Chapter 8
Murder Game - HoMin Version”Pemilik mobil itu adalah Seo Sanghyun. Pelaku pembunuhan berantai yang tewas 2 tahun lalu”
チャンミン
Seoul, FBI’s 1st Criminal Quarter
Empat pasang mata bergantian menatap Kim Junsu, Kim Jaejoong dan Park Leeteuk tak percaya.
“Lelucon apa ini?! Orang itu sudah terbunuh 2 tahun yang lalu. Kita melihat sendiri mayatnya” Kyuhyun yang pertama kali bersuara.
“Tim CSI telah memastikan mobil itu memang terdaftar atas nama Seo Sanghyun”tambah Leeteuk.
“Apa tidak ada informasi mengenai siapa yang mendapatkan semua aset Seo Sanghyun ini ketika ia meninggal hyung?” tanya Kibum.
“Tidak ada Kibum-ah. CSI sudah menelusuri catatan seluruh aset yang dimiliki oleh Seo Sanghyun namun tidak ada keterangan hak waris. Semua asetnya telah dibekukan dan CSI masih menelusuri siapa yang melakukan itu”jelas Junsu.
Cukup lama suasana menjadi hening. Tidak ada yang berbicara hingga akhirnya Changmin.
“Aku sudah menduga. Ada yang membantu Sanghyun dalam kasus pembunuhan berantai dua tahun lalu”
“Apa ini mengenai kecurigaanmu yang kau ceritakan padaku itu Min?”kali ini Kibum. Changmin hanya mengangguk, sementara Jaejoong menatap Changmin dan Kibum bergantian, curiga.
“Apa yang kalian berdua bicarakan? Kenapa aku tidak pernah mendengar tentang hal ini?”Kibum menatap Changmin berharap sahabatnya itu menjawab pertanyaan Jaejoong, namun yang ditatap hanya menunduk berpura-pura tidak mendengarkan pertanyaan itu. Menghela nafas, Kibum pun mulai menceritakannya.
>>>FLASHBACK<<<
Seoul, 2 years ago.
“Apa kau yakin Min?” Kibum menatap ragu Changmin yang masih berdandan sebagai wanita sedang diobati oleh tim paramedis. Mereka baru saja menangkap pelaku kasus pembunuhan berantai yang telah meneror Seoul selama 5 bulan ini. Changmin yang terluka saat menyamar menjadi salah satu calon korban ini hanya mengangguk.
“Aku yakin. Harus berapa kali aku katakan padamu jika bukan aku yang menembak pembunuh itu. pistolku berhasil direbutnya”
“Ini mustahil Min. Kau tahu kan, ketika kami dan SWAT menyerbu masuk pelaku itu sudah tewas, kami pikir kau yang melumpuhkannya”
“Karena itu Kim Kibum, aku katakan padamu ada orang lain selain kita FBI di lokasi itu. Aku rasa dia yang membantu Sanghyun selama ini hanya saja kenapa dia malah menembak Sanghyun dan menyelamatkanku?”
”Mungkin kau masih mengalami shock Min, karena tidak menyangka berhasil menembaknya” Kangin mendadak muncul dari antara kerumunan petugas medis. Rupanya Supervisor mereka ini mendengar percakapan keduanya tadi. Changmin menatap Kangin jengkel. Ia masih merasa kesal.
“Jangan mulai lagi Hwang Kangin-ssi. Aku tidak mengalami shock, delusi atau apapun yang kau pikirkan”
”Tapi Min, SWAT sudah memeriksa bangunan itu dan mereka tidak menemukan orang lain. Di bangunan itu hanya ada kau dan pelaku sebelum kami meyerbu masuk jadi yang kau katakan itu tidak mungkin”
“Bisa saja pelaku satu lagi itu sudah kabur. Terserah kau ingin percaya padaku atau tidak tapi yang menembak Seo Sanghyun bukanlah aku. Ada orang lain dan siapapun itu orangnya dia bisa saja berniat jahat”Agent muda ini lalu menyingkirkan tangan paramedis dan dengan bantuan sahabatnya berdiri.
“Kita pergi dari sini Kibum-ah. Aku ingin mengganti baju” sahutnya sebelum pergi dengan tertatih dibantu Kibum.
