Dangerous Twin

Dangerous Twin

Kyuhyun POV

            Aku menoleh ke belakang, tidak ada yang mencurigakan. Tapi kenapa rasanya ada orang yang mengamatiku dengan tajam ya. Ah paling hanya perasaanku saja. Aku kembali berjalan menuju kelasku. Sebentar lagi usiaku 17 tahun tapi aku masih saja penakut dan manja. Yah walaupun tak ada seorangpun yang protes, tapi aku ingin berubah menjadi dewasa dan bisa diandalkan, bukan hanya mengandalkan orang lain.

            Siiinggg

            Kesunyian yang aneh membuat bulu kudukku menegang. Dingin. Itulah yang kurasakan pada sekujur tubuhku. Aku kembali menoleh ke belakang dan mengamati apa yang kulihat. Dan itu hanya siswa-siswa SM High School yang berjalan santai sambil mengobrol menuju kelas mereka. Semua terlihat wajar, kecuali sosok kabur yang menatapku dari luar gerbang besar sekolah.

            Siapa dia? Penguntit? Penculik?  Atau lebih parah,, hantu? Oh Tuhan! Kumohon jangan salah satu dari mereka. Aku tidak suka dikuntit. Aku benci diculik. Dan yang terpenting, AKU TAKUT DIHANTUI!

            Meski agak gemetar, aku mencoba tenang. Berbalik dan berjalan secepat yang kubisa menuju kelas. Tapi baru beberapa langkah seseorang memegangi bahuku. Reflex aku memasang kuda-kuda dan menghantamnya dengan kamus Korea-Jepang yang ada ditanganku.

            “Ommo… Kyunnie, kau mau membuatku gegar otak?” didetik terakhir orang itu berhasil menghindari ciuman kamusku di kepalanya.

            Setelah mengenali namja di depanku yang berbadan besar –karena  otot-ototnya- aku bernafas  lega “Kau sih hyung membuatku kaget”

            Namja berelsesung  pipi bernama Siwon itu menatapku bingung “Lho aku kan biasa menyapamu seperti itu. Padahal kemarin sapaan selamat pagimu lebih manis dari ini”

            Aku mencari sosok mengerikan di luar gerbang itu tapi dia tidak ada disana. Puji Tuhan “Aniyo. Aku hanya merasa ada seseorang yang mengikuti dan mengawasiku” karena takut dipandang sebagai namja paranoid dan  menyusahkan aku segera menambahkan “mungkin itu hanya perasaanku saja”

            “MWO? ADA YANG MENGIKUTI DAN MENGAWASIMU! Mana orangnya? Apa dia disini? Si Sialan itu tak akan kubiarkan kabur!” aku lupa sifat seorang Choi Siwon yang berbeda dengan image tenangnya, dia akan jadi beringas jika berkaitan dengan keselamatanku.

            “Astaga hyung! Tenanglah. Kau membuat kita jadi tontonan” walau dimanapun kami berada entah kenapa –mungkin karena kepopuleran Siwon hyung yang  selangit- kami selalu jadi subjek perhatian public “aku mungkin salah lihat”

            Kalimat itu tak membuat Siwon hyung tenang. Seperti singa yang siap memangsa  kancil, dia menatap semua orang di dekat kami dengan tatapan maut yang membuat orang-orang itu lari tunggang langgang. Setelah puas melihat tak ada orang di sekitar kami lagi dia menatapku. Lucunya tatapannya berbeda 180˚, lembut dan menenangkan “Seharusnya aku menjemputtmu dari rumah, tidak membiarkan supirmu mengantarmu sampai gerbang saja. Ah atau sebaiknya aku menelepon eommamu dan menyuruh beliau mengirim agen FBI atau CIA sebagai bodyguardmu. Atau se …”

            Aku mengenggam tangannya yang besar dan hangat. Itu salah satu cara membuatnya kembali normal, Tenang dan Damai “Siwon hyung, kau tak perlu melakukan apa-apa. Aku akan baik-baik saja asal hyung ada di sampingku”

            Berhasil! Dia berhenti mengoceh tentang para FBI dan sebagainya. Dia menatapku. Mencari keteguhan dari mataku kemudian dia tersenyum. Senyum yang selalu berhasil membuat ‘electric shock’ di jantungku “Baiklah babby kalau itu maumu. Tapi sekarang aku akan mengantarmu sampai kelas”

            Merasa tak bisa menolak aku hanya mengangguk. Jadi seperti teletabis kami bergandengan menuju kelasku di lantai 2. Oya, ngomong-ngomong, apa teletabis bergandengan tangan?

