Bye

Perfect 21
Please Subscribe to read the full chapter

Langkah Yerin tergesa sesaat setelah ia turun dari bus. Gadis itu tahu kekasihnya jauh dari kata baik ketika di telepon. Yerin tidak peduli dengan rambutnya yang masih basah atau penampilannya yang hanya mengenakan piyama tidur dibalut blazer. Isi kepala Yerin hanya tentang Eunbi, Eunbi, dan Eunbi. Dia begitu mencemaskan gadis bersurai kelam itu. Eunbi tidak pernah sekalipun menangis. Bahkan ketika cedera bahunya kambuh. Setidaknya, tidak di depan Yerin. Begitu mendengar isakkan gadis yang lebih muda, Yerin tahu sesuatu pasti telah terjadi. Dan itu adalah sesuatu yang besar. Tiba-tiba perasaan Yerin menjadi tak enak. Dia merasa ini ada kaitannya dengan dirinya.

Ketika gadis Jung sampai di depan rumah Eunbi, dia segera menekan bel berkali-kali. Yerin tahu tindakannya termasuk kurang sopan, dan mungkin orangtua Eunbi akan merasa terganggu. Namun dia tidak memikirkan hal itu sekarang. Dia hanya ingin bertemu Eunbi.

Beberapa saat kemudian, pintu rumah terbuka. Tetapi bukannya Eunbi atau orangtua Eunbi yang Yerin lihat, salah satu teman Eunbi, yaitu Juyeon berdiri di hadapannya.

"Juyeon? Dimana Eunbi?" tanya Yerin dengan wajah bingung.

Juyeon masih mempertahankan airmuka seriusnya. Hal itu sedikit membuat Yerin merasa terintimidasi.

"Lebih baik unnie pulang saja. Eunbi tidak ingin bertemu denganmu saat ini."

Kerutan di kening Yerin mendalam. "Apa maksudmu? Aku harus bertemu dengannya. Dia sedang dalam kondisi yang tidak baik."

Gadis Jung hendak menerobos masuk, namun Juyeon menghadangnya dengan cepat.

"Unnie tahu itu, seharusnya unnie juga tahu kalau Eunbi tidak ingin melihatmu. Setidaknya untuk saat ini."

Juyeon mendesah. "Kumohon. Pergilah, unnie. Dengan adanya kau disini, kondisi Eunbi hanya akan makin memburuk."

"Tapi, Juㅡ"

"Sebaiknya unnie renungkan apa kesalahanmu. Sampai jumpa."

Dengan itu, Juyeon menutup pintu rumah Eunbi dan menguncinya. Yerin mengetuk pintu berkali-kali, namun Juyeon masih tetap diam. Tidak terganggu membukanya kembali. Dia membiarkan Yerin. Setelah beberapa saat, gadis itu pasti akan berhenti.

Juyeon menghela napas kasar sebelum melangkahkah kakinya menaiki tangga. Berjalan menuju kamar sahabatnya yang dia tahu sedang dalam kondisi kacau.

***


Keesokan harinya, Yerin kembali ke rumah Eunbi. Dia tidak tahu apa kesalahannya pada gadis yang lebih muda. Semua pesan dan bahkan teleponnya sama sekali tidak digubris Eunbi. Jika ini karena dia tidak bisa meluangkan waktu untuk Eunbi, harusnya Eunbi paham kalau dia tengah sibuk dengan ujian tengah semesternya. Yerin sungguh tidak tahu apa kesalahannya pada gadis Hwang. Dia pikir semua baik-baik saja sebelumnya. Bahkan akhir pekan kemarin mereka melakukan kencan terbaik mereka.

Yerin pergi ke rumah Eunbi saat pagi, sebelum gadis Hwang berangkat sekolah. Dia sungguh penasaran apa yang terjadi pada kekasihnya dan dia tidak bisa menunggu lebih lama.

Tapi sayang baginya, Eunbi rupanya sudah berangkat sekolah beberapa menit yang lalu. Yerin mengucapkan terimakasih pada Mommy Eunbi sebelum melangkah pergi. Dia bisa saja mendatangi sekolah Eunbi sekarang, namun Yerin tidak melakukannya. Sekolah bukan tempat yang tepat untuk mereka berbicara. Terlebih pelajaran juga sebentar lagi akan dimulai.

