Extra Part

Perfect 21
Please Subscribe to read the full chapter

Intensitas pertemuan Eunbi dan Yerin nyaris rapat. Tiap sore, Eunbi pasti akan selalu pergi ke Taman Yeouido tepi sungai Han. Membawa Angkko tentunya. Lalu mereka akan mengobrol banyak hal hingga hari mulai petang. Bisa dikatakan, ini adalah pendekatan mereka yang kedua kali. Mereka tahu mereka masih memiliki perasaan yang sama. Namun mereka memilih menjalaninya perlahan. Tak ingin tergesa. Terlebih dengan kejadian di masa lalu. Mereka hanya ingin memastikan apa yang mereka pilih tidak akan membuat mereka mengulangi kesalahan yang sama.

"Annyeong, Angkko-ya~"

Wajah Yerin berbinar ketika melihat Angkko berlari menuju tempatnya. Dia menangkap ras poodle tersebut dan menggendongnya. Tidak lama setelah itu, Eunbi menyusul. Yerin tidak bisa melakukan apapun selain tersenyum lebar. Hanya eksistensi Eunbi di sekitarnya mampu membuat mood nya naik seribu kali lipat. Dan Yerin bersungguh-sungguh mengatakannya.

"Annyeong, Eunbi!"

Gadis yang lebih muda membalas senyum lebar sang calon pujaan hati.

"Annyeong, unnie."

Keduanya lalu duduk di kursi yang sama ketika mereka bertemu pertama kali setelah sekian lama.

"Angkko-ya, jal jinaesseo? Nuna bogosipji?" Yerin memajukan bibir seraya mengelus kepala sang poodle.

"Ne, Angkko merindukan Yerin Nuna." balas Eunbi, mewakili Angkko dengan suara baby voice nya.

Yerin terkekeh. Kepalanya lalu menoleh, menatap si pemilik poodle yang ada di gendongannya.

"Bagaimana denganmu? Apa kau juga merindukanku?"

Eunbi menunduk, menyembunyikan wajahnya yang tiba-tiba blushing. Sungguh, dia merasa seperti remaja baru pertama kali jatuh cinta.

"Kita bahkan baru kemarin bertemu." balas Eunbi sedikit bergumam. Tipikal tsundere. Tidak ingin menjawab ya meskipun aslinya dia memang merindukan Yerin.

Gadis yang lebih tua terkekeh lagi.

"Padahal aku merindukanmu, Bi."

Eunbi menggigit bibir bawahnya mendengar ucapan Yerin. Dia memalingkan wajah dengan cepat, dilanjut berdeham.

"Aku memang tipikal orang yang mudah dirindukan." ujarnya sombong.

"Kau benar. Karena sudah membuatku rindu, kau harus bertanggungjawab. Belikan aku ice cream!"

Gadis Hwang menoleh cepat dengan kedua mata melebar. "Mana bisa begitu?"

"Bisa. Hush hush, cepat sana pergi beli ice cream. Aku akan menunggu disini bersama Angkko."

Eunbi mencebik, namun tetap berdiri dan pergi membeli ice cream. Gadis itu mana bisa menolak permintaan Yerin? Eunbi memang selalu lemah jika menyangkut gadis pemilik senyum bulan sabit.

Dan hari itu mereka kembali menghabiskan sore bersama dengan percakapan-percakapan hangat dan berjalan beriringan menyusuri tepi sungai Han bersama Angkko.

***


Sama seperti hari sebelumnya, Eunbi bersiap menuju Taman Yeouido tepat pukul 4. Melihat sang adik begitu rajin pergi tiap sore membuat Soojung menaruh curiga. Jika hanya ingin membawa Angkko jalan-jalan, tidak perlu setiap hari, bukan? Terlebih Eunbi juga seperti memiliki jadwal tersendiri. Tiap pukul 4 sore. Selain itu, adiknya tidak pernah keluar rumah. Hanya di pukul 4 sore sampai hari mulai petang. Soojung yakin Eunbi selalu bertemu seseorang dibalik alasan membawa Angkko jalan-jalan. Terbukti setelah Eunbi pulang ke rumah, wajah adiknya itu berubah lebih cerah dari sebelumnya.

Maka dari itu, Soojung diam-diam mengikuti sang adik ketika dia kembali keluar membawa Angkko menggunakan motor matic nya.

Eunbi tidak merasa ada yang aneh saat dia keluar dari rumah. Yang dia tidak tahu, Soojung mengikutinya menggunakan taxi agar tidak terlalu kentara. Mobil berwarna merah milik Soojung terlalu berbahaya jika ia membawanya. Eunbi pasti akan tahu karena warna tersebut begitu mencolok.

