Eonnie

Fate

 

Hari-hari berikutnya mereka lewati dengan berlatih lebih intens untuk kompetisi. Yurina yang sudah mulai sehat pun mulai bergabung lagi dengan tim. Namun ada hal yang berbeda dengan keseharian Yujin, ia tak lagi berlatih setiap hari di apartemen Xiaoting. 

Semua berawal ketika suatu hari Xiaoting membatalkan rencana latihan mereka dengan alasan tidak enak badan. Hari esoknya Xiaoting pun beralasan ia harus belajar sehingga tak bisa berlatih dengan Yujin, lagi. Yujin tidak bodoh, ia dapat menangkap sinyal Xiaoting. Ia tahu Xiaoting berusaha menghindarinya, Yujin tak mengerti alasan Xiaoting tapi mungkin ini yang terbaik pikirnya, karena ia pun harus menata hatinya. Karena apapun yang dirasakan Yujin untuk Xiaoting tidak bisa diteruskan, telalu banyak yang harus dikorbankan, terlebih perasaannya ini hanya perasaannya sendiri, cinta sendiri, cinta yang bertepuk sebelah tangan.

Yujin bisa melihat betapa Xiaoting bahagia ketika Yurina kembali latihan, seperti saat ini mereka berdua sedang asyik mengobrol sambil tertawa di pojok ruang latihan, sesekali Yurina memukul pundak Xiaoting sambil terus tertawa.  Yujin teringat kata-katanya pada Xiaoting dulu bahwa jika Yurina memang ditakdirkan untuknya, maka ia akan kembali kepada Xiaoting. Sepertinya Tuhan menjawabnya, mungkin akhirnya Xiaoting  menemukan kebahagiannya. Bukankah Yujin harusnya senang? Bukankah selama ini  Yujin selalau mendoakan kebahagiaan Xiaoting?

Namun mengapa hatinya terasa sakit sekali, Jika tahu seperti ini rasanya mencintai, Yujin pasti akan berdoa setiap hari untuk tidak pernah merasakannya. Yujin yang duduk sendiri mencoba  menutup matanya dengan kedua lengannya, berpura-pura tidur, ia tidak mau ada yang menyadari bahwa dia sedang berusaha untuk tidak menangis.

“Yujin…” Bisik seseorang.

“Cai Bing..” Yujin mengenali suara itu.

“Kamu mengantuk?” Tanya Cai Bing. Yujin membalasnya dengan mengangguk.

Yujin bisa merasakan Cai Bing mendekatkan tubuhnya kepadanya. “ Simpan kepala kamu di pundak aku, supaya tidak pegal.” Yujin yang lelah menerima tawaran Cai Bing dan langsung meletakan kepalanya di bahu Cai Bing.

“Terima Kasih, Bing..” Ucap Yujin.

‘anything for you…’ Balas Cai Bing dalam hati.

***

 

Xiaoting merasakan hari-harinya terasa hampa.  Ia memutuskan untuk tidak mengajar Yujin secara privat lagi, dia pikir Yujin sudah bisa sendiri, dia sudah bisa mengikuti gerakan tim. Xiaoting harus merelakan hari-harinya yang biasa ditutup dengan mengobrol tentang semua hal dengan Yujin setelah mereka selesai latihan. Tapi siapa lagi yang harus disalahkan selain dirinya? Tapi apakah salah jika Xiaoting ingin melindungi dirinya sendiri? Xiaoting takut, dalam waktu sekejap saja Yujin bisa membuatnya begitu mencintainya, apalagi nanti, jika terus dibiarkan perasannya akan semakin tak terbendung , Xiaoting takut pada saat itu tiba, dia tidak bisa melepaskan Yujin.

