnya untuk Hangeng. Membiarkan dirinya semakin transparan dan kemudian lenyap tak berbekas.
    Hangeng menatap udara kosong di depannya. Air matanya masih meleleh membasahi pipinya tapi bibirnya melengkung, membentuk senyuman ketika dia mengingat senyuman sang kekasihnya.
    “Selamat jalan Bummie” bisiknya lembut.
***
    Praaaaannnnggggg
    Sebuah suara porselen pecah membuat suasana café yang tadinya ramai sunyi senyap. Semua perhatian berpusat pada seorang namja tinggi yang terlihat sedang meremas dadanya. Seolah ada sesautu yang menyesakkan disana.
    “Gwencana?” seorang pelayan café itu bertanya pada namja tinggi yang kelihatan sangat kesakitan itu.
    Namja itu mengangguk. Dadanya terasa sangat sesak. Seolah ada yang membawa pergi udaranya.
    “Tapi Anda terlihat pucat” kata pelayan itu lagi.
    “Kyunnie, ada apa?” sosok Yesung yang lebih pendek dari namja tinggi tadi menghampiri namja itu. Dia menatap pelayan tadi “Ada apa dengannya?”
    Pelayan itu menggeleng “Aku tidak tahu Master, dia tiba-tiba melepaskan nampan es creamnya dan memegang dadanya. Kurasa dia mungkin asma” jelas sang pelayan pada Yesung yang merupakan bosnya, pemilik Café itu.
    Wajah Yesung sangat cemas. Dia memapah Kyuhyun –namja tinggi tadi- ke sebuah kamar istirahat yang ada di belakang café, tempat biasa dia tidur jika sedang kabur dari rumahnya. Kyuhyun tak menolak sama sekali. Dia terpokus pada rasa sakitnya. Dengan pelan Yesung membaringkan tubuh Kyuhyun di kasurnya.
    “Aku akan menelepon dokter. Kau istirahat saja disini” Yesung sudah bersiap beranjak ketika tangan kiri Kyuhyun yang tidak meremas dadanya menahannya.
    Tak sanggup berkata-kata Kyuhyun hanya menggeleng. Matanya terlihat memelas. Dia tidak butuh dokter. Dia hanya butuh seseorang. Dia butuh Kibum. Kyuhyun tidak tahu apa yang terjadi padanya tapi dia yakin ada hubungannya dengan Kibum, kembarannya.
    Yesung menatap frustasi Kyuhyun “Aiggoo lalu aku harus bagaimana? Kau kelihatan sepucat mayat Kyu! Mana Siwon dan yang lainnya belum kembali lagi” Beberapa saat lalu mereka berenam –WonKyu, EunHae dan YeWook- sedang makan malam bersama tapi karena suatu hal Siwon harus pergi sebentar, sedang Eunhyuk mengantar Donghae pulang karena Donghae meninggalkan HPnya di atas oven dapur apartemennya.
    “Kyunnie, kau tidak apa-apa? Kata pelayan di luar tadi asmamu kambuh” Ryeowook yang tadi izin sebentar ke toilet dibuat kaget ketika kembali ke mejanya tak ada satupun temannya yang disana.
    Kyuhyun merasakan sakitnya agak reda “Aku… tidak punya… penyakit asma”
    Wookie duduk di kasur kecil itu dan memegang kening Kyuhyun “Syukurlah kau tidak demam” dia mengalihkan pandangannya ke namjachingunya “Hyung sudah menelepon dokter dan Siwon hyung?”
    Yesung menggeleng “Kyuhyun melarangku memanggil dokter. Tapi aku sudah mengirim SMS pada Wonnie”
    “Kenapa hyung mengSMSnya?” Tanya Kyuhyun. Nafasnya tidak lagi sesak. Tapi ada perasaan kosong yang aneh tersisa disana.
    “Karena dia berhak tahu” jawab Yesung santai.
    “Aissh tapi Siwon hyung pasti…” belum selesai perkataan Kyuhyun terdengar suara pintu diterjang keras dan mucullah sosok orang yang sedang mereka bicarakan.
    Selalu seperti ini jika Siwon mendapat berita tidak mengenakkan tentang Babby Kyunnie-nya. Dia akan melesat seperti roket menuju tempat namja itu “Babby ada apa? Yesung hyung mengSMSku. Dia bilang kalau kau sakit” nada panik dalam suara Siwon membuktikan betapa cemasnya namja berlesung pipi itu pada namjachingunya.
