Chapter 11

It's You

“Oppa dengar kau pergi ke Kanada menemui sahabatmu Irene?”

“Ya,”

“Apa yang terjadi?” Tanya Tae Jun yang tidak ingin adiknya menyembunyikan apapun darinya.

“She fell for me,”

“I know,”

“How?”

“Cara dia melihatmu,” Seungwan hanya menikmati makanannya.

“Oppa tidak akan melarang siapapun mendekatimu dan siapa yang kau pilih, asalkan kau bahagia oppa juga akan bahagia Wan ah, tapi apa kau merasakan hal yang sama?”

“Entahlah oppa, hal seperti ini tidak pernah aku alami dan rasakan sebelumnya. Hal ini sangat membingungkan,” Tae Jun hanya tersenyum melihat tingkah adiknya yang terlihat bingung.

“Well, dengarkan saja apa kata hatimu Wan ah,”

 

Seungwan berjalan ke sebuah taman, yang di mana ada sebuah danau cukup dalam. Ia melihat seorang wanita yang perlahan berjalan menuju danau itu dengan tatapan kosong. Melihat itu Seungwan segera mendekati gadis yang masih mengenakan seragam sekolah.

  “Hai,” sapa Seungwan dan membuat gadis itu menghentikan langkahnya dan melihat ke arah Seungwan.

 “Aku Seungwan,” namun gadis itu tidak memperdulikannya dan akhirnya Seungwan menarik tangannya dan segera memeluk gadis, yang berusaha memberontak darinya. Namun Seungwan berusaha memegang erat gadis itu di dalam pelukannya.

“Yoon Soo Hee,” suara teriakan sepasang suami istri berlari mendekat ke arah Seungwan.

“Soo Hee yahhh,” wanita paruh baya yang mendekatinya langsung menarik Soo Hee dari pelukan Seungwan dan menangis sambil membelai kepala anak gadis nya itu.

“Terima kasih nak, kau mencegah anak gadis kami melakukan hal seperti tadi, terima kasih sekali lagi, kami permisi.” Kedua orang tua itu menggiring anak gadisnya menjauh dari Seungwan, sementara tubuh Seungwan masih gemetar karena ia sebenarnya sangat takut melihat kejadian seperti itu. Ia menarik nafasnya dan segera menghubungi supir untuk membawanya pulang.

“Park Seungwan?”

“Kau gadis yang kemarin?”

“Ya, aku Yoon Soo Hee,”

“Bagaimana kau tahu namaku?” gadis itu menunjuk ke arah name tag yang Seungwan gunakan.

“Ahh ya, kau benar,” Seungwan tertawa sedikit bodoh pikirnya.

“Apa kau sering ke taman ini?” Tanya Soo Hee duduk di samping Seungwan yang menutup bukunya.

“Hanya sesekali, jika aku merindukan seseorang,” taman itu adalah tempat di mana ia sering menghabiskan waktunya bersama Irene, karena tidak terlalu jauh dari sekolah mereka.

“Pasti orang itu sangat berharga bagimu,”

“Ya,” kembali Seungwan tersenyum sambil melihat wajah Soo Hee yang terlihat pucat.

“Apa kau baik-baik saja?”

“Bisa dibilang tidak,”

“Kenapa?”

“Aku menderita tumor di otak dan aku tidak tahu sampai kapan hal ini berada di dalam diriku, aku sedikit frustasi dengan kondisi ini,” senyum Soo Hee getir. Seungwan tidak bisa berkata apa-apa, bagaimana orang yang baru saja ia kenal bicara seperti itu padanya, menceritakan sesuatu yang Seungwan sendiri tidak tahu harus berkata apa.

“Orang tuaku juga tidak begitu membantu, mereka memang selalu menemaniku setiap pergi untuk konsultasi kedokter, tapi setelah mereka kembali ke rumah, pertengkaran pun dimulai,” kali ini Soo Hee menarik nafas panjang.