Hari ini Yurina sudah mulai latihan, kondisinya sudah mulai prima untuk bergabung dengan tim. Melihat itu tentu membuat Xiaoting senang, setelah apa yang terjadi Xiaoting masih peduli dengan Yurina, bagaimanapun juga dia adalah sahabatnya selama 2 tahun ini. Xiaoting senang mereka bisa mengobrol seperti ini lagi, seperti dahulu lagi, Bedanya sekarang Xiaoting tidak terbebani dengan perasaannya kepada Yurina. ‘Coba saja dari dulu seperti ini’ Pikir Xiaoting.

Pandangannya kemudian menuju  gadis yang ia cintai. Yujin terlihat seperti sedang tertidur, ‘ apakah dia kelelahan?’ Xiaoting mencemaskan Yujin, ia hampir akan menghampiri Yujin, namun ternyata Cai Bing lebih cepat.  Diam-diam ia memperhatikan interaksi mereka berdua dan hati Xiaoting tidak karuan ketika melihat Yujin meletakan kepalanya di bahu Cai Bing, apakah keputusannya ini sudah tepat? Apakah Xiaoting sudah siap melepasakan Yujin sekarang? Pertahanannya runtuh kembali.

***

“ hyuhhhh… “ Yujin sedari tadi hanya menghela napas. Sedari tadi dia hanya meng-scroll naik turun layar laptopnya. Ia tak sadar Tiffany memperhatikannya dari tadi.

“Yujin…” Panggil Tiffany

“Iya eonnie…” balas Yujin dengan nada lemas.

“Kamu sedang punya pacar yah?” Tanya Tiffany sambil menggoda adiknya itu.

“Pacar apanya eonnie?” Jawab Yujin masih dengan nada lemas.

“Tingkahmu sekarang seperti sedang menggalaukan kekasihnya yang sedang berjuang di medan perang.” Ucap Tiffany masih sambil menggoda adiknya itu.

“Eonnieeee…” Kini Yujin mengahampiri meja kerja kakaknya dan langsung memeluk kakak kesayangannya.

“Kamu mau cerita?” Tanya Tiffany sambil mengelus rambut Yujin, Yujin hanya menggelengkan kepalanya. Dia belum siap bercerita masalahnya kepada kakaknya, saat ini dia hanya butuh pelukan dari orang yang ia sayangi.

“Its ok, kalau kamu siap saja My Dear…”

Setelah beberapa lama, Yujin melepaskan pelukannya.

“Eonnie, aku bosan, belajarnya sampai sini saja ya?” Bujuk Yujin. Tiffany hanya mengangguk mengerti kondisi adiknya tersebut. Tiffany lalu kembali fokus dengan laptopnya.

“Eonnie…” Yujin kembali meminta perhatian kakaknya.

“Hmm… “ Balas Tiffany.

“Apa kamu yakin akan menikah dengan Siwon Oppa? aku tak pernah lihat kalian pergi kencan, sepertinya kalian bertemu jika ada pertemuan keluarga saja, namun tiba-tiba aku dengar dari eomma bahwa kalian akan segera menikah” Tanya Yujin penasaran.

“kalau sudah dengar dari eomma kenapa masih bertanya?” jawab Tiffany singkat.

“Eonnieee… apakah kita memang tidak punya hak untuk memilih? Apakah eonnie akan pasrah saja?Eonnie memangnya cinta dengan Siwon Oppa?” Tanya Yujin sedikit emosional.

“Percayalah Yujin, jika eonnie punya pilihan, eonnie tidak akan di sini. Hmmm.. Kamu pulang  duluan saja yah, eonnie ada janji , Eonnie akan memulai apartemen hunting hari ini” Jawab Tiffany

 

Yujin sedih mendengarnya, itu artinya kakaknya tidak akan tinggal di rumah mereka lagi. Melihat ekspresi sedih Yujin, Tiffany langsung tersenyum.  “Kalau Eonnie sudah dapat, kamu bebas jika mau menginap kapanpun..”

Yujin langsung tersenyum mendengarnya.

“benar eonnie? Aku pasti akan sering menginap di apartmenmu, karena itu artinya  freedommmm…” ucap Yujin bersemangat.

“baik deh kalau begitu aku pulang,, Bye Eonnie..”

