Chapter 4

Murder Game - HoMin Version
Please Subscribe to read the full chapter

Chapter 4

 

Darah… darah… darah di mana-mana

Minnie… hyungie janji akan selalu menjaga Minnie… jadi Minnie tidak perlu takut

Darah…

Dua tubuh tergeletak tidak berdaya berlumuran darah

Minnie… tidak akan ada lagi yang akan membawa Minnie pergi dari hyungie

Darah…

Minnie mau pergi kemana… jangan takut hyungie akan selalu menjagamu Minnie…

Darah…

Gelap…

 

チャンミン

 

Gwangju, Jung’s Hotel 03.30 AM

Changmin tersentak bangun dari tidurnya. Memperhatikan sekelilingnya dengan waspada, dan ketika menyadari saat ini dia berada di kamar hotel, dia menghela nafas lega. Changmin kemudian mengusap keringat yang membanjiri wajahnya. Bersandar pada bantal tidurnya, dia mencoba mengingat mimpinya barusan.  Tidak banyak yang bisa diingatnya, hanya darah dan dua tubuh tergeletak tak bernyawa.

 

‘uggh, mimpi apa itu?’ batin Changmin. Dia  berusaha untuk mengingat mimpinya, tapi menyerah ketika kepalanya terasa sakit. Mencoba kembali tidur, Changmin bergulung dalam selimutnya. Setengah jam berlalu, pemuda 24 tahun itu menyerah. Tampaknya rasa kantuknya menghilang begitu saja. Menghempaskan selimutnya sembarang, Changmin memutuskan untuk mandi. Mengharapkan  air hangat dapat menenangkannya.

 

チャンミン

 

Gwangju, Jung’s Hotel 08.10 am

Changmin menatap orang-orang yang keluar-masuk hotel Jung sedari tadi. Sejak terbangun karena mimpi buruk dan tidak dapat melanjutkan tidurnya lagi, Changmin memutuskan untuk bersiap diri menemui polisi Gwangju itu saja. Tidak ada hal yang dikerjakan saat ini.  Menikmati sarapan dan menunggu Jung Yunho bangun.

 

‘Jung Yunho’ mengingat nama itu, seketika wajah Changmin langsung memerah. Pemuda manis ini mengingat kejadian semalam saat Yunho memeluknya. Changmin menggelengkan kepala. Mencoba menjernihkan pikirannya.

 

“Hey kau bangun pagi hari ini!” Changmin melonjak kaget lalu mengalihkan pandangannya ke suara yang memanggilnya, dan berdirilah di hadapannya tak lain tak bukan pria yang menganggu pikirannya, Jung Yunho .

 

“Pagi sekali kau bangun hari ini. Waktu mampir ke kamarmu tadi aku bertemu dengan pelayan yang sedang membereskan kamarmu, dan dia mengatakan kau sudah berada di sini sejak jam tujuh” lanjut Yunho yang tidak mendapat respon dari Changmin. Sadar dari keterkejutannya, Changmin buru-buru mengalihkan pandangan.

 

“Kau baik-baik saja?” tegur Yunho, kali ini sambil mengambil tempat duduk tepat di sebelah Changmin dan mulai memesan sarapannya. Changmin tidak merespon, sibuk dengan pemikirannya.

 

“Yakin baik-baik saja Shim Changmin?” tampak raut khawatir menghiasi wajahnya. Changmin yang mendadak dipandang intens itu, segera berpaling.

 

“A-aku baik-baik saja. Hanya memikirkan kasus” Changmin mengutuki dirinya yang terdengar gugup. Dia berusaha menatap kemanapun asal bukan Jung Yunho.

 

“Jangan terlalu memikirkannya dan membuat dirimu stress  Changmin-ah” ujar Yunho sambil memulai memakan sarapan pesanannya.

 

“Sudah sarapan Min?” Tanya Yunho lagi tanpa bosan dan hanya dijawab anggukan oleh Changmin yang menyibukkan diri membaca koran, membuat Yunho terheran dengan perubahan Mood-nya

 

“Apa dia marah karena  semalam?” mau tidak mau hal itu terlintas di pikiran Yunho. Ingin menanyakannya, tapi dia takut malah akan memperburuk Mood Changmin. Memilih diam, Yunho melanjutkan sarapannya.