“Maaf, jika aku harus mengatakan hal ini padamu, karena tidak ada satupun orang yang akan mendengarku, bisakan kau memeluk sekali lagi,” dengan sedikit canggung Seungwan menarik gadis itu di dalam pelukannya.

“Sepertinya kekasihmu sangat beruntung memilikimu, karena pelukanmu begitu hangat dan membuat ku merasa aman,” Seungwan sedikit terkejut dan tersipu malu. Lama mereka saling berbincang, walaupun baru pertama kali bertemu Seungwan dan bicara padanya, namun entah mengapa Soo Hee bisa merasa kalau Seungwan adalah orang yang dapat ia percaya. 

“Sampai bertemu lagi Park Seungwan,” Soo Hee bangkit dari tempat duduknya dan tersenyum lebar sambil melambaikan tangannya, Seungwan membalas lambaian itu juga tersenyum. Ia cukup bangga dengan dirinya, ia bisa menghadirkan senyum indah di wajah gadis yang kemarin hampir mengakhiri dirinya.

 

Irene menghempaskan dirinya di ranjangnya, ia membuka handphonenya dan melihat chat room yang berisi teman-temannya di kota asal Irene. Ia melihat berpuluh-puluh pesan di sana.

Sudah ku bilang kan?

Aku tidak percaya dengan hal ini

Kali ini mereka membicarakan sebuah photo yang memperlihatkan Park Seungwan memeluk seorang gadis di taman dengan erat.

Hal ini akan menjadi gossip hangat

Siapa sangka miss perfect kita memiliki celah seperti ini

Ya!!! Jangan macam-macam dengannya jika kau mau hidupmu aman

Sudahlah, sebaiknya ini hanya menjadi rahasia kita, kau tidak tahu siapa yang kau hadapi

Irene hanya melihat chat room itu sedikit tak percaya dengan apa yang ia lihat, setahunya, Seungwan hanya memiliki satu teman dan itu Irene. Di tambah keduanya selalu menghabiskan waktu bersama bisa dibilang hampir setiap saat.

 

Hai Irene, bagaimana kabarmu, hampir satu minggu ini aku disibukkan dengan kegiatan baruku. Aku mulai bermain music. Bagaimana denganmu?

Wendy menunggu sampai ia jatuh tertidur namun tidak ada balasana dari Irene.

Kau marah padaku?, kau sudah janjikan kita akan sering berhubungan walaupun lewat pesan singkat.

Wendy kembali mengirimi Irene pesan,menunggu gadis itu akan membalasnya. Namun setelah dua hari ia menunggu, sama sekali belum ada balasan. Ia mencoba menghubungi pihak asrama karena ia tidak ingin terjadi sesuatu pada Irene yang membuatnya begitu menyesal. Namun pihak asrama mengatakan jika Irene tidak bisa dihubungi kecuali dari pihak keluarga.

Please jawab pesanku Irene, apakah di sana kau baik-baik saja?, aku merindukanmu.

Pesan itu terdengan sangat putus asa, karena itu satu-satunya akses yang bisa Seungwan lakukan untuk selalu terhubung dengan Irene. Ia menutup wajahnya, ia tak tahu harus melakukan apa, ingin ia terbang ke Kanada, namun ia tidak bisa meninggalkan sekolahnya yang baru beberapa bulan di mulai.

 

Seungwan melihat seorang gadis duduk di pinggir danau, dan ia tahu itu siapa. Seungwan mendekatinya perlahan berusaha untuk tidak mengagetkan gadis itu.

“Yoon Soo Hee,” gadis itu menoleh ke arah Seungwan dengan matanya yang sembab, ia langsung berdiri dan memeluk Seungwan erat.

“Apa yang terjadi?”

“Kedua orang tua ku, mereka meninggal karena kecelakaan seminggu yang lalu.” Seungwan tak bisa bicara apa-apa, ia hanya berusaha menenangkan Soo Hee yang masih sesenggukan di dalam pelukan Seungwan.

