Naga

100 Hari Mengejar Irene Bae
Please Subscribe to read the full chapter

"Tiffany?"

Mendengar itu, Tiffany segera membeku kaku

Bagaimana bisa?
Bagaimana bisa orang itu ada disana?

Ini mustahil.

"Tempus Glacio" pelan Tiffany dibawah napasnya

Dan seketika ruang dan waktu bungkam dalam perintah Tiffany.

Tak ada yang bergerak..
Bahkan angin pun membeku bersama waktu.

Tiffany pun berjalan mendekati Taeyeon yang mengambang beberapa meter dari atas tanah.

"Tiffany.." pelan Taeyeon

Benar saja, tampaknya mantra Tiffany tak berpengaruh pada Taeyeon.

"Apa yang kau lakukan disini?" pelan Tiffany dengan nada dingin.

Taeyeon terdiam, sejujurnya dia tak tau harus berkata apa.

"Jawab aku" perintah Tiffany

Taeyeon sejenak terdiam, dia ragu.

Ragu kalau nantinya Tiffany tidak akan siap mendengarkan informasi ini.

"Aku adalah guru mereka" bisik Taeyeon

Tiffany segera membulatkan matanya.

Oh tidak..
Tidak mungkin.

Sambil memicingkan matanya, Tiffany pun mengatupkan rahangnya.
"Apa yang kau dan adikmu rencana kan huh, Clepta bajingan?" bisik Tiffany penuh kepahitan

Taeyeon sejenak menatap Tiffany

Benar saja, dia tak mungkin membeberkan rencana Jaehyun.

Itu terlalu berbahaya.

".. Aku ditugaskan—

"Pft ayolah, simpan omong kosong itu untuk dirimu sendiri" potong Tiffany

Taeyeon pun mendesah.

Tak ada gunanya juga bicara kalau setiap perkataannya hanya dianggap sebagai omong kosong saja.

Dan hening..

Tak ada yang bertukar kata, keduanya hanya sibuk berkutat dengan pikiran masing-masing.

Dan percayalah, keduanya terlalu bingung untuk bersikap.

Apakah mereka harus senang?
Apakah mereka harus bahagia?
Apakah mereka harus tertawa?

Tidak.

Mereka tidak bisa berpura-pura.

Mereka tidak bisa berpura-pura; tidak terjadi apa-apa.
Mereka tidak bisa berpura-pura bahagia.

Omong kosong..

Karena yang mereka tau, pertemuan mereka berdua ini benar-benar diluar dugaan.

Karena walaupun mereka berdua tak pernah melupakan satu sama lain, mereka tidak pernah berharap untuk bertemu kembali lagi.

Terlalu banyak yang akan mereka korbankan.
Terlalu banyak resiko.

Dan buat apa dipertemukan kembali oleh takdir jika ini semua hanya akan berakhir dengan rasa sakit hati?

Ah.. karena pada dasarnya mereka memang tidak ditakdirkan untuk bersama.

Miris memang.

Tapi itulah kenyataan.

Faktanya, tak semua kisah bisa berakhir dengan; bahagia untuk selama-lamanya.

Tiffany pun menghela napas,
"Kau.. Pura-puralah tidak mengenalku"

Taeyeon menatap Tiffany— ingin dia bertanya; kenapa?

Namun Taeyeon yang tak ingin memperumit keadaan segera menuruti Tiffany.

"Iya baiklah, jika itu mau mu" bisik Taeyeon dibawah napasnya

Tiffany mengangguk.

Dan dengan itu, dia membatalkan mantranya.
"Intermissum"

Dan seketika itu juga, dunia kembali berputar.

"Irene, anak ku sayang. Ayo kita pulang" lembut Tiffany sambil menghampiri anaknya.

Irene mengangguk pelan namun matanya tak pernah meninggalkan Seulgi yang sedang tertidur pulas diatas tanah.

"Bagaimana dengan Seulgi, bu?" pelan Irene

Tiffany tersenyum kecil,
"Jangan khawatir nak, guru mu yang akan mengurus Seulgi"

"Bu Erica?" tanya Irene memastikan

Tiffany mendengus keras ketika dia mendengar nama samaran Taeyeon itu.

Ah..
Erica.

Tiffany pun tersenyum lebar— kali ini memamerkan eyesmilenya.

"Ya.. Bu ERICA lah yang akan mengurus Seulgi, bukan begitu bu?" kata Tiffany sambil menekan kata ERICA, dia pun melayangkan pandangannya pada Taeyeon yang masih betah melayang diatas sana.

Taeyeon tersenyum kecil.
"Iya pasti"

Tiffany pun mengangguk.

"Ya, ayo kita pulang Ren—

Namun..
Perkataan Tiffany segera terpotong ketika, suara erangan keras dari seekor mahkluk yang  menakutkan terdengar.

Naga.
Itu adalah..
Seekor induk Naga.

"Oh sial" umpat Taeyeon sambil berusaha melepaskan dirinya dari belenggu yang tak terlihat.

Entah siapa yang menaruh mantra itu padanya.

"Lari Tiffany.. Lari!" perintahnya

Tiffany segera menuruti perintah Taeyeon, dia pun menarik tangan Irene untuk beranjak dari sana.

Tapi..
"Seulgi.. Bangun Seulgi"

Tampaknya putrinya lebih mementingkan keselamatan Seulgi.

"Irene.. Ayo pergi" panik Tiffany

Tapi Irene tak mendengarkan, dia masih terus berusaha membangunkan Seulgi.

"Ayolah Seul.. Bangun" mohon Irene

Namun nihil.
Seulgi tak bergeming.

"Bu, bangunkan dia" pintah Irene frustasi

Tiffany yang tak sanggup melihat Irene memohon seperti itu pun segera menuruti perintah putrinya.

"Expergiscere"

Dan sesaat setelah mantra itu diucapkan, Seulgi langsung terbangun.

"Ada apa ini?" tanya Seulgi bingung sambil mengusap matanya

"Tak ada waktu untuk bertanya Seul, ayo kita pergi" ucap Irene sambil menarik Seulgi untuk bangkit dari posisi duduknya

Tapi terlambat..

Karena...

Sang Naga yang tengah mengamuk kini mendarat dihadapan mereka.

Se

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
SilverKnight93
Saya udah memutuskan ending apa yang paling pas untuk ff ini.

Comments

You must be logged in to comment
casperkim
#1
Chapter 21: Selalu menunggu
Chillbear #2
AAAAAA UPDATE
BunnyBeep
#3
Chapter 21: Makasih thor udah update T.T udh ditunggu" banget updatenya
BaePolarBear
#4
Chapter 21: Selalu nunggu ini cerita kapan update..pas giliran update penasaran bgt selanjutny bakal gmn
Chillbear #5
Chapter 20: saya masih disini thor
nailyq #6
Chapter 20: Happy ending plis.. with seulrene and taeny kasih happy ending :/
BunnyBeep
#7
Chapter 20: Karena aku suka:(
SoneTw_ss
#8
Chapter 20: Why I'm always keep reading it even I knew it took a long time for an update, simply because it was worth the wait.
BaePolarBear
#9
Chapter 20: Selalu bikin penasaran..
casperkim
#10
Chapter 19: Tiffany sepertinya