>>>FLASHBACK END<<<
“ Kenapa tidak ada satupun dari kalian berdua yang berpikir untuk menceritakannya padaku?” Jaejoong menatap tajam Kibum dan Changmin bergantian.
”Kangin-hyung melarang kami untuk bercerita hyung. Ia bilang tidak ingin menimbulkan spekulasi untuk hal yang tidak pasti” jelas Kibum. Jaejoong masih terlihat tidak puas dengan penjelasan Kibum. Ia lalu menatap Yunho, Junsu dan Leeteuk bergantian.
“Apa di antara kalian ada yang tahu mengenai hal ini? Junsu dan Leeteuk hanya menggeleng.
“Aku berani bersumpah aku tidak tahu. Kangin tidak menceritakan hal ini padaku” jawab Yunho. Ia memang tidak berbohong, Detektif ini sendiri sempat merasa aneh dengan tindakan Changmin yang ngotot tidak mengakui jika ia menembak pelaku kasus 2 tahun lalu sementara Kangin mengatakan pada semua jika Changmin yang melakukannya.
“Kita akan bahas masalah ini lebih lanjut nanti. Saat ini ada hal lebih penting yang perlu kita bahas” lanjut Jaejoong.
“Aku setuju hyung. Bagaimana jika kau memberitahuku mengenai mayat Im TaeKang?” sahut Changmin lega karna ada pergantian topik. Jaejoong hanya mengangguk setuju dan menyuruh Leeteuk untuk bercerita. Hanya Changmin, Yunho dan Kyuhyun yang menyimak karena memang mereka bertiga yang tidak tahu sedangkan Junsu dan Jaejoong menyibukkan diri membaca laporan tentang Koo Dongjin dari Kibum
“Tapi tidakkah kalian merasa jarak waktu sejak Taekang hilang dengan waktu mayatnya ditemukan sangatlah dekat? Maksudku dibandingkan dengan korban yang lainnya” sahut Yunho begitu Leeteuk selesai bercerita.
“Aku juga merasa demikian. Mungkin dia sudah memiliki calon korban baru” Junsu menyetujui.
“Jika memang dia memiliki calon korban baru, bukankah terkesan lebih aneh? Seakan pembunuh itu mengejar sesuatu dan ia pasti akan menghubungi Changmin dan Detektif Jung” kali ini Kibum.
“Daripada kita bermain tebak-tebakan tentang jalan pikiran pembunuh ini sebaiknya kita segera bergerak. Aku ingin Changmin dan Detektif Jung kembali ke kafe dimana ledakan itu terjadi lalu Kibum dan Junsu, kalian menuju rumah Sanghyun dan memeriksanya kembali. Kalian bisa mengambil kunci masing-masing tempat pada Ilwoo-ssi. Cari apapun yang bisa kalian temukan di sana untuk dijadikan bukti. Teukie, kau akan membantuku untuk memeriksa kembali laporan Kibum ini” perintah Jaejoong. Yunho cukup terkejut dengan perintah Jaejoong yang ikut melibatkan dirinya itu, padahal biasanya unit chief itu selalu berusaha menjauhkannya dari kasus.
“Kenapa bukan aku saja dan Detektif Jung yang memeriksa rumah Sanghyun? Apa hyung tidak percaya padaku?” tanya Changmin.
“Ini bukan masalah percaya atau tidak Min. Jika memang dugaanmu benar kalau ada yang membantu Sanghyun maka akan berbahaya jika kau yang ke sana Min” jelas Jaejoong.
“Jangan mulai lagi memperlakukan aku layaknya anak kecil hyung. Aku ini sudah 24 tahun dan seorang Agent federal yang bisa menjaga diri” Jaejoong baru akan membantahnya lagi, namun Junsu menahannya.
“Baiklah Min, kau dan Yunho saja yang pergi ke rumah Sanghyun biar aku dan Kibum yang menuju TKP ledakan” sahut Junsu membuat Jaejoong menatapnya tajam. Tersenyum senang Changmin bergegas pergi sebelum Jae hyungnya bisa melarang tentunya diikuti Yunho.
