Dangerous Twin

Dangerous Twin

Author POV

            Sudah sebulan sejak Kyuhyun dan Kibum melakukan ‘pertukaran tempat’ pertama kali. Sejak itu pula Kibum sering menggunakan tubuh Kyuhyun. Bahkan bisa dibilang dia lebih sering menggunakannya dari yang punya tubuh sendiri. Selama dia menggunakan tubuh adik kembarnya, Kibum berusaha keras menarik perhatian Siwon. Dia juga senang bermanja-manja pada Hangeng. Keinginannya yang aneh-aneh selalu dituruti orang tuanya. Tapi meski begitu, Kibum berakting sempurna sebagai Kyuhyun sehingga tidak ada seorangpun yang curiga padanya.

            Bagaimana dengan Kyuhyun? Tak bisa dipungkiri kadang dia kesal setiap melihat Kibum yang begitu manja pada oang-orang yang disayanginya. Tapi dia juga tak bisa memungkiri dialah pihak yang salah disini karena dialah penyebab Kibum melakukan hal ini. Berusaha untuk sabar, hanya itu yang dilakukan Kyuhyun. Sayangnya ada perasaan kecewa di hati Kyuhyun ketika tidak ada satupun diantara orang-orang yang begitu dia sayangi menyari bahwa Kibumlah yang selama ini menempati tubuhnya.

            “Lucu juga kau bisa bertahan sampai sekarang” roh Kibum yang baru kelur dari tubuh Kibum menatap datar adiknya yang masih berusaha menetralkan rasa sakitnya. Meski sudah sebulan, rasa sakit pertukaran tempat itu masih terasa walau sudah berkurang lebih dari setengahnya.

            Kyuhyun tak menggubris perkataan hyungnya. Dia lebih memilih merebahkan tubuh lelahnya ke kasur. Selalu seperti ini. Setelah Kibum mengembalikan tubuhnya, rasa lemas selalu mendominasi setiap sendi dan tulangnya.

            “Meski belum seutuhnya, tubuhmu sudah mulai menerima rohku. Tapi tetap saja dia lebih memilih roh aslinya. Menyebalkan” Kibum dduduk di ranjang Kyuhyun “Tapi tadi di sekolah sungguh menyenangkan. Aku tak tahu kalau Siwon  hyung pencium yang hebat”

            Kyuhyun sempat lega ketika kencan pertama Siwon dan Kibum tidak diwarnai ciuman. Mendengar perkataan Kibum sekarang Kyuhyun bangun dari tidurnya “Bohong! Kalian tidak melakukan itu!”

            “Sudah kuduga kau mengikutiku” Kibum tersenyum puas melihat hasil jebakannya.

            Akhir-akhir ini Kyuhyun memang membuntuti Kibum diam-diam. Mengawasi apa yang dilakukan Kibum dengan tubuhnya “Wajar saja aku hanya mengikuti tubuhku”

            Senyum puas Kibum berubah menjadi seringaian “Kau sudah berani mengklaim tubuh itu tubuhmu?” Kibum menunjuk Kyuhyun.

            Selama ini Kyuhyun sudah cukup mengalah “Memang beanr ini tubuhku. Tak peduli apa yang terjadi di masa lalu tubuh ini memang milikku. Buktinya tubuh ini lebih memilih rohku daripada rohmu hyung”

            Seringaian di bibir Kibum sungguh tampak menakutkan “Kita lihat saja. Pada akhirnya akulah yang akan hidup”

            “Aku membiarkan hyung melakukan apapun yang ingin hyung lakukan. Tapi aku tak bisa diam saja jika hyung ingin merebut Siwon hyung” ucap Kyuhyun marah. Dia sudah lelah dijadikan boneka oleh roh kakaknya yang sudah mati.

            “Kau sungguh mencintai Choi Siwon itu? Aku pasti bisa merebutnya darimu dan kau hanya bisa gigit jari” Kibum memandangkan adiknya meremehkan.

            “Tak akan kubiarkan” Kyuhyun memandang kakaknya bertekat tau mau mengalah kali ini.