    Perasaan kosong itu sedikit terpenuhi. Kyuhyun memberi senyum termanisnya pada namja bermarga Choi itu “Aku sudah tidak apa-apa hyung. Tadi dadaku sesak tapi sekarang tidak lagi”
    Siwon ingin bersujud saat itu juga saking leganya. Ingin rasanya Siwon memberikan seluruh imunnya untuk Kyu agar namja itu tidak mudah sakit seperti ini “Mianhae karena tadi aku meninggalkanmu”
    Belum sempat Kyuhyun menjawab perkataan Siwon pintu lagi-lagi dibanting. Yesung menatap nanar pintu ruang istirahatnya karena yakin sebentar lagi dia harus menggantinya, sedang para tersangka –Lee Couple- menghambur masuk.
    “Kau baik-baiks aja Kyu?” Donghae bertanya cemas.
    “You are oke Kyu? Eunhyuk bertanya tak kalah cemas.
    “Apa yang terjadi?” Tanya Donghae lagi.
    “What haffen?” Eunhyuk tak mau tidak bertanya lagi.
    “Yak Hyukie kau tak perlu mentranslit perkataanku ke bahasa inggris hancurmu itu” Kata Donghae kesal.
    “Aku kan hanya cemas Hae. Lagipula bahasa inggrismu sama hancurnya kan” Eunhyuk tidak terima dikatai seperti itu.
    “Kalau kalian mau berisik dan menganggu istirahat Kyu, kalian sebaiknya ke toilet saja. Aku sudah gatal ingin memasukkan kepala kalian ke kloset” Ancam Siwon kejam.
    EunHae berisik itu langsung tutup mulut serempak. Ohh, mereka memang manis sekali.
    “Hyung, bisakah kau mengantarku pulang?” Tanya Kyuhyun pada Siwon.
    Siwon menatap Kyuhyun cemas “Apa nafasmu sesak lagi? Sebaiknya kita ke dokter saja”
    Kyuhyun menggeleng “Aku hanya agak capek saja. Aku ingin tidur di kamarku”
    “Tapi kau belum makan makanan penutupnya” Ryeowook berkata.
    Kyuhyun tersenyum pada sahabatnya yang bertubuh mungil itu “Kita bisa makan makanan penutup bersama lain kali. Mainhae ya Wookie”
    “Tak usah cemaskan hal itu. Istirahlah yang cukup. Kami tak ingin melihtamu sakit lagi” Yesung berkata diiringi anggukan couple paling kompak sejagat raya.
    Siwon membantu Kyuhyun bangun dan berinisiatif menggendongnya sampai mobil tapi Kyuhyun dengan tegas menolaknya dan lebih memilih berjalan sambil bersandar pada tubuh kekar namjachingunya.
***
Kyuhyun POV
    Aku tidak bisa tidur malam ini. Perasaanku terasa tidak enak. Apa karena tadi nafasku sesak? Itulah masalahnya. Walaupun imunku agak lemah aku tidak punya penyakit asma atau penyakit pernafasan lainnya. Tapi kenapa nafasku tiba-tiba sesak? Aku sangat yakin ini ada hubungannya dengan Bummie hyung.
    Aku sudah berusaha memanggil Bummie hyung sejak menginjakkan kaki di kamar ini. Tapi Bummie hyung tidak muncul sama sekali. Hal itu membuatku makin cemas. Apa terjadi sesuatu padanya? Apa dia terluka? Apa dia merasa sedih? Entahlah aku tak tahu. Yang aku ingat dulu ketika Kibum hyung masih hidup, aku pernah merasakan sesak nafas seperti tadi dan ternyata Bummie hyung saat itu sedang tenggelam di kolam renang. Tapi yang jadi masalah, sekarang Bummie hyung sudah tidak hidup. Apa yang bisa terjadi para roh orang yang sudah mati?
    “Bummie hyung…” aku memanggilnya lagi. Kenapa aku sangat merindukannya? Kami kan baru berpisah sore tadi. Lagipula besok dia pasti datang. Diakan sudah berjanji padaku untuk selalu berada di sisiku. Jika dia ada di sampingku tak ada lagi yang perlu kutakutkan.