“Bye yujin..”

 

***

Yujin tidak langsung pulang ke rumah, pikirannya sedang tidak karuan. Daripada dia membahayakan dirinya sendiri dengan menyetir ,Yujin memilih mengarahkan mobilnya ke Yeoido Park yang dekat dari lokasinya berada saat ini.

Memandang sungai Han sambil mendengarkan lagu dari Bol4, sepertinya cukup menaikan mood nya. Namun tak lama terdengar suara dari perutnya.

“harusnya tadi aku makan dulu di kantor, sekarang badanku terasa lemas sekali.” Selain belum makan, belakangan Yujin mengalami sulit tidur, hal itu sepertinya terakumulasi hari ini. Yujin pun menutup matanya sambil memikirkan bagaimana cara ia pulang, sepertinya ia benar-benar tidak bisa menyetir dengan kondisi seperti ini.

“Yujin..” terdengar suara yang tidak asing memanggil namanya. Saat Yujin membuka mata, ia kaget sudah ada Caibing dihadapannya, dan yang makin mengagetkannya di belakangnya mengikuti Xiaoting  dengan raut muka yang tidak bisa Yujin baca, Xiaoting berjalan beriringan dengan roommate nya Fu Yaning, Yujin mengenal Yaning karena saking seringnya ia menghabiskan waktu di apartemen Xiaoting.

“Hey, kebetulan sekali, kalian sedang apa di sini?” Tanya Yujin.

“Kami sedang  survey untuk mencari spot untuk pertunjukan dance, akan ada event persatuan mahasiswa China di Seoul, kebetulan kami ikut terlibat sebagai organizer nya. “ Jelas Cai Bing.

“Eonnie, apakah kamu baik-baik saja?”  Sungguh Yujin ingin menangis mendengar suara yang amat dirindukannya itu, sudah lama suara itu tidak dipakai untuk berbicara dengannya.

“Aku baik-baik saja Xiaoting” Jawab Yujin lemas. Xiaoting yang tidak percaya dengan jawaban Yujin langsung menempelkan tangannya di dahi Yujin. “Eonnie kau panas sekali…” Ucap Xiaoting penuh kekhawatiran.

“Oh yah?? Mungkin sebaiknya aku pulang….” Yujin mencoba untuk bangun dari kursinya, namun Xiaoting langsung menahannya.

“kamu tidak bisa menyetir dengan kondisi seperti ini, Yujinniee…” Xiaoting tidak akan membiarkan Yujin pergi sendiri dengan keadaan seperti itu, dan Yujin, Yujin ingin menangis mendengar Xiaoting memanggilnya dengan panggilan itu.

Xiaoting ingin sekali mengantar Yujin, namun saat ini tak mungkin membawa Yujin dengan kendaraan umum dan walaupun Xiaoting bisa menyetir, ia belum memiliki lisensi untuk mengendarai mobil di Korea.

“Aku saja yang antar, Kamu tidak apa-apa kan pakai motor? Aku janji akan hati-hati dan tidak ngebut.. Nanti kamu telepon orang rumah saja untuk mengambil mobilmu” Cai Bing menawarkan dirinya. Yujin langsung mengangguk. Lagi-lagi Xiaoting harus kalah cepat dengan Cai Bing, namun ia harus mengesampingkan itu semua, yang terpenting adalah kondisi Yujin.

Ditemani Cai bing, Yujin pun berjalan pergi meninggalkan Xiaoting. Xiaoting terus memandangi Yujin dari kejauhan sampai sosoknya tak terlihat lagi.  Yaning yang menyaksikan itu semua hanya menggelengkan kepalanya.

***

“Sejak kapan kamu berpindah profesi menjadi akuntan?” Tanya Yaning yang heran mengapa temannya dari tadi tampak sibuk sekali dengan kalkulatornya.

“Hmm,, sepertinya cukup..” tanpa menggubris pertanyaan Yaning, Xiaoting berbicara sendiri. Karena tidak digubris, Yaning langsung mengambil kalkulator dari tangan Xiaoting.