            “Kau akan menyesal melakukan ini Cho Kyuhyun” ancam Kibum lalu dia menghilang.

            Sayangnya saat itu Kyuhyun tidak menyadari dia sungguh-sungguh akan menyesal.

***

Kyuhyun POV

            Sudah seminggu Kibum hyung tidak datang untuk bertukar tempat. Apa dia sudah menyerah? Atau parahnya dia sudah tidak ada di dunia ini. Membayangkan aku tidak bisa bertemu dengan Kibum hyung membuat perasaanku tidak enak. Aku memang kesal dan marah padanya karena bersikap seperti ingin menguasai semua hal tentang hidupku. Tapi aku sangat menyayanginya. Dialah orang yang paling kucintai di dunia ini. Aku tak peduli meski dengan memberi tubuhku aku akan kesakitan atau bahkan mati. Aku hanya ingin Kibum hyung menghargaiku, menyayangiku seperti dulu. Apa harapanku terlalu tinggi? Walau tak bisa kusangkala da bagian dari diriku yang senang Kibum tidak mengaggu hidupku lagi.

            Dengan langkah gontai aku berjalan ke ruang makan. Sebentar lagi makan malam aku tak ingin eomma harus memanggilku dulu. Tapi langkahku terhenti ketika aku melewati kamar orang tuaku. Aku mendengar suara tangis. Suaranya terdengar samar-samar dan seperti tertahan. Aku mengintip dari pintu kamar yang tidak tertutup sempurna itu. Tapi tidak ada siapapun di dalam sana. Merasa penasaran aku melangkahkan kakiku masuk ke dalam.

            Aku sering masuk ke kamar orang tuaku. Tidak ada yang berubah disini. Entah mengapa pandanganku tertuju pada lukisan Snow White besar yang dipajang di samping meja rias eommaku. Aneh, Lukisan itu terlihat agak masuk ke dinding.

            Aku berjalan pelan mendekati lukisan itu. Diantara semua dongeng, favorite ibuku adalah Putri Salju. Karena itu dia membeli lukisan Snow White ini dengan harga yang sangat mahal. Aku menyentuh lukisan itu dan alangkah kagetnya ketika lukisan itu terdorong.

            Aku baru tahu di kamar orang tuaku ada pintu rahasia. Aku mendengar suara tangis itu berasal dari dalam sana. Langkahku tak terdengar ketika aku berjalan memasuki ruangan itu. Ketika aku sudah terbiasa dengan suasana agak gelap disana, mataku terbelalak lebar melihat pemandangan di depanku.

            Bukan sosok yang menangis di depanku saja yang membuatku kaget yakni eomma sedang menangis sambil memeluk piama berwarna putih. Tapi yang membuatku sangat kaget adalah seluruh ruangan ini dipenuhi poto dua orang anak kecil yang sangat mirip. Aku tahu salah satunya adalah potoku ketika kecil dan satunya lagi adalah saudara kembarku. Tidak hanya foto. Disini ada semua barang-barang yang pernah dipakai Kibum hyung, pakaian, mainan dan buku-bukunya.

            “Bummie….” Aku tak pernah mendengar suara eommaku yang begitu sarat akan kesedihan. Dia tak menyadari aku ada di belakangnya. Dia terus memanggil mana Kibum hyung sambil memeluk piyama kesayangan Kibum hyung disela isakan tangisnya.

            Bagaimana aku bisa berpikir orang tuaku sudah melupakan sosok anak sulungnya? Bagaimana aku bisa begitu egois berpikir seperti itu. Aku sungguh jahat karena membuat eomma menangis seperti itu. Aku sungguh jahat sudah menghancurkan hidup semua orang. Menghancurkan hidup eomma dan appa. Menghancurkan harapan mereka akan anak sulung mereka.