    Tapi tetap saja aku ingin bertemu dengannya malam ini “Jebal Bummie hyung… datanglah”
    “Kau berisik Kyunnie” aku mendengar suara Bummie hyung tapi ketika aku melihat sekitar aku tidak melihat sosoknya sama sekali.
    “Hyung? Kau ada dimana?” aku bertanya. Mataku masih berkeliaran mencari wujudnya.
    “Di hatimu” jawab suara Bummie hyung.
    Aku memutar mataku “Hyung ayolah! Aku sedang tidak ingin bercanda”
    Suara itu terkekeh kecil “Aku serius Kyu phabo. Memangnya kau tidak merasakan kehadiranku di hatimu”
    Aku terdiam memegang dadaku. Ada yang perasaan yang aneh disana. Tapi yang paling kukenal hanya perasaan kehilangan “Hyung, muncullah. Kenapa aku tidak bisa melihatmu?”
    “Karena sudah saatnya kau hidup tanpa bayang-bayangku Kyunnie” jawab suara itu.
    “Kau bicara apa sih hyung?” aku bertanya bingung.
    “Aku bisa lega sekarang melihat begitu banyak orang yang menyayangimu. Bersiaga dan akan terus melindungimu. Ada appa dan eomma yang sangat perhatian padamu. Sahabat-sahabatmu yang menyenangkan. Hangeng hyung yang sangat menyayangimu. Dan Siwon Hyung yang sangat mencintaimu. Kau harus bersyukur dikelilingi orang seperti mereka”
    “Hyung bicaramu seperti orang yang akan pergi saja” aku berkata dengan nada takut.
    “Memang sudah waktunya aku pergi Kyunnie. Tempatku bukan disini. Aku tak bisa terus berada disini” jawab suara itu. Aku bisa mendengar nada sedih di dalamnya.
    “Tapi hyung sudah berjanji akan menemaniku apapun yang terjadi!” aku menatap sekeliling kamarku. Kenapa aku tidak juga bisa melihat Kibum hyung?
    “Aku memang selalu menemanimu. Kita adalah saudara kembar. Jantungku adalah jantungmu. Aku ada di setiap tarikan nafasmu. Aku ada di setiap aliran darahmu. Kau mengerti kan Kyu?”
    “Shiero! Aku tidak mengerti. Aku hanya ingin hyung ada di sampingku bukan di aliran darahku atau di nafasku. Jebal hyung jangan tinggalkan aku lagi” kali ini aku menangis frustasi.
    “Kyunnie, jangan bersikap lemah seperti itu” suara itu terdengar tegas.
    “Tapi…” air mataku sudah membanjiri wajahku.
    “Kau tahu aku sangat menyayangimu kan?” kata suara itu berubah lembut lagi.
    “Bummie hyung…” aku memanggilnya dalam isakanku.
    “Selamat tinggal my little dongsaeng” suara itu langsung lenyap.
***
    “ANDWAE!!! Bummie hyung” aku terbangun dari tidurku. Nafasku ngos-ngosan seperti baru berlari marathon. Keringat membasahi kemejaku. Ah sepertinya aku ketiduran tanpa mengganti bajuku dengan piama.
    Jadi tadi itu mimpi? Syukurlah! Mimpi tadi sungguh buruk. Aku tak akan bisa memaafkan diriku jika membiarkan mimpi itu jadi kenyataan.
    Aku memejamkan mataku ‘Bummie hyung…’ panggilku. Sunyi. Tak ada jawaban. ‘Bummie hyung…’ panggilku lagi. Dan lagi-lagi hanya kesunyian yang menjawabnya. Perasaanku langsung tidak enak ‘Bummie hyung Kau dimana? Jawablah aku hyung’ tak ada jawaban.
    Dengar ngeri aku meyadarinya. Tadi itu bukan mimpi. Bummie hyung sudah pergi. Dia pergi meninggalkanku begitu saja. Dia sungguh sudah pergi.
    Tidak! Aku tidak akan tinggal diam. Aku berdiri dan berjalan menuju pintu. Aku harus mencari Kibum hyung. Aku tak mau semua berakhir seperti ini. Aku sudah membuka pintu itu ketika HPku berbunyi. Aku segera mengambilnya dari meja di samping kasurku. Telepon dari Hangeng hyung.
    “Kyunnie, kau baik-baik saja kan?” suara Hangeng hyung terdengar cemas.
