Random Chapter

'Ex Boyfriend' 2
Please Subscribe to read the full chapter

 

Dering alarm membangunkanku pagi itu. Aku mengerang pelan tanda protes malam berganti pagi karena aku masih ingin tidur. Ku buka mataku, mengerjap beberapa kali sebelum menggerakkan badanku namun dikejutkan dengan tangan yang melingkar di pinggangku. Aku menoleh dan melihat sepasang mata yang setengah terbuka mengarah padaku.

Ah. Seulgi.

Lagi lagi aku lupa kalau dia tidur di sampingku. Sepertinya aku masih belum terlalu terbiasa dengan kehidupan baruku, dengan status yang baru kusandang selama 3 minggu ini. Biasanya kalau sedang libur bahkan saat harus bekerja pun aku akan bangun sesukanya namun kali ini tak bisa lagi karena aku punya tugas lain selain mengurus diriku. Apa itu?

Menyiapkan segala keperluan suamiku sebelum ke kantor.

Sebenarnya Seulgi tak memintaku melakukannya, hanya saja aku sadar diri siapa aku sekarang. Mana mungkin aku membiarkan Seulgi membuat sarapannya sendiri atau menyiapkan kemejanya sendiri sementara aku berlarian di alam mimpi. Memang aku bukan koki yang hebat, dan juga tak selihai para pelayan hotel, tapi setidaknya aku berusaha untuk melayani suamiku sebaik yang ku bisa.

Kumatikan alarm di meja dan berbalik saat tangan Seulgi menarikku kembali ke ranjang. Aku tersenyum. Rasanya benar benar aneh. Seperti mimpi. Setiap bangun tidur aku masih sering terkejut dengan kehadirannya di sampingku, memelukku. Entahlah. Aku sendiri merasa bingung.

“Jam berapa?”

“Jam 5” jawabku.

Jantungku berdetak lembut ketika Seulgi menatap nanar wajahku. Aku menghela napas saat Seulgi mendekatkan wajahnya padaku dan detik berikutnya kurasakan bibirnya di bibirku. Sebelum menikah, aku sering merasa jijik dengan adegan seperti ini. Bayangkan saja kau baru bangun tidur, dengan segala macam yang terjadi di mulutmu saat malam hari, selama kau tidur, yang mungkin tak perlu ku jelaskan, belum sikat gigi tapi harus merasakan mulut seseorang bahkan lebih parah bertukar air liur. Aku tak berpikir sanggup melakukannya. Tapi setelah menikah dan merasakannya sendiri, semua rasa jijik itu sirna. Dan lebih mengherankan, aku sangat menyukainya.

“Mau ke dapur?” tanya Seulgi melepaskan ciumannya dan memindahkannya bibirnya ke leherku.

“Hm” ku peluk lehernya ketika Seulgi naik ke tubuhku, menyebarkan ciumannya ke bahuku.

“Membuat sarapan?”

Aku mendesis saat Seulgi menghisap kulit di area bahuku. “Memangnya apa lagi”

“Nanti saja” bisiknya dan kembali meraih bibirku.

Detakan jantungku meningkat merasakan sentuhan tangannya di tubuhku. Ku remas rambutnya saat Seulgi menyesap, mengulum dan melumat dalam bibirku. Deru napasku seirama dengan degupan di dadaku, cepat, dan semakin cepat hingga membuatku tersengal. Aku menelan ludah ketika tangannya masuk ke bajuku dan memainkan kulitku dengan jemarinya yang membuat tubuhku rasanya terbakar, hanyut dalam sentuhannya.

Aku menggeliat, terlalu menikmati setiap sentuhan tangan dan bibirnya yang membuatku tak sanggup menahan desahan yang meluncur dari bibirku. Debaran jantungku semakin keras, darah berdesir di sekujur tubuhku terlebih ketika Seulgi bangkit dan membuka pakaiannya. Aku tak perlu bertanya apa yang ingin dilakukannya saat kurasakan tangannya menurunkan pakaian yang menutupi tubuh bagian bawahku dan kembali menarik selimut untuk menutupi tubuh kami berdua.