            Aku berjalan mundur sampai menabrak tembok dengan suara keras membuat eomma menghentikan tangisnya dan menatap ke arahku. Matanya yang merah karena menangis sedari tadi menatapku kaget “Kyunnie”

            Aku menutup wajahku dengan tangan. Menyembunyikan air mataku yang mengalir. Tubuhku merosot ke lantai. Dadaku rasanya sangat sakit memikirkan semua ini. Semua kesialan yang kuhadiahkan pada keluargaku sendiri. Pada orang tuaku sendiri. Dan pada hyung tercintaku sendiri. Aku terlalu hina. Aku terlalu rendah untuk hidup. Harusnya aku yang mati saat kecelakaan itu. Kenapa Kibum hyung menyelamatkanku? Kenapa dia tidak membiarkan tubuhku meledak bersama mobil itu.

            “Kyunnie… eomma…” eomma mendekatiku. Dia menyentuh bahuku “maafkan eomma… eomma tidak bermaksud…”

            “Aku membunuh Kibum hyung. Aku yang membunuhnya. Harusnya aku yang mati. Bukan dia” aku berteriak keras. Betapa egosinya aku selama ini. Kibum hyung hanya meminjam tubuhku sebentar saja tapi aku sudah tidak rela. Padahal dia sudah memberikan nyawanya padaku. Dia sudah memberikan segalanya padaku 14 tahun lalu.

            “Aniya. Kau tidak pernah membunuh Kibum. Jangan pernah berkata seperti itu” eomma memelukku.

            Aku membalas pelukannya dan menangis disana. Mataku yang kabur karena air mata menatap sesuatu di pojok ruangan itu. Kibum hyung yang sedang menatapku lekat-lekat. Atau lebih tepatnya roh Kibum hyung.

            Aku melepas pelukan eommaku dan berjalan mendekatinya “Hyung…”

            “Kau mengerti kan sekarang? Kehadiranmu di keluarga ini hanya membawa kesedihan dan derita. Kau membunuhku. Kau membuat eomma menangis setiap malam disini. Kau membuat appa kehilangan anak sulungnya. Kau puas sekarang?” kata-kata Kibum hyung yang sepert pisau menusuk hatiku.

            “Mianhaae hyung… jeongmal mianhae…” aku berdiri di depannya.

            Dia hanya menatapku sinis “Kuharap kau puas menyakiti orang-orang yang katanya kau sayangi. Mengerikan melihat kau bisa hidup santai sedangkan mereka harus menderita karenamu”

            “Kyunnie. Ayo kita keluar dari sini. Disini hanya membuatmu sedih” eomma yang tidak bisa melihat ataupun mendengar Kibum hyung menarik tanganku.

            Aku tidak mempedulikannya. Aku menatap Kibum hyung berharap dia tidak mengatakan hal yang menyakitkan seperti itu.

            “Lihatlah eomma. Dia selalu berkorban untukmu. Mengorbankan perasaannya dengan melihatmu. Tidakkah kau tahu betapa sedihnya dia melihatmu yang mirip denganku, anaknya yang sudah mati? Kau sama sekali tidak berpikir seperti itu karena kau hanya memperdulikan dirimu sendiri. Kau hanya membawa penderitaan bagi eomma dan appa”

            “TIDAAAK!!” aku berteriak keras membuat eomma kaget. Aku tahu apa yang dikatakan Kibum hyung semuanya benar karena akupun berpikir sama. Tapi rasanya jauh lebih sakit jika diucapkan. Aku merasa jauh lebih hina. Aku merasa sangat tidak pantas untuk hidup.

            “Kyunnie… ada apa chagi? Kau kenapa?” eomma berdiri di hadapanku membelakangi roh Kibum hyung.

            Aku menatap mata hitam eomma yang sama seperti mataku. Matanya penuh akan kesedihan. Matanya tidak bersinar dan baru kusadari sinar itu mulai meredup 14 tahun lalu “Mianhae eomma” aku menatapnya sekali lagi sebelum tubuhku jatuh ke lantai dan semuanya gelap.