‘heiii… “ Protes Xiaoting.

“Makannya, jangan nganggurin aku.” Bela Yaning. “Sedang apa sih? Dari tadi serius sekali.” Tanya yaning lagi.

“Aku sedang menghitung penghasilanku dati tiktok, aku mamu membeli motor..” Jawab Xiaoting.

“Woaah,, aku pikir selama ini kamu nyaman-nyaman saja dengan bus dan subway?” Yaning diam sejenak. “Hmm,, sepertinya aku tahu alasannya..”

Xiaoting tidak berkomentar apa-apa.

Yaning menghela napasnya. “Xiaoting, aku sangat kenal sama kamu, kamu masih takut ya?”. Seperti tahu apa maksud perkataan Yaning, Xiaoting hanya menganggukan kepalanya.

“Memang akan sakit sekali jika harus patah hati kedua kalinya, tapi akan lebih sakit jika kita terus berandai-andai, tanpa melakukan apapun. Bukankah ketidakpastian itu akan jadi sakit yang berkepanjangan? “  Perkataan Yaning tadi seperti memukul keras Xiaoting.

“Aku yakin kebahagiaanmu sudah tertulis, Ting. Kapan dan dengan siapa, itu kamu sendiri yang harus mencari tahu.” Ucap Yaning bijak.

Air mata Xiaoting pun jatuh, ia lalu memeluk sepupunya itu.

“Terima kasih, Yenny…”  Ucap Xiaoting sambil terisak

‘Your Welcome, dear.. aku yakin kebahagianmu akan segera datang.”

 

***

Yujin sedang membaca novel kesukaannya ketika ponselnya berdering. Ia kaget melihat nama yang terpampang di ponselnya itu.

“Hallo…” jawab Yujin segera setelah menekan tombol “jawab”

“Eonnie.. ini aku..” Jawab gadis di seberang sana.

“Aku tahu Xiaoting, aku tidak menghapus kontakmu.” Jawab Yujin sambil bercanda.

“Eonnie ada di rumah?” Tanya Xiaoting, suaranya seperti sedang gugup.

“Aku ada di rumah..” Jawab Yujin

“kalau begitu bisa eonnie keluar? Aku ada di depan rumahmu..” Jawab Xiaoting. Yujin pun  langsung melihat cermin untuk mengecek keadaan dirinya, tak lupa dia menyisir rambutnya dan memberikan sedikit bedak di mukanya, lalu dia buru-buru keluar menghampiri Xiaoting.

Xiaoting yang berdiri di depan rumahnya, menggunakan jeans dan blus berwarna putih yang dilapisi cardigan berwarna ungu, angin yang menyibakan rambut Xiaoting yang terurai seakan menambah kecantikannya. Yujin selalu tahu bahwa Xiaoting adalah gadis yang cantik, mungkin gadis yang paling cantik yang pernah ia temui, namun saat itu kecantikan Xiaoting seperti naik berkali kali lipat lagi, apakah itu mungkin, batin Yujin, dan sepertinya Xiaoting berniat melelehkan dirinya, karena sekarang Xiaoting tersenyum manis, senyum khas Xiaoting, ketika melihat Yujin mendekatinya, senyum yang khusus ia berikan kepada Yujin.

‘Hei…” sapa Xiaoting

“Hei..” jawab Yujin malu. Yujin baru tersadar akan benda di samping Xiaoting. Motor Scooter berwarna pink, imut sekali.

“motor dari mana ini?” Tanya Yujin

“aku membelinya dengan keringatku sendiri.” Jawab Xiaoting bangga. Yujin tersenyum mendengarnya.

“Pink?” Tanya Yujin lagi.

“Aku sudah kelihatan cukup cool dengan mengendarai motor ini, tidak ada salahnya memberi tambahan kesan imut.” Jawab Xiaoting sambil terkekeh. Yujin masih tersenyum mendengar jawaban Xiaoting.

