Bab 4b + 5

pacarku juniorku

Darah Amber bergejolak hebat, dan tiba-tiba saja emosinya meluap-luap. Amber jadi kesal sama kelakuan Sehun yang udah memberi kesempatan pada ketiga cewek genit itu untuk memandanginya dengan tatapan merendahkan.

Amber menatap Sehun yang masih berlutut di depannya, lalu berkata tajam, “Elo tuh benar-benar nggak punya malu! Gue jijik sama elo!”

Kemudian Amber berlalu begitu saja, meninggalkan Sehun yang terperangah menatapnya, bersama puluhan mata yang juga kaget dengan jawaban yang dilontarkannya. Tapi Amber nggak peduli. Dia berjalan cepat menerobos kerumunan dan meninggalkan gedung kampus.

 

                                          @(^-^)@

 

"Amb, kok lo pulang duluan sih?” protes Krystal di telepon sore itu.

“Sori, gue males aja jadi tontonan orang,” jawab Amber. “Lagian, siapa suruh lo ngilang lama banget.”

“Gue kan lagi ngomong sama L di kantin.”

“Oh iya, gue lupa,” kata Amber sambil nyengir. “Kalian ngomongin apaan sih? Tumben banget si L ngajakin elo bicara empat mata...”

Terdengar suara tarikan napas dari seberang. Krystal terdiam sesaat.

“Ah, nggak penting,” jawab Krystal akhirnya. “Gue yang mestinya nanya sama elo, apa yang terjadi di lapangan setelah gue ke kantin.”

“Lo pasti udah diceritain sama Luna ato Tia."

“Iya sih,” lanjut Krystal. “Tapi gue mau dengar cerita versi elo.”

“Ceritanya sama aja.”

“Lo kedengarannya bete banget sih, Amb?”

“Masa?”

“Jutek, tau!” dumel Krystal.

“Perasaan lo aja, kali.”

“Ih, nih anak, kalo dibilangin,” gerutu Krystal lagi. “Gue kan cuma mau ngajak lo ngobrol. Kok respons lo ngebetein gitu sih?”

“Habis, lo ngajakin gue ngobrol soal tadi sih. Gue keki, tau!”

“Lho memangnya kenapa?” tanya Krystal heran. “Sehun kan cuma bikin pertunjukan spesial buat lo di lapangan. Masa gitu aja salah sih?”

“Jelas salah!”

“Apanya yang salah?”

Amber merengut karena kesal. “Krys, Sehun udah bikin gue malu. Dia bikin gue jadi tontonan anak-anak, dia bikin gue nggak punya muka di depan teman-teman dan junior-junior gue sendiri.”

“Ya ampun, amber...,” ujar Krystal. “Sehun nggak mungkin bermaksud kayak gitu.” “Lo tau dari mana?” tanya Amber. “Lo kan nggak ngeliat kejadian tadi. Anak-anak tingkat satu pada ngeliatin gue dengan pandangan menghina. Gue benar-benar kesal banget.”

“Nggak mungkin, amb,” bantah Krystal. “Kalaupun iya, itu cuma karena mereka iri sama elo.”

“Iri sama gue?”

“Iya,,” jawab Krystal. “Mereka iri karena elo mendapat perhatian dari Sehun, cowok yang lagi naik daun di kampus kita saat ini. Masa lo nggak ngerti sih?” Amber terdiam sesaat, mencoba memikirkan kata-kata Krystal. Entah mengapa Amber malah tambah kesal.

“Siapa yang suruh mereka pake acara iri segala!” maki Amber. “Mereka kira gue suka apa, sama hal-hal kayak gini? Gue ngerasa kayak di sinetron-sinetron, terlalu 

didramatisir, cengeng banget. Ih, gue benci banget. Dan ini semua gara-gara cowok gila itu. Gue benar-benar sial ketemu dia!”

Krystal menghela napas panjang. “Menurut gue bukan elo yang sial karena ketemu sama Sehun, tapi Sehun yang sial karena jatuh cinta sama cewek kayak elo, Amb...”

