Partnered

Carmen Fantasy
Please Subscribe to read the full chapter

Jongin menatap Apple Watch di pergelangan tangan kirinya. Lima belas menit lagi menuju sesi belajar pertamanya di hari Jumat. Jongin mengangguk-angguk sendiri, lalu melanjutkan makan.

Sekolah tempat Jongin menuntut ilmu adalah sekolah internasional dengan sistem moving class, Cheongdam International School. Yang Jongin suka adalah muridnya diperbolehkan untuk mengambil kelas apa saja yang diinginkan, jadi Jongin tidak perlu dipaksa untuk menguasai seluruh mata pelajaran, termasuk yang tidak dia sukai.

Saat ini Jongin sedang berada di kafetaria sekolah untuk sarapan sambil menunggu kelas pertamanya hari ini, yaitu Biologi. Jongin sedang malas membuat sarapan sendiri sehingga dia memilih untuk makan di sekolah saja. Untunglah kafetaria sudah dibuka di pagi hari.

“Hei, itu Kim Jongin, kan?”

“Kudengar dari Taehyun sekarang dia bergabung di klub orkestra.”

“Apa Jung Soojung tidak bisa berpikir? Klubnya sudah gagal, sekarang malah menerima berandalan.”

“Tapi, permainan saksofonnya lumayan, lho. Kemarin aku sempat mencuri dengar karena pintu ruang orkestra tidak tertutup rapat.”

Jongin mencibir lalu melahap sandwich dalam gigitan besar. Masa bodoh mereka mau bicara apa. Jongin masih punya banyak urusan daripada mendengarkan orang-orang yang bahkan tidak mengenalinya bergosip tentangnya.

“Hei,” Sehun tahu-tahu sudah duduk didepannya. “Kau ada kelas apa pagi ini?”

“Biologi,” jawab Jongin setelah menelan makanannya. “Kau?”

“Ekonomi. Aku sama sekali tidak mengambil kelas ilmu pengetahuan alam,” kata Sehun. “Omong-omong, apa itu Apple Watch?”

Jongin mengangguk.

“Astaga! Ini kan baru dirilis sebulan yang lalu! Dan kau sudah memilikinya,” Sehun terpesona menatap Apple Watch itu. “Berapa harganya?”

“Sekitar lima ratus dollar Amerika.”

Senyum Sehun lenyap. “Ah, mungkin aku harus tidak makan selama sebulan untuk mendapatkannya sendiri.”

“Huh? No offense, tapi bukannya kemarin kau bercerita Ayahmu international businessman yang selalu memberimu uang saku yang cukup setiap bulannya?”

“Tapi tidak sebanyak itu,” kata Sehun. “Orang tuaku tidak mau begitu memanjakanku. Mereka hanya membiayai uang sekolahku dan makan. Sisanya, aku harus memanfaatkan uang saku dari mereka sebaik mungkin. Jika kurang, aku mendapatkannya dari gaji kerja paruh waktu.”

“Kerja paruh waktu? Sebagai apa?”

“Barista,” jawabnya. “Kapan-kapan datanglah ke Starbucks di COEX. Aku mengambil shift malam di hari kerja dan shift pagi di akhir pekan.”

“Akan kucoba.”

Sehun mengulum senyum. “Nah, aku kan sudah menceritakan diriku, sekarang giliranmu.”

Jongin terdiam sambil meneguk air mineral banyak-banyak. Dia tidak pernah suka menceritakan tentang keluarganya pada orang lain. Bukannya karena malu atau apa, tapi karena Jongin menyimpan sebuah rahasia.

“Ya sudah, aku tidak akan memaksa,” kata Sehun. “Aku sudah bisa menyimpulkan keluargamu pasti kaya sekali sampai kau bisa minta dibelikan Apple Watch di hari rilisnya.”

“Enak saja,” Jongin merengut. “Mereka tiba-tiba membelikan ini di hari ulang tahunku, tahu.”

Sehun tertawa. “Aku hanya bercanda, man.”

Sekitar lima menit kemudian bel berbunyi. Jongin bersama Sehun berjalan bersama menuju gedung utama, lalu berpisah di lantai ketiga karena kelas mereka berbeda.

