Trust

Perfect 21
Please Subscribe to read the full chapter

Kedua tangan sibuk mengetik sedangkan mata tertuju pada layar laptop di depannya. Yerin terlalu fokus dengan pekerjaannya hingga tak menyadari kalau seseorang tengah duduk disampingnya dan melihatnya bekerja selama beberapa menit. Orang itu menggeleng karena Yerin sama sekali tidak menyadari keberadaannya.

"Jung Yerin." panggil orang itu dan berhasil membuat Yerin tersentak kaget.

"Ya, bisakah kau tidak mengejutkanku?!" Yerin memukul lengan orang itu setelah menetralkan debaran jantungnya.

"Kau terlalu serius, Yerin. Hingga bahkan tidak menyadari keberadaanku disini selama bermenit-menit."

Yerin menghela napas sebelum melirik laptopnya. "Aku dikejar deadline, Sooyoung. Sore ini harus dikumpulkan."

Gadis yang dipanggil Sooyoung menatap iba kearah temannya. Dia mengerti perasaan itu, karena dia juga sering mengalaminya.

"Sorry. Aku kemari tidak bermaksud untuk mengganggumu, tapi.. ah tidak, lupakan saja."

Kening Yerin mengernyit. Jika Sooyoung berbicara seperti itu, pasti ada sesuatu hal yang ingin dia bicarakan.

"Apa? Katakan padaku."

Sooyoung menggeleng. "Tidak jadi, Yerin. Lupakan saja."

"Hey, cepat katakan padaku. Jangan membuatku penasaran dan merusak fokusku dalam mengerjakan tugas."

Gadis bermarga Park menghela napasnya mendengar desakan dari Yerin. "Kau yakin ingin tahu?" tanya Sooyoung yang dibalas anggukan oleh temannya.

"Eunwoo lagi-lagi memintamu pergi kencan dengannya." ujar Sooyoung.

Wajah gadis Jung berubah datar begitu Sooyoung menyelesaikan kalimatnya.

"Bukankah sudah kubilang ratusan kali kalau aku tidak berminat dengan hal semacam itu?" nada suara Yerin terdengar kesal.

"Ayolah, Jung. Hanya satu kali. Aku juga merasa bosan harus menyampaikan hal ini terus menerus kepadamu. Eunwoo temanku. Lagipula apa yang kurang darinya? Dia tampan, pintar, baik, bahkan dia juga kaya. Kau sungguh tidak tertarik padanya?"

Yerin mengangguk mantap. "Sama sekali tidak. Jadi, minta dia berhenti mengajakku kencan."

Sooyoung menatap temannya dengan tatapan tak percaya. "Terkadang aku merasa bingung tipe idealmu seperti apa kalau pria se-sempurna Cha Eunwoo saja kau tolak."

Yerin memutar bola matanya malas. "Aku kuliah bukan untuk mencari pria, tapi untuk belajar, Sooyoung"

Lagipula aku sudah memiliki seseorang yang menjadi tipe idealku, dan itu tidak lain adalah Hwang Eunbi, kekasihku tercinta!, tambah Yerin dalam hati.

"Tapi kau bisa mendapat keduanya. Dengar, kita harus memaksimalkan masa muda kita, Yerin. Bersenang-senanglah sedikit, jangan hanya belajar saja."

"Aku bersenang-senang. Belajar, mengikuti kegiatan non-akademis, dan terkadang menjadi sukarelawan diluar kampus. Aku bersenang-senang dengan hidupku, Sooyoung."

"Kau sungguh aneh." sindir Sooyoung, tak mengerti jalan pikiran Yerin.

"Yeah, dan orang aneh ini adalah temanmu." balas Yerin santai seraya melanjutkan pekerjaannya.

Sooyoung menghela napas lagi. Dia tidak akan pernah menang berdebat dengannya. Gadis Park hendak berdiri meninggalkan Yerin ketika matanya menangkap sesuatu yang nampak berkilau di leher Yerin.

"Tunggu, apa kau menolak Eunwoo karena kau sudah punya pacar?"

Kedua bola mata Yerin membesar mendengar pertanyaan tersebut. Dia meneguk salivanya dengan sulit. Satu tangannya yang bebas meremas celananya dibawah.

"A- Apa yang kau bicarakan?"

Satu alis Sooyoung naik keatas. Gadis itu kemudian menunjuk kalung yang dipakai Yerin menggunakan dagunya.

"Kalung itu. Seseorang pasti memberikannya padamu."

"Apa yang membuatmu berpikir kalau kalung ini diberikan seseorang?" Yerin bertanya dengan nada tidak santai. Dia hanya cemas kalau rahasianya akan terbongkar.

