Chapter 14

It's You

“I can’t do this anymore,” dengan begitu semuanya berakhir pikir Irene, ia memutuskan untuk mengakhiri semuanya. Ia sudah tidak bisa membohongi dirinya lagi. Bahwa ia mencintai orang lain bukan Jaehyun. Ia sudah tidak bisa lagi bertahan dengan segala perasaan bersalah, bahwa Jaehyun berhak mendapatkan orang yang ia cintai. Perkataan Seungwan benar, jika perasaannya pada Seungwan tidak berubah mengapa ia meraih tangan orang lain untuk mencintainya, namun tidak pernah ia cintai. Jaehyun berusaha meyakinkan Irene bahwa ia berjanji akan menjadi lebih baik, namun bukan itu pointnya bagi Irene, Jaehyun adalah yang terbaik dari yang pernah ia harapkan. Namun ia tidak bisa menyakiti Jaehyun lebih jauh lagi, jika mereka harus menikah, seumur hidup Irene tidak akan pernah memaafkan dirinya.

“Maafkan aku Jaehyun,” Irene memeluk Jaehyun, pria itu sedikit meneteskan air matanya, bahwa impiannya untuk membangun keluarga kecil bersama Irene kandas begitu saja. Ia mencintai Irene, begitupun Irene mencintai Jaehyun, namun apa yang Irene rasakan pada Seungwan lebih kuat dari itu. Berkali-kali Irene meminta maaf, sampai akhinrya Jaehyun meninggalakn Irene yang tak bisa beranjak dari tempatnya.

 

Pagi itu Seungwan putuskan untuk berjalan ke taman yang sering ia datangi, dipinggir danau ia melihat seorang gadis berjalan perlahan, Seungwan yang mengingat kejadian bertahun-tahun lalu reflex berlari ke arah gadis itu dan segera meraih tangan sang gadis dan segera memeluk gadis itu erat.

“Apa yang ingin kau lakukan nona?” namun gadis yang di dalam pelukannya itu hanya diam sambil menangis sesenggukan. Seungwan tidak akan melepas pelukan itu sampai gadis di dalam pelukannya menjadi jauh lebih tenang.

“Irene?” Seungwan cukup terkejut dan segera melepas pelukan itu, menghapus air mata Irene.

“Seungwan ah,”

“Apa yang kau pikirkan Irene?”

“Aku hanya berjalan ke pinggir danau ini untuk melempar batu,”

“Lalu mengapa kau menangis?”

“Karena kau memelukku,”

“Bagaiamana kau bisa tau itu aku?”

“Bagaimana aku bisa melupakan pelukan hangatmu Wan ah,”

“Kau membuat jantung ku hampir copot,” Seungwan memegang lututnya, kakinya benar-benar lemas kali ini. Ia melihat Irene dan terkekeh mengetahui Irene hanya ingin melempar batu, namun ia sudah begitu panic jika terjadi sesuatu pada gadis ini. Irene pun tersenyum, bahwa keduanya terlihat begitu konyol.

“Wan ah. Sebaiknya kita duduk,” Seungwan mengikuti Irene dari belakang. Keduanya duduk dan diam cukup lama.

“Dokter Han, memtuskan untuk pindah ke rumah sakit yang ada di New York, apa kau tidak mengikutinya,” Irene hanya menggeleng.

“Bukankah kalian akan menikah dalam beberapa bulan?” Irene tidak bicara, ia hanya memperlihatkan jari-jarinya yang sudah tidak terdapat cincin bermata biru itu pada Seungwan.

“Kau membatalkan pertunangan kalian?” Irene mengangguk, ia tidak bisa bicara karena ia berusaha menahan tangisnya.

“Wahh, kau ini, bagaimana bisa kau membatalkan pernikahan kalian begitu saja,”

“Menurutku seharusnya aku mebatalkannya sejak lama,” Seungwan membuang nafasnya dan menyandarkan tubuhnya. Irene pun melakukan hal yang sama namun ia menyandarkan kepalanya di bahu Seungwan.

“Wan ah, maafkan semua sikap ku yang memperlakukan mu seenaknya,”

“Kita masih terlalu muda untuk urusan seperti ini,” Seungwan tersenyum kepada Irene yang masih betah menyandarakan kepalanya di pundak Seungwan. Gadis itu hanya melihat ke depan, mungkin semuanya tidak akan seperti dulu.

