Chapter 7 part 1

Murder Game - HoMin Version
Please Subscribe to read the full chapter

Seoul, FBI’s  1st Criminal Quarter

“Kenapa hyung tidak menceritakan mengenai kasus bom kafe Tri-Angle itu padaku?!” Changmin melontarkan pertanyaan tersebut pada Jaejoong ketika hyungnya baru saja memasuki ruangan tempatnya berada.  Jaejoong tidak menyadari keberadaan Changmin diruangan itu terlonjak kaget. Pria yang terkadang kelewat overprotektif  pada Changmin itu sampai bengong  melihat  adiknya  yang seharusnya masih berada dirumah sakit malah duduk dengan manisnya disalah satu kursi ruangan tersebut.  Jaejoong lalu beralih, menatap Kyuhyun dan bahkan Kibum, sahabat baik adiknya yang seharusnya berada di Quantico itu duduk disebelah Changmin. Kyuhyun memasang tampang bersalah, sementara Kibum menghela nafas merasa yakin tidak lama lagi akan terjadi perang saudara.

 

Jaeoong mendengus sebal sebelum  bergerak menghampiri Changmin. Agentt Federal bermarga Kim ini tahu  pasti sang adik yang memaksa sahabatnya itu untuk membawanya keluar dari rumah sakit, tapi tetap saja mereka semua akan mendapat amukannya. Baru Jaejoong akan menjawab pertanyaan Changmin itu ponselnya berbunyi menandakan panggilan masuk. Tanpa melihat siapa penelponnya, Jaejoong mengangkatnya sebelum kemudian mengernyit heran dengan apapun yang dikatakan oleh si-penelpon. Tak lama wajahnya kembali berubah kesal.

 

“Ya. Dia berada disini, dan jangan kau tanyakan bagaimana ia bisa keluar dari rumah sakit itu karena aku juga tidak tahu!” bentak Jaejoong pada penelpon yang kemudian diketahui sebagai Jung Yunho dan mematikan ponselnya. Ia kembali menghadap Changmin. Tak Memperdulikan pertanyaan sang adik tadi, Jaejoong berkacak pinggang dan mulai mengomeli Changmin.

 

“Kau Shim Changmin! Sebaiknya kau punya alasan bagus kenapa saat ini kau berada disini dan bukannya berbaring di Seoul National Hospital!” kali ini giliran Changmin yang menatap bengong hyungnya. Bukankah tadi ia yang marah pada Hyungnya, kenapa malah jadi sebaliknya. Tidak mendapatkan respon dari Changmin, Jaejoong pun melanjutkan omelannya dan bahkan Kyuhyun dan Kibum ikut kena omel.

 

“Tidak bisakah sekali saja dalam hidupmu kau menuruti kata-kata hyungmu ini Shim Changmin! Kau itu masih perlu banyak beristirahat. Apa kau mau hyung mati muda karena melihat kau jatuh pingsan lagi! Dan Kau Cho Kyuhyun! Hyung tahu pasti kau yang membawa Changmin keluar dari rumah sakit. Apa pun yang dilakukan bocah ini untuk membujukmu berani sekali kau membawanya tanpa seizinku! Kau juga sama saja Kibum, siapa yang mengizinkanmu pulang dari Quantico? dan ikut-ikutan kedua bocah ini. Seharusnya kau lebih bisa mengambil sikap untuk hal seperti  ini bukan malah mengikuti kelakuan kedua bocah pembangkang ini. Jangan hanya diam saja jawab aku?!” Kyuhyun menatap Jaejoong ngeri. Ia sudah sering mendengar banyak cerita mengenai keseraman Jaejoong jika marah, tapi ia tidak pernah membayangkannya segalak ini dan bahkan dirinya sendiri yang menjadi sasaran kemarahan itu kali ini. Kibum yang sudah terbiasa menghadapi kemarahan Jaeoong semenjak ia dan Changmin berteman di Sekolah Menengah itu pun dengan tenangnya menjelaskan.

