Someday

Perfect 21
Please Subscribe to read the full chapter

Tibalah hari dimana Eunbi melakukan pertandingan final di klubnya. Sebelum memasuki lapangan, Eunbi diarahkan terlebih dahulu oleh Ayahnya di salah satu ruangan club. Ini pertandingan akhir yang menentukan apakah gadis Hwang bisa lolos menjadi tim ace atau tidak. Tentu saja Ayahnya ingin puterinya lolos. Oleh karena itu, Yuri menyempatkan waktu ditengah kesibukannya bekerja demi Eunbi. Pria paruh baya tersebut sedikit menyesal karena hari-hari sebelumnya tidak bisa melatih Eunbi. Dia berharap puterinya dapat melakukan yang terbaik meski jarang mendapat pelatihan darinya.

"...Dad tekankan untuk sering melakukan net play karena lawanmu sekarang cukup lemah dengan hal itu. Tetapi perlu diingat, kau harus berhati-hati. Lawanmu sangat baik dalam melakukan smash."

Eunbi mengangguk mengerti. Dia memutar pergelangan tangannya untuk pemanasan. Melakukan net play berarti harus menggunakan keluwesan pergelangan tangannya. Terlebih Daddy nya bilang lawan sangat baik dalam melakukan smash. Eunbi harus dalam posisi siap menerima pukulan dari berbagai arah yang tidak terduga sekalipun.

Gadis Hwang tiba-tiba menjadi gugup. Tentu saja, ini adalah pertandingan akhir dimana satu langkah lagi dia akhirnya mendapat kesempatan bergabung bersama deretan tim kebanggaan club. Pelatihan di tim ace dan di tim biasa jelas berbeda. Para anggota tim ace dilatih secara khusus oleh pelatih yang jauh lebih profesional agar dapat direkomendasikan menjadi Timnas ketika kemampuan mereka lebih unggul. Jelas saja Eunbi menginginkan itu semua. Menjadi atlet Timnas adalah cita-citanya dari kecil.

"Kau gugup?" Yuri bertanya ketika melihat gelagat berbeda dari puterinya.

Eunbi tersenyum tipis. "Sedikit, Dad."

"Dad tahu cara ampuh menghilangkan gugup." ujar Yuri dengan senyum misteriusnya.

Sang atlet hanya bisa mengernyit bingung. Lalu kemudian gadis itu melihat Ayahnya bertepuk tangan tiga kali dan membuat pintu ruangan terbuka. Mata Eunbi terbelalak ketika melihat orang yang ada dibalik pintu. Dia melirik Ayahnya yang tengah terkekeh kecil.

"Daddy pergi dulu. Kalian jangan terlalu lama disini. Pertandingan akan dimulai tidak lama lagi." Yuri menepuk bahu puterinya sebelum melenggang keluar dari ruangan. Menyisakan Eunbi dengan orang yang membuatnya terkejut.

"Unnie," panggil Eunbi, membuat gadis yang ia panggil unnie mendekat.

"Kupikir kau tidak bisa datang karena harus menjadi relawan di Gocheok?"

Yerin tertawa kecil. "Silly, aku hanya bercanda. Mana mungkin aku melewatkan pertandingan penting kekasihku ini?"

Eunbi melengkungkan bibirnya kebawah. "Bercandamu tidak lucu. Aku benar-benar berpikir kalau kau tidak bisa datang. Dan hal itu membuatku sedikit.. sedikit merasa.. sedih." ucapannya melirih di akhir.

Gadis yang lebih tua tersenyum manis sebelum meraih tangan Eunbi dan menggenggamnya. Mengusap pelan dengan kasih sayang.

"Maafkan aku. Kupikir memberimu sedikit kejutan akan terlihat menyenangkan. Aku berjanji tidak akan melakukannya lagi setelah ini."

Eunbi menghela napasnya. Perasaan gusarnya perlahan menghilang ketika ibu jari Yerin mengusap tangannya dengan lembut. Setidaknya Yerin ada disini sekarang. Eunbi mulai merasa rileks.

"Kau marah?" Yerin bertanya karena melihat kekasihnya hanya diam.

Dengan cepat Eunbi menggeleng. "Tidak. Terimakasih sudah datang, unnie. Sekarang rasa gugupku akhirnya memudar."

Yerin kembali tersenyum. Gadis itu mencondongkan wajahnya kemudian mengecup pipi kanan Eunbi dengan kilat. Eunbi yang tidak mengira akan mendapat kecupan tentu merasa terkejut. Kekasihnya selalu mengecupnya tanpa pemberitahuan, dan itu membuat tubuh sang atlet mengalami malfungsi mendadak.

"Kalau kau menang di pertandingan ini, hadiah dariku siap menyambutmu. Hwaiting, Bi!" seru Yerin antusias. Tidak tahu kalau saat ini Eunbi tengah menetralkan debaran jantungnya yang tak normal akibat perbuatannya.

