Pada awalnya, aku tidak menyadarinya ini adalah cinta, angin yang lembut, bunga-bunga polos yang ada di jalan. Jika mereka bertanya apakah aku memiliki keinginan, aku akan mengatakan bahwa semuanya hanya kau. Dari orang biasa yang akan dilupakan dalam hitungan detik, aku tahu kau berbeda.

Apa yang akan ku katakan, mungkin terdengar aneh. Aku tidak tahu mengapa, tetapi kau sedikit sulit untukku, aku sangat menginginkan mu.

" Fany~ah. "

" N-ne. "

" Mengapa kau melamun ? "

" A-ani, Jessica. "

" Apa kau sedang memikirkan sesuatu ? "

" Ani. "

Pagi ini aku terlihat sangat bodoh. Dia hanya tersenyum saat Jessica menyadari aku sedang melamun.

" Well, Yuri, aku rasa kita sudah tidak memiliki urusan apapun, terlebih setelah kau membahayakan nyawa ku. "

Aku terdiam saat mendengar ucapan Jessica, begitu pun dengan Taeyeon, kami menatap satu sama lain dan mencerna baik-baik ucapan Jessica.

" Untung saja ada Taeyeon yang melindungi ku dari namja gila itu. "

" Sica . . "

" Aku tidak bisa membayangkan jika hidup ku berakhir sebagai umpan mu. "

" Mianhae, Sica. "

" Aku sudah memaafkan mu, maka dari itu aku katakan kita tidak memiliki urusan apapun lagi. Bisakah kau pahami itu ? "

Aku hanya bisa terdiam saat Jessica megatakan hal itu pada Yuri, aku bisa melihat Yuri yang tertunduk sedari tadi. Sementara Taeyeon hanya menganggukan kepalanya perlahan dan menikmati sarapan paginya.

" Tiff, I need some new shoes. "

" O-okay. "

Dia meletakan sendok dan garpunya, lalu meraih segelas air. Matanya masih melirik ke arah Yuri. Ia meletakan gelasnya dan berjalan mendahului ku, kaki ku langsung melangkah mengejarnya dan meninggalkan Taeyeon.

" Jessie! "

" What ? "

" Where are you going ? "

" I need to shopping. "

" Okay, but please don't leave them alone. "

" Wae ? "

" Tidak sopan, Jess. "

" I don't care about them. "

Tiffany POV End

Taeyeon menghela nafas dan menyandarkan tubuhnya di kursi. Ia melihat temannya masih tertunduk.

" Kau harus mengakui dan meminta maaf pada Jessica. Yang kau lakukan itu memang sangat beresiko. ", ujar Taeyeon.

" . . . . "

" Apa kau benar-benar menyayanginya ? ", tanya Taeyeon.

" Ne. ", jawab Yuri lemas.

" Kalau begitu ayo kita susul mereka dan menjaga mereka dari kejauhan. ", ucap Taeyeon.

" Dia membenci ku. ", kata Yuri.

" Ani. Dia hanya marah pada mu. ", jawab Taeyeon.

" Sama saja kan. ", ucap Yuri.

" Tentu saja berbeda. Jangan buang-buang waktu mu disini, kejarlah dia. ", ujar Taeyeon.

Yuri terdiam dan mengusap wajahnya. Sementara Taeyeon masih memandangi beberapa makanan di hadapannya. Yuri meraih ponselnya dan Ia berjalan mendahului Taeyeon.

" Yaa...yaa... ", ucap Taeyeon sambil mengejar Yuri.

Please Subscribe to read the full chapter