BAB 1b
pacarku juniorku“Ooh Sehun dari kelas 1 D.”
Cowok yang namanya disebut itu celingak-celinguk nggak jelas. Dan setelah tubuhnya didorong oleh teman-temannya, dia pun maju ke tengah lingkaran.
“Kamu yang namanya Ooh Sehun?” tanya Danik begitu Sehun sudah berdiri di hadapannya.
“Iya, Kak,” jawab cowok itu sambil cengengesan dan garuk-garuk kepala.
“Kenapa kamu garuk-garuk kepala?” tanya Danik ketus. “Ketombean, atau memang kamu keturunan monyet?”
Weits, kasar!
“Ih, Kakak kok ngomongnya gitu sih?” jawab Sehun. “Saya kan cuma sedikit salting karena harus berdiri di tengah-tengah orang banyak gini. Kesannya kayak lagi jumpa fans gitu deh. Mmm... Kakak mau minta tanda tangan saya?”
Anak-anak kembali tertawa.
“Diam semuanya!” bentak Rome.
Ruangan kembali hening.
Leon maju mendekati Sehun. “Lo mau ngelawan ya?!”
Sehun menggeleng sambil tersenyum.
Chanyeol buru-buru menarik Leon. Dia nggak mau sampai terjadi keributan.
“Sabar, Yon, dia emang rada aneh. Cocok sama nama julukannya: Katro. Tadi dia habis kena hukuman push-up lagi dari Amber. Tapi kelihatannya dia nggak berniat melawan kok.”
Leon menurut meski dengan setengah hati.
Kali ini giliran Sharon yang maju dan mendekati Sehun dengan sepucuk surat di tangannya.
“Dengar baik-baik, Ooh Sehun!” seru Sharon. “Kamu diperintahkan untuk menulis surat cinta dan surat benci. Tapi kenapa yang kamu kumpulkan cuma satu surat doang?”
“Ooo... itu karena di dalamnya udah lengkap terdapat ungkapan cinta dan ungkapan benci untuk bidadari yang telah menawan hati saya.”
“Oke kalau begitu,” kata Sharon. “Sekarang saya minta kamu bacakan surat yang udah kamu tulis ini dengan suara lantang.”
Semua pengurus HIMA yang berkumpul di tengah lingkaran bertepuk tangan dan berteriak riuh. Cuma Amber yang berdiri dengan kedua tangan terlipat di depan dada dan tampangnya manyun luar biasa.
“Tapi, Kak, surat ini nggak bisa saya bacakan,” sahut Sehun.
“Kenapa?” Sharon bertanya. “Kamu malu?”
“Bukan, Kak,” jawab Sehun. "Tapi surat ini harus dinyanyikan.”
“Dinyanyikan?” Sharon jadi heran.
Sehun mengangguk. “Karena surat ini adalah lagu cinta. Jadi akan menjadi lebih indah dan bermakna apabila dinyanyikan.”
“Kalau begitu ya nyanyikan aja,” celetuk Danik.
“Mmm... boleh nggak kalau saya menyanyikannya sambil memainkan piano itu?” sehun meminta izin sambil menunjuk ke arah piano yang ada di depan aula.
Piano itu memang selalu berada di situ. Biasanya sih digunakan saat ada acara-acara kampus yang membutuhkan iringan musik.
“Boleh aja kalau kamu memang bisa,” jawab Danik.
Sehun tersenyum lalu berjalan mendekati piano itu. Dia duduk dan membuka tutup piano, lalu menempatkan jemarinya di atas deretan tuts berwarna hitam dan putih itu.
Beberapa anggota HIMA berjalan mendekat dan memasang mikrofon di dekat piano. Mereka juga memberikan mikrofon kecil yang kemudian dipasang di kerah baju Sehun agar suara Sehun dapat terdengar ke seluruh sudut aula.
“Tes... tes... satu dua tiga...,” Sehun mencoba mikrofonnya. “Oke, lagu sederhana ini saya persembahkan kepada seorang gadis yang telah membuat saya jatuh cinta.
Amber Josephine Liu.”
Tepuk tangan memenuhi aula. Ada yang berteriak, ada yang bersiul, bahkan ada yang melompat-lompat nggak jelas.
Amber merengut kesal. Dia beranjak hendak meninggalkan aula, tapi teman-temannya langsung mencegat langkahnya. Amber pun mengurungkan niatnya. Dia cuma bisa berdiri diam dengan tampang jutek. Jelas banget niat teman-temannya pengin ngerjain dia. Soalnya, di antara surat-surat yang diterima wali tingkat satu, cuma ada satu surat cinta yang ditujukan untuk Amber. Ya surat dari Sehun ini. Selebihnya Amber cuma menerima setumpuk surat benci.