***

Author POV

            “Aku kan sudah bilang jangan ke ruangan itu jika ada Kyuhyun disini” Mr Cho menatap istrinya marah. Dia sedang metting penting ketika istrinya menelepon bahwa putranya pingsan di ruang tempat mereka menyimpan segala kenangan tentang anak sulung mereka. Dia segera melesat meninggalkan meetingnya untuk melihat keadaan anak bungsunya.

            “Aku…aku hanya merindukan Bummie. Aku tidak tahu kalau semuanya akan jadi begini. Maafkan aku yeobo” Mrs Cho tak sekalipun berhenti menangis.

            Doker Jang keluar dari kamar Kyuhyun “Demamnya sangat tinggi. Imun tubuhnya menurun drastis membuat tubuhnya melemah. Alangkah baiknya jika dia dibawa ke rumah sakit. Aku kawatir keadaannya akan semakin buruk”

            “Kita tidak bisa membawanya ke rumah sakit. Itu akan mengingatkannya pada kejadian 14 tahun lalu” Mr Cho berkata. Suaranya sarat akan kecemasan.

            “Jadi Kyuhyun sudah ingat tentang saudara kembarnya?” Tanya Dokter Jang. Dokter yang sama dengan dokter yang mengabarkan berita buruk tentang kematian anak sulung Keluarga Cho.

            “Ini semua salahku” Mrs Cho menangis makin keras “Aku sudah ceroboh. Aku membiarkan Kyuhyun mengingat masa lalunya yang menyakitkan”

            “Hal ini cepat atau lambat pasti terjadi. Mungkin sudah saatnya Kyuhyun tahu. Dia tidak bisa selamanya hidup tanpa tahu tentang masa lalunya” Dokter Jang berkata “Aku akan mengirim beberapa perawat terbaikku untuk merawat Kyuhyun. Segera hubungi aku jika keadaannya memburuk. Aku akan datang lagi nanti”

            “Terima kasih. Aku tak tahu harus berbuat apa tanpamu” Mr Cho membungkuk pada dokter di depannya.

            Dokter Jang hanya tersenyum sedih “Itu sudah kewajibanku. Aku tak bisa menyelamatkan Kibum dulu. Aku tak ingin hal itu terjadi juga pada Kyuhyun”

            Setelah dokter Jang pergi. Sepasang suami istri itu masuk ke kamar putra bungsu mereka. Tangis sang eomma kembali pecah melihat keadaan anak mereka. Diantara kedua anaknya, Kyuhyun memiliki imun yang lemah dia gampang terserang penyakit. Tapi karena perhatian orang tuanya Kyuhyun jarang sakit. Melihat anak mereka terbaring tidak berdaya dengan infus dan peralatan medis di tubuhnya adalah pemandangan yang sangat menyedihkan.

            “Sudahlah yeobo. Uljima. Kau hanya akan membuat Kyuhyun sedih jika menangis seperti ini” Mr Cho yang amarahnya sudah reda menatap istrinya sedih.

            “Tapi aku sudah jahat padanya” Mrs Cho masih menangis sambil menggenggam tangan anaknya.

            “Dia yang sudah jahat padamu eomma” Kibum berkata pelan. Tapi tidak ada yang bisa mendengarnya. Matanya menatap adiknya yang pucat “Aku sudah bilang padamu kan kau akan menyesal melawanku. Tapi kau tak mau mendengarnya”

            Kyuhyun beegerak-gerak gelisah dalam tidurnya membuat Mrs Cho menggenggam tangannya lebih erat “Bangunlah Kyunnie. Eomma disini. Maafkan eomma chagi”

            “Hyung…” suara Kyuhyun terdengar sangat lirih tetapi ketiga orang di ruangan itu bisa mendengarnya jelas. Kibum tersenyum puas. Keringat dingin membasahi wajah Kyuhyun. Mr Cho memegang kening anaknya dan kaget karena panas Kyuhyun naik lagi. Dia meraih telepon genggamnya dan menelepon Dokter Jang.

            “Bu…mmie hyung…” nafas Kyuhyun tersengal-sengal membuat sang eomma semakin panik. Air mata mengalir di sela mata Kyuhyun yang tertutup.