"Kau bukan tipe gadis yang suka memakai perhiasan, Yerin-ah. Aku mengenalmu sudah hampir setahun ini. Dan juga, liontin itu. Bukankah gajah simbol kesetiaan? Pasti seseorang yang kau anggap berharga yang telah memberikanmu kalung tersebut."

Lagi-lagi Yerin menelan salivanya karena tebakan dari Sooyoung 100% akurat. Tetapi bahkan dia baru tahu kalau gajah adalah simbol kesetiaan. Jadi itu sebabnya Eunbi terlihat malu-malu saat memberikan kalung tersebut padanya? Tanpa sadar, Yerin tersenyum idiot mengingatnya sekarang. Eunbi nya memang gadis tsundere. Dan itu adalah salah satu dari sekian banyak hal yang membuat Yerin sangat mencintai si gadis Hwang.

"Jadi tebakanku benar? Kau sudah memiliki kekasih?"

Senyum Yerin perlahan memudar. Gadis itu menoleh dan melihat Sooyoung yang menatapnya dengan penuh selidik.

"Tidak. Aku tidak memiliki siapapun. Dan kalung ini aku yang membelinya." jawab Yerin tegas.

Meskipun dia merasa bersalah karena telah berbohong. Namun Yerin harus melakukannya demi kebaikan mereka.

"Kau tidak sedang mencoba untuk membohongiku, kan?"

Yerin memalingkan wajahnya ketika mendapat tatapan intimidasi dari Sooyoung. "Tentu saja. Untuk apa aku berbohong padamu? Tidak ada gunanya."

Sooyoung memundurkan wajahnya. Kemudian menarik napas dan membuangnya perlahan. "Baiklah kalau begitu. Aku akan pergi sekarang, tak ingin lebih lama mengganggumu mengerjakan tugas. Kuharap Eunwoo akan mengerti keputusanmu dan berhenti mengajakmu kencan."

Yerin mengangguk. "Aku juga minta maaf, Sooyoung. Eunwoo pria yang baik. Kuharap dia menemukan seseorang yang lebih baik dariku."

"Kita doakan saja."

Sooyoung berdiri, menepuk pelan bahu Yerin sebelum pergi keluar dari perpustakaan. Begitu punggung Sooyoung tidak terlihat lagi, Yerin menghela napasnya kasar. Kalau saja lingkungan mereka terbuka dengan hubungan sesama jenis, sudah sejak dulu Yerin mempublikasikan hubungannya dengan Eunbi.

***


Seperti biasa, jam makan siang digunakan Eunbi untuk berkumpul dengan teman-temannya di kantin sekolah. Tidak semua teman dekat Eunbi satu kelas dengannya. Hanya Yewon dan Juyeon saja. Sedangkan Suji, Moonbin, atau bahkan Yuna yang merupakan kakak kelas mereka berada di kelas terpisah. Maka dari itu, kesempatan inilah yang biasa digunakan mereka untuk berkumpul bersama.

"Bagaimana pertandingan Eunbi kemarin?" Yuna bertanya, suara masih sedikit sengau karena belum sepenuhnya sembuh dari flu.

"Panas! Lawan Eunbi sangat kuat. Dia bahkan kalah di set pertama. Tapi setelah Yerin unnie menemuinya, secara ajaib performa Eunbi membaik. Dia lalu memenangkan pertandingan setelah itu." jawab Juyeon dengan meluap-luap.

"Sungguh? Hanya karena Yerin unnie menemuinya?" heran Yuju.

Keempat manusia yang ada disana mengangguk secara serempak, membuat Eunbi memutar bola matanya malas.

"Itu karena aku mendapat saran dari Ayahku sebelumnya." Eunbi berbicara, mencoba mengelak.

"Yeah, dan juga usapan lembut di tangan dari Yerin unnie. Itu juga salah satu faktor mengapa permainanmu membaik, Eunbi. Jangan lupakan itu." ucap Suji yang sukses membungkam mulut Eunbi. Gadis Hwang tidak lagi mengelak karena yang dikatakan Suji memang benar. Yerin memberinya energi.

"Heol, aku iri padamu. Aku juga ingin memiliki kekasih seperti itu. Siapa tahu saat dia mengusap tanganku sebelum lomba lari nanti, aku akan memenangkan perlombaan sama sepertimu." Yuna berandai.

"Nuna jangan khawatir, aku masih single." Moonbin mengangk

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Incarnadinejourney
#1
Chapter 13: Asik, akhirnya mendebutkan semua karya ciamiknya disini. Aku udah jarang buka tetangga sebelah soalnya.
avicennialba
#2
Chapter 7: Wohooo, senpai launching cerita baruuu. Otw baca