***

Author POV

            Bisa dibilang begitulah sapaan selamat pagi 2 namja paling terkenal di SM High School. Banyak yang bertanya bagaimana mereka bisa akrab padahal mereka memiliki sifat yang berbeda. Kyuhyun yang jahil. Siwon yang baik hati. Kyuhyun yang ceplas ceplos. Siwon yang ramah. Kyuhyun sang ahli game dan benci olahraga kecuali renang. Siwon yang hanya bisa main Mario Bross dan atlet professional. Kyuhyun yang terkenal sebagai anak setan dan Siwon yang terkenal sebagai anak Tuhan. Dan yang paling imut, Kyuhyun yang suka dimanja dan Siwon yang suka memanjakannya. Paling kesamaan mereka adalah, anak satu-satunya dari keluarga kaya raya dan sama-sama berIQ tinggi, setinggi badan mereka.

            Awal pertemuan mereka ketika Kyuhyun masuk sekolah dasar  pertama kali dan tersesat karena gedung sekolahnya yang sangat luas. Siwonlah yang menolongnya. Kebetulan –atau takdir- ayah mereka adalah rekan bisnis dan teman sekuliah dulu.

            “Apa terjadi sesuatu Kyu?” Ryeowook sahabat Kyuhyun bertanya pada temannya ketika Kyuhyun menghempaskan bokong y –ehemm- di bangku sebelahnya.

            “Biasa Siwon hyung sang raja paranoid” jawab Kyuhyun sambil tersenyum.

            “Itu artinya dia sangat  menkhawatirkanmu” Wookie sang peri baik hati berkata bijak.

            Kyuhyun mengeluarkan PSP daari tasnya “Aku tak keberatan. Tapi dia suka lebih memperhatikanku dari dirinya sendiri. Ingat kejadian ketika awal kita masuk SMA dia seperti orang gila lari memakai kaos pendek di tengah salju karena mengira aku jatuh ke jurang padahal aku hanya dihukum karena main game di kelas untuk membersihkan salju di halaman belakang sekolah”

            “Hahaha  Aku ingat. Dia hamper mati beku karena nekat turun ke jurang” Eunhyuk salah satu sahabat Kyuhyun yang baru datang meletakkan tasnya di belakang Kyuhyun dan ikut nimbrung.

            “Yak Monyet Sirkus! Tak ada yang mengajakmu bicara” Kyuhyun memberikan deathglare evilnya pada Eunhyuk. Dia tidak suka ada kata ‘mati’ jika mereka sedang membicarakan Siwon hyung-nya.

            Namja y bermarga Lee itu langsung berlindung di balik punggung seseorang yang juga datang bersamanya tadi “Huwwa Hae, Kyunnie serem. Dia jahat mengataiku Monyet Sirkus. Padahal aku kan mirip Justin Bieber”

            “Tidak Hyukkie” Hae alias Lee Donghae menggeleng “Kau jauh lebih tampan dari JB. Kau yang tertampan”

            Eunhyuk yang tadi rusak moodnya mendengar hinaan sang evil langsung goodmood kembali “Tidak Hae. Kaulah yang tertampan”

            Ryeowook hanya menggelengkan kepalanya  pasrah sedang Kyu membuat suara seperti orang muntah.

            Karena kelakuan sahabat-sahabatnya, Kyuhyun melupakan sosok misterius yang tadi sempat membuatnya ketakutan.

***

Kyuhyun POV

            Aku suka kehidupanku. Aku suka sahabat-sahabatku. Aku suka orang tuaku. Dan aku suka Siwon Hyung. Setiap menyebut nama itu ada perasaan hangat dan menyenangkan di hatiku. Dulu aku belum mengerti apa itu tapi sekarang aku tahu. Hanya saja, aku tak ingin orang lain terutama dia tahu. Yah, setidaknya sampai dia juga punya perasaan yang sama padaku. Dan aku yakin itu akan terjadi.

            “Kita udah sampai rumah tuan muda”  Kim Ajussi supirku membuyarkan lamunannku tentang betapa kerennya Siwon hyung.

            “Ah,, ne” aku menatap  sekeliling dan melihat hal yang sudah familiar. Sebuah rumah yang sangat besar dengan desain gaya eropa yang mistik. Tapi ada sebuah benda yang tampak asing. Sebuah mobil Mercedes hitam mengkilat terparkir manis di depan teras. Apa itu mobil baru yang dibelikan appa untukku? Tapi baru bulan lalu dia memberiku Ferrari shappire blue.

