Kebenaran yang Sesungguhnya (I)

100 Hari Mengejar Irene Bae
Please Subscribe to read the full chapter

 

                                        -Irene-

Hari ini Irene melihat dia.
Disana..
Di koridor sekolah..

Tertawa terbahak-bahak dengan teman-temannya.
Seakan tak peduli jika dia sedang menjadi pusat perhatian semua orang, dengan suara keras.. dia melangkah dengan mantapnya.
Tak sedikitpun dia menundukan kepalanya, dia dengan bangga memperlihatkan wajahnya yang berseri, seolah-olah tak memiliki beban sama sekali.
Sembari merangkul kedua pundak sahabatnya, dia terlihat begitu bahagia.

Dan, Irene juga..
Irene bahagia.
Melihat dia bahagia, Irene. Pun. Bahagia.

Irene ingin menyapanya.

Irene ingin bertukar kata.

Namun, apa daya?
Irene hanya bisa memperhatikan gadis itu dari jauh.

Sudah lama, Irene menganggumi gadis itu..
Entah apa yang membuat Irene begitu tertarik pada dia.
Tapi yang pasti, Irene percaya bahwa senyuman gadis itu adalah salah satu alasan yang membuat Irene tidak bisa berhenti memikirkan dia.

Ya.. Cinta masa muda?
Irene belum terlalu yakin

Irene berharap perasaan yang dia rasakan untuk gadis itu akan segera sirna.
Namun nyatanya setiap hari.. Setiap kali dia melihat gadis itu.. Tersenyum atau tidak,
Irene tetap merasakan getaran-getaran pelan di dadanya.

Terkadang Irene merasa khawatir terhadap dirinya sendiri.
Karena dari sekian banyak orang yang ada di disana, hatinya yang naif dan bodoh memilih untuk jatuh cinta pada seorang mahluk jahat yang diciptakan untuk menghancurkan.

Mahkluk yang membenci dan dibenci kaumnya.
.
.
Perasaan ini membuat Irene dilema.

Disatu sisi dia sangat ingin setia pada kaumnya, karena berhubungan romansa dengan mahkluk buangan adalah sebuah penghianatan. Dan Irene secara tidak langsung telah menghianati kaumnya..

Disisi yang lain (sisi yang selalu Irene sangkal), dia ingin mencintai gadis itu dengan sepenuh hatinya.

Karena menemukan seseorang yang benar-benar di cintai, adalah hal tersulit untuk Custos..
Sejak lahir mereka telah dijodohkan, jadi untuk mendapatkan pasangan yang benar-benar mereka cintai.. Adalah impian dari setiap Custos.


Tapi..
Pertanyaan terbesarnya.
Apakah gadis itu ingin bersama Irene?

Sayangnya.. Itu pertanyaan yang cukup sulit untuk dijawab, karena;

'Jangankan berbicara, melihatku saja dia tak mau' batin Irene miris.

Irene pun mendesah dan berjalan menuju ke kelasnya.


Gadis itu .. Masih terlalu jauh untuk Irene raih.

------------------------------------------------------
Hari itu jam pelajaran hampir dimulai.. Para siswa telah berada diruangan kelas masing-masing.

Irene datang sedikit terlambat.
Tak biasanya, Irene.. Seorang siswi panutan sekolah datang seperti ini.

Irene mempercepat langkahnya..
Dengan langkah yang cukup cepat Irene berjalan menuju kekelasnya.

Jika Irene sudah hampir terlambat, kenapa dia tidak berlari?

Jawabannya sederhana,
Karena Siswa tidak diperbolehkan berlari dikoridor.

Dan Irene bukanlah tipe orang yang suka melanggar aturan.

Lagipula Irene masih punya waktu 3 menit sebelum pelajaran benar-benar dimulai.
Tapi tetap Irene tidak menurunkan kecepatan langkahnya.

Karena panik sesekali Irene melihat jam tangannya, mencoba memastikan waktu yang terasa sangat cepat bergulir dikala itu.

Ini terakhir kalinya aku terlambat.
Bodoh, kenapa tadi alarm ku tidak berbunyi?!

Irene dalam batinnya, menegur dirinya.

Karena sibuk melihat jam tangannya dan sibuk berbicara dengan dirinya.
Irene tidak melihat kemana dia akan berjalan, sehingga..


*BUKK*

Irene menyambar sesuatu.
Sambaran yang cukup keras, hampir membuat Irene mendaratkan dirinya diatas lantai tapi beruntung sepasang tangan yang kuat mengenggam kedua lengan Irene.. Bermaksud untuk menyeimbangkan Irene kembali.

Oh.
Ternyata yang disambar Irene adalah 'seseorang'.

Irene melayangkan pandangannya pada orang yang menjadi pilarnya saat itu.
Bermaksud untuk minta maaf karena dia tidak memperhatikan arah jalannya, sekaligus berterima kasih karena telah mencegah Irene melakukan kontak dengan lantai yang keras.

