Bantuan

100 Hari Mengejar Irene Bae
Please Subscribe to read the full chapter

Seulgi menggigil darah semakin deras bercucuran dari dadanya.

"Aku tidak pernah melihat Clepta berdarah sebanyak itu" pelan Wendy sambil sesekali menengok Seulgi yang terbaring lemah di paha Taeyeon.

Taeyeon tak membalas, saat ini pikirannya begitu kacau. Kalau ada yang melihat mereka maka pasti perang akan terjadi.

Bagaimana tidak?
Saat ini dipangkuannya ada Clepta yang terluka dan tepat dibelakangnya ada Custos yang tak sadarkan diri.

Terlalu bahaya untuk pergi ke Supra dan Infra, berdiam di Medius pun bukan pilihan yang tepat juga. Satu-satunya tempat yang aman untuk mengobati kedua muridnya itu adalah ke Hortus.

Taeyeon menghela napasnya, sudah lama sekali dia tidak mampir kesana, karna satu dan lain hal dia tak pernah berkunjung kesana lagi. Kini nampaknya dia tidak punya pilihan lain selain meminta bantuan pada mahkluk yang hampir dia lenyapkan 20 tahun yang lalu.

Semoga dia masih bisa diterima ditempat itu.

*


Sayap Krena berhenti mengepak tatkala kaki mahkluk magis itu menyentuh tanah berumput kuning. Wendy mengerutkan dahinya ketika hewan peliharaannya itu tak mau naik keatas untuk terbang.

"Bu sepertinya dia kelelahan" ucap Wendy ragu namun tetap menyuruh Krena untuk kembali terbang.

Taeyeon menghirup udara disekitar, sejenak menutup mata untuk memindai tempat itu dengan auranya.

"Kita sudah sampai" pelan Taeyeon kemudian turun dari Felis itu namun masih dengan Seulgi dan Irene yang bergantung ditubuhnya.

Taeyeon menarik napas dalam-dalam, dia menghentakan kakinya diatas tanah berumput itu sebanyak tiga kali.
"Tu grandû, placeré aperire ostium" ucapnya disetiap hentakan yang dia buat.

Tiba-tiba tanah berumput kuning itu tenggelam, bagai dihisap medius. Membentuk sebuah lubang besar yang lama-lama berubah menjadi batang-batang besar yang menyerupai tangga.

"Quist eßtà?" datang gema dari bawah

Taeyeon terdiam.

"Eßtà?" Suara itu semakin lebar

Taeyeon pun menarik napas,
"Taeyeon"

Sejenak hening, tempat yang tadinya penuh dengan suara hembusan angin kencang. Kini bisu atas satu nama itu.

Wendy membulatkan matanya, tak disangka Caster yang berdiri di hadapannya ini adalah pemimpinnya.

Saat Taeyeon menangkap tatapan Wendy, yang lebih muda langsung membungkuk hormat.

"Dóminē mi" pelan Wendy

Taeyeon mengibaskan tangannya pelan,
"Sudahlah, ini bukan waktu yang tepat untuk memberi hormat"

"Tapi Dómin—"

Wendy tak kunjung menyelesaikan perkataannya kala bunyi gesekan pintu tua bergema ditempat itu, benar saja lubang yang penuh dengan batang-batang itu kini dipenuhi oleh kabut.

"Ternyata kau masih punya keberanian untuk datang kemari." Ucap suara serak itu.

Hanya ada suara—yang empunya suara tak menampakan diri.

Wendy bergidik ngeri sedangkan Taeyeon menyapu pandangannya—berusaha untuk menangkap sosok itu.

"Aku pikir para Kang tidak akan menemuiku lagi" lanjut sang suara

Taeyeon masih berusaha mencari wujud fisik dari suara itu.

"Sampai beberapa bulan lalu, Kang Seulgi datang menukarkan darahnya hanya untuk setangkai Roseus, dan aku bingung kenapa seorang Clepta menginginkan hal yang sama sekali tidak dia perlukan. Lalu keponakanmu menjawab Roseus itu untuk Custos, Custos yang berada dipunggungmu itu. Dan kau tau? Mendengar penjelasannya tentang Custos itu benar-benar menarik perhatianku, dan aku rasa dari sini semuanya akan jadi makin menarik"

Taeyeon menelan ludahnya,
"Apa maksudmu?"

Suara itu tertawa, tawa yang terdengar bengis ditelinga Taeyeon,
"Aku ingin menjadi saksi atas terjadinya perang antara Clepta dan Custos. Kau tau itu yang aku inginkan sejak lama kan, Taeyeon?"

Taeyeon mengepalkan tangannya,
"Harusnya kau tidak memberikan Roseus itu"

"Kenapa tidak? Tawaran yang diberikan keponakanmu benar-benar menggiurkan. Siapa yang tak mau mencicipi darah segar dari Clepta dengan darah murni?"

"Keluar sekarang jahanam!" Hardik Taeyeon

Suara itu lagi-lagi tertawa,
"Dasar tak tau berterima kasih, tanpa aku pasti kau telah ma—"

Namun suara itu tak sempat melanjutkan kalimatnya, karna Taeyeon segera mengetahui lokasi mahkluk itu, dia pun segera mencengkram lehernya dengan kuat. Membuatnya secara terpaksa menampakan dirinya yang ternyata adalah Troglodytarum.

"Cukup basa-basinya, sekarang tolong aku atau kau akan lenyap" pelan Taeyeon dengan nada rendah berbahayanya.

Tatapan Troglodytarum itu m

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
SilverKnight93
Saya udah memutuskan ending apa yang paling pas untuk ff ini.

Comments

You must be logged in to comment
casperkim
#1
Chapter 21: Selalu menunggu
Chillbear #2
AAAAAA UPDATE
BunnyBeep
#3
Chapter 21: Makasih thor udah update T.T udh ditunggu" banget updatenya
BaePolarBear
#4
Chapter 21: Selalu nunggu ini cerita kapan update..pas giliran update penasaran bgt selanjutny bakal gmn
Chillbear #5
Chapter 20: saya masih disini thor
nailyq #6
Chapter 20: Happy ending plis.. with seulrene and taeny kasih happy ending :/
BunnyBeep
#7
Chapter 20: Karena aku suka:(
SoneTw_ss
#8
Chapter 20: Why I'm always keep reading it even I knew it took a long time for an update, simply because it was worth the wait.
BaePolarBear
#9
Chapter 20: Selalu bikin penasaran..
casperkim
#10
Chapter 19: Tiffany sepertinya