Yerin menghela napas pelan.

"Sebenarnya apa yang terjadi padamu, Bi?" gumam Yerin.





















































 

Yewon melihat tingkah aneh Eunbi sejak ia sampai di kelas hingga sekarang. Gadis itu tidak membuka suara, bahkan menyapanya saja tidak. Bukan hanya Eunbi saja, namun sahabatnya yang super berisik, Juyeon, juga sama. Mereka berdua terus diam dengan wajah murung. Yewon juga dapat melihat mata bengkak Eunbi. Dia jadi berpikir, apa Eunbi dan Juyeon bertengkar?

Tapi karena apa?

Setahunya, mereka berdua terlihat baik-baik saja. Di hari sebelumnya mereka juga saling bercanda di grup chat.

Atau mungkin karena hal lain? Yewon yakin ini bukan masalah sepele. Eunbi sampai menangis, itu berarti masalahnya sangat buruk. Dia tahu Eunbi bukan tipikal gadis yang gampang mengeluarkan airmata.

Lamunan Yewon terhenti ketika bel istirahat pertama berbunyi. Dia melihat Eunbi berdiri dari duduknya dan hendak keluar. Tetapi tangannya bergerak cepat menahan gadis itu.

Eunbi menatap Yewon dengan tanpa ekspresi.

"Lepaskan, Yewon-ah." ucap Eunbi dengan suara yang terbilang serak.

Juyeon yang melihatnya dari belakang segera menarik tangan Yewon. Gadis Son menatap Yewon kemudian menggeleng, mengisyaratkannya untuk melepas genggaman di lengan Eunbi. Yewon melirik Eunbi sekilas sebelum mengangguk. Perlahan dia melepas genggamannya di lengan Eunbi. Tidak butuh waktu lama bagi Eunbi untuk keluar dari sana, meninggalkan Yewon dengan segudang pertanyaan.

Begitu punggung Eunbi tak terlihat lagi, Yewon berbalik menatap Juyeon.

"Kalian berhutang penjelasan padaku."

Juyeon mengangguk mengerti. "Lebih baik kita cari tempat yang nyaman untuk berbicara."














































 

Eunbi berjalan lurus menuju kelas Yuna dan Eunha. Setelah mendengar pembicaraan Sojung dengan Yuna kemarin, Eunbi ingin mendengar cerita mereka lebih lengkap dan jelas. Mereka jelas-jelas tahu apa yang disembunyikan Yerin selama ini. Eunbi hanya ingin tahu. Untuk kelanjutan hubungannya dengan Yerin, bisa ia pikirkan nanti.

"Unnie." panggil Eunbi ketika melihat Yuna dan Eunha keluar bersama dari kelas.

"Hey, Eunbi.. ya," suara mereka melirih di akhir saat menyadari wajah Eunbi berbeda dari biasanya.

Eunha buru-buru berlari kecil mendekati dongsaengnya.

"Hwang Eunbi, kau baik-baik saja? Kenapa matamu bengkak?"

Eunbi menggeleng sambil tersenyum tipis, berusaha meyakinkan Eunha kalau dirinya baik-baik saja. Yuna lalu menyusul Eunha dari belakang.

"Hwang, you okay?"

Eunbi mengangguk kecil. "Yuna unnie, aku ingin berbicara denganmu."

Yuna merasa bingung, namun tetap mengangguk setuju. Mereka lalu melirik Eunha yang masih memasang ekspresi khawatir.

"Eunbi unnie, kau tidak keberatan kalau kamiㅡ"

"Gwaenchanha, Bi. Kalian bicaralah. Aku akan ke kantin. Apa Yewon dan Juyeon sudah keluar?"

Gadis Hwang mengangguk kecil. Eunha memang selalu mengerti dirinya tanpa diminta. Dan dia beruntung mengenal gadis itu. Eunha mengingatkannya pada kakaknya yang kini tengah melanjutkan pendidikan di Amerika.

Eunha mengulas senyumnya untuk yang terakhir kali. Dia lalu bergerak memeluk Eunbi yang sedikit lebih tinggi darinya.

