Dangerous Twin

Dangerous Twin

“Hari ini kau kelihatan berbeda”

Kibum POV   

Kupikir Siwon menyadari aku bukan Kyuhyun yang sebenarnya tapi ketika istirahat makan siang berlangsung dia bersikap seperti biasa. Tidak menatapku curiga sama sekali atau bertanya hal-hal aneh. Sebenarnya akulah yang ingin bertanya apa maksut perkataannya tadi tapi aku tak mau itu malah membuat rahasiaku terbongkar.

Banyak anak yang mengagap sekolah menyebalkan. Apa kau juga begitu? Kuperingatkan, sekarang kalian mungkin akan menganggap sekolah menyebalkan, melelahkan, tak ada guna dan buang-buang waktu. Tapi ketika kalian tidak bisa sekolah lagi, kalian akan sangat merindukan yang namanya sekolah. Aku belum pernah sekolah sebelumnya. Ingat kan aku mati ketika berumur 3 tahun. Mengingat itu membuatku ingin mengutuk orang yang membuatku harus menjalani takdir kejam seperti ini dan sayangnya dia adikku sendiri..

“Apa sih yang sedang kau pikirkan? Wajahmu kelihatan menakutkan Kyu” Ryeowook yang duduk di sebelahku membuyarkan lamunanku.

            “Tidak ada” jawabku sambil memasukkan barang-barangku ke tas. Bel pulang baru saja berdering nyaring.

            “Hari ini kau agak aneh Kyu” katanya lagi.

            “Kau selalu aneh Ryeowook” jawabku sambil angkat bahu cuek.

            “Rasanya aneh. Kau selalu mengaggilku Wookie, kenapa sekarang kau memanggilku Ryeowook” aduh cerewet benar namja satu ini.

            “Ryeowook kan namamu” jawabku kesal sambil memberinya tatapan diam-atau-kau-akan-mati agar dia tutup mulut.

            Tapi dasar manusia LoLa aka Loading Lama dia masih saja nyerocos “Kau juga tidak biasanya bersikap sok lemah di depan Siwon hyung. Kau kan tidak suka dianggap anak kecil yang penakut di depannya. Hari ini kau makan siang dengan sandwith tuna dan tidak menyisihkan sayur padahal kau benci sayur. Saat pelajaran music kenapa tiba-tiba kau lupa lagumu sendiri saat mani piano, kau kan bangga sekali dengan lagu ciptaanmu itu”

            “Sudah selesai bicaranya? Aku mau pulang” aku berdiri meninggalkan Ryeowook. Sial dia bisa menjabarkan hampir semua perbedaan tingkahku dan Kyuhyun. Bisa-bisa dia tak lama lagi akan menyadari bahwa aku bukan sahabatnya.

            “Kau juga tidak biasanya jutek padaku. Kau bahkan selalu merengek manja padaku, tapi hari ini sikapmu lebih dewasa dari kemarin” ternyata dia belum selesai.

            Aku bersiap menyemprotnya dengan kata-kata sadis yang sudah tersusun rapi di otakku ketika seseorang menepuk bahuku. Aku menoleh padanya dan melihat sepasang Lee yang sedang nyengir.

            “Aku tak sabar memacu adrenalin menjadi tumpanganmu” Eunhyuk berkata semangat.

            “Tenang Kyu, aku punya asuransi kok” Donghae berkata tak kalah semangat lalu mereka berdua tertawa kelebihan semangat.

            “Kalian ngomong apa sih? Kenapa kalian bersikap seolah mau nebeng padaku?” aku bertanya. Apalagi ulah sahabat-sahabat hiperaktif kembaranku ini.

            “Kau lupa Kyu?” Tanya Ryeowook menatapku curiga.

            “Lupa apa?” aku balik bertanya. Apas ih yang kulupa? Seingatku aku tak pernah mengajak siapapun pulang bersama.

            “Yah ni magnae pura-pura lupa. Kau kan dulu berjanji jika akhirnya membawa mobil barumu ke sekolah kau akan mengantar kami bertiga pulang. Aku sudah menelepon supirku membawa mobilku pulang, enggak lucu kan kalau aku pulang naik bis” jelas Donghae.