            Begitu masuk melalui pintu depan, aku baru tahu siapa pemilik mobil Mercy itu. Si pemilik tersenyum manis melihatku datang.

            “Hangeng Hyung……” aku langsung memeluknya “kapan kembali dari China?”

            “Baru beberapa menit yang lalu” jawab Hangeng hyung sambil mengelus rambutku.

            Aku melepaskan pelukan kami dan menatapnya dari ujung rambut hitam lurusnya sampai ujung kakinya yang bersepatu buatan China “Kau tambah tua hyung”

            Seperti biasanya dia hanya membalas ejekanku dengan senyum lembutnya “Sekolahmu menyenangkan Kyunnie?”

            Aku mengangguk “Selalu menyenangkan”

            Dia mengacak rambut hitamku “Sudah 3 tahun tidak bertemu kau sudah melebihi tinggiku. Kau juga makin manis”

            Aku cemberut “Aku makin tampan hyung bukan manis. T.A.M.P.A.N”

            Dia tertawa “Iya, iya. Kau jauh lebih tampan dari Siwon. Ngomong-ngomong makhluk satu itu masih menyikutimu?”

            “Aku yang mengikutinya hyung. Dan kau benar. Aku lebih tampan darinya” aku memamerkan cengiran evilku “Oya, hyung ke Korea bukan untuk liburan saja kan?”

            “Aku pindah kuliah kesini. Universitas jurusan bisnis disini lebih bagus” jawabnya.

            Aku melompat-lompat senang. Aku sudah menganggap Tan Hangeng sebagai kakak kandungku. Yah itulah nasif anak tunggal yang tidak punya orang untuk kau anggap saudara. Jadi aku sangat bahagia ketika Hanggeng hyung akan kembali tinggal di Korea. Usia kami memang hanya beda 3 tahun tapi dia jauh lebih dewasa dariku.

            “Kau akan tinggal dimana hyung? Di rumahku?” tanyaku penuh harap ketika melihat koper besarnya.

            Dia menggeleng “Aku tinggal di apartemen dekat rumahmu. Aku kesini dulu begitu sampai bandara. Aku sangat merindukan Kyunnie kecilku” lagi-lagi dia mengacak-acak rambutku. Aish hobby lamanya kembali lagi.

            “Wah anak eomma sudah pulang rupanya” aku melihat eomma keluar dengan senyum malaikatnya “Sini berikan eomma pelukan sepeluang sekolah”

            Aku memutar mataku. Tuh kan, semuanya memperlakukanku seperti bayi besar

***

            Aku berada di ruangan yang gelap. Ruangan itu seolah tak berujung. Aku menatap sekeliling. Seingatku tak ada tempat seperti ini di rumahku. Lagipula, baru sedetik yang lalu aku berbaring di kasur empukku, kenapa sekarang aku ada disini.

            “Kyu…” aku mendengar seseornag memanggilku.

            Aku menandang sekeliling. Tidak ada seorangpun disini. Dengan ngeri aku menjawab “Siapa kau?”

            “Kau lupa padaku?” suara itu kembali terdengar kali ini berasal dari belakangku.

            Aku langsung berbalik dan mundur beberapa langkah ketika menemukan sosok di depanku. Tinggi kami sama. Rambut kami sama. Selebih itu tak jelas. Dia seperti sosok diriku ketika aku bercermin, tapi bedanya sosok ini kabur.

            “Kau sungguh lupa padaku?” suara itu berasal darinya tapi aku tidak bias melihat bibirnya. Seolah kabut menyelimuti orang itu.

            “Kau hantu?” aku benci hantu tapi entah kenapa sosok di depanku membuatku takut tapi bukan rasa takut uang sama seperti ketika aku melihat ataupun menonton film hantu. Apa orang di depanku ini bukan hantu?

            Dia menggeleng “Aku hyungmu”

            Jawabannya membuatku kaget. Hyungku? Bicara apa sih dia “Maaf, tapi aku anak tunggal”

            “Itu yang berusaha ditekankan orang tua kita padamu” jawab orang itu terdengar sinis.

            “Itu yang sebenarnya” aku tak mau kalah.