"Apapun yang terjadi, aku akan selalu mendukungmu. Kau tahu itu, kan?"

Setelah mengucapkan hal itu, Eunha melepas pelukan mereka.

"Aku pergi dulu, Bi. Sampai bertemu nanti."

Eunha mengacak rambut Eunbi sebelum akhirnya berjalan menjauh dari mereka. Sekarang hanya tinggal Eunbi dan Yuna. Mereka saling bertatapan. Meski gadis yang lebih muda belum mengucapkan apapun, namun Yuna tahu apa yang akan mereka bicarakan.

Jung Yerin.

 

***


Sojung berdiri cepat dari ranjangnya setelah menerima pesan baru. Dia meraih dompet dan juga coat coklatnya untuk ia pakai. Yerin yang melihat itu segera menghentikan aktivitas membacanya.

"Kau ingin kemana, unnie?"

Sojung menoleh, melirik Yerin sebelum menghela napas pelan. Gadis itu kemudian berjalan mendekati gadis Jung. Wajahnya penuh dengan rasa bingung dan juga penasaran.

"Jung Yerin," panggil Sojung.

Yerin tahu, nada tersebut biasa Sojung gunakan jika ada masalah serius. Entah mengapa jantung Yerin berdetak dua kali lipat sekarang. Tenggorokannya juga mengering. Yerin menunggu Sojung melanjutkan ucapannya dengan perasaan was-was.

"Mulai sekarang tentukan pilihanmu. Aku tidak ingin kau menyakiti Eunbi lebih lama lagi."

Kedua mata Yerin membulat.

Sojung tahu?

Belum sempat Yerin membalas ucapannya, Sojung terlebih dahulu pergi keluar dari asrama mereka.

Sepeninggalnya gadis Kim, Yerin menjatuhkan buku yang tengah ia baca. Matanya terpejam, tangan mengepal erat, dan dia juga menggigit bibir bawahnya.

'Sial! Berarti semalam Eunbi menangis karena itu!'












































 

Sojung mengeratkan coat nya ketika merasakan udara malam menusuk kulitnya. Dia berjalan cepat menuju rumah Eunbi setelah Yuna mengiriminya pesan. Sojung tidak menyangka Eunbi mendengar apa yang ia bicarakan dengan Yuna di cafe di hari sebelumnya. Itu buruk. Mereka memang ingin memberitahu Eunbi, namun bukan begini caranya. Mereka ingin Yerin sendiri yang mengakui semuanya. Biar bagaimanapun, Eunbi berhak tahu dari mulut kekasihnya. Ini adalah masalah mereka. Tapi semua sudah terjadi. Tidak ada gunanya sekarang.

Sojung menekan bel rumah Eunbi. Tidak lama setelahnya, wanita paruh baya yang mana merupakan Mommy Eunbi membuka pintu. Sojung tersenyum kepadanya.

"Nak Sojung. Masuklah. Eunbi sudah menunggu diatas bersama teman-temannya."

"Terimakasih, ahjumma."

Sojung melangkah masuk, tetapi sebelum dia berhasil menaiki tangga menuju kamar Eunbi, Jessica menahan lengannya.

"Sojung-ah, ini ada kaitannya dengan Yerin, benar?"

Sojung menelan salivanya berat. Dia mengangguk kecil setelah tersadar dari keterkejutannya.

"Apa itu buruk?" tanya Jessica lagi.

"Bisa dikatakan seperti itu, ahjumma."

Jessica mengangguk. Sebagai Ibu, tentu saja dia merasa khawatir dengan puterinya. Terlebih saat melihat mata bengkak Eunbi pagi hari tadi. Dia ingin bertanya, namun puteri bungsu mereka berkelit dan langsung pergi ke sekolah, bahkan tanpa sarapan terlebih dahulu. Kemudian Yerin datang, mencari Eu

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Incarnadinejourney
#1
Chapter 13: Asik, akhirnya mendebutkan semua karya ciamiknya disini. Aku udah jarang buka tetangga sebelah soalnya.
avicennialba
#2
Chapter 7: Wohooo, senpai launching cerita baruuu. Otw baca