            Aigo bocah evil itu pernah berjanji aneh rupanya. Dasar! Dia pasti sengaja mempersulitku. Aku tidak keberatan mengantarkan mereka pulang walaupun merepotkan. Tapi aku tidak tahu dimana rumah mereka. Bisa curiga –atau bahkan ketahuan jika melihat si sensitive Ryeowook- mereka jika aku bertanya rumah mereka dimana.

            “Tapi,, tapi aku sudah janji pulang cepat pada eomma” aku berkilah mencari alasan kabur.

            “Oh ya?” Ryeowook mengeluarkan suara meragukan yang kentara.

            Awas saja bocah berwajah anak TK itu. Aku pasti akan membalasnya suatu hari nanti “Mianhae tapi…”

            “Tidak ada alasan. Janji adalah janji. Seorang pria sejati akan selalu menepati janjinya” Si monyet sirkus itu berkata sok keren.

            Tak bisa lagi menolak aku hanya mengangguk. Ketiga namja merepotkan di depanku bertos-tos ria. Aha! Aku bisa melihat alamat mereka dari data sekolah “Aku ke toilet dulu ya. Tunggu saja di parkiran”

            “Oke! Jangan lama-lama. Aku tidak sabar naik ferarri” Donghae berkata.

            “Mobilmu kan juga Ferrari Hae” Ryeowook mengingatkan.

            “Tapi warnanya merah. Aku mau biru” jawab Donghae.

            Aku tak memperdulikan obrolan mereka. Aku harus bergegas melihat alamat mereka atau…

            Buuuukkk

            Aku tak sempat menghindar saat bola basket entah dari mana menghantam keningku

***

Kyuhyun POV

            Mataku langsung terbuka lebar saat aku merasakan kepalaku pusing tujuh keliling seperti dihantam sesuatu dengan keras. Aku melihat sekitar berusaha mengingat apa yang terjadi.

            Sebenarnya kepalaku kenapa sih? Aku kan baru bangun tidur bagaimana bisa ada yang menghantamnya? Aku berdiri dan berjalan menuju cermin untuk melihat seberapa kacau penampilanku. Tapi aku langsung berteriak kaget melihat apa yang dipantulkan di cermin besar itu.

            TIDAK ADA! Ya, tidak ada apa-apa. Tidak ada sedikitpun pantulan diriku disana. Hanya ada pantulan bagian kamarku yang tepat ada di belakangku. Tanganku gemetar ketika dengan perlahan terangkat untuk menyentuh cermin itu. Tapi lagi-;lagi aku mendapatkan hal aneh. Bukannya menyentuh kaca dingin, tanganku malah menembusnya.

            Seiring dengan denyutan kepalaku yang mulai hilang, aku kembali mengingat detik-detik terakhir sebelum aku keanehan ini mulai terjadi. Kibum hyung, roh dan pertukuran tempat. Aku memandang kedua telapak tanganku yang baru kusadari terlihat sedikit tembus pandang. Jadi sekarang aku hanya sebuah roh?. Berarti saat ini Kibum hyunglah yang menggunakan tubuhku? Kira-kira apa yang dia lakukan? Apa dia akan baik-baik saja? Ahhkkk! Aku penasaran.

            Merasa bosan aku berjalan ke arah pintu. Aneh rasanya ketika aku berjalan tidak ada terdengar suara langkah, bahkan ketika aku berniat membuka pintu, aku malah menembus pintunya. Wah, mari kita ambil positifnya, aku tak perlu bersusah payah membuka pintu, tinggal tembus saja.

            Ketika menuruni tangga aku mendengar suara eomma berbicara dengan Hangeng hyung. Si hyung China itu tidak kuliah? Rajin benar dia berkunjung ke rumahku. Walaupun aku sama sekali tidak keberatan, bagaimanapun dia kan sepupuku. Hanya saja aku masih kesal padanya karena dia tidak memberitahuku lebih awal tentang kakak kembarku. Walau aku tahu meski dia memberitahuku lebih cepat tidak akan mencegah rohku berkelana tanpa tubuh. Bagaimanapun akulah yang salah karena sudah membunuh hyungku sendiri.