            “Kyunnie… bertahanlah chagi. Bertahanlah untuk eomma dan appa, jebal…” Mrs Cho berbisik di telinga anaknya. Tapi Kyuhyun terus saja memanggil nama kakaknya dan nafasnya terputus-putus seolah akan berhenti sama sekali. Tak lama kemudian Dokter Jang datang bersama 3 orang perawat yang membantunya memasangkan masker oksigen pada Kyuhyun.

            Kibum menatap nanar adiknya. Sepertinya kondisi adiknya jauh lebih parah dari yang dia pikirkan tapi wajahnya tetap datar saat berkata pelan “Selamat menikmati rasa bersalahmu Babby Kyu”

***

            Sudah 2 hari Kyuhyun tidak juga bangun dari tidurnya. Masker oksigennya sudah dilepas karena nafasnya sudah tidak tersengal-sengal lagi. Suhu tubuhnya juga sudah turun hanya saja dia masih mengigau memanggil nama hyungnya.

            Ryeowook, Donghae dan Eunhyuk datang menjenguknya. Bahkan Hangeng dan Siwon menginap di rumah Keluarga Cho untuk menjaga Kyuhyun.

            “Tidurlah Wonnie, kau kelihatan sangat lelah” kata Hangeng pada Siwon. Sudah 2 hari Siwon tidak tidur. Setiap dia tidur mimpi buruklah yang datang padanya.

            Siwon menggeleng “Aku tidak bisa tidur hyung”

            EunHae Couple yang biasanya berisik hari ini hanya menatap sedih sahabatnya yang terbaring dengan wajah sepucat mayat. Sedang Ryeowook sedang menelepon seseorang

            “Kami ada di rumah Kyunnie. Datang saja kesini hyung kau bisa menemani Siwon hyung. Ne, aku tunggu” Ryeowook mematikan HPnya.

            “Yesung mau kesini?” Siwon bertanya pada Ryeowook, namjachingu sahabatnya, Kim Yesung.

            Ryeowook mengagguk “Dia sudah di dekat sini”

            Suasana sunyi mendominasi kamar besar itu. Tak ada yang berbicara lagi. Semua tenggelam dalam pikiran masing-masing yang intinya sama ‘Kapan sang Magnae akan bangun dan sembuh seperi sedia kala’.

            Tak lama kemudia pintu kamar itu terbuka menampakkan seorang namja berambut hitam lebat dan berwajah babbyface “Hai”

            “Yeye hyung” Ryeowook menarik tangan namjachingunya semangat.

            “Hai Wookie” Yesung merangkul Ryeowook lalu langkahnya mendekati Siwon “Kau kelihatan seperti mayat hidup Wonnie”

            Siwon hanya tersenyum lemah memandang sahabatnya “Kau tampak seperti kura-kura berkepala besar hyung” meski hanya berbeda beberapa bulan Siwon memanggil Yesung dengan hyung.

            “Dasar Kuda Gila” Yesung geleng-geleng kepala lalu dia menatap Hangeng “Bagaimana keadaan Kyunnie hyung?”

            “Seperti kemarin. Dia mengigau mana hyungnya terus. Tapi syukur demamnya sudah turun” jawab Hangeng.

            Ruangan kembali sunyi. Saat seorang pelayan datang membawa minuman dan cemilan. Tapi tak seorangpun yang menyentuhnya karena selera makan mereka yang biasanya beringas sekarang menguap entah kemana.

            Siwon yang memilih duduk di kursi samping kasur Kyuhyun menggenggam erat tangan namja itu sambil berdo’a. Siwon tak pernah menyangka Kyuhyun yang ceria dan polos memilki masa lalu kelam yang begitu menyiksanya. Siwon merasa tidak berguna karena tidak bisa mengurangi beban namja yang sangat berharga baginya.

            “Bu..mmie..hyung...” Kyuhyun kembali memanggil nama hyungnya. Siwon menggenggam tangannya lebih erat “Mian..hae...”