 

Irene menunggu Seungwan untuk mengantarnya pulang, namun Seungwan akan langsung menuju mobilnya. Ia tahu kalau Irene menunggu dirinya, namun ia tidak bisa begitu saja menerima ajakan Irene untuk menjalani semuanya, seperti tidak terjadi apa-apa. Seungwan sadar kalau ia pun masih menyayangi gadis itu, namun apa yang pernah Irene lakukan padanya cukup menyakiti hati dan juga harga dirinya, kenyataan bahwa Irene menghilang begitu saja dan muncul lagi sebagai kekasih seseorang membuatnya sakit, namun untungnya ada Soo Hee yang selalu menemaninya menjalani hari-hari yang cukup berat, yang pernah disebabkan Irene sebelumnya.

Kamu ada tugas jaga malam ini?, kalau tidak ada mau kan makan malam sama aku? Seungwan ingin mengabaikan pesan itu, namun ia tidak ingin Irene merasakan apa yang pernah ia rasakan, walaupun Seungwan belum bisa menerimanya, tapi ia tidak ingin menjadi seseorang yang tidak perduli pada seseorang yang berusaha cukup keras mendekatinya.

Maaf Irene, tapi malam ini aku ada tugas jaga. Entahlah, walaupun ia tidak bisa makan malam kali ini, setidaknya Seungwan mau membalas pesannya.

Baiklah, kalau begitu jaga diri baik-baik, jangan sampai melupakan makan malamu. Balas Irene sambil tersenyum, ia yakin ini adalah kemajuan antara hubungannya dengan Seungwan.

 

“Seungwan,” teriak gadis yang langsung menuju Seungwan dan memeluknya erat.

“Kang Seulgi?”

“Kau masih mengingatku dokter?” Tanya gadis dengan senyum yang selalu membuat gemas Seungwan.

“Tentu saja, bagaimana bisa aku melupakan seseorang yang menggemaskan seperti mu?” Seungwan tahu jika Seulgi menemuinya pasti untuk membicarakan sesuatu yang penting.

“Aku hanya ingin mengunjungimu sebelum aku kembali ke Jepang.”

“Ke Jepang?”

“Apa kau lupa ya kalau semua keluarga ku di sana,”

“Ah ya, aku lupa,” kali ini Seungwan menggaruk kepalanya yang tidak gatal, dan kembali Seulgi memeluk Seungwan.

“Aku merindukanmu, bagaimana kalau kita keluar makan malam,”

“Ayo, kita ke restoran yang tidak jauh dari sini saja, kebetulan jam istirahataku sudah di mulai, ayo,” Seulgi meraih tangan Seungwan dan keduanya berjalan bersama.

“Hp kamu tadi bunyi, tidak kamu angkat?”

“Ah, ini tidak begitu penting,” ujarnya sambil kembali makan, namun tanpa Seungwan sadari seseorang yang menghubunginya itu duduk tidak jauh dari Seungwan, ia mendengar perkataan Seungwan. Ia menitikkan air matanya, namun segera ia menghapusnya dan keluar dari restoran langsung menuju mobilnya.

“Jadi kapan kamu akan berangkat?”

“Mungkin besok malam, pesawat terakhir, aku ingin memastikan sesuatu sebelum berangkat ke Jepang,”

“Joy?”

“Ya, sudah beberapa bulan ini ia seperti menghindariku, jadi aku ingin memastikan bahwa apa yang ia rasakan sama seperti apa yang aku rasakan,”

“Tentu saja kau harus menanyakan hal itu sebelum semuanya menjadi kacau,”

“Aku tidak ingin mempunyai kisah cinta yang tragis seperti dirimu,”

“Yaaaa kisah ku tidak seperti Romeo dan Juliet yang tragis,” keduanya tertawa.

 

Irene duduk di bangku taman sambil terus menangis, namun sesekali ia menyeka air matanya.

Wan ah, maafkan aku

Ujarnya lirih, namun ia tidak ingin menyerah begitu saja, ia tidak ingin kehilangan Seungwan lagi karena kesalahan yang pernah ia lakukan sebelumnya. Seperti malam-malam sebelumnya Irene akan menghubungi Seungwan melaui pesan-pesan singkatnya, karena ia tahu kesibukan Seungwan, ia takut jika ia menelphone, akan mengangganggu gadis itu.

 

“Hai,” Irene sudah menunggu Seungwan di sebuah restorant yang sudah ia pesan untuk makan malam bersama.

“Maaf aku pakai baju seperti ini,” Seungwan menggunakan pakaian yang cukup santai karena ia baru pulang kerja. Irene memberikan menunya pada Seungwan dan gadis itu terkejut dengan harga yang ada pada menu.

“Yaa, aku tidak membawa uang sebanyak ini, dan ini menurutku terlalu mahal,” ujarnya sambil berbisik pada Irene yang juga sibuk memilih-milih makanan yang akan ia nikmati. Ia menutup buku itu dan tersenyum pada Seungwan yang sedikit panic.