“Mau jadi penumpan pertamaku?” Tanya Xiaoting sedikit malu-malu. ‘cute..’ pikir Yujin.

“Aku mau…” Jawab Yujin

“Yuk, naik” Ajak Xiaoting, seraya memberikan helm kepada Yujin.

“kamu mau ajak aku kemana?” Tanya Yujin saat motor sudah mulai berjalan.

“Surprise, eonnie duduk saja dengan tenang, nanti juga tahu..” Jawab Xiaoting. Yujin pun  hanya mengangguk.

Karena udara yang cukup dingin Yujin tanpa sadar memegang pinggang Xiaoting dan mendekatkan badannya ke punggung Xiaoting, tanpa sadar ada yang tersenyum lebar karena semua itu.

 

***

“Haneul Park?” Ucap yujin sesampainya di tempat tujuan.

“Yup, aku ajak eonnie ke tempat turis-turis.” Jawab Xiaoting.

“Ahh,, aku belum pernah kesini sih, aku sendiri memang jarang explore kotaku sendiri.” Ucap Yujin.

Mereka pun berjalan menelusuri taman. Angin yang menggoyangkan ilalang-ilalang berwarna keamasan yang tumbuh tinggi di taman itu menambah kecantikan taman itu.

Xiaoting pun mengajak Yujin duduk menghadap pemandangan, karena lokasinya yang terletak di bukit, mereka bisa melihat kota Seoul, bahkan Gunung Namsan pun terlihat dari sini.

Yujin menghembuskan nafasnya dan menghirupnya kembali. “tenang sekali disini… “ ucap Yujin seraya menutup matanya mencoba merasakan hembusan angin yang mengalir  ke sekujur tubunya, Xiaoting hanya tersenyum mendengarnya. Perasaan hangat itu kembali lagi setelah melihat wajah Yujin yang tampak damai.

“Eonnie…” bisik Xiaoting memecah keheningan. “hmm??..” jawab Yujin masih menutup matanya.

“maafkan aku…” Lanjut Xiaoting, mendengar permintaan maaf  Xiaoting, Yujin lalu membuka matanya, menatap Xiaoting.

“Aku tidak tahu apa yang aku pikirkan, aku bingung eonnie, aku,,,” Xiaoting terdiam sejenak, Yujin masih menunggu Xiaoting meneruskan pembicaraan. “Aku takut eonnie, aku takut dengan perasaanku ini, Yujinnie,, aku,,,”  Xiaoting tak sanggup melanjutkan. Seakan tiba-tiba nyalinya ciut, ia kembali overthinking.

Yujin meraih tangan Xiaoting. Ia tidak tahu apa yang sebenarnya ingin dikatakan oleh Xiaoting. Bohong jika Yujin tidak berharap, namun sama halnya dengan Xiaoting, Yujin takut, ia pun overthinking. Lalu bagaimana kalau memang perasaan mereka sama? Apa yang akan terjadi setelah itu? Bagaimana dengan Appa dan Eommanya. Tak tahu harus mengatakan apa, Yujin akhirnya memeluk Xiaoting.

Mereka akhirnya menghabiskan hari dengan berkeliling taman, menikmati pemandangan langit yang mulai berwarna keemasan seperti ilalang-ilalang di tempat ini. Mereka terus asik mengobrol, mencoba menghindari obrolan di kursi tadi, mencoba menyembunyikan perasaan masing-masing.

“Sudah mulai gelap sepertinya, aku antar pulang yah..” Ajak Xiaoting,

“Boleh, tolong antar aku ke apartemen kakakku yah,, entah kenapa aku ingin menginap di sana malam ini” Ucap Yujin. Xiaoting mengangguk sambil tersenyum.

***

Sesampainya di pintu apartemen Tiffany, Yujin langsung memasukan password apartemen kakaknya itu. Setelah Tiffany mendapatkan apartemen, dia langsung memberikan akses apartemennya itu kepada Yujin.