 

“Kapan kita akan menemui polisi itu?” tidak tahan dengan keheningan yang terlalu lama, Yunho membuka suara.

 

“Lebih cepat lebih baik, aku ingin segera kembali ke Seoul” jawab Changmin cepat. Terlalu cepat malah, dan mau tak mau membuat Yunho kembali heran. Ditatapnya pria di sebelahnya itu cukup lama. Tersenyum mengerti,  Yunho mengalihkan pandangannya dan menghabiskan sarapan.

 

“Hei, Agent Shim Changmin yang keras kepala bisa bersikap seperti ini  juga rupanya” goda Yunho. Changmin menatap Yunho dengan mata terbelalak kaget.

 

“A-apa maksudmu?” Tanya Changmin panik. Ditambah lagi ketika melihat ekspresi pewaris Jung’s itu.  Yunho hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

 

“Kalau begitu kita berangkat sekarang juga dan secepat mungkin kembali ke Seoul” sahutnya tanpa menjawab pertanyaan Changmin, lalu berdiri dan menuju keluar hotel. Changmin hanya menatap bengong Yunho sebelum berdiri dan ikut mengejar detektif itu.

 

Perjalanan mereka ke kantor kepolisian penuh dengan kecanggungan. Hanya suara musik mobil Yunho yang terdengar. Detektif dan Agent FBI itu sendiri terlalu sibuk dengan pikiran masing-masing. Begitu tiba, Changmin menghela nafas dan segera memposisikan dirinya di belakang Yunho ketika keduanya berjalan menuju kantor. Tak lama, tampak seorang pria muda berseragam menghampiri mereka.

 

“Detektif Jung?” tanyanya memastikan pada Yunho. Yunho mengangguk kemudian berjabat tangan dengan pria itu.

 

“Jung Yunho, anda?” Tanya Yunho kembali. Pria itu tersenyum sebelum menjawab.

 

“Shin ChanSung, saya adalah petugas polisi yang bertanggung jawab atas penemuan mayat Shin In Joo yang kebetulan juga sepupu saya. Changmin mengumankan ‘astaga’ dengan cukup keras dan itu mengalihkan perhatian ChanSung padanya.

 

“Ah, rekan anda detektif Jung?” ChanSung melemparkan senyum pada Changmin yang menurut Yunho terkesan sangat menyebalkan.

 

“Yah, begitulah. FBI Special Agent Shim Changmin yang bertanggung jawab atas kasus pembunuhan berantai ini” jawab Yunho terkesan dingin namun sepertinya Chansung tidak menyadari hal tersebut atau pura-pura tidak menyadarinya, karena saat ini perhatiannya terfokus pada Changmin.

 

“Aku sangat menyesal tidak bergabung dengan FBI jika tahu mereka memiliki Agent semanis ini” sahut Chansung lagi. Jelas sekali berusaha menggoda Changmin. Yunho mendengus.

 

“Terima kasih sersan Shin. Tapi kau tahu bergabung dengan FBI juga bukan perkara yang mudah. Kau tidak bisa bergabung begitu saja” sahut Changmin  dan Yunho ingin sekali berteriak girang, apalagi ketika dilihatnya  ekspresi Chansung. Polisi itu pun segera mengalihkan pembicaraan.

 

“Sebaiknya kita mengobrol dengan lebih tenang lagi di dalam saja” Chansung lalu memimpin Changmin dan Yunho ke salah satu ruangan di kepolisian tersebut. Begitu mereka sampai, dengan segera Chansung menarik kursi dan mempersilakan Changmin duduk. Kembali membuat Yunho mendengus kesal melihat perlakuan Chansung paada Changmin  itu.

 

“Terima kasih kembali sersan Shin, tapi aku bisa menarik kursiku sendiri” namun Changmin tetap duduk juga. Chansung pura-pura tidak mendengar. Mereka terlibat pembicaraan cukup lama dan Yunho merasa Changsung melakukannya dengan sengaja. Polisi muda itu terlihat sekali berusaha mendekati Changmin, membuat Yunho ingin  menarik Changmin keluar dari ruangan sesegera mungkin. Hal itulah yang nyaris saja membuat seorang Jung Yunho bersorak girang ketika Changmin mengatakan pembicaraan mereka selesai.