“Tenang saja Seungwan, aku yang akan membayarnya,”

“Kalau begitu tidak masalah, soalnya makanan di sini benar-benar mahal, aku sepertinya tidak akan rela jika uangku melayang begitu saja,”

“Kau ini, jadi kau rela jika uangku yang melayang,”

“Well, kau yang mengajak ku ke sini,”

“Huh, dasar pelit,”

“Kok malah aku yang pelit sih, bukan pelit Irene, hemat,”

“Ya ya terserah kau saja, sekarang pesan apa yang kau inginkan, jangan khawatir aku yang akan membayarnya,”

“Siap, komandan,” . Dengan tanpa menyerah Irene hampir setiap hari mengajak Seungwan untuk keluar makan malam, akhirnya Seungwan menyempatkan satu malam untuk mengiyakan ajakan itu, walaupun seseungguhnya Seungwan sendiri sudah cukup lelah, namun ia tidak ingin makan malam sendiri kali ini, kadang ia juga merasa kesepian setiap kali harus makan seorang diri.

Semenjak makan malam kali itu, Seungwan sudah mulai lebih terbuka pada Irene seperti sebelumnya. Di mana ia sudah menganggap Irene sebagai temannya yang sudah kembali.

 

“Park Seungwan,” Soo Hee membuka pintu kamar Seungwanyang tidak terkunci, namun ia sedikit terkejut mendapati bukan Seungwan yang ada di ranjangnya, namun seorang gadis cantik yang sedang tertidur nyenyak dengan hanya dibalut selimut. Ia menutup pintu itu perlahan, ia menuju dapur sesuai instingnya, jika kencan pertama di rumah salah satu dari pasangan akan memasak sarapan pagi dan insting Soo Hee benar, namun bukan melihat Seungwan memasak, gadis itu susah sarapan pagi dengan pakaian seragam rumah sakitnya.

“Yaaa, Park Seungwan,”

“Soo Hee Yaa,” Seungwan mendorong kursinya ke belakang dan memeluk Soo Hee erat.

“Aku merindukanmu, di mana keponakanku yang cantik, kau tidak membawanya,”

“Hei In bersama oppa,”

“Kenapa tidak langsung ke sini?”

“Kami melihat rumah baru,”

“Yaaa, kalian akan pindah,”

“Sudahlah itu tidak penting sekarang, yang penting adalah, mengapa ada wanita di kamar tidurmu dan ia seperti tidak mengenakan pakaian, jangan-jangan kalian,” Soo Hee tidak melanjutkan bicaranya, karena ia tidak menyangka, setelah dua tahun Soo Hee mengikuti suaminya,  ia mendapatkan kejutan seperti ini dari Seungwan. Seungwan bahkan tidak pernah bercerita jika mendekati seseorang, hanya sesekali Seungwan bercerita jika Irene mengajaknya keluar untuk menghabiskan waktu bersama jika ia sedang lbur.

“Irene?” Seungwan mengangguk.

“Wah Park Seungwan, kau diam-diam menghanyutkan,” Soo Hee terkekeh melihat Seungwan yang tersipu malu di goda oleh Soo Hee.

“Dan kau sudah berpakaian lengkap, namun kau membiarkan kekasihmu masih tidur?”

“Dia kelelahan,” ujar Seungwan pelan.

“Kelelahan karena aktifitas malam kalian, atau ….”

“Kalau kau masih mau menggodaku lebih baik kau pergi saja,” Ia memasang wajah cemberutnya.

“Baiklah, aku akan pergi, kami ingin mengundangmu untuk makan malam di rumah baru kami, jangan lupa datang bersama kekasihmu ya.” Goda Soo Hee lagi. Sebelum pergi ia memeluk Seungwan lagi, ia membisikkan bahwa Irene sangat cantik.

“Aku tahu,” jawab Seungwan yang masih tersenyum bangga karena ia memiliki gadis seperti Irene di dalam pelukannya.

 

Setelah sarapan Seungwan menuju kamarnya dan melihat Irene yang masih tertidur pulas, pagi ini Seungwan harus ke rumah sakit. Ia bangun lebih dulu, karena tidak ingin mengganggu Irene. Tapi Seungwan sudah harus pergi, mau tidak mau ia harus membangunkan Irene.

“Irene, aku harus berangkat kerja,” Seungwan memeluk Irene, dan gadis yang masih memejamkan matanya itu mengarahkan wajahnya di leher Seungwan dan menghirup harum tubuh Seungwan yang cukup mengegarkan baginya.

“Kau yakin belum mau bangun?”

