Chapter 4

It's You

“Park Seungwan, kakakmu menunggu di ruang kepala sekolah, dan kau bisa membawa tasmu.” Seungwan yang bertanya-tanya mengapa kakaknya sudah berada di Seol sementara ia seharusnya berada di New York untuk urusan pekerjaan. Beberapa anak yang melihat Seungwan keluar dari kelas dengan membawa tas berspekulasi bahwa gadis itu akan pindah sekolah karena tidak tahan berada di sekolah itu. Ada juga yang mengatakan bahwa ia malu karena cintanya di tolak oleh Irene, mendengar hal-hal seperti itu Seungwan hanya mengacuhkannya dan tak ia ambil hati.

Tak ada yang dikatakan oleh kepala sekolah pada Seungwan, ia hanya memberikan izin bahwa Seungwan akan berangkat ke London. Sekertaris sang kakak membawakan tas Seungwan, sementara Tae Jun mengenggam erat adiknya sepanjang perjalanan mereka. Seungwan yakin ada sesuatu yang terjadi bersangkutan dengan dirinya sehingga membuat kakaknya begitu khawatir dan menjemputnya seperti ini.

 “Kita akan berangkat ke London sekarang.”

“Kakak akan memindahkanku ke London?”

“Tidak, hanya saja, Mrs. More menelphone mengenai kasus kematian Sophie.” Jantung Seungwan berdegup kencang mendengar hal itu.

“Penyidik menemukan kejanggalan dari kematian Sophie, ditemukan obat penenang di dalam tubuh Sophie, apa kau tahu kalau Sophie juga sedang hamil 2 bulan?.”

“Tidak oppa.” Seungwan menundukkan kepalanya, bagaimana ia tidak tahu akan hal seperti itu. Ia sendiri tidak tahu sejauh mana hubungan ke dua orang itu.

“Ini” Tae Jun menyerahkan rekaman CCTV sekolah pada Seungwan. Ia melihat Sophie yang berjalan dengan terhuyung masuk ke kamarnya dan tak pernah keluar lagi.

“Rekaman ini hanya menampakkan Sophie oppa,”

“Ya, pria menyusup lewat jendela kalian, karena kamar kalian berada di lantai paling bawah, sehingga dengan mudah ia bisa masuk, dan di dekat area itu ternyata CCTV nya sudah di rusak.” Seungwan tidak bisa membayangkan apa yang terjadi hari itu pada Sophie, bagaimana seseorang yang seharusnya menjaga orang yang ia cintai melakukan hal sekejam itu.

“Mrs. More mengatakan jika motifnya adalah karena Sophie hamil dan Mr. Smith tidak ingin kehilangan pekerjaannya dan tentu saja ia tidak mau bertanggung jawab.”

“Oppa”, Seungwan memeluk kakanya erat.

 

Mrs. More memeluk erat Seungwan, membisikkan kalimat yang membuat Seungwan lebih tenang. Menepuk-nepuk bahu Seungwan memberikannya kekuatan agar Seungwan mampu menjawab semua pertanyaan penyidik dan membuat gadis itu merasa aman.

“Tenanglah, ibu dan kakakmu akan selalu di sini menemanimu,” Mrs. More dengan lembut menyeka air mata Seungwan yang tak berhenti mengalir. Ia sudah bisa menerima kenyataan bahwa Sophie sudah pergi namun bagaimana cara ia pergi membuat Seungwan sangat bersedih.

Berdasarkan kesaksian Seunngwan, ditetapkan bahwa Mr. Smith adalah tersangka utama pembunuhan Sophie. Berminggu-minggu Seungwan mengikuti persidangan, sampai akhirnya tiba gilirannya menjadi saksi. Ia menceritakan bagaimana hubungan Mr. Smith yang memiliki hubungan lebih dari sekedar hubungan dari guru dan siswa.

 

“Saya pernah mendapati keduanya sedang berciuman di kamar,” Seungwan diam sejenak.

“Mengapa anda tidak melaporkan hal itu pada kepala sekolah atau guru lain?”