            “Kau curang Kyu. Aku bahkan tak bisa melupakan kau sedetikpun tapi kau sama sekali tak ingat padaku. Padahal aku harus menyerahkan semuanya agar kau bisa seperti sekarang” dia berkata seolah aku memperlakukannya dengan tidak adil.

            Sungguh aku tidak mengerti apa yang dibicarakan orang aneh ini “Maaf tapi bisakah aku keluar dari sini”

            Seolah aku tak pernah mengatakan apapun orang itu berkata “Eomma adalah pembohong. Dia melakukan apapun untuk membuatmu lupa padaku. Appa juga pembohong. Dia menghapusku dari kehidupan keluarga Cho”

            “Yak! Apa maksutmu? Eomma dan appamu mungkin pembohong. Tapi orang tuaku tidak seperti itu” balasku sengit.

            “Ah waktuku habis. Tapi kita akan bertemu lagi” orang itu berjalan mundur “sampai jumpa my dongsaeng”

***

            Mimpi. Aku ternyata hanya mimpi. Tapi rasanya sangat nyata. Aku masih bisa merasakan dinginnya tempat itu. Aku masih bisa merasakan betapa terlukanya suara orang itu.

            “Kenapa melamun sayang?” Eomma mengelus tanganku. Kami bertiga sedang sarapan di ruang makan dan berhubung sekarang hari minggu, biasanya kami pergi piknik bersama. Itulah yang kubanggakan dari orang tuaku. Meskipun mereka pembisnis, mereka lebih mengutamakan keluarga di atas segalanya.

            “Aniyo eomma” aku menggeleng.

            “Hari ini kau ingin kemana Kyu?” Tanya appa yang sudah menghabiskan setengah sarapannya yang berupa pancake rendah gula.

            Aku meletakkan gelas susu yang baru saja kuhabiskan “Aku sih terserah appa. Dimanapun itu pasti menyenangkan”

            “Baiklah. Kita memancing saja ya. Ada tempat memancing yang bagus” appa berkata.

            Aku mengangguk. Pikiranku masih tertuju pada sosok misterius dalam mimpiku. Sosok yang mengaku sebagai kakakku. Aku memutuskan untuk bertanya “Eomma, apa aku punya hyung?”

             Karena pergantian topic atau apa, begitu mendengar pertanyaanku sendok yang dipegangnya jatuh dengan suara nyaring membentur lantai. Bahkan appa tersedak kopinya. Apa pertanyaanku seaneh itu?

            Perlu setengah menit bagi eomma untuk menjawab pertanyaanku. Mata hitamnya yang diwariskan padaku terlihat gelisah “ten…tentu saja tidak. Kau kan anak tunggal”

            “Kenapa kau bertanya hal itu?” mata hitam appa yang tajam menatapku. Dia terlihat gugup tidak seperti biasanya.

            “Tidak ada” jawabku. Terlalu aneh jika aku menceritakan mimpiku.

            “Kalau begitu jangan Tanya” kata appa tegas. Dia tidak pernah menggunakan nada tegas padaku kecuali keusilanku sudah keterlaluan, aku tidak mendengarkan perintahnya untuk istirahat dan membahayakan diri sendiri. Aku yakin saat ini aku tidak melakukan ketiganya.

***

            Danau tempat kami memancing sangat luas. Pemandangannya juga sangat indah. Tapi aku lebih suka melihat appa dan eommaku yang terlihat mesra. Eomma duduk di pangkuan appa dan mereka saling membantu menarik kail appa yang berhasil mendapatkan ikan. Sebenarnya aku masih ingin bertanya tentang ‘apa aku punya hyung’ tapi aku tak mau merusak mood mesra mereka, siapa tahu nanti malam aku bisa punya adik.

            “Kyu, pancingmu ketarik tuh” eomma menunjuk pancingku.

            Aku segera menariknya. Tarik-tarikan berlangsung seru. Pasti ikannya besar. Dan benar saja. Begitu berhasil memenangkan pertandingan, aku mendapatkan ikan emas yang besar sekali.

            “Wah, itu ikan terbesar yang berhasil kita tangkap” appa menatap kagum ikan hasil pancinganku “bahkan lebih besar dari yang di dapatkan Bummie dulu”

            Aku mengalihkan pandanganku dari ikan besar itu ke mata elang ayahku “Bummie? Siapa itu?”

            “Eh? Bummie siapa?” appa balik bertanya.

            “Tadi appa menyebut nama itu” jawabku curiga. Apa itu selingkuhan appa. Hahaha aku ini bodoh. Lihat betapa mesranya dua insan itu, tak mungkin salah satu dari mereka selingkuh.