 

“Maaf hyung, aku baru saja sampai di Seoul kemarin malam begitu mendengar tentang bocah ini dari Kangin hyung. Dia juga yang memintaku pulang. Maaf aku tidak mengabarimu dan bertindak seenaknya, lalu masalah adikmu ini, Hyung tahu sendirikan bagaimana Changmin? Jika diperlukan adikmu TERCINTA ini bisa sangat memaksa dengan ancaman-ancaman dan juga bahkan bisa menjadi sangat manis dalam merayu korbannya. Kyuhyun mengatas-namakan tidak tega, menemui dokter Changmin dan memaksa dokter mengeluarkan surat pengantar agar Changmin diizinkan keluar dari rumah sakit”

 

Selama setahun belakangan ini, Kibum yang berada satu divisi dengan Changmin memang mengambil cuti dari tugas FBI Seoul. Ia memutuskan untuk mengambil pelatihan di Quantico. Namun begitu mendengar kabar mengenai kasus yang berhubungan dengan sahabatnya ini, ia langsung menghentikan pelatihannya dan kembali ke Seoul bahkan sebelum mendapat izin dari Unit chief divisi dan pengawasnya, Kim Jaejoong. Mendengar Kibum selesai dengan penjelasan, Kyuhyun memberanikan diri menatap Jaejoong.

 

 “Err… hyung, kau dengarkan penjelasan Kibum tadi. Kau tahukan hyung kalau Changmin terkadang bisa sangat memaksa bahkan hingga membuat orang  merasa keamanannya terancam. Kau bayangkan saja berada diposisiku, dengan bocah ini yang terus merengek dan mengancam dengan kata-kata ‘MANIS’ mau tak mau aku pun menuruti keinginan bocah ini hyung” Changmin yang sedari hanya diam dan mendengar ketiga orang mengatainya bocah ini pun tidak tinggal diam.

 

“"Hey, jangan seenaknya kalian semua mengataiku bocah dan kau Kyu, beraninya kau menimpakan semua kesalahan padaku" protes Changmin

 

“Karena itu semua memang salahmu Shim Changmin! Kau yang terus-terusan memaksaku untuk mengeluarkanmu dari rumah sakit” balas Kyuhyun tak mau kalah. Keduanya pun saling menyalahkan satu sama lain sementara Jaejoong hanya melipat kedua tangannya di depan dada dan menatap kedua Agent muda itu.

 

“Cukup kelakuan kalian berdua! Kibum dan Kyuhyun sebaiknya kalian keluar dulu. Aku perlu bicara dengan adikku yang keras kepala ini” perintah Jaejoong. Kepalanya mendidih mendengar pertengkaran kedua orang ini. Tak perlu diperintah dua kali, dengan senang hati Kyuhyun langsung melarikan diri. Kibum pun berdiri menyusulnya, meninggalkan Changmin yang masih terus mengomeli Kyuhyun.

 

“Sekarang katakan padaku Shim Changmin? Kenapa kau berada disini dan bukannya beristirahat di rumah sakit?!”

 

“Hyung, aku sudah terlalu banyak beristirahat. Hampir dua minggu aku habiskan hanya dikasur rumah sakit dan hyung masih  bertanya alasan aku berada disini? Aku bosan dan ingin menyelesaikan kasus The Hunter itu”

 

“Lagi-lagi Kasus sialan itu! Tidak bisakah kau berhenti dulu memikirkan kasus Min! Apa kau pikir Tim kita tidak akan bisa mengatasinya?!”

 

“Aku tidak bermaksud begitu hyung. Aku hanya tidak bisa hanya berbaring saja sementara pembunuh itu masih berkeliaran diluar sana siap  menjadikan  siapapun yang tidak  bersalah sebagai korbannya. Jangan pikir aku tidak tahu hyung,  kalau ledakan bom di kafe itu itu terjadi karena hyung melarang aku menangani kasus ini. Aku tidak mau ada lagi yang menjadi korban”.

 

“Hyung tahu Min. Hyung hanya ingin untuk sementara saja kau berhenti memikirkan pembunuh gila itu dan fokus pada kesehatanmu. Kau tahu hyung rela mengorbankan puluhan bahkan ratusan orang hanya agar kau tidak terluka Min-ah, bahkan jika itu nyawa hyung sendiri” Kalimat terakhir dari Jaejoong itu membuat Changmin terdiam. Mendadak lantai ruangan itu menjadi hal yang lebih menarik untuk ditatap daripada wajah hyungnya. Changmin tahu Jae hyung sangat menyayanginya walaupun ia hanya adik angkat,  namun mendengar kata-kata itu keluar langsung dari mulut hyungnya terkesan aneh. Bukan, bukan aneh karena ia tidak menyayangi hyungnya atau tidak menghargai hyungnya. Ia hanya tidak tahu bagaimana mengungkapkan perasaannya dengan tepat. Dan lagi urusan kali ini berbeda, Ia tidak boleh lemah. Secepat mungkin ia harus selesaikan kasus ini untuk menghindari korban lagi.

