Mermaid

Perfect 21
Please Subscribe to read the full chapter

Sojung melambaikan tangannya saat melihat Yuna berjalan memasuki cafe tempat mereka bertemu. Gadis Choi tersenyum tipis sebelum melangkahkan kakinya mendekati Sojung. Dia lalu duduk di depan gadis Kim dengan dua tangannya terlipat diatas meja.

"Unnie memanggilku, pasti ada sesuatu yang buruk. Apa aku benar?"

Sojung mendesah. Perkataan Yuna tidak sepenuhnya salah. Dia kemudian mengangguk kecil.

"Bagaimana kabar Eunbi?" tanya Sojung.

"Dia baik-baik saja, setidaknya untuk saat ini. Terlebih akhir pekan kemarin dia menghabiskan waktu bersama Yerin unnie. Mood nya benar-benar membaik. Apa aku benar lagi?"

Sojung tersenyum tipis. "Yeah. Dan aku diusir dari asrama lagi kemarin. Beruntung kembaranku mau menampungku."

"Kembaranmu?" tanya Yuna dengan kening mengernyit.

Gadis Kim mengangguk dengan terkekeh pelan. "Chu Sojung. Temanku. Karena nama kami sama, orang-orang sering memanggilnya Exy untuk membedakanku dengannya."

"What the- Exy mantan trainee bintang kapal itu?!" seru Yuna dengan mata membulat.

Sekarang giliran Sojung yang membulatkan matanya. "Kau tahu?!"

"Tentu saja tahu, unnie! Aku berteman dengan beberapa trainee dari agensi itu karena kami berada di akademi vocal yang sama. Dan Exy-nim sungguh populer. Aku tidak tahu apa yang membuatnya keluar dari agensi."

"Dia memutuskan untuk fokus pada pendidikannya. Lagipula dia berbakat dalam membuat lagu. Mungkin kedepan dia akan menjadi komposer."

Yuna mengerjap matanya cepat. "Daebak! Itu sebabnya dia populer!"

Sojung mengangkat bahunya. Matanya kemudian menoleh ke arah counter.

"Kau belum memesan. Ingin kupesankan?" tawar Sojung.

"Boleh. Dan akan lebih baik lagi jika unnie yang membayarnya."

Gadis yang lebih tua memutar bola matanya malas. "Maumu!"

"Ayolah, unnie. Aku masih SMA. Aku miskin. Uangku tidak banyak. Lagipula kenapa bertemu di cafe, sih? Kenapa tidak di tempat publik yang gratisan saja." Yuna menggerutu.

"Dan kau pikir mentang-mentang aku sudah kuliah aku jadi banyak harta, seperti itu? Tidak, Choi. Aku juga miskin. Orangtuaku sekarang begitu perhitungan dengan uang sakuku." Sojung menekukkan bibirnya sedih.

Yuna mendesah. "Kita bernasib sama, unnie."

Bahu tall bersaudara itu melemas. Wajah penuh dengan kesedihan yang mendalam. Orangtua mereka memang berkecukupan. Lebih dari berkecukupan malah. Namun mereka begitu perhitungan dengan puteri mereka sendiri. Tall bersaudara tahu, orangtua mereka melakukan itu agar puteri mereka bisa bersikap hemat dan tidak hedonis, menghambur-hamburkan uang. Tapi tetap saja, di usia mereka yang sekarang, kebutuhan mereka makin meningkat.

"Baiklah. Kali ini aku yang traktir. Tapi kedepan, kau harus mentraktirku." ucap Sojung kemudian yang lantas membuat wajah Yuna berbinar.

"Sungguh, unnie? Assa! Kau memang unnie ku yang terbaik di dunia dan akhirat! Saranghae, unnie!" Yuna memberikan flying kiss-nya untuk Sojung. Sedang gadis yang lebih tua hanya bisa bergidik ngeri melihatnya.

Setelah Sojung memesankan vanilla latte untuk Yuna, mereka kembali duduk berhadapan lagi. Tidak ada yang membuka suara karena mereka tahu, ini adalah saatnya untuk serius. Saat untuk membahas sesuatu yang cukup krusial.

"Jadi, kemarin Yerin menemui nya lagi." kata Sojung sebagai permulaan.

Yuna mengangguk, menunggu Sojung meneruskan kalimatnya.

"Dia terus menemuinya setiap hari dan mereka makin dekat. Bahkan kulihat lebih dekat dibanding saat SMA."