            “Kenapa Kyunnie belum pulang juga sampai sekarang. Harusnya aku lebih meyakinkan appanya agar dia tidak usah bawa mobil” eomma berkata dengan suara cemas. Eh? Kibum hyung membawa mobil ke sekolah? Aigo! Pasti Siwon hyung heboh seperti cacing kepanasan.

            “Ayolah ajjuma Kyu sudah 17 tahun. Dia akan baik-baik saja. Cobalah percaya padanya” saran Hangeng hyung. Hyung, kau sungguh laki-laki bijak. Tapi bukan berarti aku akan memaafkanmu semudah itu.

            Aku sudah sampai di depan mereka. Eomma sibuk berjalan bolak-balik di ruang keluarga yang besar sedang Hangeng hyung menonton berita saham dalam bahasa China. Aku teringat film sedih yang pernah kutonton bersama Wookie dan Lee couple. Cerita tentang seorang anak yang meninggal tanpa sempat minta maaf pada eommanya. Sang eomma bisa melihat hantu anakknya. Mungkin saja eomma bisa melihatku.

            “EOMMA….” Aku berteriak memanggilnya. Langkahnya langsung terhenti. Aku menahan nafas. Eomma bisa mendengarku.

            Tapi sayangnya dia malah berkata “Phabo benar aku! Aku telepon saja HPnya” lalu dia  berjalan cepat ke meja tempat telepon rumah yang ada di dekatnya.

            Gagal sudah. Aku menatap Hangeng hyung yang benar-benar memberikan seluruh konsentrasinya pada TV LCD di depannya. Kita coba lagi. Aku menatapnya sambil berkonsentrasi keras “Hyung… Hangeng hyung…” aku memanggilnya, tapi tidak dengan berteriak. Aku memanggilnya dengan suara pelan “Tolong aku hyung…”

            Seketika itu Hangeng hyung menatapku. Sungguh! Dia menatap mataku. Tatapannya berusaha terfokus. Apa dia bisa melihatku? Ayolah hyung! Lihat aku. Kami bertatapan sangat lama. Aku berusaha tidak memutuskan kontak mata dengannya.

            “Apa yang kau liaht disana Hannie?” eommaku bertanya dan sontak kontak mataku dan Hangeng hyung terputus.

            Hangeng hyung tampak terkejut. Dia menatap eomma sebentar kemudian menatapku. Aku merasakan sebuah harapan padanya “Tidak ada. Aku hanya merasa lukisan kuda itu agak mengingatkanku dengan Siwon”

            Hancur lagi harapanku. Jadi sedari tadi Hangeng hyung menatap lukisan kuda tepat di belakangku bukannya menatapku?

            “Kyu bilang dia sedang dalam perjalanan mengantar pulang teman-temannya, tapi sebentar lagi dia pulang” Eomma memberitahu Hangeng hyung.

            Hangeng hyung yang entah kenapa masih saja sesekali melirik lukisan kuda bodoh itu hanya mengangguk. Apa sebegitu indahnya lukisan itu. Aku berbalik dan melihat lukisan kuda itu dengan seksama. Tak ada yang istimewa dan sama sekali tidak mirip Siwon hyung kecuali keperkasaannya. Eh tunggu! Jangan-jangan Hangeng hyung menyukai Siwon hyung? Ah pantas saja aku merasa aneh. Mereka akrab tapi setiap bertemu saling bertengkar tapi saling merindukan. Astaga! Apakah aku harus bersaing dengannya? Aku menatap Hangeng hyung yang sekarang kembali berkonsentrasi pada TV.

            Belum sempat aku memikirkan lebih lanjut tentang perasaan Hangeng hyung aku mendengar suaraku berteriak riang “Aku pulang….” Serius itu suaraku. Aku tak mungkin salah karena aku selalu mendengarnya setiap aku berbicara tapi sekarang aku sama sekali tidak membuka mulut.

            “Sudah pulang Kyunnie chagi” Eomma segera menuju pintu depan.