Yujin mencari-cari keberadaan kakaknya itu. ‘apakah eonnie belum pulang?’ batin Yujin bertanya-tanya.

Tanpa pikir panjang, Yujin membuka pintuk kamar Tiffany, namun betapa kagetnya Yujin ketika mendapati kakaknya sedang bercumbu panas dengan seseorang. Sontak sepasang yang sedang bercumbu itu kaget.

“Yujin… “ Panggil Tiffany dengan suara serak.

“maafkan aku eonnie,, aku tunggu di ruang tamu..” yujin langsung lari ke luar kamar. Wajah yujin langsung pucat, karena yang ia lihat di kamar bersama eonninya itu bukan Siwon Oppa, bukan calon suami Tiffany, dan yang jelas bukan seorang pria, yang dicium oleh eonninya itu adalah seorang wanita, seorang wanita yang Yujin kenal, atau semua Korea kenal bahkan mungkin dunia kenal. Wanita itu adalah Kim Taeyeon, The Kim Taeyeon, seorang Idol yang sekarang menjadi salah satu Solois paling terkenal di Asia. ‘OH MY GOD…’ batin Yujin berteriak.

Tidak lama eonninya pun keluar dari kamar dengan muka bersalah.

“maafkan kamu harus melihatnya..” ujar Tiffany malu.

“Eonnie, tadi itu apa?” Tanya yujin masih syok. “Bukannya eonnie akan segera menikah dengan Siwon Oppa, tapi mengapa…” Yujin tak bisa meneruskan kata-katanya.

Tiffany lalu menghela napasnya.

“maafkan eonnie tidak pernah cerita, eonnie takut reaksi kalian melihat ternyata eonnie tidak seperti yang kalian bayangkan” Jawab Tiffany.

“eonnie kenal Taeyeon sudah lama sekali, ketika ia masih mejadi trainee, siapa sangka trainee yang menjadi teman chat eonnie di salah satu website akhirnya menjadi penyanyi terkenal. Namun hubungan kami baru dimulai ketika eonnie kembali ke Korea, ketika itu Taeyeon masih aktif sebagai anggota Girlgroup..” Lanjut Tiffany.

“tapi Eonnie itu sudah lama sekali…”

“Betul Yujin, Eonnie sudah lama berhubungan dengan Taeyeon, tanpa sepengetahuan siapapun..” Jawab Tiffany sedih.

“Tapi bagaimana caranya? Dan apakah eonnie baik-baik saja dengan hubungan yang seperti ini?” Tanya Yujin.

“Semua orang pasti ingin memberitahukan kepada dunia tentang orang yang ia cintai, eonnie juga seperti itu, tentu eonnie  tidak baik-baik saja, Yujin..” Tiffany kemudian mengeluarkan air matanya. “Eonnie ingin memberitahukan kepada seluruh dunia bahwa Taeyeon adalah kekasih eonnie, kamu tidak tahu betapa sakitnya eonnie setiap mendengar berita kencan Taeyeon yang dipublish company nya?” tangisan Tiffany kemudian mengeras. Yujin langsung memeluk kakak tercintanya itu.

Setelah tenang Tiffany melepaskan pelukan Yujin. “Tapi semua itu tidak ada apa-apanya dibandingkan eonnie harus kehilangan Taeyeon, Taeyeon sangat mencintai pekerjaannya, hubungan kami akan merusak semua mimpi-mimpinya, jika tidak memikirkan itu, tanpa pikir panjang mungkin eonnie akan meninggalkan perusahaan dan kabur bersama Taeyeon, tapi hidup tidak semudah itu, you win some you lose some, selama Eonnie masih bisa bersama Taeyeon, eonnie rela menjalani hidup seperti ini.”

Yujin sedih mendengar cerita kakaknya itu.

“Lalu bagaimana dengan Siwon Oppa.” Tanya Yujin penasaran.

“eonnie akan mencari cara Yujin,, eonnie tidak akan menikahi Siwon.” Tegas Tiffany.