Entah apa yang difikirkan oleh Seungwan, ia menawarkan kepada Soo Hee untuk tinggal di rumahnya yang cukup besar dan tanpa penolakan Soo Hee langsung begitu saja menyetujuinya. Seungwan begitu kesepian dan iya yakin Soo Hee pun merasakan hal yang sama. Seungwan hanya ingin menolong gadis itu, ia ingat apa yang bisa dilakukan Soo Hee dan Seungwan tidak ingin hal itu terjadi pada gadis yang baru beberapa kali ia temui itu.

 

“Kau terlihat putus asa,” Soo Hee duduk di samping Seungwan dengan membawa dua coklat hangat.

“Kau pernah menyukai seseorang?”

“Tentu saja,” ujar Soo Hee enteng sambil meminum coklat hangat yang ia buat.

“Apa rasa suka mu berbalas,”

“Tidak semulus itu, aku di tolak beberapa kali. Apa kau juga di tolak?”

“Entahlah, aku berusaha menghubunginya beberapa kali, tapi ia mengabaikan pesan ku begitu saja.”

“Bukankah kalian sudah menjadi sepasang kekasih?”

“Tidak, ia menjauh dariku karena ia mengatakan ia menyukai lebih dari teman, aku menyusulnya ke Kanada untuk memastikan bahwa aku tidak kehilangan sahabatku. Kami berjanji akan bertemu kembali jika sekolah sudah usai, namun sekarang aku sama sekali tidak bisa menghubunginya. Apa yang salah dengan ku Soo Hee yaah,”

“Mungkin ada sesuatu yang mengganggu pikirannya saat ini Wan ah, kau bisa menghubunginya lagi, kau berhak mendapat penjelasan dari semua tindakannya yang menjauhi mu.” Seungwan merebahkan kepalanya di pundak Soo Hee, ia sangat merindukan Irene kali ini, dan ia sudah yakin dengan perasaannya, namun mengapa Irene memperlakukannya seperti ini. Tanpa terasa air matanya jatuh begitu saja, karena hatinya yang begitu perih. Ia merindukan Irene sangat merindukannya, apakah gadis itu masih mencintainya seperti yang pernah ia katakan pada Seungwan.

“Kau tidak akan meninggalkan ku kan Yoon Soo Hee,”

“Aku akan berusaha hidup untuk mu Seungwan ah, karena itu kau harus mendampingi operasi ku nanti,”

“Tentu saja, mari kita hidup bersama dalam waktu yang lamaaa,” ujar Seungwan sambil tersenyum tipis pada Soo Hee.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
chchcn #1
Chapter 14: Nanggung thor hahaha
Favebolous #2
Chapter 14: Yah gak sampe menikah
hardcolors #3
Chapter 14: Huhu kok gantuuuunggg
_SWenRene
#4
Chapter 13: Yesss
Sorosdaas #5
Chapter 13: Yahhh!! I like the way Seungwan answer to irene. She suffer a lot because of irene..For this story, i can accept if it's not wenrene in the end..
Favebolous #6
Chapter 13: So......WR gak di ending? KELUARKAN SEMUA GADIS AYO MASA PSW DOANG YANG SEDIH
_SWenRene
#7
Chapter 12: Only for this one, I want a little bit more angst for irene bcs of her own mistake. Seungwan already said right she want to forget irene. So let make irene try hard to get seungwan's heart again, got reject at first from seungwan and so on. Hahahaha
liljung
#8
Chapter 12: yo author let irene own up her mistake this time, she messed up so bad, runaway from wan twice?? lmao wan deserve better woman idc. i won't mind no wenrene endgame this time. lah kok jadi emosi hehe.
Jung1804
#9
Chapter 12: Tu kannnn! Miscommunication at its best. Now what?
Jung1804
#10
Chapter 11: I mean I would distant myself too if I'm Irene. Seungwan should at least talked about her day to Irene to avoid miscommunication. T_T