 

“Senang sekali berbicara dengan kalian” ujar Chansung namun jelas pandangan selalu pada Changmin. Yunho dan Changmin hanya membalasnya dengan anggukan.

“Agent Shim, apa kau ada waktu?  Aku ingin mengajakmu untuk makan malam” ajak Chansung ketika dirinya mengantar keduanya menuju mobil. Changmin baru saja akan menutup pintu mobil Yunho dan menjawab, namun Yunho terlebih dulu menyela.

 

“Maaf sersan Shin. Agent Shim tidak punya banyak waktu karena kami harus kembali ke Seoul” ketusnya sebelum masuk ke mobil dan melaju. Meninggalkan Chansung untuk mengutuki dirinya.

 

チャンミン

 

Seoul, FBI 08.30 am

Changmin memasuki ruangan kosong divisi satu kriminal nasional FBI. Untuk pertama kali sepanjang karir FBI miliknya, dia menjadi orang pertama yang hadir dalam ruangan tersebut. Biasanya untuk hadir tepat waktu saja diperlukan omelan Jaejoong ataupun telepon beruntun dari Junsu dan kali ini ia menjadi orang yang pertama hadir. Menghela nafas, Changmin kembali memikirkan hal-hal yang baru saja dialaminya. Mulai dari pembunuh berantai itu hingga kejadian semalam. Ya, setelah Yunho menolak ajakan Shin Chansung untuk dirinya, Changmin dan Detektif itu tiba di Seoul nyaris tengah malam dan tanpa basa-basi dia langsung masuk ke apartemen meninggalkan Yunho yang mengantarnya. Tanpa mengucapkan salam. Pikirannya terlalu kacau. Changmin juga mengingat hal yang menyebabkannya menjadi orang pertama yang datang pagi ini. Dia kembali terganggu oleh mimpi yang sama ketika berada di Gwangju, dan hal itu benar-benar menganggunya. Memejamkan mata, Changmin tidak menyadari Leeteuk yang telah berada di ruangan dan menatap kaget dirinya.

 

“Astaga, aku benar-benar sangat terlambat hari ini!” seru Leeteuk. Changmin  menyadari kehadiran Leeteuk menatapnya sebal. Merasa tersindir.

 

“Hyung! Jangan menyindirku” Leeteuk hanya tertawa mendengar gerutuan Changmin, namun tawanya terhenti melihat wajah pucat pria di hadapannya.

 

“Min, kau baik-baik saja? Wajahmu terlihat pucat”

 

“Aku baik-baik saja hyung. Hanya lelah. Perjalanan Seoul-Gwangju cukup melelahkan” mendengar jawaban Changmin, Leeteuk melompat dari duduknya.

 

“Yah Changmin! Bersiaplah kau menerima amukan Jaejoong!” seru Leeteuk. Changmin menatapnya bengong.

 

“Kau tahu Jaejoong menelpon mencemaskan keadaanmu dan kau tidak mengangkat satupun telponnya atau menelpon kembali. Kau benar-benar dalam bencana Min. Jae mendapat kabar dari teman baik Yunho kalau kau dan detektif itu pergi bersama ke Gwangju” cerita Leeteuk panjang lebar. Kali ini Changmin melongo, kemudian menepuk jidatnya. Dia benar-benar lupa harus mengabari Jaejoong. Dia terlalu terfokus dengan telepon dari pembunuh iitu.

 

“Astaga hyung! Kau harus menolongku! Aku benar-benar lupa menelepon  balik Jae hyung…” belum selesai Changmin menjelaskan pada Leeteuk, Jaejoong menyela dengan dinginnya.

 

“Oh jadi kau lupa untuk mengabari hyungmu sendiri, begitu Min? that’s great”,  Jaejoong berdiri sambil menyilangkan tangannya. Junsu yang berada dengan setia di sebelahnya hanya bisa menggelengkan kepala dan berdoa Changmin selamat dari amukan Jaejoong.

 

“Hyung! Aku benar-benar lupa dan aku punya alasan untuk hal itu”, Changmin berusaha membela diri. Namun Jaejoong tidak mudah lunak begitu saja.

 

“Dan apa itu alasannya Shim Changmin? Apa kau terlalu sibuk dengan urusanmu dengan tuan detektif itu sehingga lupa untuk mengabari hyungmu sendiri?”, Changmin menelan ludah. Jika Jaejoong sudah memanggil nama lengkapnya, dirinya benar-benar dalam masalah. Baru dia akan menjelaskan lebih lanjut ponselnya bergetar, menandakan panggilan masuk. Jantung Changmin berdetak kencang. Dia bisa menebak siapa yang menelpon.