            “Kyunnie, bangunlah” Siwon berbisik lembut di telinga Kyuhyun.

            Entah mungkin karena kesungguhan Siwon, perlahan Kyuhyun membuka matanya. Yang pertama dia lihat adalah wajah Siwon yang tersenyum lega padanya.

            “Wonnie hyung” Kyuhyun berusaha membiasakan matanya yang sudah terpejam selama 2 hari.

            “Bagaimaa perasaanmu Kyu?” Hangeng bertanya cemas.

            Kyuhyun mengalihkan pandangannya ke Hangeng “Aku tak apa-apa hyung” jawabnya. Suaranya lirih dan lemah.

            “Huwwaaaa Kyunnieeeee” EunHae Couple berteriak histeris melihat sahabatnya akhirnya bagun.

            “Aigoo kalian ini berisik sekali” Yesung menutup telinganya.

            “Syukurlah kau bangun Kyunnie. Kami sangat mencemaskanmu” Ryeowook berkata dengan mata berkaca-kaca.

            “Maaf membuat kalian cemas” Kyuhyun menatap satu persatu sahabatnya.

            “Eomma dan appamu ada di bawah bersama dokter Jang. Mau aku panggilkan?” Siwon bertanya.

            Kyuhyun menggeleng “Aku ngantuk hyung”

            “JANGAN TIDUR LAGI” sekali lagi EunHae couple berkteriak serempak.

            “Tapi aku ngantuk” jawab Kyuhyun cemberut.

            Hangeng membelai pelan rambut Kyuhyun “Tidurlah”

            “Tapi aku mau sendiri” kata Kyuhyun lagi.

            “Kau mengusir kami?” Yesung menatap Kyuhyun.

            “Aku hanya ingin tidur sendiri” jawab Kyuhyun keras kepala.

            “Baiklah. Kami akan keluar. Tapi berjanjilah langsung tidur begitu kami keluar” Siwon menatap Kyuhyun.

            Kyuhyun mengangguk “Jangan lupa tutup pintunya”

            “Dia sungguh-sungguh mau mengusir kita?” Ryeowook menggandeng tangan Yesung.

            “Dia pernah mengusirku dulu” jawab Hangeng yang pertama keluar dari kamar itu. Dia sadar Kyuhyun butuh waktu sendiri untuk menenangkan diri dan istirahat. Yang lain mengekor di belakangnya.

            Siwon yang terakhir keluar berbalik menghadap Kyu “Istirahatlah. Kalau ada apa-apa, panggil saja aku, Ne?”

            Kyuhyun tersenyum dan mengangguk. Terus tersenyum sampai pintu kamarnya di tutup “Bummie hyung. Aku tahu kau ada disini. Keluarlah”

            “Memangnya kau mau apa setelah aku keluar?” Kibum muncul tepat di samping jendela kamar Kyuhyun.

            Kyuhyun duduk di kasurnya walaupun tubuhnya masih lemah.

            “Lihat dirimu? Manusia lemah” Kibum melirik infus yang masih terpasang di tangan adiknya.

            Kyuhyun membuka infus di tangannya dengan paksa membuat tangannya berdarah “Aku mengerti kenapa kau sangat membenciku hyung. Aku tak akan memaksamu berhenti membenciku”

            “Baguslah kalau kau tahu dan sadar diri” Kibum menatap sinis saudara kembarnya.

            “Aku tak bisa terus hidup seperti ini. Katakan apa yang harus kulakukan untuk menebus semua kesalahanku padamu dan pada orang tua kita” Kyuhyun menatap serius Kibum.

            Ini dia yang ditunggu Kibum “Mati. Matilah agar kita impas”

            Kyuhyun terdiam. Tatapan matanya serius saat memandang mata hitam kakaknya “Baiklah. Jika kematianku membuatmu senang. Akan kulakukan”

***

            “Eomma senang akhirnya kau bangun chagi” Mrs Cho terlihat bersemangat pagi itu ketika dia membawakan sarapan kepada anaknya.

            Kyuhyun hanya tersenyum “Dimana Bummie hyung dimakamkan?”

