Love Oh Love

Perfect 21
Please Subscribe to read the full chapter

Iris coklat Eunbi memandang ragu ke depan sebuah bangunan besar di hadapannya. Ingin berbalik pergi, namun ia sudah terlanjur sampai. Akan sangat sia-sia tenaga dan juga uang bus yang ia keluarkan jika gadis itu memilih pulang.

Menarik napas dalam, Eunbi memutuskan melangkah pelan kedalam gedung dimana Yerin menuntut ilmu. Sebenarnya Eunbi masih belum berangkat sekolah karena kondisi bahunya. Harusnya dia ada dirumah sekarang, beristirahat. Namun gadis itu merasa bosan hanya berdiam diri saja tanpa melakukan apapun. Maka dari itu, Eunbi memutuskan menyelinap keluar dari rumah. Kedua orangtuanya tidak tahu karena mereka berdua sibuk bekerja. Eunbi berharap salah satu dari mereka tidak pulang secara tiba-tiba. Dia hanya tidak ingin membuat mereka khawatir karena menghilang dari rumah.

Mengedarkan pandangan di tiap penjuru kampus, Eunbi merasa sedikit risih dengan tatapan para mahasiswa kepadanya. Mungkin karena kondisi lengannya yang dibalut penyangga. Tak ingin berlama-lama mendapat tatapan dari mereka, Eunbi berjalan cepat menuju kelas Yerin. Tapi sebelum itu-

"Hey,"

Eunbi menoleh. Melirik lengan kirinya yang digenggam seseorang sebelum menatap wajah orang tersebut.

"O- Oh, maaf." ujarnya seraya melepas tangannya di lengan Eunbi.

"Kau.. hoobae Yerin, bukan? Apa kau mengingatku? Cafe Glass Bead, beberapa pekan yang lalu?"

Eunbi mengangguk kecil. Tentu dia ingat pria di depannya ini. Pria yang hampir membuat dia dan Yerin salah paham. Pria yang membuatnya cemburu.

Eunwoo tersenyum lega ketika Eunbi mengingatnya. Pria tampan itu lalu mengulurkan tangannya.

"Namaku Cha Eunwoo. Kita belum sempat berkenalan kemarin."

Eunbi menatap uluran tangan Eunwoo dan wajah pria itu secara bergantian.

"Hwang Eunbi." balas Eunbi tak tertarik.

Eunwoo menarik kembali tangannya karena tidak mendapat respon dari Eunbi. Dia melempar senyum kikuk. "Aku tahu. Kau sudah mengenalkan dirimu waktu itu,"

"Apa kau ingin menemui Yerin?" tanya Eunwoo kemudian.

"Ya."

"Sepertinya gadis itu berada di kafetaria sekarang, bersama teman-temannya. Um, ingin kuantar? I- Itu kalau kau tidak keberatan."

Eunbi mengernyit, merasa aneh dengan pria bernama Cha Eunwoo ini. Mengapa dia tiba-tiba mendekatinya lalu mengajukan diri mengantar Eunbi? Gadis Hwang yakin Eunwoo memiliki motif dan bukan karena murni ingin berniat baik. Entah apa itu, Eunbi yakin hal tersebut bukanlah sesuatu yang baik.

"Tidak, terimakasih. Yerin unnie pernah memberiku tour singkat disini. Aku yakin aku masih hapal dimana letak kafetaria."

Mengusap belakang leher, Eunwoo mengangguk pelan. "Baiklah kalau begitu. Senang bertemu denganmu, Eunbi-ssi."

Tanpa berniat menjawab, Eunbi segera membalikan tubuhnya dan pergi darisana menuju kafetaria. Beruntung tebakan Eunwoo benar. Yerin berada disana bersama dua orang gadis. Eunbi mengenali satu orang diantara mereka karena pernah bertemu sebelumnya, Park Sooyoung, namun satu gadis lainnya, Eunbi tidak tahu sama sekali.

Berjalan mendekat, Eunbi tidak yakin dengan keputusannya. Yerin terlihat sedang menikmati waktunya bersama teman-temannya. Eunbi tak ingin mengganggu mereka. Belum sempat Eunbi berbalik, Yerin terlebih dahulu mengenali kekasihnya.

"Hwang Eunbi." panggil Yerin dengan suara yang cukup keras.

Eunbi hanya bisa tersenyum tipis setelah itu. Berdiri dari kursinya, Yerin berjalan cepat menuju tempat Eunbi berdiri.

"Apa yang kau lakukan disini, Bi? Kau masih sakit. Kalau kau ingin menemuiku harusnya kau bilang padaku. Biar aku yang pergi ke rumahmu." Yerin mengusap lengan Eunbi dengan lembut, khawatir tentu saja.

Eunbi menggeleng. "Tidak apa-apa. Aku hanya merasa bosan berada dirumah dan aku juga merindukan unnie. Maka dari itu aku kemari.

"Yakin kau tidak apa-apa?"