            Oya! Aku lupa sekarangkan Kibum hyung yang memakai tubuhku. Wajar saja suaranya sama sepertiku. Aku tersenyum menyambut kepulangannya tapi senyumku langsung lenyap begitu melihat orang yang merangkulnya.

            “Kau kesini juga Wonnie” Hangeng hyung berkata sambil mematikan TV.

            “Kau sendiri hyung libur kuliah?” Tanya Siwon mengeratkan rangkulannya pada Kibum. Entah kenapa rasanya hatiku seperti ditusuk. Walau Siwon hyung memeluk tubuhku, roh Kibum hyunglah yang ada disana.

            “Hari ini kuliahku sampai jam 12. Daripada makan siang di luar lebih baik makan gratis disini” jawab Hangeng hyung enteng “Bolehkan Kyunnie?”

            Kibum hyung yang tadi sedang melihatku mengalihkan pandangannya ke Hangeng hyung “Tentu saja boleh hyung. Inikan juga rumahmu” dia tersenyum manis sekali.

            “Jangan memanggilnya dengan Kyunnie” kata Siwon hyung kesal.

            “Memangnya kenapa? Kyu saja tidak keberatan dipanggil Kyunnie” Hangeng mengangkat bahu.

            “Aduh kalian berdua ini hobby sekali berantem” biasanya aku menjadi penengah tapi kulihat Kibum hyung malah menikmati perkengkaran mereka jadi eommalah kali ini yang menjadi penengah.

            Setelah saling menukar deathglare Siwon hyung dan Hangeng hyung beranjak mengikuti Eomma menuju ruang makan. Mereka berebutan ingin berjalan di sebelah Kibum hyung. Aneh rasanya melihat itu karena biasanya akulah yang ada ditengah mereka. Kibum hyung sempat menoleh ke belakang sebentar lalu tersenyum puas melihatku berdiri disana menontonnya.

            Seperti berada di luar lingkaran padahal akulah bagian dari lingkaran. Itulah yang kurasakan ketika aku melihat Kibum hyung, Siwon hyung, Hangeng hyung dan eomma asik mengobrol banyak hal selagi menghabiskan makan siang mereka. Kibum hyung tak pernah berhenti tersenyum setiap salah satu dari yang ada disana memberinya perhatian. Ada perasaan iri ketika melihatnya. Perasaan yang mengatakan ‘harusnya akulah yang ada disana’. Aku tahu itu teerdengar egois, tapi itulah yang kurasakan.

Aku juga merasa sangat sedih ketika tak ada satupun orang-orang terdekatku yang menyadari bahwa yang duduk di sebelah mereka bukanlah Kyuhyun yang sebenarnya. Eomma bersikap seperti biasa, memaksaku makan sayur. Siwon hyung tak pernah sekalipun melepaskan pengawasannya padaku seolah aku akan tiba-tiba merasa sakit atau kewalahan. Hangeng hyung juga menatap sayang padaku. Tapi ironisnya bukan aku, melainkan Kibum hyung dan mereka sama sekali tidak menyadarinya.

            Tapi setidaknya aku mengerti satu hal. Siwon hyung bercerita tentang bola basket yang menghantam kepala Kibum hyung dan tepat saat itu aku yang merasakan sakit. Bukankah itu berarti aku masih terhubung dengan tubuhku?

            Setelah menyelesaikan makan, mereka berkumpul di ruang keluarga dan melanjutkan obrolan. Aku hanya bisa diam di pojokan menatap sedih mereka sampai akhirnya senja datang dan pesta itu bubar.

***

Author POV

            “Hari ini benar-benar menyenangkan” senyum manis Kibum terpahat indah di bibir Kyuhyun.

            “Aku senang kalau hyung menikmatinya” jawab Kyuhyun tersenyum tak kalah manisnya. Mereka berdua sekarang berada di kamar Kyuhyun setelah kedua tamu namja tampan mereka pamit pulang.

            Kibum menatap Kyuhyun kesal. Senyumnya lenyap entah kemana “Jangan munafik Cho Kyuhyun”

            Kyuhyun membalas tatapan kakak kembarnya bingung “Apa?”