            Mrs Cho agak kaget mendengar pertanyaannya “Bummie dimakamkan di makam Keluarga Cho”

            Ah pantas saja setiap kesana Kyuhyun merasa ada sesuatu yang menariknya tapi orang tuanya seolah memasang mata mengawasi setiap gerak-gerik Kyuhyun jika mereka kesana.

            “Kenapa kau bertanya seperti itu Kyunnie?” Tanya Mrs Cho.

            ‘Karena aku ingin dimakamkan di sebelahnya’ “Karena aku ingin kesana” jawab Kyuhyun.

            “Kita bisa kesana sepulangmu sekolah”  Mrs Cho mengelus lembut rambut anaknya.

            Kyuhyun mengangguk ‘Aku memang akan terbaring disana sepulang sekolah nanti’

            “Kajja. Kau sudah selesai sarapan? Hari ini appa yang akan mengantarmu sekolah” Kepala Mr Cho menyembul dari balik pintu kamar Kyuhyun.

            Kyuhyun kembali mengangguk ‘Hari terakhir yang sempurna’

            “Hati-hati di jalan yeobo” kata sang istri ketika mengantar suami dan anaknya menuju mobil mereka. Dia menatap sayang putranya “Kalau kau merasa tidak enak badan, izinlah pulang. Arra?”

            Kyuhyun mengangguk lagi. Dia memeluk erat eommanya “Aku menyayangimu eomma”

            Mrs Cho tersenyum. Dia bersyukur anaknya sudah memaafkannya karena menyembunyikan kebenaran tentang kakak kandungnya “Eomma juga sayang padamu Kyunnie”

***

            Mobil BMW itu melaju santai melewati jalanan Seoul menuju SM High School.

            “Appa” panggil Kyuhyun pada ayahnya yang sedang menyetir. Mr Cho memiliki seorang supir pribadi tapi entah kenapa hari ini dia sangat ingin mengantar sendiri anaknya ke sekolah.

            “Emm?” Jawab sang appa tanpa mengalihkan perhatiannya dari jalanan yang lumayan ramai.

            “Apa aku bisa punya adik lagi?” Tanya Kyuhyun.

            Saking kagetnya Mr Cho hampir menabrak trotoar “Pertanyaan macam apa itu Kyunhyun?”

            Kyuhyun menatap sepatunya sedih “Aku ingin punya adik. Aku ingin ada anak yang bisa menemani appa dan eomma” ‘Setelah aku pergi’

            “Kau sudah cukup untuk kami. Untuk apa menambah lagi” jawab Mr Cho bingung.

            “Apa appa dan eomma membenciku karena menyebabkan kematian Kibum hyung?” Kyuhyun bertanya lagi.

            Kali ini Mr Cho langsung menepikan mobilnya. Dia menatap wajah anak bungsunya serius “Jangan pernah berpikir seperti itu. Kami sama sekali tidak membencimu. Semua yang terjadi 14 tahun itu bukan salahmu. Itu salah penculik yang menculik kalian berdua. Bagaimana kau bisa berpikir seperti itu Kyu”

            Kyuhyun tak berani menatap mata ayahnya “Tapi aku membuat eomma menderita. Dia pasti selalu menangis jika mengingat Kibum hyung”

            Mr Cho memegang pundak putranya dan memutar agar mereka berhadapan “Dengarkan appa. Itu adalah masa lalu. Sekarang kau harus memikirkan masa depan. Aku mengerti ini berat untukmu Kyu. Tapi kau bukan manusia lemah yang akan melakukan tindakan pengecut. Jadi berhentilah membahas itu. Arra?”

            Kyuhyun mengangguk. Tindakan pengecut? Apakah tindakannya untuk mati adalah tindakan pengecut? Hati kecilnya menjerit mengiyakan. Itu artinya sama saja dengan bunuh diri tapi sisi lain dirinya yang lebih mendominasi terus berteriak menyuruhnya bertanggung jawab atas kematian kakaknya.