Namun ketika dia melihat sang penyelamatnya.
Irene segera melepaskan dirinya dari orang itu dan memilih untuk mundur beberapa langkah.

Ya ..
Irene lebih memilih untuk jatuh terpental diatas lantai, daripada berdiri dihadapan orang.. Yang dia benci, sekaligus dia sukai. (Meskipun rasa sukanya lebih besar dari rasa bencinya)

Mereka saling berhadapan.
Tak ingin memecah kontak mata.

Irene panik, namun berusaha menetralkan ekspresi wajahnya.

"Enyahlah" kata Irene dengan nada kesalnya.

Irene ingin menampar dirinya, dia tidak bermaksud untuk mengatakannya seperti itu.

Beruntung Seulgi masih terlihat tenang,
"Namaku Seulgi" katanya sambil memamerkan gigi putihnya pada Irene

Irene hanya menatap Seulgi...
Datar ..

namun percayalah, Batin Irene menggebu-gebu
'Hah? Kang Seulgi.. Berbicara padaku?!' Batin Irene tak percaya


*ring*
Bel berbunyi tanda bahwa kelas akan segera dimulai..

Mendengar bel itu, Irene langsung panik..
Dan segera melewati Seulgi.

Tapi dengan cepat Seulgi menggenggam tangan Irene dengan erat.

"Lepaskan" kata Irene.
Memasang tatapan tajam untuk Seulgi.

Irene benar-benar kecewa pada dirinya. Pada akhirnya Kang Seulgi datang menghampirinya dan lebih dari itu- Kang Seulgi pada saat ini berbicara dengannya.

Dan apa yang Irene lakukan?
Irene malah menjadi Tsundere.

Mendadak Seulgi emosi,
"Dengarkan ini baik-baik Irene.. Dalam kurun waktu kurang dari 100 hari. Kau akan tunduk padaku, kau akan jatuh cinta padaku, sangat mencintaiku sampai-sampai kau rela memberikan Hatimu padaku. Ingat Irene.. Saat itu terjadi aku tak akan ragu-ragu mengambil Hatimu, dan menertawakanmu" 

Huh?
Jadi semua ini hanya untuk Cor.

Pfftt tipikal Clepta!

Irene merasa hatinya teriris
Dia.. Sakit.. Hati.


*pak*pak*
Irene menampar pipi kiri dan kanan Seulgi.
Kemarahan Irene tidak bisa dia bendung lagi.

Dan entah apa yang merasuki Irene, tapi yang jelas dia tersenyum lebar dengan mata tajam menatap Seulgi, dia berkata.

"Dan saat itu terjadi, kau akan bangun dari tidurmu, dan akhirnya kau sadar kalau itu semua hanya mimpi.. Bahwa kau bisa mendapatkan hatiku hanya dalam mimpimu saja!.. Dan ingat saat batas waktumu telah habis dan kau masih tidak dapat mendapatkan apa yang kau inginkan, ingatlah Seulgi, aku akan menjadi yang pertama.. Yang akan menertawakanmu"

Dengan itu Irene merengut lengannya dari genggaman Seulgi dan berlalu kekelasnya.

Dalam perjalanan menuju kekelasnya.
Irene menatap telapak tangannya yang memerah.
Mendadak rasa bersalah menyelimuti hati Irene.

Irene adalah Custos, yang sejak kecil diajarkan oleh orang tuanya untuk tidak menyakiti segala mahkluk hidup yang berada di Terra dan dia berjanji kepada kedua orang tuanya bahwa dia tidak akan menyakiti siapapun dan apapun itu.. Irene pun dibesarkan dengan kepercayaan bahwa semarah apapun dia, kekerasan bukanlah sebuah solusi.

Irene tidak menyangka, dia melanggar janjinya karena dia tidak bisa mengendalikan perasaannya.
'Aku tak harus menamparnya'

Dan..
Tak ada yang tahu kalau pada akhirnya, Irene akan melampiaskan amarah pertamanya.. Pada orang yang sangat dia sukai.


Frustasi dengan kesalahan yang dibuatnya. Irene memilih untuk berlari.

Dikoridor sekolah.. Irene Bae berlari.
Dan secara mengejutkan,
Menjauhi kelasnya..
Menjauhi sekolahnya..
Menjauhi kewajibannya.

Dan tentunya menjauhi.. Kang Seulgi..

Dia berlari.. Terus berlari

Semakin jauh dia berlari, semakin banyak Janji yang dia ingkari..
Semakin cepat dia berlari, semakin banyak aturan yang akan dia langgar.

Dia seperti berlari dari kenyataan yang membebankannya,
Tapi satu hal yang pasti.
Dia.. Tidak akan bisa terus berlari.

Satu rahasia untukmu..
Akan ada seseorang yang akan mengejar Irene.. Dengan sekuat tenaga dia akan berlari menggapai Irene.