"Hm. Yang sakit hanya bahuku, unnie. Selain itu aku baik-baik saja. Tidak perlu khawatir."

"Lalu apa orangtuamu tahu kalau kau pergi?"

"Itu.. Tidak, hehe." Eunbi menunjukan cengiran lebarnya yang segera dihadiahi cubitan pelan di pipi oleh Yerin.

"Selalu seperti itu. Kau tidak ingat wajah cemas orangtuamu saat dulu kau ketiduran seharian penuh di sauna dan terkunci disana?"

Eunbi meringis. Tentu dia ingat kejadian itu. Karena kedua orangtuanya sibuk bekerja, Eunbi sering lupa untuk memberitahu mereka kalau dirinya ingin pergi keluar. Waktu itu Juyeon mengajaknya ke sauna sehabis mendapat tiket gratis dari salah satu e-commerce langganannya. Jujur saja keduanya belum pernah ke sauna sama sekali. Itu adalah kali pertama mereka kesana. Entah karena di sauna terlalu hangat mengingat musim dingin telah tiba atau bagaimana, mereka berdua jadi ketiduran dan bahkan terkunci disana tanpa ada orang yang tahu. Bahkan orang yang membersihkan tempat setelah sauna tutup sekalipun.

Kedua orangtua Eunbi tentu merasa cemas karena puterinya tidak kembali ke rumah hingga larut. Berkali-kali mereka menelepon Eunbi, namun ponsel gadis itu tidak aktif. Yuri juga sudah menghubungi semua teman dekat Eunbi dan kekasihnya, tetapi mereka semua kompak mengatakan tidak tahu mengenai keberadaan Eunbi. Jessica bahkan hampir melapor ke polisi saking cemasnya. Saat itu Yerin segera meluncur ke rumah Eunbi setelah mendapat kabar dari Yuri. Dia menyaksikan bagaimana wanita paruh baya tersebut menangis karena takut puterinya kenapa-napa di cuaca dingin seperti ini. Mengingatnya membuat hati Yerin sakit.

"Maaf. Tapi aku bersama unnie sekarang. Dad dan Mom tidak perlu mengkhawatirkanku."

Yerin berdecak. Dia menatap wajah Eunbi lagi. "Kau sudah makan?" tanyanya mengganti topik.

"Belum. Unnie ingin membelikanku makanan?" Eunbi tersenyum, menunjukan deretan giginya yang rapih.

"Geezz, tahu saja aku baru mendapat kiriman uang dari Eomma. Ayo duduk disana dan pesan makanan semaumu."

Senyum Eunbi makin melebar. Eunbi memang bukan penyuka skinship, tapi saat ini dia ingin sekali mengecup pipi Yerin kalau saja mereka tidak sedang berada di area publik. Sebagai gantinya, Eunbi melilitkan satu tangan kirinya yang bebas di lengan Yerin.

"Gomawo, Yennie."

Satu alis Yerin terangkat. Sangat jarang Eunbi memanggilnya dengan panggilan tersebut. Namun Yerin tahu, saat Eunbi memanggilnya seperti itu, gadisnya ini sedang dalam kondisi baik, mungkin bahagia lebih tepatnya. Yerin mengulas senyum sebelum membawa Eunbi ke tempat dua temannya berada.

Yerin tersenyum kearah dua temannya. Satu menatapnya bingung, sedang satu lagi memutar bola mata malas.

'Bocah kurang ajar lagi.' batin Sooyoung.

"Hey, aku ingin mengenalkan temanku pada kalian. Mungkin Sooyoung sudah kenal siapa dia. Tapi Hayoung-ah, ini juniorku saat di SMA dulu." Yerin melirik Eunbi. Mengerti maksud kekasihnya, gadis Hwang menatap satu teman Yerin yang bernama Hayoung sebelum menunduk sopan.

"Annyeonghaseyo, Hwang Eunbi imnida." ucap Eunbi, tak lupa untuk tersenyum ramah.

Mulut Sooyoung terbuka lebar menyaksikan apa yang barusan terjadi.

'Apa-apaan dia? Dulu saat mengenalkan diri kepadaku dia tidak seramah ini! Apa bocah itu punya kepribadian ganda?!' Sooyoung memaki dalam hati.

Yerin yang menyadari ekspresi kesal gadis Park hanya bisa tersenyum geli.

"Namaku Oh Hayoung. Jadi, kau sekolah di Ave Maria? Aku memiliki sepupu yang juga sekolah disana. Jeon Soyeon. Kau mengenalnya?"

Eunbi menutup mulutnya. Dia melirik Yerin sebelum menggeleng perlahan. Jangankan Jeon Soye

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Incarnadinejourney
#1
Chapter 13: Asik, akhirnya mendebutkan semua karya ciamiknya disini. Aku udah jarang buka tetangga sebelah soalnya.
avicennialba
#2
Chapter 7: Wohooo, senpai launching cerita baruuu. Otw baca