Laboratorium Biologi sudah penuh saat Jongin masuk. Hanya tersisa satu meja panjang dibelakang. Jongin berjalan menujunya. Beberapa murid memerhatikannya. Hanya beberapa. Rata-rata anak yang mengambil pelajaran ilmu pengetahuan alam lebih peduli pada pelajaran daripada berita terpanas disekolah.

“Kim Jongin.”

Jongin mengangkat tangan saat Mr. Park memanggil namanya untuk diabsen, tanpa mengalihkan pandangan dari buku Biologi yang sudah dibukanya begitu dia duduk.

“Jung Soo—“

“Joesonghamnida, seonsaengnim, saya terlambat.”

Jongin mendongak begitu mendengar suara familier tersebut. Soojung sedang membungkuk dalam-dalam di ambang pintu. Jongin tidak dapat melihat wajahnya karena tertutup rambut hitamnya yang terjatuh ketika dia membungkuk, tapi dia tahu itu Soojung.

“Well, aku baru saja ingin mengabsenmu, jadi kuanggap kau tidak terlambat. Duduklah disamping Kim Jongin,” kata Mr. Park. “Dan gunakan Bahasa Inggris! Ini sekolah internasional!”

Soojung membungkuk sekali lagi lalu mengikuti perintah gurunya.

“Hai.” Jongin bergumam begitu Soojung duduk disampingnya.

“Hai.” Balas Soojung datar sambil mengeluarkan buku dari dalam tas.

“Aku tidak pernah tahu kau mengambil kelas Biologi.”

“Wah, kerja bagus, Mr. Kim Jongin, kau berhasil menyakiti perasaanku dengan kata-kata itu,” kata Soojung. “Aku bahkan selalu melihatmu di kelas ini.”

Jongin tersenyum kecil. “Aku minta maaf untuk kejadian kemarin.”

“Tidak perlu. Bukan salahmu Nam Taehyun membuatku marah.”

“Bukan. Bukan soal itu,” kata Jongin. “Soal aku tertidur d

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
hasna_ #1
Chapter 24: selama itu kah dua tahun? ngerasa baru kemarin Nemu cerita ini eh tiba2 udah ending aja,...
huhuhu...
ini antara senang dan menangis..
terima kasih mbaknya sudah memposting ceritanya dan membiarkan kami para readers untuk membaca secara gratis...
hehehe...
hanjeyoo #2
Chapter 24: waaah happy ending!!! sukaaa banget sama chapter ini, jongin manis banget ke soojung :333
aku makasih banget loh sama kamu karena udah nulis cerita sebagus ini. rasanya waktu yang lama aku tunggu untuk setiap updatenya itu worth it karena ceritanya nggak mengecewakan. suka banget deh pokoknya, ff ini masuk salah satu list ff favorit aku :333
eraldd #3
Chapter 24: Aku baca ff ini pas ff ini baru nyampe part 5 atau 6 kalo gak salah. Aku kagum sama ff ini. Aku suka sama karakternya jongin disini, karena aku suka cowok yang kayak gitu omgg haha aku juga suka karakter soojung di sini.. aku juga gak nyangka aku nunggu ff ini kelar memakan waktu yang lama. Aku maklum kalo soal writer's block. Ya kalo udh kayak gitu kan tetep aja gak bisa di paksa... tapi sekarang udah tamat hmm sedih tapi namanya juga cerita pasti ada akhirannya.. :):):)
hasna_ #4
Chapter 23: semua sudut serba manis disini sudah mabok, tidak tahan lagi huhuhu...
why this always so fluffy..
i'm dying now..
hanjeyoo #5
Chapter 23: like finally ya, jongin! so proud of you!
sedih deh cerita ini bakalan tamat :(
hasna_ #6
Chapter 22: sebentar ini gimana ya ampun bingung huhuhu...
tetep ya Kim Jongin tuh heuuu gimana gak baper digituin huhuhuhuhu..
hanjeyoo #7
Chapter 22: haaa itu ayahnya masih hidup kaan?? :(((
anneeeyyyy
#8
I just found this and I was surprised to see that it's in Bahasa Indonesia. I'm actually pretty glad to know that. I've been learning the language for the past months. This will be a big help for me. ❤
coordynoona
#9
Chapter 21: JONGIN SAYANG BGT SAMA KAMU HUHU
hasna_ #10
Chapter 21: tolongin ini pusing banget yang baca huhuhu mau peluk satu satu