 

“Aku tahu kalau hyung sangat menyayangiku dan aku juga menyayangi hyung. Maafkan aku Jae hyung, tapi aku tidak bisa diam saja. Bukannya aku juga meragukan kemampuan hyung dan yang lainnya, aku tidak bisa tenang sebelum aku pastikan pembunuh itu tertangkap” Changmin menatap langsung hyungnya. Tindakan yang biasa ia lakukan jika ia sudah mengambil keputusan dan tidak ingin dilarang.

 

Jaejoong yang paham akan gesture tersebut terdiam. Ia tidak bisa berbuat banyak jika Changmin telah bersikap seperti ini. Adiknya akan semakin nekat jika terus dilarang.

 

"Hyung hanya ingin yang terbaik untukmu Min. Kau sama saja dengan menyiksa hyung jika harus melihatmu terbaring lemah seperti kemarin" Jaejoong meneruskan dengan suara yang lebih lembut kali ini.

 

"Maafkan aku hyung karena membuatmu khawatir, tapi hal itu tidak akan terjadi lagi. Aku tidak akan kalah. Aku juga tidak akan membiarkan ada korban lagi” tegas Changmin.

 

"Sifat itulah yang menjadi kelemahan sekaligus kekuatan terbesarmu Min. Kita memang bertugas menangkap pelaku itu. Namun kita juga bukan Tuhan Min. Tidak semua hal bisa kita lakukan dengan sempurna" Changmin mengerti maksud hyungnya itu, tapi tetap saja otaknya menolak hal itu. Changmin memilih untuk tidak membantah hyungnya lagi. Ia tidak ingin menambah beban hyungnya yang sudah banyak. Ragu-ragu, Changmin melakukan hal yang selama ini jarang dilakukannya. Agent itu berdiri dari posisi duduknya dan memeluk JaeJoong. Membuat sang kakak terkejut namun senang. Jaejoong pun membalas pelukan sang adik dan keduanya bahkan tidak menyadari keberadaan orang lain yang mengawasi mereka.

 

チャンミン

 

Yunho berdiri dengan canggung di depan pintu masuk ruangan tempat Changmin dan Jaejoong berada. Ia tidak ingin menjadi penganggu moment kakak-adik ini namun ia juga tidak mau terus-terusan berdiri di depan pintu. Detektif tampan ini sudah bediri tidak lama sejak Kibum dan Kyuhyun diusir Jaejoong. Ia begitu fokus memperhatikan kedua saudara ini tanpa menyadari Junsu yang juga ikut berdiri di belakangnya. Berbeda dengan Yunho, dengan santainya  Junsu masuk ke dalam ruangan diikuti oleh Kibum yang berpapasan dengannya. Jaejoong dan Changmin yang berpelukan bukanlah hal baru untuknya, walaupun memang jarang terlihat lagi. Dulu ketika Changmin baru masuk menjadi keluarga Shim, Jaejoong seringkali memeluk Changmin kalau adiknya itu di-bully oleh teman-teman sekelasnya yang tahu status Changmin.

 

Junsu masih bisa mengingat bagaimana Jaejoong yang penuh amarah mendatangi teman-teman sekelas Changmin walaupun sang adik sudah melarang. Ia mengancam bahkan sempat memukul anak-anak yang mem-bully Changmin. Kejadian itu membuat Jaejoong yang telah berada di akademi FBI nyaris dikeluarkan. Walaupun karena itu tak ada satupun lagi yang berani mem-bully Changmin. Semenjak saat itu juga Changmin mulai berubah menjadi pribadi yang lebih kuat, tegas dan tertutup. Changmin tidak lagi membiarkan dirinya di-bully agar tidak menyusahkan hyungnya. Changmin dan Jaejoong buru-buru melepaskan pelukan mereka. Tidak ingin terlihat terlalu emosional. Sementara Yunho, oh well, Tuan Detektif kita Jung Yunho yang terkenal tampan hanya bisa melongo melihat Junsu yang dengan santainya masuk dan menganggap seakan tidak ada yang terjadi. Mengendalikan dirinya, Yunho juga menyusul masuk. Begitu berdiri di hadapan Changmin, Yunho meluapkan kekesalan yang ditahannya sejak tahu Changmin ‘KABUR’ dari rumah sakit.