“Mr. Smith mengancam saya, ia menusukkan pisau lipat itu di leher saya, saya tahu ia tidak main-main karena pisau itu menggores leher saya. Yang saya bisa lakukan hanya memperingati Sophie.” Seungwan dihujani begitu banyak pertanyaan, karena ia adalah teman sekamar Sophie dan ia juga yang pertama kali menemukan tubuh Sophie. Namun Seungwan bisa menjawabnya dengan cukup tenang, sehingga apa saja yang dibutuhkan untuk menjebloskan Mr. Smith ke penjara semakin mulus. Dan palu persidanganpun diketuk, Mr. Smith dijatuhi hukuman 25 tahun karena pembunuhan berencana dengan motif yang Seungwan sendiri tidak percaya, seorang guru yang pintar seperti Mr. Smith tega menghabisi sahabatanya karena Sophie meminta pria itu untuk bertanggung jawab atas apa yang keduanya lakukan, Sophie tidak ingin menggurukan anak itu karena ia yakin kedua orang tuanya akan menerimanya walaupun sangat berat untuk membicarakan hal seperti itu, namun Mr.Smith memiliki pandangan lain yang dengan tega menghabisi dua orang sekalgus, Sophie dan calon bayinya.

Seungwan memeluk Mrs.More dan kembali menangis, tapi kali ini ia bisa merasa lega, setidaknya Sophie mendapatkan keadilan.

Sebelum kembali ke Korea, Seungwan mengunjungi makam sahabatnya untuk mengucapkan selamat tinggal sekaligus permintaan maaf, seharusnya ia tak meninggalkan Sophie, sampai hal seperti ini teradi pada sahabat baiknya. Ia meletakkan rangkaian mawar putih, Bunga yang selalu Sophie sukai. Seungwan masih ingat, di hari ungkapan kasih sayang yang setiap tahun menjadi tradisi di sekolahnya. Sophie memberikan Seungwan sepucuk mawar pink, sementara Seungwan memberikan mawar putih. Seungwan kembali menangis saat mengingat apa yang diucapkan Sophie padanya.

Kau adalah sahabatku, apapun yang terjadi kau adalah sahabatku, jika aku marah aku mohon jangan menjauhiku begitupun sebaliknya.” Namun kenyataan berkata lain, emosi membuat keduanya semakin jauh. Seungwan kembali harus menyeka air matanya, Park Tae Jun memeluk adik semata wayangnya itu, ia tak pernah meninggalak Seungwan selama mereka berada di London. Seungwan sangat beruntung disaat seperti ini kakaknya begitu memperhatikannya.

“Kita harus pergi,” ujar Tae Jun, Seungwan memberikan penghormatan terakhir kalinya, namun ia berjanji setiap ia mengunjungi Inggris ia akan ziarah ke makan sahabatnya itu.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
chchcn #1
Chapter 14: Nanggung thor hahaha
Favebolous #2
Chapter 14: Yah gak sampe menikah
hardcolors #3
Chapter 14: Huhu kok gantuuuunggg
_SWenRene
#4
Chapter 13: Yesss
Sorosdaas #5
Chapter 13: Yahhh!! I like the way Seungwan answer to irene. She suffer a lot because of irene..For this story, i can accept if it's not wenrene in the end..
Favebolous #6
Chapter 13: So......WR gak di ending? KELUARKAN SEMUA GADIS AYO MASA PSW DOANG YANG SEDIH
_SWenRene
#7
Chapter 12: Only for this one, I want a little bit more angst for irene bcs of her own mistake. Seungwan already said right she want to forget irene. So let make irene try hard to get seungwan's heart again, got reject at first from seungwan and so on. Hahahaha
liljung
#8
Chapter 12: yo author let irene own up her mistake this time, she messed up so bad, runaway from wan twice?? lmao wan deserve better woman idc. i won't mind no wenrene endgame this time. lah kok jadi emosi hehe.
Jung1804
#9
Chapter 12: Tu kannnn! Miscommunication at its best. Now what?
Jung1804
#10
Chapter 11: I mean I would distant myself too if I'm Irene. Seungwan should at least talked about her day to Irene to avoid miscommunication. T_T