“Iya, aku masih lelah,”

“Baiklah, sebelum ke kantor sarapanlah lebih dulu, dan malam ini Tae Jun oppa mengundang kita untuk makan malam,” mendengar hal itu Irene langsung bangun dari tidurnya, jantungnya berdetak lebih kencang.

“Ini hanya makan malam Irene, bukan acara lamaran,” Seungwan mengecup bibir Irene.

“Tapi ini pertama kalinya aku bertemu kakak lelakimu,”

“Oppa ku tidak akan menelan mu hidup-hidup.”

“Tapi tetap saja,”

“Aku tidak percaya seorang Kim Irene bisa seperti ini,”

“Yaa,” Irene memeluk Seungwan lagi.

“Bagaimana jika kakak lelakimu tidak menyukaiku, karena ia pasti tahu aku selama ini mengabaikanmu,”

“Apa kau berniat mengabaikan ku lagi di masa depan?”

“Tentu saja tidak Wan ah,”

“Jadi jangan khawatir semuanya akan baik-baik saja,” untuk menyakinkan Irene Seungwan mengecup dahi Irene cukup lama.

“Istirahat saja, jangan terlalu dipirkan mmm, aku pergi kerja dulu ya.” Irene mengangguk dan melihat Seungwan sebelum keluar dari kamarnya tersenyum ke arah Irene yang membalas senyuman itu dengan sangat cantik.

 

Setelah memberishkan diri Irene langsung membaringkan tubuhnya di kasur menyusul Seungwan yang sudah menonton drama.

“Oppa mu ternyata cukup mengintimidasi ya, tapi wajar saja, karena ia sangat menyayangi adiknya,”

“Itu tau kenapa,”

“Wan ah, kau yakin padaku kan?”

“Kenapa bertanya seperti itu?”

“Aku hanya tidak yakin pada diriku sendiri,” Seungwan meminta Irene lebih mendekat ke arahnya agar lebih nyaman untuk mendekap Irene.

“Irene ah, aku hanya ingin, jika kau meragukan sesuatu tentang ku atau hubungan ini, jangan menyimpulkan sendiri, kita menjalani ini bersama-sama,” Irene mengangguk dan memeluk Seungwan erat.

“Aku tidak akan melakukannya lagi,” keduanya lalu menonton drama bersama, di dalam hatinya Irene, selalu bersyukur bahwa ia tidak kehilangan orang yang begitu baik seperti Seungwan yang mau menerimanya kembali, setelah apa yang ia lakukan dulu.

 

   “Aunty Irene kau baik-baik saja?’ Tanya Hae In yang kini sudah berusia 6 tahun pada Irene yang terlihat murung.

   “Irene ah, Seungwan hanya pergi untuk operasi, bukannya meninggalkanmu,” ujar Soo Hee sambil memutar bola matanya. Irene pun tersipu malu, dan langsung membantu Soo Hee untuk menyiapkan makan malam bersama untuk merayakan hari ulang tahun Hae In.

“Aunty Seungwan akan kembali untuk makan malam, jadi aunty Irene jangan bersedih,”

“Tentu saja Hae In,” Irene memperlihatkan senyuman terindahnya pada gadis kecil itu, ia hanya merindukan Seungwan nya hampir setiap saat.

 

 

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Well it's end this way. I hope you guys still like it.

I hope it;s not my last story, i want to see you gyus again. Reading all the coments make day, see you.....

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
chchcn #1
Chapter 14: Nanggung thor hahaha
Favebolous #2
Chapter 14: Yah gak sampe menikah
hardcolors #3
Chapter 14: Huhu kok gantuuuunggg
_SWenRene
#4
Chapter 13: Yesss
Sorosdaas #5
Chapter 13: Yahhh!! I like the way Seungwan answer to irene. She suffer a lot because of irene..For this story, i can accept if it's not wenrene in the end..
Favebolous #6
Chapter 13: So......WR gak di ending? KELUARKAN SEMUA GADIS AYO MASA PSW DOANG YANG SEDIH
_SWenRene
#7
Chapter 12: Only for this one, I want a little bit more angst for irene bcs of her own mistake. Seungwan already said right she want to forget irene. So let make irene try hard to get seungwan's heart again, got reject at first from seungwan and so on. Hahahaha
liljung
#8
Chapter 12: yo author let irene own up her mistake this time, she messed up so bad, runaway from wan twice?? lmao wan deserve better woman idc. i won't mind no wenrene endgame this time. lah kok jadi emosi hehe.
Jung1804
#9
Chapter 12: Tu kannnn! Miscommunication at its best. Now what?
Jung1804
#10
Chapter 11: I mean I would distant myself too if I'm Irene. Seungwan should at least talked about her day to Irene to avoid miscommunication. T_T