 

 

BAB LIMA

SUDAH tiga hari berlalu sejak kejadian di lapangan itu. Dan dalam tiga hari itu Amber seakan berubah jadi selebriti yang dibicarakan banyak orang. Tiap kali jalan di koridor kampus, pasti puluhan mata menatapnya dari ujung rambut sampai ujung kaki. Udah gitu, mereka pakai acara bisik-bisik segala, lagi. Risi banget rasanya. Amber benar-benar kesal dibuatnya. Entah udah berapa kali Amber memaki-maki orang yang

ngeliatin dia, tapi bukannya pada kapok, mereka malah tambah parah. Cerita tentang kejadian di lapangan itu bahkan jadi hot news yang paling banyak diminati saat ini. Pokoknya menduduki rating tertinggi deh. Dan yang lebih luar biasa lagi, cerita yang beredar dari mulut ke mulut itu terus berkembang sampai sekarang. Amber sendiri sampai heran dengan daya kreativitas orang-orang yang udah ngembangin cerita itu.

Cerita terakhir yang Amber dengar tentang kejadian di lapangan hari itu sih begini:

1. Sehun nyanyi di lapangan buat nyatain perasaannya ke Amber.

2. Amber shock sampai pingsan soalnya selama ini kan nggak ada cowok yang senekat itu ngejar-ngejar dia.

3. Pas sadar Amber nangis bombay saking terharunya karena ada cowok yang mau sama dia.

Gila nggak tuh cerita! Mungkin nggak sih Amber kayak gitu? Nangis buat cowok, nggak ada tuh dalam kamus hidup Amber. Benar-benar nggak masuk akal, kan? Yang ngarang tuh cerita pasti benar-benar udah sinting. Tapi menurut amber, yang ngedengerin cerita itu jauh lebih sinting lagi karena mereka percaya sama cerita itu.

Ini benar-benar tiga hari terberat dalam hidup Amber. Baru kali ini ia merasakan hal-hal semacam ini. Jadi pusat perhatian dan digosipin. Rasanya mau marah dan teriak, tapi ke siapa? Ke Sehun? Mana mungkin.

Masalahnya, udah tiga hari ini Sehun menghilang gitu aja dari peredaran. Cowok itu nggak pernah lagi datang ke kelas Amber, nyamperin ke kantin, nungguin Amber pulang sekolah, atau nelepon ke rumah. Pokoknya lenyap gitu aja deh.

Dan sekarang, entah kenapa ada sesuatu yang aneh dalam diri Amber . Rasanya ada yang hilang. Amber nggak tahu itu apa, yang dia tahu rasanya aneh banget. Apa iya itu 

gara-gara Amber?

 

                                          @(^-^)@

 

Siang itu Amber, Luna, dan Krystal duduk di kantin kampus sambil menikmati semangkuk soto mi hangat. Biasalah, tiga cewek itu lagi malas pulang cepat. Jadi mereka nongkrong di kantin sama-sama.

Amber menggulung-gulung mi dengan garpunya. “Tia mana?”

“Katanya mau pulang duluan,” jawab Luna sambil menuangkan sesendok sambal ke dalam mangkuk soto mi-nya. “Dia bilang sih ada janji sama bokapnya.”

“Bokapnya?” Amber mengernyitkan dahinya heran. “Bukannya bokapnya lagi ke Amerika?”

Luna mengedikkan bahu. “Tau deh. Udah pulang, kali.”

Amber manggut-manggut lalu menyuapkan sesendok mi ke mulutnya.

“amb, si Sehun apa kabarnya?” tanya Krystal tiba-tiba.

Amber diam saja, pura-pura nggak dengar.

“Iya, Amb,” tambah Luna. “Gosip tentang kalian berdua kan lagi hot-hotnya nih. Masa nggak ada perkembangan baru sih?”

“Tau ah,” jawab Amber kesal. “Tuh anak udah mati, kali.”

“Ih...! Kejam amat sih ngomongnya,” goda Luna. “Nggak baik lho kayak gitu. Ntar kalo orangnya mati beneran, lo bakalan nyesel!”

“Nggak bakal!”