Jantungku rasanya mau meledak. Tangannya menyusup ke punggungku, meraba pengait braku dan melepaskannya. Kedua mataku terpejam ketika Seulgi menurunkan tubuhnya perlahan. Napasku seakan terhenti dan aku mendesah tanpa sadar setelahnya. Rasanya sedikit perih.

"Masih sakit?"

"Ti... A-ah, tidak" kalau saja dia tau aku sedang menikmatinya.

“Love”

Ku buka mataku dan tatapan hangatnya yang ku lihat pertama kali. “Kiss me” pintaku karena merasa begitu malu ditatap seperti itu olehnya.

Seulgi tersenyum. “Pagi” sapanya melebarkan kedua pahaku.

Ku remas rambutnya. Sebuah cara yang manis namun menegangkan untuk menyapa pasanganmu di pagi hari. “Pagi” balasku kembali memejamkan mata, menikmati sentuhannya.

 

 

 

“Pulang jam berapa?”

Kedua alisku terangkat. Bukannya dia sudah tau? Kenapa bertanya lagi? “Seingatku kau sudah tau”

“Akhirnya bicara juga”

Huh?

“Dari tadi kau diam saja” Seulgi tersenyum, mengambil tisu untuk mengeringkan tanganku yang basah setelah mencuci piring. “Sejak kita sarapan sampai selesai mencuci piring kau tak bicara apapun. Melamun terus”

Ah. Aku tak menyadarinya sama sekali.

“Ada yang mengganggu pikiranmu?”

Aku menggeleng karena memang tak ada. Seperti yang ku bilang, rasanya masih seperti mimpi. Menikah dengannya, menjadi istrinya. Biasanya aku tidur sendiri namun kini ada seseorang di sampingku saat aku terbangun. Biasanya aku menyalakan musik setiap melakukan pekerjaan rumah tapi sekarang ada yang mengajakku bicara hingga tak lagi terasa sepi. “Mungkin hanya takjub”

Seulgi tersenyum kemudian melingkarkan tangannya di pinggangku. “Kau tau, aku benar benar beruntung bisa menikah denganmu. Karena lihatlah, semuanya serba baru untukmu dan semua yang kita lakukan, semua serba pertama kali” dia menatapku hangat. “Aku mencintaimu”

Ku pandangi wajahnya. “Aku juga mencintaimu” balasku tersenyum merasakan bibirnya mengecup bibirku. “Sebaiknya kita berangkat kalau tak ingin terlambat”

Dia tak melepau kemudian menyambar bibirku tanpa peringatan sebelumnya. Jujur saja aku mulai menyukai hal ini, tidak, sepertinya aku mulai ketagihan dengan ciumannya. Ku tarik lehernya dan ku balas ciumannya dengan hal serupa.

“Hariku pasti akan menyenangkan” tawa Seulgi melepaskan ciumannya.

Ku pukul lengannya. “Ayo berangkat” balasku, melupakan hari itu hari pertama aku masuk kerja setelah cuti. Melupakan kalau aku punya teman teman kurang ajar yang akan menggodaku hingga sabarku yang sudah limited edition ini terkikis.

“Pst pst, bagaimana malam pertamamu?

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
SoneTw_ss
#1
Chapter 20: Mengiri dengan kerandoman&kecheesyan pasutri fav kita ini ٩(╥ ╥)۶
XiahticSpazzer #2
Chapter 20: 'Aku mendengar dg telinga, bukan dg mulut'
Yassalam. Ini pasutri ko makin lama makin lawak 🤣
casperkim
#3
Chapter 19: Kangen bangeettt
Pinkeudaeji #4
Chapter 14: Bangsat si seulgi ngomong gitu-_- minta disambelin ubun2nya
BaePolarBear
#5
Chapter 19: Kangen bgt sm author selalu bikin gemes
Jiyeonnie13
#6
Chapter 19: sekian purnama kemudian lagi...
risnaw #7
Chapter 19: Akhirnyaaaaaaaaa.. makasih untuk pembaruannya author-nim
Irene2910 #8
Chapter 18: Ahh gue suka banget sama nih cerita.. please update lagi authornim
casperkim
#9
Chapter 18: AKHIRNYA BACKK!!!! YAAMPUN UDH LAMA BANGET, KANGEN SEKALI
olinolin #10
Chapter 18: Hey Thor, aku seneng kamu update. Trims Thor and fighting