Selama Masa Orientasi berlangsung, Amber menjadi senior yang paling ditakuti. Dia nggak terlalu suka ngomel atau ngebentak-bentak, tapi kalau udah bersuara nyeremin
banget. Dia juga yang paling tega ngasih hukuman lari sepuluh kali keliling lapangan. Kalau ngomong pedesnya minta ampun. Dan sorot matanya itu lho, tajam banget. Nggak ada satu pun junior yang nggak disiplin bisa lolos dari cengkeraman Amber. Bagi Amber, nggak ada tuh yang namanya kompromi. Senior lain sih ada juga yang galak, tapi nggak ada yang semenakutkan Amber.
Nada-nada yang mengalun dari piano membuat semua orang terdiam. Sehun memainkan jemarinya di atas piano sambil tersenyum menatap Amber. Amber buang muka. Tapi Sehun tetap menatapnya, melantunkan lagu cinta dari bibirnya.
Ketika pagi datang
Ku tak pernah mengira
Kan bertemu denganmu
Di depan sekolahku
Jantungku pun berdetak
Sungguh sangat cepatnya
Dan ku tahu ku tlah jatuh cinta
Ketika malam datang
Sepi yang kurasakan
Tanpamu di sisiku
Galau selimuti kalbu
Ingin ku membencimu
Karna kaucuri hatiku
Dan buatku tergila-gila
Tuk mencintaimu
Reff :
Percayalah sayangku
Kan kubawa kau ke surga
Ku berjanji padamu
Takkan meninggalkanmu
Meskipun dunia tak inginkan dirimu
Ku akan slalu di sisimu
Tepuk tangan membahana di seluruh sudut aula. Sorakan riuh rendah menutup pertunjukan singkat Sehun. Sehun berdiri dan berjalan ke sisi kanan piano. Sambil tersenyum lebar dia membungkukkan badannya berulang kali layaknya selebriti yang habis ngadain konser. Ia melambaikan tangannya dan meniupkan ciuman ke sekelilingnya. Gelak tawa, sorakan, siulan, dan tepuk tangan terus mengalir.
“Diam semuanya!” bentakan Amber yang tiba-tiba membuat seisi aula mendadak hening. Anak-anak terdiam karena kaget.
Danik mendekati Amber lalu berbisik heran, “Kenapa sih, Am?”
Amber nggak menjawab. Dia malah berjalan mendekati Amber yang masih berdiri di sisi piano sambil tersenyum.
“Kenapa kamu senyum-senyum?” tanya Amber sinis.
“Karena Kakak cantik,” Sehun langsung menjawab tanpa ragu.
Suit... suit...! Siulan terdengar dari arah anak-anak tingkat satu yang sedang berdiri.
“Siapa yang bersiul?” tanya Amber dengan suara keras dan tegas. Matanya melotot ke arah asal suara.
Hening. Nggak ada yang berani ngaku.
Amber kembali menatap Sehun yang masih berdiri dan tersenyum di depannya.
“Apa lagu itu kamu ciptakan buat saya?” kali ini suara Amber terdengar lebih halus.
Sehun mengangguk. “Iya, lagu itu saya ciptakan khusus untuk Kakak.”
“Kalau begitu saya sarankan, jangan pernah kamu menyanyikan lagu itu di sekolah ini,” kata Amber dengan nada mengancam. “Lebih baik kamu nyanyi di bus
kota aja, itung-itung bisa dapat uang saku ekstra. Karena kalau kamu berani menyanyikan lagu itu di sekolah ini lagi, saya tidak akan memberikan kamu uang recehan, tapi air comberan!”
“Kok gitu sih, Kak?” tanya Sehun. “Padahal Dong Yoon-Ah pernah memuji suara saya loh waktu saya ikut audisi Korean Got Talent. Katanya suara saya khas dan unik. Teknik falseto saya juga top. Tapi sayangnya, waktu itu saya mundur gara-gara takut Choi Sung Bong merasa tersaingi deh saya. Maklumlah, saya ini orangnya suka nggak enakan.”
(bilang aja suara lu pas-pasan Hun) Tawa kembali meledak. Para senior alias anggota HIMA berusaha sebisa mungkin mengulum tawa. Bagaimanapun Amber kan ketua mereka. Kalau mereka ikut tertawa, itu sama aja mereka ngetawain Amber.
Amber benar-benar keki. Kalau saat ini bukan acara kampus, Amber yakin tinjunya sudah bersarang di wajah cowok jayus ini.
“Semua diam!” bentak Amber kesal. “Dan kamu... kembali ke kelompok kamu!”
Kayaknya, cowok satu ini akan benar-benar mengusik kehidupan Amber.
Nah, aku gatau ya Sehun feel-nya dapet enggak. Aku pilih Sehun karena dia maknae yang terkenal jahil. Sebenernya sempet kepikiran si V, tapi aku lebih suka Sehun .. wkwkwkwk
Comments