Yuna masih belum berkomentar, dia terus mendengarkan Sojung.

"Yuna-ya, ini lebih buruk daripada yang kita kira. Aku.. tidak tahu harus bagaimana. Disisi lain, aku ingin Yerin bahagia, tapi aku juga tidak rela melihat Eunbi tersakiti. Aku menyayangi mereka berdua seperti adikku sendiri."

Yuna tahu, dan Yuna memahami perasaan Sojung. Dia juga sama. Yerin dan Eunbi adalah temannya. Dia menyayangi keduanya secara imbang.

Belakangan ini, Sojung dan Yuna memang tengah memantau Yerin. Sojung tahu, sekembalinya ia dari Jepang, tingkah Yerin terlihat berbeda dari biasanya. Namun Sojung lebih menyimpannya untuk sementara. Dia ingin Yerin yang menceritakan masalahnya sendiri kepadanya secara sukarela. Bukan dia tidak tahu kalau saat di tempat karaoke dulu Yerin menangis. Dia tahu, karena dia melihat mata bengkaknya sekembalinya ia ke asrama. Eunbi berada disana, memeluk Yerin dan tidak mengucapkan apapun. Dia hanya tersenyum pada Sojung seperti mengatakan, 'Tidak perlu khawatir'.

Sojung mengangguk tanpa bertanya lebih lanjut. Baru setelah beberapa hari sejak saat itu, Sojung melihat Yerin bersama seseorang yang merupakan cinta pertama gadis Jung. Dia terkejut saat itu. Sangat. Dia sampai meminta bertemu Yuna yang saat itu tengah berada di rumah Eunha. Namun kini semua puzzle akhirnya terpecahkan.

Semua tingkah aneh Yerin selama ini, disebabkan oleh pria itu. Pria yang pernah atau mungkin masih Yerin cintai sepenuh hati. Dia kembali.

Lalu sekarang masalahnya bukan hanya itu saja.

Hwang Eunbi.

Sojung mengkhawatirkan gadis itu. Eunbi tidak tahu apa-apa mengenai masa lalu Yerin. Yang dia tahu, dia begitu menyayangi gadis Jung teramat tulus. Bahkan Sojung merasa iri dengan Yerin. Ingin dicari dimana lagi seseorang seperti Hwang Eunbi?

Sojung tidak bisa membayangkan bagaimana hancurnya perasaan Eunbi ketika mengetahui kebenaran yang tengah Yerin sembunyikan. Oh, membayangkannya saja Sojung tidak mau.

Yuna menghela napasnya kasar. "Ini sulit. Bahkan Yerin unnie juga menyembunyikan masalah ini darimu. Kalau saja unnie tidak melihatnya waktu itu, mungkin kita tidak akan tahu apa yang dia lakukan selama ini,"

Gadis Choi mengusap wajahnya frustasi. "Lagipula kenapa pria itu kembali, sih? Kenapa tidak di Belanda selamanya saja? Sebelum Yerin unnie dan Eunbi menjadi sesuatu, aku sudah men-ship mereka. Aku begitu senang mengetahui mereka akhirnya berpacaran. Mereka adalah pasangan ter-uwu yang pernah kulihat. Please, kapalku jangan karam!"

Sojung menatap Yuna dengan wajah penuh simpati. "Aku memahami perasaanmu, Yuna. Aku juga lebih mendukung Yerin bersama Eunbi daripada pria itu."

Yuna mengerang. "Aku harap Eunbi tidak tahu masalah ini dalam waktu dekat. Kami memiliki pertandingan olahraga beberapa hari lagi. Aku tidak ingin hal ini memengaruhinya dalam bermain nanti."

Sojung mengangguk. "Tolong perhatikan Eunbi. Aku juga akan mencoba berbicara kepada Yerin."

"Semoga Yerin unnie bisa memutuskan secara bijaksana. Unnie, kau memikirkan apa yang kupikirkan, bukan? Eunbi.. dia tidak pantas menerima semua ini."

Sojung tahu, dan Sojung juga menyetujuinya. Eunbi tidak pantas dipatahkan hatiny

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Incarnadinejourney
#1
Chapter 13: Asik, akhirnya mendebutkan semua karya ciamiknya disini. Aku udah jarang buka tetangga sebelah soalnya.
avicennialba
#2
Chapter 7: Wohooo, senpai launching cerita baruuu. Otw baca