Bruk! *pintu terbuka*

" Why ? "

Aku tidak suka pemandangan seperti ini, dia terlau santai bahkan hanya memberi warna yang selalu berbeda pada kuku-kukunya. Aku berjalan ke arah meja kerja ku dan meletakan tas ku di atas meja.

" Wae ? Mengapa kau terlihat marah seperti itu ? "

" Wae ? Setiap pagi aku selalu melihat mu seperti ini. "

" Jujurlah. Kau tidak pernah mempermasalahkan itu. Apa yang terjadi pada mu ? "

" . . ."

" Bagaimana namja yang kau temui di klub semalam ? "

" Membosankan. "

" Aku sudah tahu. Kau pasti kesal karena itu. "

Dia adalah sahabat ku, ayah kami juga sahabat sejak kecil, kami sudah seperti kakak dan adik. Bahkan saking dekatnya hubungan keluarga kami, kami terlahir di rumah sakit yang sama. Kami sempat berpisah saat aku memutuskan untuk melanjutkan sekolah ku di Korea. Namun, tak berapa lama dia datang ke Korea untuk bersekolah di tempat yang sama dengan ku. Kami memiliki bisnis yang berbeda tapi berada di gedung perusahaan yang sama.

Stephanie Hwang Mi Young, akui saja jika nama itu terlalu tua untuk yeoja fashionable seperti dia. Dia lebih senang jika orang-orang mengenalnya dengan nama Tiffany Hwang.

"Ms. Tiffany, ada seseorang yang ingin bertemu dengan anda. "

Dia menatap ke arah ku yang sedari memperhatikannya. Dia nampak bingung tapi aku hanya menggelengkan kepala ku.

" Nugu ? "

" Mr. Choi Siwon. "

Aku hanya tertawa saat mendengar nama namja itu. Aku tahu betul jika sahabat ku ini tidak ingin bertemu dengan namja-namja di masa lalunya.

" Mau apa dia ? "

" Dia hanya mengatakan ada sesuatu yang perlu di bicarakan dengan anda. "

" Jessie~ "

Aku hanya tersenyum dan menyalakan laptop ku. Dia nampak kesal karena aku tidak menolongnya.

Jessica POV End
Tiffany POV

Menyebalkan. Dia benar-benar tidak membantu ku untuk lari dari hal seperti ini. Dia nampak sangat senang jika aku bertemu dengan namja-namja di masa lalu ku. Dia selalu merasa senang jika namja-namja itu mengganggu ku. Ice Princess di keluarga Jung itu memang selalu bersikap dingin pada masalah-masalah disekitarnya. Meskipun begitu dia tetap sahabat terbaik ku. Iya, dia adalah Jessica Jung.

" Annyeonghaseyo, Tiffany. "

" W-wae ? "

" Ani, aku hanya ingin mengajak mu pergi ke kedai kopi pagi ini. "

" Aku tidak mau, Siwon. Aku sedang sibuk. "

" Bagaimana dengan makan siang ? "

" Tidak. Terimakasih. "

" Wae ? "

" Aku harus menghadiri meeting di luar. "

" Aku akan menemui mu di tempat meeting. "

" Siwon. Cukup. Jangan kau datang lagi ke kantor ku untuk menemui ku. "

" T-tapi . . "

" Tidak ada tapi-tapi an. Sekarang kembali ke rumah mu dan jangan pernah mengganggu ku lagi. "

Aku beranjak kembali ke ruangan ku dan meninggalkannya di lobby kantor. Aku tidak mengerti mengapa dia masih mengganggu ku, padahal waktu itu aku sudah melukai hatinya dengan berkencan bersama namja lain.

Tiffany POV End

Disisi kehidupan lain, pagi hari yang cerah itu memberikan semangat untuk seorang namja bertubuh mungil yang sedang duduk di ruang praktiknya. Namja yang berprofesi sebagai dokter mata ini baru saja mendirikan rumah sakit khusus pengobatan mata. Kim Taeyeon, itulah nama namja yang sedang berhadapan dengan ayahnya.

" Jadi, kapan kau mau mencari pendamping ? ", tanya Mr. Kim.

" Aku belum memikirkan hal itu. ", jawab Taeyeon.

" Appa tidak tahu yeoja seperti apa yang kau inginkan. ", ucap Mr. Kim.

" Sudahlah appa, aku akan mencarinya sendiri