“Apa maksudmu memberikan izin pada Changmin, Kim Junsu?!” seru Jaejoong begitu Changmin pergi.
“Aku mengerti kekhawatiranmu Jae tapi Changmin ada benarnya. Ia sudah dewasa dan bisa menjaga dirinya. Ada Yunho juga yang bersama dengannya. Semakin kau menghalangi anak itu, ia malah akan semakin nekat? Kau tahu kan sifat adikmu itu” Jaejoong hanya bisa menghela nafas. Ia benci harus mengakui kalau Junsu benar. Merasa Jaejoong sudah bisa diyakini, Junsu pun mengajak Kibum pergi ke lokasi mereka meninggalkan Jaejoong dan Leeteuk yang mulai menenggelamkan diri dengan berkas laporan.
チャンミン
Aku benci anak pembawa sial itu. Dia hanya menjadi beban untuk kita...
Hartanya pun tidak bisa kita sentuh, dia tidak ada gunanya untuk kita...
Tapi yeobo, kalau kita kembalikan anak ini ke keluarga pria itu kita benar-benar tidak akan mendapat apapun...
Kenapa kita bisa tidak mendapatkan apa-apa...kita ini keluarganya juga, bahkan ketika keluarga pria itu membuang mereka dan sekarang kita harus seperti buronan yang bersembunyi dari mereka...
Statusku yang sebagai anak di luar nikah membuat posisiku tidak kuat...
Kau benar-benar tidak berguna...
Changmin kecil meringkuk di bawah futon yang menjadi tempat tidurnya. Ia tahu, jika ahjumma dan ahjussinya sudah bertengkar seperti itu pasti ia yang akan jadi tempat pelampiasan kekesalan ahjummanya. Changmin semakin meringkuk saat mendengar suara kaki mendekat ke gudang yang menjadi kamarnya. Bocah ini hanya berharap ahjummanya tidak terlalu kesal.
チャンミン
Seoul, Police Restricted Area,
Changmin sedang memeriksa ruang terakhir di rumah yaitu kamar Seo Sanghyun ketika ada panggilan masuk ke ponselnya. Mengecek ID penelpon Changmin segera menghampiri Yunho.
“The Hunter itu menelpon” sahutnya berbisik. Yunho hanya mengangguk dan menyuruh Changmin untuk mengangkat teleponnya.
“Yeboseoyo”
“Hai Minnie, senang mendengar suaramu lagi” Changmin hanya diam.
“Aww, Minnie kenapa hanya diam dan kenapa lama sekali mengangkat teleponnya? Apa kau perlu bertanya dulu kepada Detektif Jung Yunho untuk menjawab telponku” Mata Changmin membulat sempurna. Ia yakin sudah memeriksa seluruh ruangan di rumah ini dan tidak menemukan ada kamera pengawas. Yunho yang bingung melihat sikap Changmin pun bertanya tanpa suara.
“Ia mengawasi kita” balas Changmin juga tanpa suara. Yunho hanya mengangguk dan berjalan menuju ke arah jendela.
“Tidak perlu sekaget itu Minnie. Aku memang selalu mengawasimu. Kau dan Detektif Jung tidak akan menemukan apa-apa di rumah Sanghyun”
“Apa kau orang 2 tahu lalu yang menembak Sanghyun? Kau temannya?” Changmin tak bia menahan diri untuk tidak bertanya.
“hmm.. tidak segampang itu Minnie. Kau harus melakukan sesuatu dulu untukku” Mendadak bulu kuduk Changmin berdiri memikirkan apa yang diinginkan oleh Pembunuh itu.
“Apa yang kau mau?”
“Oww Minnie, kau manis sekali. Bagaimana jika aku memintamu untuk membunuh Detektif Jung ? apa kau akan melakukannya? Hanya ada kalian berdua, kau bisa membunuhnya dengan mudah” Changmin kembali menatap Yunho sedangkan yang ditatap hanya menggelengkan kepala. Tidak menemukan hal mencurigakan di luar.
”Kau sudah tahu jawabanku untuk hal itu bukan ?” Changmin balik bertanya dan ucapan The Hunter selanjutnya membuat Agent FBI ini bingung.
”Hahahahaha…Minnie kau mem
Comments