             ‘Well, bagaimanapun aku harusnya sudah mati 14 tahun lalu. Jadi secara teknis aku menundanya 14 tahun’ berbekal pikiran itu Kyuhyun pamit pada ayahnya dengan gaya biasa. Setelah mobil BMW ayahnya menghilang, Kyuhyun bukannya masuk ke gerbang sekolahnya malah berjalan menjauhinya.

            Dia berpikir keras bagaimana dia akan mengakhiri hidupnya. Jurang! Paling tepat jika dia terjun dari jurang yang sama dengan jurang tempat mobil penculik itu jatuh. Kyuhyun terus berjalan menusuri jalanan Seoul yang saat ini sudah padat. Melewati beberapa toko dan jalan raya tanpa memperhatikan sekitar karena dia sibuk mengingat-ingat dimana jurang kematiannya berasal.

            Tanpa disadarinya, dia berada di tengah jalan yang sangat ramai. Kesibukannya mengingat terhenti ketika dia mendengar suara klakson tepat di sampingnya. Dia berbalik dan melihat sebuah truk pengangkut pasir hanya beberapa meter darinya.

            Bukannya menghindar, Kyuhyun malah menatap polos truk yang melaju kencang itu. Sepertinya dia tak perlu jauh-jauh mencari jurang itu. Dia hanya perlu menutup mata dan menemui malaikat pencabut nyawanya. Dan memang itu yang dia lakukan. Onyx hitamnya terpejam bersiap menerima hantaman kuat truk raksasa itu.

            ‘Aku datang Bummie Hyung…’

***

 

Updatenya cepetkan?

Karena itu coment ya,,

Author yang manis ini meminta kritik dan saran agar DT kita tercinta semakin baik

 

Love

Anin :3

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Rismaaa #1
Chapter 12: Di tahun 2017 baru baca?? Kemana aja kamu risma?? Hehehe
bagus bgt thor ff fantasy emang paling seru buat dibaca. Pengen ada ff wonkyu lagi bisa?
reynita88 #2
Chapter 3: seruuuu...
si kibum jadi rada jahat yak, gak kayak waktu kecil dulu.
mungkin efek dendam gak di inget kali yah ~>_<~
Kawaii22 #3
Chapter 12: Bagus banget ohmygoddd,, lanjut terus thor!
skmcom #4
Chapter 12: aku cuma bisa bilang WOW!! its amazing garls...
Wulwul0705
#5
Chapter 12: Kejutan....
Kayak mau ultah trus dapat kejutan manis,..
Oh... Tuhan manisnya cinta siwon sama kyu
Tapi ending bahagia... aku suka...
hyunnie88 #6
Chapter 2: ceritanya seru bngt dn gk bosen aku baca2 terus!^^b
KyuriKimELF #7
Chapter 12: Mian ya thor q c0ment.a di part akhir..
Q suka ff.a keren terlepas dari aku joyer and pegaxue but i enjoyed this ff..
mau joyer,pegaxue tw wonkyu skalipun qta tetap elf yg mencintai mreka smua kan. Toh ini cuman fanfic..
#haha ,q kebanyakan diplomasi..xD
over all nice ff sneng akh!r.a bhag!a semua.
SitiNurAzizah #8
Chapter 12: huhuyyyy.... senangnya~~~ mereka semua bahagia..

ceritanya keren. pertama kali baca ff dengan ide cerita kaya gini dan ini bagus banget. hihi. keren thor.
Darmin
#9
Chapter 12: Aaaa noona...

Eh situ lebih tua ga ya? Bodo ah,gua eternal maknae dimana aja dan kapan aja :v

Btw,akhirnya nemu cerita ini lagi,dulu nemu pas masi chap 9,abis itu lupa linknya T.T

Btw ceritanya baguuus,author noona kreatif dah :3 and I want a sequel yah :3

*memberbarusksd
hayarahma #10
Chapter 12: Omg gak pernah kepikiran bakal gini akhirnya. But overall, this story is absolutely daebak!!
Happy ending ternyata ahaha, good job eonni! xD