 

“Yebeoseoyo” sahutnya pelan.  Changmin lalu memandang Jaejoong mencoba memberi tahu. Mengerti arti tatapan Changmin Jaejoong mengangguk dan segera  mendekati adiknya itu.

 

“Ah Minnie, senang bisa mendengar suaramu. Kau tentu tahu kenapa aku menelpon bukan?” Changmin bergidik ngeri. Ia bisa merasakan tangannya yang mengenggam ponsel itu bergetar.

 

“Ne. Aku akan menuruti kemauanmu. Kami akan mengadakan konferensi pers” tiga pasang mata langsung menatap Changmin bingung. Terdengar suara seperti tepukan dan juga tawa sebelum The Hunter itu kembali berbicara.

 

“Sudah kuduga kau akan membuat keputusan yang tepat Minnie, kau memang anak yang penurut sayang” kata-kata pria itu seperti tidak asing untuk Changmin, dan ia kembali teringat mimpinya semalam.

 

“Dan tentunya kau tidak lupa kan Minnie? Harus kau dan detektif Jung yang melakukan konferensi itu!”

 

“Ya aku ingat”

 

“Anak pintar, baiklah aku rasa cukup untuk sat ini. Aku akan menghubungimu lagi nanti Minnie jika aku sudah melihat wajah manismu di TV, aku akan selalu menyalakan televisiku untukmu. Jangan terlalu merindukanku ne” sambungan terputus namun Changmin masih tidak bergerak. Setiap kata-kata The Hunter itu seperti membangunkan sesuatu dalam ingatan Changmin. Ia merasa sudah terbiasa dengan kata-kata yang barusan diucapkan pembunuh itu  namun  dia tidak bisa mengingatnya dengan baik. Cha ngmin baru tersadar ketika tangan Jaejoong menarik ponsel itu dari genggamannya.

 

“Min, ada apa? Kau baik-baik saja bukan?” suara Jaejoong berbeda jauh dengan tadi. Semarah apapun Jaejoong pada Changmin, ketika melihat dongsaengnya pucat seperti saat ini tentu saja ia akan cemas.

 

“Pembunuh itu ingin apalagi darimu Min?” kali ini Junsu yang bertanya. Changmin hanya menatap kedua orang itu secara bergantian. Pikirannya masih belum terfokus. Baru ketika ia ingin menjawab, untuk kesekian kalinya ia disela.

 

“Orang gila penyuka nyawa manusia itu memintanya untuk membuat konferensi pers” berdiri tepat di depan pintu Jung Yunho. Dirinya kemudian mengambil posisi duduk di dekat Leeteuk, menghiraukan semua tatapan yang tertuju padanya. Junsu mengerutkan keningnya menatap detektif itu.

 

“Konferensi pers?” Yunho mengangguk menatap Junsu seakan mempertanyakan pendengaran Agent itu.

 

“Yah, konferensi pers. Dia mau aku dan Changmin mengumumkan pada publik tentang keberadaannya” Jaejoong menatap tajam Yunho. Bukan karena meragukan ucapannya, namun lebih karena Yunho yang mengucapkan nama Changmin dengan terkesan sangat akrab. Ia memutuskan menghiraukannya dan lebih memfokuskan diri pada Changmin.

 

“Kau menurutinya Min-ah?” Tanya Jaejoong, walaupun ia sudah tahu jawabannya. Changmin hanya mengangguk mengiyakan Jaejoong.

 

“Kau tidak boleh menurutinya Min! Seharusnya kau tidak perlu mengikuti apapun yang diminta oleh pembunuh gila itu” kali ini Junsu yang terlihat kesal. ia tidak mau pembunuh itu menjadikan Changmin alat permainannya. Changmin menenggelamkan kepalanya ke telapak tangan. Frustasi.

 

“Aku sangat ingin untuk menghiraukannya hyung! Tapi aku tidak punya pilihan bukan?!”

 

“Changmin benar Junsu-ssi. Pembunuh itu hanya akan memberikan petunjuknya jika konferensi diadakan, dan terpaksa mengakuinya kita benar-benar memerlukan petunjuk darinya” Yunho mencoba membantu Changmin.