    Aku langsung menyadari dia tahu sesuatu “Hyung tahu dimana Bummue hyung?”
    Aku bisa mendengar dia menghela nafas “Dia ada di tempat seharusnya dia berada”
    Aku membanting pintu kamarku keras dan bergegas menuruni tangga “Tapi dimana itu? Kumohon hyung, dimana dia?”
    “Jangan berpikir untuk mencarinya Kyunnie” perkataan Hangeng membuatku berhenti di tengah tangga.
    “Memangnya kenapa? Aku harus bertemu dengannya hyung” jawabku.
    “Kau hanya akan membuatnya tidak tenang. Dia sudah damai di tempatnya sekarang. Dia sudah bahagia” jawab Hangeng hyung.
    Aku kembali melangkah turun “Jangan berbohong padaku. Dia tak mungkin bahagia. Aku sudah merenggut kebahagian dan hidupnya 14 tahun lalu”
    “Kau selalu saja menyalahkan dirimu atas takdir Tuhan. Berhentilah bersikap seperti pengecut Kyu” suara tegas Hangeng hyung mengingatkanku pada Bummie hyung.
    “Aku bukan pengecut” aku berkata keras.
    “Kalau kau bersikap seperti ini artinya kau pengecut. Kau berusaha keras menahan Kibum disini dan tidak membiarkannya bahagia disana” kata Hangeng hyung.
    Aku tertegun. Kata-kata Hangeng hyung benar. Aku egois. Menahannya berada disini, menyaksikan hidupku yang bahagia. Sedang dia hanya bisa menonton tanpa melakukan apa-apa “Apa yang harus kulakukan?”
    “Gunakan nyawa yang diberikan Bummie dengan benar” jawab Hangeng hyung lembut.
    Seperti saat aku berhasil menyelesaikan purzzel. Aku menyadari satu hal. Aku memang harus menggunakan nyawa yang diberikan Bummie hyung dengan benar dan caranya adalah dengan mengembalikkan pada pemiliknya.
    Aku menarik nafas “Baiklah. Aku mengerti. Gomawo hyung”
    “Kyu, kau tidak akan melakukan hal aneh kan?” Hangeng hyung terdengar curiga “Jangan sekali-kali berani…”
    “Aku mengerti hyung. Aku janji tak akan melakukan apa yang hyung cemaskan itu” jawabku berbohong. Yah, untuk apa aku menepati janjiku sendiri jika Bummie hyung saja mengingkari janjinya.
    “Bagus kalau begitu. Aku memegang janjimu Kyunnie” walau ada nada ragu dalam suaranya dia tetap mempercayaiku. Mianhae Hangeng hyung. Aku harus melakukannya. Aku harus menuruti kata hatiku seperti yang kau ajarkan.
    “Bye hyung” aku mematikan telepon dan menaruhnya di meja yang kulalui. Saat itu rumah masih sepi. Aku berpapasan dengan beberapa pelayan tapi mereka hanya membungkuk padaku. Aku menarik pintu utama besar yang menghubungkan bangunan ini dengan taman. Kuhirup udara disana untuk mencari ketenangan.
    Aku tahu apa yang akan kulakukan akan membuat beberapa orang sedih, tapi aku harus melakukannya. Demi Bummie hyung. Orang yang paling kucintai selamanya. Hyung, tunggulah. Aku pasti akan membuatmu bahagia.
***
    Aku menatap nisan itu dengan pandangan sedih. Nisan besar berwarna putih itu terlihat sangat terawat. Aku menggigit bibir bawahku menahan tangis ketika aku membaca nama yang tertera disana ‘Cho Kibum’. Harusnya akulah yang terbaring disana bukan kau hyung.
    “Hyung….” Aku mengelus batu  nisan putih itu “Aku tahu kau ada disini. Keluarlah”
    Hanya deru angin yang menjawabku “Jangan pura-pura tidak mendengarku hyung. Cepatlah keluar”
    Aku menarik nafas ketika tidak juga merasakan kehadiran saudara kembarku yang keras kepala itu “Baiklah kalau kau tak mau keluar hyung” aku merogoh sakuku dan mengeluarkan sebuah pisau lipat kecil yang tadi kupinjam dari satpam di rumah “Aku akan menyayat pergelangan tangaku jika hyung tidak muncul” aku mendekatkan pisau itu ke pergelangan tanganku. Bersiap menggesekkannya ke kulitku saat tiba-tiba pisau itu terlempar jauh.