Eunbi memejamkan matanya. Dalam hati dia merutuk. Jika seperti ini, rasa gugupnya kembali menyerangnya! Jung Yerin tanggungjawab!

































































 

Saat ini Hwang Eunbi sudah berada di lapangan, bersiap melakukan pertandingan final. Setelah melakukan undian untuk menentukan siapa yang memulai servis pertama, Eunbi menarik napas dan membuangnya perlahan. Dia melakukan pemanasan kecil di lapangan sebelum wasit menyuruh lawan Eunbi melakukan servis.

Begitu peluit dibunyikan, pertandingan akhirnya dimulai. Sang lawan melakukan servis dan dengan mudah diterima oleh Eunbi. Keduanya melakukan relay, namun ketika Eunbi mengembalikan pukulan panjang kebelakang, dia tidak siap menerima smash dari lawan. Pada akhirnya skor pertama diraih lawan Eunbi. Entah karena gadis Hwang belum merasa siap seutuhnya sisa kegugupan karena dicium Yerin atau bagaimana, permainannya di awal terlihat memburuk. Bahkan poinnya selalu tertinggal dari lawan. Eunbi mendesah ketika lawan mencetak skor lagi.

"GWAEN. CHA. NA. YO."

Kening Eunbi mengernyit saat mendengar suara lantang tersebut. Dia menoleh dan melihat Yerin berdiri di booth penonton sembari menyorakinya. Gadis Hwang terkekeh kecil. Yerin memang penyebar kebahagiaan. Tidak salah kalau gadis itu dijuluki red ginseng/energy ginseng. Perlakuan dari kekasihnya pada akhirnya membuat semangat Eunbi terbakar.

"HWANG EUNBI HWAITING!" Yerin kembali berteriak, tetapi kali ini teman-teman Eunbi juga ikut.

"Baiklah, itu sudah cukup. Aku akan bermain serius sekarang." gumam Eunbi, menatap rekan satu tim klub yang sekarang menjadi musuhnya.

Pertandingan dimulai lagi. Lawan melakukan servis dan Eunbi mengembalikannya dengan sempurna. Seperti yang Ayahnya sarankan sebelumnya, kali ini Eunbi melakukan net play. Suatu hal yang benar-benar menjadi kelemahan sang lawan. Dan itu menjadi keuntungan tersendiri bagi Eunbi.

Menit demi menit terlewati, skor saat ini 11 - 15, Eunbi lebih unggul empat poin dari lawan. Sorakan dari Yerin dan teman-temannya makin mengeras. Hal itu mendorongnya melakukan permainan terbaiknya.

Set pertama pun dimenangkan oleh Eunbi tanpa banyak kesulitan. Gadis Hwang tersenyum puas. Dia menatap booth penonton dimana orangtua, kekasih, dan teman-temannya berada seraya mengepalkan tangan dan memukul udara. Menunjukan rasa gembiranya.

Tetapi hal tersebut tidak berlangsung lama. Dia harus kembali melakukan pertandingan kedua. Eunbi harus fokus.

Puteri bungsu pasangan Yuri-Jessica mengembuskan napas panjang sebelum melakukan servis. Seperti sebelumnya, mereka melakukan relay panjang sebelum skor jatuh kepada Eunbi karena lawan salah mengira kok jatuh di bagian luar lapangan. Eunbi mendesah lega.

Pertandingan kali ini Eunbi tidak bisa bersantai. Dia harus memenangkan set kedua agar bisa mengantarkannya menjadi anggota unggulan club Snowflake. Tetapi sepertinya harapan Eunbi tak bisa terpenuhi dengan mudah. Permainan lawan kali ini mulai membaik. Mungkin karena telah mendapat masukan dari pelatihnya sebelumnya. Skor mereka saling mengejar. Lawan tidak membiarkan Eunbi mendapat skor dengan gampang.

Ketika lawan mendapat poin 11 dan Eunbi 10, permainan berhenti sejenak untuk istirahat. Eunbi meraih botol minumnya dan menenggaknya hingga setengah. Dia juga mengelap keringat di wajah menggunakan handuk.

Wasit memberitahu agar kedua pemain melanjutkan pertandingan kembali. Eunbi melakukan peregangan di daerah bahunya selama berjalan ke tengah lapangan. Entah mengapa bahunya sedikit nyeri. Dia tahu, dia banyak melakukan pukulan keras tadi. Tetapi tidak tahu efeknya akan seperti ini.

Mengacuhkan nyeri di bahu, Eunbi bersiap melakukan pertandingan. Lawan melakukan servis. Dan seperti sebelumnya, skor mereka saling mengejar. Eunbi men

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Incarnadinejourney
#1
Chapter 13: Asik, akhirnya mendebutkan semua karya ciamiknya disini. Aku udah jarang buka tetangga sebelah soalnya.
avicennialba
#2
Chapter 7: Wohooo, senpai launching cerita baruuu. Otw baca