 

“Kurasa detektif Jung benar Su. Aku benci mengakuinya tapi kita memang butuh petunjuk dari pembunuh itu, dan itu satu-satunya harapan kita saat ini” Leeteuk menambahkan. Junsu mendengus. Sementara Jaejoong kini sudah mendudukkan dirinya di sebelah Changmin.

 

“Seharusnya kau segera memberitahu hyung, Changmin. Kau tahu masalah ini benar-benar menguras tenagamu. Kau sangat pucat sekarang”  Changmin tersenyum mendengar omelan kecil Jaejoong. Hal itu jauh lebih baik daripada kemarahan Jaejoong menurutnya.

 

“Aku baik-baik saja hyung. Hanya sedikit frustasi” aku Changmin.

 

“Sebaiknya aku dan Junsu menemui Kangin sekarang dan melaporkan hal ini padanya. Secepatnya kita melakukan konferensi pers akan lebih baik” Leeteuk berdiri diikuti Junsu dan keduanya keluar dari ruangan. Hening menyelimuti ruangan itu. Hanya suara detak jam yang terdengar. Tidak satupun terlihat dari Jaejoong, Yunho maupun Changmin akan memulai pembicaraan hingga akhirnya Jaejoong membuka suara.

 

“Min, kau sudah sarapan?” Tanya Jaejoong. Dia benar-benar mengacuhkan kehadiran Yunho. Changmin mengangguk sebagai jawaban. Dia belum makan tapi tidak mau membuat Jaejoong lebih cemas dan dia juga sedang tidak ingin makan. Suasana kembali hening karena tidak ada yang berbicara. Tidak lama kemudian, Junsu masuk sendirian ke ruangan itu. Jaejoong segera berdiri dan menghampirinya.

 

“Kangin setuju dan kita akan melakukan konferensi pers siang ini juga. Tentu saja sesuai permintaan pembunuh gila itu detektif Jung dan Changmin yang akan mengumumkannya” jelas Junsu menatap baik Yunho dan Changmin. Yang ditatap hanya bisa mengangguk dan berdoa semua hal ini bisa segera selesai.

 

チャンミン

 

Seoul, FBI’s 1st conference room 14.15

Yunho memandangi sekeliling ruangan yang akan Ia dan Changmin gunakan untuk melakukan konferensi pers. Ruangan ini sudah penuh oleh awak media tidak lupa dengan kamera dan video record mereka. Keduanya akan memulai konferensi pers yang diminta oleh The Hunter itu. Yunho lalu menatap Changmin yang duduk tepat di sebelahnya. Pemuda ini terlihat pucat dan Yunho menyadari tangan Changmin yang terlihat gemetar. Merasakan sesuatu yang aneh dari kondisi Changmin itu, Ia meraih tangan Changmin dan mengenggamnya erat. Ia kemudian berbisik pelan yang hanya dapat didengar oleh Changmin.

 

“Semua akan baik-baik saja Min”, Changmin sempat terkejut dengan tindakan Yunho itu, namun ia tidak menolaknya, ia terlalu gugup. Dirinya tidak terbiasa dengan kerumunan seperti ini, apalagi dengan blitz kamera dimana-mana. Biasanya hal ini menjadi urusan media liaison mereka Park Leeteuk dan juga unit chief  yang tak lain Jaejoong hyungnya, tapi kali ini harus ia yang melakukannya. Memantapkan dirinya, Changmin mulai berbicara dan menjelaskan semuanya begitu rekan mereka yang lain memberi kode untuk memulai.

 

“Kurasa masyarakat sudah sangat menyadari mengenai beberapa kasus pembunuhan yang terjadi di sekitar  kita akhir-akhir ini. Mulai dari penemuan mayat di Gwangju hinggga di Busan. Kasus ini sendiri sudah diputuskan menjadi kasus Negara dan secara resmi akan sepenuhnya ditangani  oleh FBI. Kami meminta masyarakat untuk berhati-hati dan selalu waspada”

 

“Lalu apa hubungannya Detektif Jung Yunho dengan kasus ini, dan apakah kasus ini memiliki hubungan dengan kasus dua tahun lalu Agentt Shim?” salah satu wartawan mengangkat tangan dan mengajukan pertanyaan yang juga ingin ditanyakan wartawan lain. Changmin menghela nafas sebelum kembali menjelaskan lagi.