“Jangan sewot gitu dong, Amber,” ujar Krystal. “Kami kan cuma mau tau aja.”

“Asal lo berdua tau,” kata Amber, “gue nggak pernah punya hubungan apa pun sama cowok rese itu. Jadi nggak bakal ada hal apa pun yang berkembang antara gue dan dia. Lagi pula, gue rasa dia udah malas deketin gue. Mungkin dia udah dapat cewek lain yang bisa dia mainin.”

“Ada apa sih, Amb?” tanya Krystal heran.

“Apanya yang ada apa?” Amber balik nanya.

“Yah elo itu...,” jawab Krystal. “Gue merasa ada yang aneh sama elo.”

“Nggak ada apa-apa kok. Apanya yang aneh sama gue?”

Luna yang menjawab, “Lo emang lagi aneh, Amb. Apa gara-gara Sehun?”

“Kenapa gue mesti aneh gara-gara dia?”

“Karena lo merasa kehilangan Sehun yang udah beberapa hari ini nggak lagi gangguin elo. Iya, kan?” Luna tersenyum nakal.

“Ngapain gue merasa kehilangan dia!” seru Amber. “Gue malah senang karena dia nggak gangguin gue lagi!”

Luna dan Krystal malah tertawa. Amber memelototi kedua temannya itu, tapi Krystal dan Luna trus tertawa heboh.

Tanpa mereka bertiga sadari, L udah berdiri di samping meja mereka.

“Krystal, gue mau bicara sama elo,” kata L tajam. “Ini penting, dan gue harus bicara sama elo saat ini juga.”

Krystal berhenti tertawa dan menatap L. Dia menghela napas panjang dan membuang muka sambil berkata, “Nggak ada lagi yang perlu kita bicarain.”

“Ada!” bentak L. “Lo nggak bisa pura-pura nggak ada masalah, Krys.”

“Gue nggak mau mendengar apa pun dari mulut lo!”

L mencekal tangan Krystal. “Lo harus dengar kata-kata gue, nggak peduli lo suka atau nggak!”

Amber berdiri dari tempat duduknya dan menepuk bahu L pelan. “Jangan kasar gitu dong, L. Kalo dia nggak mau bicara sama elo, ya udah. Lo nggak berhak maksa dia.”

“Dia harus mau bicara sama gue!” bentak L kasar. “Gue nggak peduli!”

L masih mencengkeram tangan Krystal. Matanya menatap tajam ke arah Amber seakan memberi perintah agar Amber nggak usah ikut campur.

“Lepasin tangan gue, L!” Krystal bangkit dan berusaha melepaskan tangannya dari cengkeraman L. “Gue nggak mau mendengar apa pun dari mulut lo!”

“Gue nggak bakal melepas tangan lo sampai lo mau bicara sama gue.”

“L, lepasin tangan Krystal!” seru Luna cemas. “Dia kesakitan, tau!”

“L, gue minta sekali lagi...,” pinta Amber menahan emosi, “lepasin Krystal...”

“Lebih baik tangannya merah dan sakit daripada gue harus ngeliat dia sakit hati lebih dalam lagi,” ujar L keras kepala. Tangannya malah semakin keras mencengkeram pergelangan Krystal.

“Lebih baik lo lepasin tangan Krystal dan kita bicara baik-baik, L,” Amber berusaha berkata bijak untuk meredakan emosi L yang meluap-luap.

L menatap Amber lama, lalu perlahan melepaskan cengkeramannya dari pergelangan tangan Krystal. Krystal buru-buru menarik tangannya dan memijitnya pelan-pelan. L memandangi Krystal dalam-dalam. Mata Krystal yang mulai berair menahan tangis menyayat hatinya. Dia sama sekali nggak bermaksud menyakiti Krystal, gadis yang begitu disayanginya. Dia cuma mau Krystal mendengarkannya. Itu saja. Dia cuma nggak mau Krystal terluka lebih dalam nantinya. Dia nggak mau ada seorang pun yang menyakiti Krystal. Dia nggak rela ada seorang pun yang mempermainkan Krystal.