Soojung sebenarnya tidak ingin membuntuti sang adik. Hanya saja, rasa penasaran menguasai sebagian besar dirinya. Soojung tidak bisa berbuat banyak selain menuntaskan rasa penasaran tersebut.

Ketika Eunbi mengatakan selalu pergi ke Taman Yeouido, gadis itu tidak berbohong. Soojung melihat puteri bungsu keluarga Hwang menghentikan motor di parkiran Taman sekarang. Buru-buru dia membayar taxi yang ia tumpangi dan keluar mengikuti Eunbi.

Soojung mengernyit saat melihat adiknya melepas ikatan tali di leher Angkko dan membiarkan sang poodle berlari.

"Apa dia gila? Tempat ini begitu luas. Dia ingin Angkko hilang?" gumam Soojung.

Gerutuan Soojung berhenti ketika dia melihat arah Angkko berlari hingga anjing berbulu putih itu ditangkap oleh seseorang. Kedua bola matanya terbelalak.

"Jung Yerin?"

Soojung melihat Eunbi berjalan mendekat kearah Yerin dan Angkko sambil tersenyum lebar.

"Pantas saja anak itu selalu tersenyum sepulangnya ke rumah. Ternyata dia menemui Yerin."

Puteri sulung keluarga Hwang mendesah kasar sebelum keluar dari tempat persembunyiannya menuju tempat mereka berdua.

"Hwang Eunbi!" teriaknya, membuat dua gadis itu mendongak.

"U- Unnie?" gugup Eunbi.

Yerin makin mengeratkan pelukannya pada Angkko saat matanya menangkap figur yang selama ini ia takuti. Aura Soojung memang menakutkan.

"Jadi selama ini kau keluar menemui gadis ini? Hwang, dimana kesadaranmu? Kau lupa apa yang pernah dia lakukan kepadamu?"

"Aku tahu dan aku sepenuhnya sadar dengan apa yang kulakukan." Eunbi melangkah maju menutupi tubuh Yerin selama menjawab. Dia tidak ingin gadis yang lebih tua merasa tersakiti dengan ucapan sinis dari kakaknya.

"Aish, kau!" Soojung menunjuk Yerin dibelakang tubuh Eunbi.

"Jangan menggoda adikku! Adikku tidak pantas untuk gadis yang suka selingkuh sepertimu."

"Unnie, hentikan!"

Soojung mengangkat satu alisnya mendengar bentakan sang adik.

"Eunbi-ya, kau berani membentak kakakmu sekarang? Pasti gadis ini yang mengajarimu cara membangkang."

Eunbi mengusap wajahnya frustasi. Dia menghargai sikap kakaknya yang ingin menjaganya setelah apa yang terjadi. Namun Eunbi menilai ini sudah dirasa keterlaluan. Benar, Yerin memang pernah menyakitinya. Tapi tidak perlu menuduh dan menyudutkannya juga. Yerin bukanlah gadis seperti itu.

"Unnie, aku tidak ingin berdebat denganmu sekarang. Sebaiknya unnie pulang saja."

"Hwang Eunbi!"

Eunbi menggeleng. "Tolong, unnie. Sekali ini saja hargai keputusanku."

"Keputusanmu berhubungan lagi dengan Yerin? Tidak, Eunbi. Aku tidak akan setuju. Lalu bagaimana dengan Jieqiong, huh?"

Hati Yerin serasa ditusuk saat mendengar Soojung menyebut nama Jieqiong. Bukan dia tidak tahu bagaimana hubungan Eunbi dengan gadis Chinese setelah mereka putus. Sojung selalu bercerita kepadanya meski gadis yang lebih tua tidak ingin mengatakan apapun. Yerin tahu Sojung hanya tidak mau melihatnya terluka.

"Unnie, kau tahu aku menyayangi Jieqiong tidak lebih dari sahabat." Eunbi mendesah lesu.

"Terserah. Pokoknya aku tidak ingin kau berhubunga dengan dia lagi. Sekarang, ayo kita pulang!"

Soojung merebut paksa Angkko dari tangan Yerin kemudian menarik tangan adiknya. Eunbi ing

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Incarnadinejourney
#1
Chapter 13: Asik, akhirnya mendebutkan semua karya ciamiknya disini. Aku udah jarang buka tetangga sebelah soalnya.
avicennialba
#2
Chapter 7: Wohooo, senpai launching cerita baruuu. Otw baca