Semua Tentangmu

100 Hari Mengejar Irene Bae
Please Subscribe to read the full chapter

Hari ke-15

Makan siang Seulgi hari ini adalah sayuran dan biji-bijian. Seminggu terakhir ini, Seulgi menjadi sangat setia pada makanan Custos itu.

Namun niat untuk memuntahkan makanan itu masih sangatlah besar.
Bagaimana tidak?!
Makanan para Custos tidak berasa apa-apa.. Seulgi seperti mengunyah rumput kering.
Dan biji-bijiannya terasa seperti batu kerikil.

Seulgi menderita..

Namun ini semua dia lakukan untuk mendapatkan Hati Irene.
Sesulit apapun itu, Seulgi akan tetap mencoba.

"Kau tidak harus memaksakan dirimu seperti itu" kata Irene tanpa memalingkan wajahnya pada Seulgi

Seulgi berhenti menyantap makanannya.

"Irene.."

"..."

"Apakah kau sudah jatuh cinta padaku?"

Irene mengerutkan dahinya
"Tidak, itu tidak akan terjadi"

Seulgi mendesah, "kampret, aku bahkan rela memakan makanan Kaum mu tapi kau belum juga mencintaku"

Untuk pertama kalinya pada hari itu, Irene melayangkan pandangannya pada Seulgi.

"Kau pikir segampang itu? Kau pikir dengan itu saja, bisa membuatku menyukaimu?! Memakan makanan dari kaum lain hanya karna kau Clepta dengan darah murni bukanlah hal yang patut mendapatkan cinta dariku!" Dengan itu Irene meninggalkan Seulgi

"Oh sial.. Aku tambah memperburuk keadaan saja" gumam Seulgi sambil membenamkan kepalanya diatas meja.

-----------------------------------------------

Irene merapikan buku-bukunya dan memasukannya kedalam tas sekolahnya.

Sudah sejam yang lalu sejak bel panjang sekolah berbunyi tanda bagi para siswa untuk kembali kerumah masing-masing.

Tapi Irene belum pulang.

Irene selalu menjadi siswa yang terakhir pulang ke rumah, dia selalu menyempatkan dirinya untuk membaca buku diperpustakaan.

Setelah membereskan barang-barangnya, Irene pun keluar dari perpustakaan itu.

Irene berjalan menulusuri koridor sekolah yang sepi, sangat kontras dengan koridor yang ramai di saat masih jam sekolah.

*shushh*
Pesawat kertas berwarna Jingga terbang diatas kepala Irene.

*shushh*
Satu lagi pesawat kertas, kali ini berwarna Ungu.. Warna kesukaan Irene.

Tiga, empat, lima.. Belasan
mungkin puluhan..
atau ratusan? 

Ada banyak sekali pesawat kertas yang terbang disana.

Koridor sekolah tiba-tiba menjadi ramai kembali.
Langit-langit sekolah dipenuhi oleh pesawat kertas..

'1000..' Gumam Irene, dia menggunakan magus nya untuk menghitung Pesawat-pesawat itu

Warna-warni..
sekolah itu mendadak menjadi lebih berwarna.

Melihat pesawat-pesawat itu membuat Irene merasa seperti dia juga ikut terbang.

'Perbuatan siapa ini?'

Irene meraih satu pesawat..
Dipandangnya pesawat itu, namun ada yang mencuri perhatiannya.
Di sayap pesawat itu ada sebuah tulisan.

'Buka' 

Irene pun membentangkan setiap lekuk lipatan pesawat kertas itu.
Dan saat pesawat kertas itu sudah tidak berbentuk lagi.. Irene dengan jelas bisa membaca apa yang tertulis diatas kertas yang kini telah kembali menjadi datar itu.

'Maafkan aku.. Aku benar-benar menyesal'

Itu yang tertulis disana. Irene menggigit bibirnya. Dia pun meraih satu pesawat kertas lagi.

'Aku seharusnya tidak berkata seperti itu'

Irene terus meraih pesawat-pesawat kertas itu, satu per satu dibacanya.

'Irene, kau sangat cantik'
'Harus kuakui makanan Custos tidak selezat makanan Kami, tapi makanan kalian.. Tidak begitu buruk, aku hanya perlu sedikit terbiasa'
'Kau menyukai warna Ungu kan? Ahh aku kehabisan kertas berwarna Ungu'
'Irene.. Jangan lama-lama marahnya ya'

"Sok akrab" Irene mencoba menahan senyumannya dengan menggigit bibirnya.

'Irene.. Berikan aku kesempatan'
Tulisan itu bagaikan air dingin yang menyiram Irene, kalimat dalam tulisan itu seperti menyadarkan Irene.

Bahwa..
Isyarat-isyarat ini.. Semuanya hanya sandiwara Seulgi, semuanya hanya akal-akalan Seulgi.
Semuanya hanya rencana Seulgi, yang ingin mendapatkan Hatinya.

Irene mulai muak,
"Keluarlah Kang, aku tahu kau ada disana" panggil Irene

Dan seperti menuruti perintah Irene, 
Seulgi menampakkan dirinya, dia menyembunyikan kedua tangannya dipunggungnya, sambil mendekat pada Irene.

Saat ini, mereka saling berhadapan.
Masih dengan pesawat kertas berterbangan diatas mereka.

"Aku terkesan, ternyata magus mu bisa sebagus ini"

"Ah.. Kalau untukmu, ini tidak seberapa" Seulgi terkikih sambil menggaruk kepalanya dengan tangan kirinya.

Dan Irene tahu Seulgi menyembunyikan sesuatu darinya.

"Apa yang kau sembunyikan dipunggungmu itu" 

Seulgi tersenyum
"Ini untukmu"
Ditangan Seulgi terdapat setangkai bunga Roseus berwarna Emas.. Bunga langka yang sejak dulu ingin Irene miliki.

"Dimana kau mendapatkan ini? Kau mencurinya?"

"Dan mulai lagi.. Selalu berpikiran negatif. Irene,aku membelinya"

"Dengan Aurum dari hasil barang curian yang kau jual?"

"Irene.. Sebenarnya aku menukarnya.. Kau tahu sendiri, kalau bunga ini tak bisa dibayar dengan Aurum, kau harus menukarnya dengan sebuah benda, sebuah benda yang berharga.. Kau tahu itukan?"

Jika Irene tidak tersentuh, maka ada yang salah dengannya.

Tapi tetap,
"Benda apa yang kau tukar?"

"Rahasia" 

"Seulgi.. Aku tidak bisa menerima bunga itu kalau kau tidak akan meng

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
SilverKnight93
Saya udah memutuskan ending apa yang paling pas untuk ff ini.

Comments

You must be logged in to comment
casperkim
#1
Chapter 21: Selalu menunggu
Chillbear #2
AAAAAA UPDATE
BunnyBeep
#3
Chapter 21: Makasih thor udah update T.T udh ditunggu" banget updatenya
BaePolarBear
#4
Chapter 21: Selalu nunggu ini cerita kapan update..pas giliran update penasaran bgt selanjutny bakal gmn
Chillbear #5
Chapter 20: saya masih disini thor
nailyq #6
Chapter 20: Happy ending plis.. with seulrene and taeny kasih happy ending :/
BunnyBeep
#7
Chapter 20: Karena aku suka:(
SoneTw_ss
#8
Chapter 20: Why I'm always keep reading it even I knew it took a long time for an update, simply because it was worth the wait.
BaePolarBear
#9
Chapter 20: Selalu bikin penasaran..
casperkim
#10
Chapter 19: Tiffany sepertinya