 

***

Dengan meminjam mobil Tiffany, Yujin berjalan pulang. Ia tak mau mengganggu waktu eonninya dengan kekasihnya itu. Yujin sedih ternyata banyak hal yang ia tidak tahu tentang kakaknya. Namun ia mengagumi kakaknya itu, kakak yang tak pernah menampilkan emosinya itu  ternyata bisa mencintai seseorang  begitu besarnya, sampai rela untuk mengorbankan segalanya.

“You win some, you lose some…” bisik Yujin. Seperti kesambar petir, Yujin langsung menyadari sesuatu. Ia pun membanting setirnya memutar arah.

***

Xiaoting sedang membereskan baju-bajunya ketika ia mendengar bel berbunyi. Dia penasaran siapa yang bertamu malam-malam. Yaning sedang menginap di rumah pacarnya, jadi seharusnya itu bukan tamu Yaning. Xiaoting lalu menuju pintu dan mengintip kamera depan, dan betapa kagetnya ketika ia melihat siapa yang menunggu di depan. Xiaoting pun lalu membuka pintu.

“Eonnie?”

Yujin tidak menjawab sapaan Xiaoting, namun betapa kagetnya Xiaoting ketika Yujin mendorong tubuh Xiaoting masuk ke dalam apartemen. Dan tanpa basa-basi Yujin mendekatkan kepalanya ke arah Xiaoting lalu mecium bibirnya.

 

***

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Elsha95 #1
Chapter 2: Ijin baca ya, suka bgt sama plotnya
Ani_Ang #2
Chapter 19: Ya ampunn.. cerita Ini sangat luar biasa 😍😍.. Akhir yang sangat indah 😍😍.. Terimakasih banyak author-nim 🤗🤗🤗
Iamreader #3
Thank You author!!
PLAPLE #4
Chapter 19: The epilogue was so beautiful!!!
I'm crying at the scene of their wedding and child
Lynn must be so beautiful since she has two visual moms
I loved the story and will be waiting for more XiaoJin stories!
Thank you so much
That was really amazing and beautiful
sclocksmith #5
Chapter 19: Aaaa... Epilognya manis banget. Xiaojin-ku. Diri ini jadi sedikit iri 😭

Anak xiaojin pasti cantik banget deh. Ortunya visual semua 😁

Au xiaojin masih jarang. Ditunggu buat karya selanjutnya. Semangat 💪
rahamn023 #6
Chapter 19: Oh my good epilognya 😭😭😭
Demi ini cerita dari awal udah bagus banget
Alurnya, tulisannya dan feelnya juga dapet banget 😭😭😭😭😭
Gak tau mau berkata apa lagi. Wajib kudu mesti debut di base sih ini soalnya ketikannya bagus 😭😭.
Terima kasih atas ceritanya ya ka 🙏🏻
Ditunggu karyanya yang lain 😄
PLAPLE #7
Chapter 18: I'M SO HAPPY!
THIS STORY WAS SUCH A GOOD ONE!
The way that you portraited the characters and their relationships was amazingggg
loved to read it and longed every week for a new chapter!
thank you so much for this, authornim and I'd love an epilogue and more XiaoJin stories from you ♥️♥️♥️
iniindomiesoto #8
Chapter 18: Aaak happy ending 🥳 terima kasih author sudah menulis cerita sebagus ini ❤❤❤ jujur suka banget sama ceritanya, alur yang singkat namun jelas bikin aku makin tertarik buat ngikutin cerita ini.. sangking bagusnya dari awal sampai akhir emosiku ikut main 🥺 pokoknya semua temen2 ku harus tau cerita ini! Aku bakal rekomendasiin! 😅 sekali lagi terima kasih.. sukses terus menulisnya ❤❤❤
sclocksmith #9
Chapter 18: Pas baca berasa naik roller coaster, tapi aku sangat menikmati perjalanannya. Untung mereka mendapatkan kebahagiaan yang pantas mereka dapetin. You're amazing, author!
P.s Ditunggu epilognya. Fighting!