    “Jangan bersikap bodoh Cho Kyuhyun” suara dingin itu membuatku langsung berdiri dan berbalik menghadapnya.
    Aku tersenyum senang saat melihat Kibum hyung berdiri disana “Hyung…”
     “Jangan mendekatiku adik pembangkang. Aku sudah menyuruhmu jangan bersikap lemah. Kenapa kau sekarang ada disini?” Kibum hyung berkata kesal.
    Aku tidak memperdulikan kata-katanya. Aku melangkah mendekatinya “Aku merindukanmu hyung”
    “Kurasa rasa rindumu yang membuatku tak juga bisa pergi dari dunia ini” Kibum hyung menatapku sinis.
    Aku tersenyum membalas tatapannya “Kau tahu apa yang membuatmu tetap disini hyung? Itu karena kau tidak seharusnya mati”
    “Bicara aneh apa lagi kau Kyu?” Kibum hyung melipat kedua tangannya di dada.
    “Kau tidak seharusnya mati hyung. Akulah yang seharusnya mati. Tapi kau mengacaukan takdir dan membuat kau yang seharusnya hidup malah mati menggantikanku” aku menjelaskannya.
    “Jangan mulai lagi Kyu” dia menatapku sedih “Aku memang salah karena sudah menyalahkanmu dulu. Tapi sekarang aku sadar kematianku sama sekali bukan salahmu”
    “Bukan salahku secara langsung” aku sudah berhadapan dengannya. Kami memang bukan kembar identik tapi kami sangat mirip. Banyak kesamaan antara kami. Tinggi kami salah satunya “Aku kemari untuk memperbaiki takdir yang kau kacaukan hyung”
    “Apa maksutmu?” dia bertanya bingung.
    Aku memberinya senyum termanisku “Aku akan mengembalikan hidupmu hyung”
    “Apa?” dia berbelalak kaget “Jangan berani melakukan itu Kyu, aku-” dia tak bisa menyelesaikan perkataannya karena aku sudah membekap mulutnya dengan mulutku. Mencengkram bahunya agar dia tidak bisa kabur. Membiarkan kabut biru masuk ke mulutnya. Tidak ada rasa sakit sama sekali. Aku merasakan kelegaan luar biasa saat aku mundur beberapa langkah dan melihat tubuhku berdiri tepat di depanku dengan ekspresi shock.
    “Aku sudah melakukannya” aku memberinya cengiranku.
***
Author POV
    Kibum menatap shock roh adiknya yang terlihat transparan di depannya. Dia sama sekali tak menyangka adiknya akan melakukan hal ini.
    “Aku sudah melakukannya” cengiran polos menghiasi bibir transparan roh Kyuhyun.
    “Kyu apa yang…” Kibum sungguh tak habis pikir dengan apa yang terjadi sekarang.
    “Aku memberikan tubuhku padamu hyung, seutuhnya. Aku mengembalikan hidupmu yang kupinjam sampai beberapa detik lalu. Sekarang kaulah pemiliknya yang sah” jawab Kyuhyun tenang.
    “Jangan gila Kyu! Cepat kemari. Kita bertukar tempat lagi” akhirnya Kibum berhasil mengatasi keshockkannya.
    Kyuhyun menggeleng “Tubuhku sudah menerima rohmu seutuhnya hyung. Tak ada gunanya aku kembali kesana. Kita bukan bertukar tempat. Aku menyerahkan tempatku padamu”
    “Aku menolaknya” tolak Kibum tegas.
    Kyuhyun malah tersenyum mendengar penolakan hyungnya “Sudah terlambat. Tidakkah kau menyadari rohku makin transparan?”
    Kibum menatap roh kembarannya dengan pandangan horror. Benar yang dikatakan Kyuhyun. Roh Kyuhyun kelihatan semakin tipis. Seolah sudah bersiap lenyap “Apa yang trjadi?”
    “Aku sudah bilang kalau aku akan memperbaiki takdir yang kau kacaukan 14 tahun lalu. Dan memang aku yang seharusnya tidak berada di dunia ini. Aku sudah siap pergi ke duniaku setelah dunia ini” jawab Kyuhyun. Dia sungguh tenang. Tak ada keraguan dalam suaranya.