“krys, gue mohon pikirkan lagi kata-kata gue waktu itu,” kata L pelan. “Gue emang nggak punya bukti, tapi gue nggak bohong. Gue ngeliat dengan mata gue sendiri. Dan itu nggak mungkin salah. Please, Krys... percaya sama gue.”

“Gimana mungkin gue bisa percaya sama elo?!” sahut Krystal, air mata mengalir 

di kedua pipinya. “Kalau gue percaya sama elo, itu artinya gue mengkhianati cinta 

gue sendiri. Itu artinya gue nggak percaya sama pacar gue sendiri.”

“Tapi dia memang nggak layak untuk elo percaya!”

“L, gue pacaran sama dia udah lama. Gue udah tahu siapa dia, dia nggak mungkin berbuat gitu sama gue. Dia nggak mungkin mengkhianati gue.”

“Elo tuh udah buta, Krys!” maki L. “Elo buta karena cinta, dan elo sama sekali nggak sadar bahwa elo cuma dipermainkan sama dia!”

“L, dengerin gue sekali lagi. Dia nggak mungkin mempermainkan gue!” sahut Krystal. “Gue rasa elo yang nggak punya malu. Gue tau sejak dulu elo suka sama gue. Terus sekarang lo ngejelek-jelekin cowok gue biar gue putus sama dia. Iya, kan?!”

BRAAKK! L memukul meja dengan keras sampai sisa-sisa makanan yang masih ada di mangkuk tumpah dan mengotori meja kantin.

“Gue memang suka sama elo,” L menatap Krystal tajam, “tapi gue nggak pernah punya pikiran serendah tudingan lo itu. Gue masih punya moral dan harga diri.”

Amber dan Luna nggak bisa berkutik. Mereka cuma mendengarkan pertengkaran itu, menoleh dari wajah Krystal ke wajah L (kek nonton badminton gitu deh.. wkwkwkwk).

“Lalu, apa mau lo?!” seru Krystal. “Kenapa lo terus-terusan mengganggu gue dengan kebohongan-kebohongan itu?”

“Itu bukan kebohongan, Krys,” suara L melemah. Hatinya benar-benar terluka mendengar ucapan Krystal. “Gue cuma nggak mau ada seorang pun yang menyakiti dan mempermainkan elo. Gue terlalu sayang sama elo...”

Usai mengatakan itu, L menarik napas panjang dan mengembuskannya perlahan, kemudian berlalu meninggalkan Krystal yang masih menangis.

Amber dan Luna bertatapan heran, juga puluhan anak yang sejak tadi memerhatikan mereka dengan rasa ingin tahu.

Luna merangkul pundak Krystal dan membiarkannya menangis di bahunya, sedangkan Amber cuma bisa menatap Krystal, menunggu penjelasan atas kejadian ini.

 

 

 

 

 

Lebaran sebentar lagi... Lebaran sebentaaaar lagi... Keep komen ya gaessssss... Kecupsmuah..

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
sapsaptl
#1
Chapter 16: HAHAHAHAHAHA gua udah baca ini berulang kali. Dari yg asli sampe yg re-write. Dulu awal baca itu diganti versi Cakka-Oik idola cilik, terus baca yg asli, terus baca yg ini. HAHAHAHA.
Meskipun gua udah tau endingnya gimana, gua tetep ngotot baca hahaha. Gua ingetnya ceweknya namanya Bia. Kalo yg cowok lupa gua. Udah lama bgt xD
Gua gatau mau komen apalagi, soalnya udah berkali-kali baca. Tapi gua salut sama authornya. Karena mau re-write novel ini. Gua ada rekomendasi novel sih, karakternya cocok sama Amber. Dan authornya juga ga bakal kecewa kalo baca. Hahaha. Kalo mau bisa DM gua aja. Ntar juga gua kasih tau rencananya hehe. Kalo mau sih, kalo nggak juga gapapa hahaha.
Dan mau dikomen apalagi? Ceritanya...gua bener-bener hampir apal. Tapi...tetep bikin senyum senyum sih bacanya versi hunber. Makasih ya♡♡♡
sapsaptl
#2
Chapter 1: yaampun ini novel dari jaman gua smp. dan ternyata ada yg repost versi amber. gua baca dulu yak, baru nemu. ntar gua komen jd satu aja gapapa kan? ♡♡♡ suka bgt sama nih novel. dulu bacanya barengan sama novel fairish hahaha. gua dikit2 inget lah ya wkwk
Channoides
#3
Chapter 16: hoalaah dh end, bartau. maaf lupa ngesubsc. soalnya kn biasanya baca yg subsc only, kirain udah taunya blm. :Vv
ngakakss lh sama endingnya. Luna yah emang. mau mati masal yg ngejenguk org fluburung ckckck..
dan akhirnya hunber cieeeeeeh.. gw ikut seneng hun. yey!!
tengkyuu dh buat ff ini :3
krisber22 #4
Chapter 16: Hahaha kok agak maksa nih ending.a
Berasa ada yang kurang gituhh..
Tapi apa yahhh..
Hehehe..