            “Kamu pasti salah dengar sayang” eomma berkata padaku.

            Aku mengangkat bahu bersamaan dengan angin kencang yang tiba-tiba berhembus. Angin itu menyebabkan topi pink yang dikenakan ibuku terbang dan hampir tercebur ke danau. Dia berdiri ingin mengambilnya tapi aku lebih dulu berkata “Biar aku saja eomma”

            Jauh juga angin menerbangkan topi itu. Aku membungkuk untuk mengambilnya lalu tanpa sengaja menatap bayanganku di air danau yang jernih. Aku tersentak kaget. Ada seseorang yang mirip denganku tepat dibelakangku. Kulitnya seputih salju. Sosok yang sama dengan orang di mimpiku.

            Byuurrr….

            “Kyuhyun….” Aku bisa mendengar teriakan panik eommaku sedetik sebelum aku tercebur ke danau.

            Syukur dalamnya hanya 3 meter. Aku bisa berenang dan bisa dibilang berenang adalah olahraga paling bisa kuandalkan. Aku sudah hampir mencapai permukaan saat seseorang menarik tanganku kembali ke dasar danau. Aku menoleh padanya dan shock setengah mati.

            Orang itu adalah orang yang mendorongku. Sekarang aku bisa melihat jelas wajahnya. Sekilas kami sangat mirip. Tapi dia memiliki mata elang yang sama dengan milikm appa. Hidung dan bibir kami sama. Tapi dia memiliki senyum yang dingin sedingin salju. Terbukti ketika dia menempelkan bibirnya di bibirku. Aku merasakan sensasi beku di sekujur tubuhku. Aku memberontak tapi dia tak terlalu kuat. Paru-paruku rasanya mau meledak karena kekurangan oksigen. Dengan ngeri aku melihat ada yang aneh ketika dia menjauhi bibirnya. Dia seperti menyedot asap biru yang keluar dari bibirku. Apa itu jiwaku? Entahlah. Aku tak bisa berpikir apapun karena detik berikutnya hanya kegelapan yang kudapatkan.

***

 

ada yang menantinya? :3

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Rismaaa #1
Chapter 12: Di tahun 2017 baru baca?? Kemana aja kamu risma?? Hehehe
bagus bgt thor ff fantasy emang paling seru buat dibaca. Pengen ada ff wonkyu lagi bisa?
reynita88 #2
Chapter 3: seruuuu...
si kibum jadi rada jahat yak, gak kayak waktu kecil dulu.
mungkin efek dendam gak di inget kali yah ~>_<~
Kawaii22 #3
Chapter 12: Bagus banget ohmygoddd,, lanjut terus thor!
skmcom #4
Chapter 12: aku cuma bisa bilang WOW!! its amazing garls...
Wulwul0705
#5
Chapter 12: Kejutan....
Kayak mau ultah trus dapat kejutan manis,..
Oh... Tuhan manisnya cinta siwon sama kyu
Tapi ending bahagia... aku suka...
hyunnie88 #6
Chapter 2: ceritanya seru bngt dn gk bosen aku baca2 terus!^^b
KyuriKimELF #7
Chapter 12: Mian ya thor q c0ment.a di part akhir..
Q suka ff.a keren terlepas dari aku joyer and pegaxue but i enjoyed this ff..
mau joyer,pegaxue tw wonkyu skalipun qta tetap elf yg mencintai mreka smua kan. Toh ini cuman fanfic..
#haha ,q kebanyakan diplomasi..xD
over all nice ff sneng akh!r.a bhag!a semua.
SitiNurAzizah #8
Chapter 12: huhuyyyy.... senangnya~~~ mereka semua bahagia..

ceritanya keren. pertama kali baca ff dengan ide cerita kaya gini dan ini bagus banget. hihi. keren thor.
Darmin
#9
Chapter 12: Aaaa noona...

Eh situ lebih tua ga ya? Bodo ah,gua eternal maknae dimana aja dan kapan aja :v

Btw,akhirnya nemu cerita ini lagi,dulu nemu pas masi chap 9,abis itu lupa linknya T.T

Btw ceritanya baguuus,author noona kreatif dah :3 and I want a sequel yah :3

*memberbarusksd
hayarahma #10
Chapter 12: Omg gak pernah kepikiran bakal gini akhirnya. But overall, this story is absolutely daebak!!
Happy ending ternyata ahaha, good job eonni! xD