Dia mungkin akan berkata;
Berhentilah berlari, tarik nafas dalam-dalam.. Lagipula kau berlari kearah yang salah.

Dia akan memutarkan badan Irene, dan sekali lagi berkata;

Lurus didepan sana ada jalan.. Dan jangan kau berputar arah lagi.. Karena selama ini kau terus berlari pada masa lalumu.. Ijinkan aku menemanimu menempuh jalan ini. Tapi jangan berlari.. Kita akan melangkah bersama-sama menikmati perjalanan ini. Karena kenapa harus berlari? Jika kita bisa berjalan dan melihat betapa indahnya jalan yang akan kita berdua lewati ini.


Dan jika saat itu tiba.

Irene akan berhenti berlari.

------------------------------

Beberapa hari belakangan ini Seulgi terus mendekati Irene.
Irene yang jelas tahu motif Seulgi apa, berusaha untuk tidak mengubris Seulgi.

Karena seberapa pun senang Irene akan usaha Seulgi untuk mendekatinya.. Irene tahu betul bahwa semua itu hanya karena Seulgi menginginkan sesuatu dari dirinya.

Bukan karena Seulgi sungguh-sungguh ingin berteman dengannya.

Saat Irene tenggelam terlalu dalam dipikirannya, sebuah suara menariknya kembali dalam realita.

Mendadak tembok kelasnya berlubang.

Dan pelakunya tidak lain dan tidak bukan adalah Kang Seulgi.

Irene terkejut akan tingkah Seulgi.
Apakah Seulgi sangat menginginkan Cor-nya sehingga dia akan mengambilnya dengan kekerasan?

Namun ketika Seulgi mengintip pada lubang yang dia buat, Irene bisa dengan jelas melihat ekspresi wajah Seulgi.

Seulgi terlihat gugup.

Pak Jun mengerang,
Oh.. Mati kau Seulgi.

Seulgi terkikih, lalu menelan ludah setelahnya.

"KANG SEULGI!" Teriakan Pak Jun begitu keras.

"Iya pak" terdengar jawaban Seulgi

Irene memutar bola matanya, sambil bergumam;
"Lari bego.."

"Aku akan membunuhmu" terdengar nada berat Pak Jun dengan ancaman yang berbahaya.

Irene mendesah, sepertinya orang yang dia sukai akan menjadi korban pertama Pak Jun.

"Irene.. Kau sangat cantik hari ini. Aku sangat menyukaimu.. Sebelum aku MUNGKIN akan mati, aku ingin mengatakan ini." teriak Seulgi, sebelum akhirnya lari dengan sekuat tenaga.

Sesaat Irene merasakan jantungnya seperti melompat.

Ya.. dalam dua hari terakhir ini, Seulgi selalu memuji Irene.
Mengatakan kalau Irene selalu terlihat cantik.

Tapi pujian kali ini, benar-benar sukses mengenai hati Irene.

Sensasinya seperti benturan keras tepat di dadanya.

Teman-teman sekelas Irene, bersiul dan ramai-ramai menggoda Irene.

Irene menundukan kepalanya berusaha menyembunyikan pipinya yang merona merah.

'Kang Seulgi.. Kau gila" batin Irene sambil menggigit bibirnya, dia tersenyum penuh arti.

---------------------------------------------
Hari itu jam makan siang.

Sudah beberapa hari semenjak kejadian 'Seulgi dan tembok berlubang'.
Namun selain Seulgi yang bersikap baik, dan tetap berusaha mendapatkan perhatiannya.
Rasanya hubungan mereka tetap sama.

Dibalik tingkah Seulgi itu, Irene tahu betul bahwa sekali musuh tetaplah musuh.

Sekeras apapun Irene ingin mengubah itu dia tidak akan bisa. Karena sudah menjadi takdir kedua kaum itu untuk membenci satu sama lain.


Irene mendesah dan kembali fokus pada makan

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
SilverKnight93
Saya udah memutuskan ending apa yang paling pas untuk ff ini.

Comments

You must be logged in to comment
casperkim
#1
Chapter 21: Selalu menunggu
Chillbear #2
AAAAAA UPDATE
BunnyBeep
#3
Chapter 21: Makasih thor udah update T.T udh ditunggu" banget updatenya
BaePolarBear
#4
Chapter 21: Selalu nunggu ini cerita kapan update..pas giliran update penasaran bgt selanjutny bakal gmn
Chillbear #5
Chapter 20: saya masih disini thor
nailyq #6
Chapter 20: Happy ending plis.. with seulrene and taeny kasih happy ending :/
BunnyBeep
#7
Chapter 20: Karena aku suka:(
SoneTw_ss
#8
Chapter 20: Why I'm always keep reading it even I knew it took a long time for an update, simply because it was worth the wait.
BaePolarBear
#9
Chapter 20: Selalu bikin penasaran..
casperkim
#10
Chapter 19: Tiffany sepertinya