Siip thor maaf kalo selama koment ada kata" yg kurang menyenangkan..
Ditunggu new ff.a kalo bisa bahasa.a dibenerin lagi ia dibuat baku juga gx pp
kalo mau sih kalo gx juga gxpp..
ajol_fxonee
#5
Chapter 16: Wkwkwkwkwkw... Flu burung emang terlalu ganjil...
Hadeeeeehhh luna luna... Ini semua thanks to luna
Btw, makasih udah nyelesaiin cerita ni and gak bikin gantung... Tapi pas endingnya kok ada nama egi sih... Apa itu seharusnya sehun yah... Heheheeh #typo
Sjt0057 #6
Cringey af
ajol_fxonee
#7
Chapter 15: Flu burung????
Nih si sehun... Sakit mulu...
Sakit hati iyah....
Amber jga gengsinya tingkat dewa....
Hahahahaha... Ngaku aja knapa sih... Klo suka bilang suka..kaleeeee
krisber22 #8
Chapter 15: Yeahh kok mau end sihh padahal seru lhi ff.a
Tapi gx papa selama ada yg baru mah okelahh..

New ff amber x jin bts boleh gx thor
.
Hehehe
ajol_fxonee
#9
Chapter 14: Waduuuhhh... Disini sebenarnya amber yg jadi sumber konfliknya... Dia terlalu keras dan selalu mengutamakan pikiran tanpa perasaan... Takut terluka tapi justru malah membuat org lain terluka dan dirinya sendiri merasakan penyesalan...
Emang sosok sehun yg paling cocok menjadi pendampingnya karna walaupun lebih muda darinya tapi lebih dewasa dalam pemikiran.. Dan tentunya lebih bijak, tipe pria idaman dan bisalah jadi pemimpin dalam keluarga ecieciecie..... Amber udah jelas banget cemburu tapi gak mau ngaku... Ahahahaha...
Channoides
#10
Chapter 14: baru nemu ini, baru baca, baru selese :V
rada ooc sih ya, Ambernya galak haha.. tp gaapa. terus rada ngebingunain sama statusnya Amber. dia disini anak kuliahan kn, tp untuk konflik yg kaya gini enaknya klo Amber itu anak SMA aja. soalnya terkesan bgt konflik usia remaja, kalo kuliah, apa lg semester akhir itu lebih berat. semacam cinlok di parkiran gara" kerja sama ngempesin ban dosen pembimbing wkkkk~ eh salah. pokoknya kalo anak kuliahan semester akhir biasanya otaknya agak dewasaanlh, mereka cenderung dewasa buat maafin org, kalopun marah gak ampe langsung meledak" apalagi sama hal kecil doang. tp ini hanya pendapat. mungkin gw terlalu baper baca ffnya sampai terllu mentingin hal" di dunia nyata :V kalo di sastra apa si yg ga mingkin *eaaaa
oke sip. thanks ficnya. btw ceritanya mengharukan sekali. apa lagi yg akhir" ini. itu tag ada chanyeol tp dia munculnya di chap 1 doang? gaada konflik sama Amber apa nih *ngarep. wkwkwk