            Mata elang Kibum terlihat menyipit sengit “Kau tidak senangkan saat aku mengambil tubuhmu. Aku bisa lihat ketika Siwon merangkulku, kau kelihatan siap membunuhku. Well walaupun memang kau sudah membunuhku”

            “Bisakah kau tidak mengatakan kata membunuh hyung? Aku sungguh minta maaf karena sudah membuatmu menderita” mati-matian sang magnae menahan tangisnya. Apa roh bisa menangis? Kyuhyun tidak mau mencobanya.

            “Maaf saja tak akan membuat kebahagianku kembali” jawab Kibum dingin lalu tiba-tiba dia tersenyum “Yah, tapi aku lumayan bahagia karena besok Siwon akan mengajakku kencan”
            Kyuhyun terkejut “Siapa?”

            “Tentu saja aku dan Siwon ah maksutku Siwon hyung atau Wonnie hyung” Kibum menjawab sambil tersenyum senang.

            “Ta..tapi” Kyuhyun masih belum mengerti.

            “Kenapa kau cemburu? Kau iri?” senyum itu berubah menjadi seringai.

            Kyuhyun menggeleng “Ani. Aku hanya kaget”

            “Pembohong” Kibum menunjuk kening Kyuhyun dengan jarinya –atau jari Kyuhyun sebenarnya- “Matamu jelas mengatakan itu. Aku juga bisa melihat kau menatap iri ketika aku, eomma dan dua hyung kesayanganmu makan dan ngobrol bersama. Kau pasti merasa terasingi padahal kau ada disana kan?”

            Kyuhyun tak bisa membantah karena memang itulah yang dia rasakan.

            “Kenapa kau diam saja? Kau memang sama saja denganku. Kau merasa tidak adil ketika berada di posisiku jadi wajar aku mengambil kembali apa yang seharusnya menjadi milikku seandainya kau tidak ada” jelas Kibum “Aku yakin seandainya kau berada di posisiku sejak awal kau pasti akan melakukan hal ini juga”

            “Tidak” Kyuhyun menatap tegas mata hyungnya –atau matanya sendiri- “Aku tak akan melakukannya. Cukup melihat saudara yang kusayangi hidup bahagia sudah membuatku tenang”

            Plakkkkk

            Kibum menampar keras pipi Kyuhyun -Roh Kyuhyun-. Seperti ketika merasakan kepalanya seperti dihantam dengan keras ketika bangun tidur, Kyuhyun merasakan perih di pipinya akibat tamparan hyungnya “Jangan berkata seolah kau bisa melakukannya. Itulah yang kubenci darimu Kyuhyun. Kau munafik dan sok baik”

            Kyuhyun memegang pipinya yang terasa sakit. Ingin membantah perkataan hyungnya tapi dia merasa tubuhnya lemas dan sulit bernafas. Dia terjatuh ke lantai.

            Brukkkk

            Aneh bukankah roh tidak menimbulkan bunyi apapun ketika jatuh? Pandangan Kyuhyun makin kabur tapi dia bisa melihat tubuhnya juga jatuh terduduk di lantai “Bu…Bummie h..hyung?”

            “Brengsek! Sepertinya tubuhmu sudah terlalu lama pisah dengan rohnya. Kau harus kembali ke tubuhmu. Aku sudah tak sabar menunggu kalian terbiasa berpisah” Kibum berkata pelan karena merasa tenaganya telah terkuras habis.

            Tertatih-tatih Kibum mendekati Kyuhyun yang meremas piyamanya untuk menghilangkan sesak nafasnya. Dia mencium bibir adiknya seperti tadi pagi.

            Setelah mengatasi kepalanya yang pusing bukan  main, roh Kyuhyun berhasil kembali ke tubuhnya sedangkan roh Kibum keluar dari tubuh Kyuhyun.

            “Suatu kemajuan kau tidak pingsan” komentar Kibum. Dia sebenarnya tidak rela keluar secepat itu dari tubuh Kyuhyun tapi dia tak mau tubuh itu mati karena terlalu lama berpisah dengan roh sebenarnya.