 

 “Kau orang paling keras kepala dan bodoh yang pernah kutemui Shim Changmin!” seru Yunho. Changmin yang tidak mengerti menatapnya heran. Sementara Yunho terus meluapkan kekesalannya

 

“Kabur dari rumah sakit tanpa kabar. Kau membuat semua orang cemas karena sikapmu yang seenaknya itu!”. Oh ingin sekali Junsu yang mendengar itu tertawa tebahak-bahak. Bagaimana mungkin Changmin membuat yang lain cemas kalau yang tahu pemuda itu keluar dari rumah sakit dan tidak tahu dimana keberadaannya hanya Yunho.

 

“Aku tidak kabur dari rumah sakit. Dokter sudah memberiku izin” balas Changmin tak mau kalah.

 

“Yah dan kau sama sekali tidak mengatakannya padaku” gerutu Yunho bahkan tanpa ia sadari.

 

“Kau tahu Detektif Jung, kurasa aku tidak punya kewajiban untuk memberitahukan hal itu padamu. Kau lupa perjanjian kita.  Aku hanya berkewajiban memberikan info mengenai kasus saja padamu.” Jaejoong tersenyum penuh kemenangan mendengar kata-kata Changmin itu, sementara Junsu hanya memandang prihatin Yunho namun ia juga terlihat menikmati tontonan ini.

 

“Yah yah teruskan saja itu Changminnie dan aku akan kembali melihatmu terbaring di rumah sakit” Yunho lalu menuju ke sofa tempat Changmin duduk dan menghempaskan diri. Detektif itu lalu memegang dahi Changmin untuk mengecek suhu tubuhnya. Jaejoong yang melihat tindakan Yunho itu mau tak mau merasa tersentuh dengan perhatian Jung itu kepada Changmin, namun ia tak menampakkannya.

 

“Baguslah suhu tubuhmu terasa normal” Detektif itu lalu melanjutkan

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
ChangNeen
Story ini sebelumnya sudah pernah di publish di FFn, namun karena beberapa hal akhirnya saya pindahkan ke AFF. Fanfic ini di re-publish dengan sedikit perubahan

Comments

You must be logged in to comment
Zheeda #1
Chapter 14: Masih menunggu....
Tesyaliliani
#2
Chapter 14: Baru nemu cerita ini dan langsung suka. Kk kpn updatenya? Gak sabar sama kelanjutan cerita ini
Zheeda #3
Authornim..
Cassie_Army
#4
Chapter 14: Astagaaa udah apdet aja ini cerita favorit!!!
*mewek haru
Changminnieeee TT TT TT

Btw Gomawo authornim..
cecilyuu
#5
Chapter 14: Huaaa, kapan author update lagi? Ga sabar bgttt.
Changmin harus kuat,
Tunggu diselamatkan oleh Jae hyung and Yunho!
retnoyuul #6
Chapter 14: Can't waitttt to see what will happen to Changmin UwU
angelmax #7
Chapter 14: Mimpi apa ini saia ! Ini hari terindah saat buka aff lalu ada notif dan ternyata authornim updated !

Ya ampyunnn ini epep yg paling aku nantikan kelamjutanya...udah agak pesimis sih saat ampe dua tahun gak apdet TT...tapi syukurlah akhirnya authornim are back!

Agak kecewa sih pas bagian enceh di skip wkwkwk *ketauan reader yadong nih*

Semoga tetep dilanjut ampe tamat.amin
MaxRen13 #8
Chapter 14: Finally! Update! Yunho changmin jadiaaaaannnn udah dpt restu pula.. Skidipap jugaaa

Akhirnya gliran changmin skrng, smoga dia bisa brtahan..cpet slmatkan minnie??
mxcharm
#9
Chapter 14: akhirnya update, thanks krn masih melanjutkan ini. ini salah satu ff fav saya. semoga updatenya tdk terlalu lama ya hahahaha selamat melanjutkan. saya akan menunggu updatenya
Bigeast88 #10
Chapter 14: Absjdksnfjdjfke OMG BERKAH BULAN JANUARI!! AKHIRNYA UPDAAATTEEEE THOOOORRRR Huhuhuhuh TTwTT
Akhirnya jadian~~ eh tp NCnya kok dipotong sih /plak/ XDD
Smoga chami yg mulus g dilukai~~ pangeran jung cepat temukan kekasihmuuuuu!!
Good job thor bikin makin penasaraan hohoho

Update berikutnya jgn lama2 y thor X'D