    “Kyu, kumohon jangan lakukan itu. Aku tak akan bisa hidup tenang jika kau melakukannya” Kibum menatap adiknya dengan mata berkaca-kaca.
    Kyuhyun berusaha menyentuh pipinya yang mulai saat ini adalah milik kakaknya. Menyentuhnya untuk yang terakhir kali tapi sayangnya, dia hanya menyentuh angin. Tangannya tembus. Rohnya semakin kabur “Jangan sedih hyung. Aku melakukan ini dengan lapang dada. Jalanilah hidupmu dengan bahagia hyung”
    Kibum menggeleng air matanya sudah hampir jatuh “Andwae…”
    “Kau tahu aku sangat menyayangimukan hyung” Kyuhyun tersenyum pada Kibum merasakan rohnya mulai lenyap. Kakinya sudah tak terlihat lagi.
    Kibum merasakan déjà vu. Dialah yang kemarin mengucapkan itu pada adiknya “Kyu…”
    “Berbahagialah untuk bagianku juga hyung… saranghaeyo” ketika kata yang terakhir terucap tak ada lagi sisa dari roh Kyuhyun. Yang ada hanya hembusan angin yang menerbangkan daun yang berguguran. Langit yang mendung membuat udara dingin. Dunia seolah berduka atas kepergian putra bungsu Keluarga Cho itu.
    Kibum terduduk lemas di tanah pemakaman mewah itu. Air mata mengalir deras dari matanya. Terus menggunamkan nama adik kesayangannya.
    “Kyunnie… mianhae…”
***

Apa feelnya dapet? Entahlah kok rasanya gg terlalu gereget ya? Apa kemampuan menulis Author makin merosot? Kalau iya, tolong jujurlah, biar author bisa mengevaluasi diri.
Oya, udah pada siap dengan ending DT?
Ayoo coment yang banyak! Kalianlah yang menentukan apakah FF ini akan HappyEnding atau SadEnding…
Suara kalian akan menentukan ending kisah ini…

Dengan hati yang penasaran
Anin :3        
 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Rismaaa #1
Chapter 12: Di tahun 2017 baru baca?? Kemana aja kamu risma?? Hehehe
bagus bgt thor ff fantasy emang paling seru buat dibaca. Pengen ada ff wonkyu lagi bisa?
reynita88 #2
Chapter 3: seruuuu...
si kibum jadi rada jahat yak, gak kayak waktu kecil dulu.
mungkin efek dendam gak di inget kali yah ~>_<~
Kawaii22 #3
Chapter 12: Bagus banget ohmygoddd,, lanjut terus thor!
skmcom #4
Chapter 12: aku cuma bisa bilang WOW!! its amazing garls...
Wulwul0705
#5
Chapter 12: Kejutan....
Kayak mau ultah trus dapat kejutan manis,..
Oh... Tuhan manisnya cinta siwon sama kyu
Tapi ending bahagia... aku suka...
hyunnie88 #6
Chapter 2: ceritanya seru bngt dn gk bosen aku baca2 terus!^^b
KyuriKimELF #7
Chapter 12: Mian ya thor q c0ment.a di part akhir..
Q suka ff.a keren terlepas dari aku joyer and pegaxue but i enjoyed this ff..
mau joyer,pegaxue tw wonkyu skalipun qta tetap elf yg mencintai mreka smua kan. Toh ini cuman fanfic..
#haha ,q kebanyakan diplomasi..xD
over all nice ff sneng akh!r.a bhag!a semua.
SitiNurAzizah #8
Chapter 12: huhuyyyy.... senangnya~~~ mereka semua bahagia..

ceritanya keren. pertama kali baca ff dengan ide cerita kaya gini dan ini bagus banget. hihi. keren thor.
Darmin
#9
Chapter 12: Aaaa noona...

Eh situ lebih tua ga ya? Bodo ah,gua eternal maknae dimana aja dan kapan aja :v

Btw,akhirnya nemu cerita ini lagi,dulu nemu pas masi chap 9,abis itu lupa linknya T.T

Btw ceritanya baguuus,author noona kreatif dah :3 and I want a sequel yah :3

*memberbarusksd
hayarahma #10
Chapter 12: Omg gak pernah kepikiran bakal gini akhirnya. But overall, this story is absolutely daebak!!
Happy ending ternyata ahaha, good job eonni! xD