            Meski sudah kembali ke tubuhnya, tidak seperti Kibum –atau roh Kibum- yang terlihat baik-baik saja, tubuh Kyuhyun terasa lemas seperti jelly walau nafasnya sudah tidak sesak lagi.

            Kibum membantu Kyuhyun bangun  dan memapahnya ke kasurnya “Kau dengar besok sore kita harus melakukan perpindahan tempat lagi. Aku tak mau setelah susah payah berhasil mengajak Siwon hyung kencan malah kau yang pergi dengannya. Banyak istirahat dan jaga tubuhku dengan baik”

            Kyuhyun hanya mampu mengangguk. Jujur dia merasa senang Kibum perhatian padanya, walau dia tahu yang dikawatirkan Kibum hanyalah tubuh pinjamannya.

            “Tenang saja, setelah ini kau tidak perlu merasakan sakit karena setelah sekali dua kali tubuhmu akan bisa menerima rohku seutuhnya” Kibum menaikkan selimut sampai sebatas dada.

            Tapi Kyuhyun tidak mendengarnya. Dia terlalu lelah sehingga dia tertidur dengan lelap.

            Kibum menatap wajah tidur adiknya. Kalau boleh jujur, ada perasaan sedih melihat adiknya kesakitan tapi perasaan itu kalah oleh dendam yang selama 14 tahun menumpuk dalam hatinya. Tanpa bisa ditahannya dia mengelus lembut surai hitam adiknya “Maaf karena aku membebanimu seperti ini Kyunnie. Semoga kau bisa bertahan setelah ini”

***

 

Apa chapter ini terkesal dibuat-buat? datar? membosankan? tidak nyambung?

Walau begitu, semoga reader yang baik tetap menyukainnya…

:3

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Rismaaa #1
Chapter 12: Di tahun 2017 baru baca?? Kemana aja kamu risma?? Hehehe
bagus bgt thor ff fantasy emang paling seru buat dibaca. Pengen ada ff wonkyu lagi bisa?
reynita88 #2
Chapter 3: seruuuu...
si kibum jadi rada jahat yak, gak kayak waktu kecil dulu.
mungkin efek dendam gak di inget kali yah ~>_<~
Kawaii22 #3
Chapter 12: Bagus banget ohmygoddd,, lanjut terus thor!
skmcom #4
Chapter 12: aku cuma bisa bilang WOW!! its amazing garls...
Wulwul0705
#5
Chapter 12: Kejutan....
Kayak mau ultah trus dapat kejutan manis,..
Oh... Tuhan manisnya cinta siwon sama kyu
Tapi ending bahagia... aku suka...
hyunnie88 #6
Chapter 2: ceritanya seru bngt dn gk bosen aku baca2 terus!^^b
KyuriKimELF #7
Chapter 12: Mian ya thor q c0ment.a di part akhir..
Q suka ff.a keren terlepas dari aku joyer and pegaxue but i enjoyed this ff..
mau joyer,pegaxue tw wonkyu skalipun qta tetap elf yg mencintai mreka smua kan. Toh ini cuman fanfic..
#haha ,q kebanyakan diplomasi..xD
over all nice ff sneng akh!r.a bhag!a semua.
SitiNurAzizah #8
Chapter 12: huhuyyyy.... senangnya~~~ mereka semua bahagia..

ceritanya keren. pertama kali baca ff dengan ide cerita kaya gini dan ini bagus banget. hihi. keren thor.
Darmin
#9
Chapter 12: Aaaa noona...

Eh situ lebih tua ga ya? Bodo ah,gua eternal maknae dimana aja dan kapan aja :v

Btw,akhirnya nemu cerita ini lagi,dulu nemu pas masi chap 9,abis itu lupa linknya T.T

Btw ceritanya baguuus,author noona kreatif dah :3 and I want a sequel yah :3

*memberbarusksd
hayarahma #10
Chapter 12: Omg gak pernah kepikiran bakal gini akhirnya. But overall, this story is absolutely daebak!!
Happy ending ternyata ahaha, good job eonni! xD