 

“Hal itulah juga yang akan kami sampaikan pada konferensi ini. Setelah kasus ini dibuka, FBI dan juga Detektif Jung menerima pesan dari orang yang mengaku pelaku pembunuhan berantai itu. Ia menjuluki dirinya The Hunter. Detektif Jung sendiri bergabung dengan kasus ini karena permintan dari FBI setelah mendapat persetujuab dari dirinya sendiri. Untuk hubungan dengan kasus dua tahun lalu, kami belum bias menebak sejauh itu. Kami hanya berharap kasus ini tidak memiliki hubungan sama sekali”

 

“Agent Shim, apakah benar desas-desus yang terjadi bahwa anda pribadi yang langsung mendapat telepon dari pelaku itu?”

 

“Benarkah kalau pelaku itu hanya mengincar pemuda berambut cokelat saja?” Changmin terdiam mendengar pertanyaan-pertanyan  itu. Semakin banyak wartawan yang juga mulai mengajukan pertanyaan-pertanyaan lain. Yunho yang menyadari kondisi Changmin, mengambil alih konferensi.

 

“Untuk sementara ini hanya hal tersebut yang dapat kami sampaikan. Kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk menangkap pelaku itu. Kami sangat berharap masyarakat waspada akan sekitarnya dan hindari keluar malam sendiri. Hanya ini dari kami. Terima kasih untuk perhatiannya” Yunho segera menarik Changmin keluar ruangan, sementara para wartawan itu masih sibuk mengajukan pertanyaan. Beitu sampai di tempat yang lebih sepi Changmin terduduk di lantai dan memeluk lututnya. Yunho yang kembali merasakan sakit pada dirinya setiap melihat Changmin seperti ini, ikut berjongkok dan memeluknya. Mengacuhkan orang-orang yang mugkin saja akan melihat mereka. Yang ia inginkan saat ini hanyalah Changm

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
ChangNeen
Story ini sebelumnya sudah pernah di publish di FFn, namun karena beberapa hal akhirnya saya pindahkan ke AFF. Fanfic ini di re-publish dengan sedikit perubahan

Comments

You must be logged in to comment
Zheeda #1
Chapter 14: Masih menunggu....
Tesyaliliani
#2
Chapter 14: Baru nemu cerita ini dan langsung suka. Kk kpn updatenya? Gak sabar sama kelanjutan cerita ini
Zheeda #3
Authornim..
Cassie_Army
#4
Chapter 14: Astagaaa udah apdet aja ini cerita favorit!!!
*mewek haru
Changminnieeee TT TT TT

Btw Gomawo authornim..
cecilyuu
#5
Chapter 14: Huaaa, kapan author update lagi? Ga sabar bgttt.
Changmin harus kuat,
Tunggu diselamatkan oleh Jae hyung and Yunho!
retnoyuul #6
Chapter 14: Can't waitttt to see what will happen to Changmin UwU
angelmax #7
Chapter 14: Mimpi apa ini saia ! Ini hari terindah saat buka aff lalu ada notif dan ternyata authornim updated !

Ya ampyunnn ini epep yg paling aku nantikan kelamjutanya...udah agak pesimis sih saat ampe dua tahun gak apdet TT...tapi syukurlah akhirnya authornim are back!

Agak kecewa sih pas bagian enceh di skip wkwkwk *ketauan reader yadong nih*

Semoga tetep dilanjut ampe tamat.amin
MaxRen13 #8
Chapter 14: Finally! Update! Yunho changmin jadiaaaaannnn udah dpt restu pula.. Skidipap jugaaa

Akhirnya gliran changmin skrng, smoga dia bisa brtahan..cpet slmatkan minnie??
mxcharm
#9
Chapter 14: akhirnya update, thanks krn masih melanjutkan ini. ini salah satu ff fav saya. semoga updatenya tdk terlalu lama ya hahahaha selamat melanjutkan. saya akan menunggu updatenya
Bigeast88 #10
Chapter 14: Absjdksnfjdjfke OMG BERKAH BULAN JANUARI!! AKHIRNYA UPDAAATTEEEE THOOOORRRR Huhuhuhuh TTwTT
Akhirnya jadian~~ eh tp NCnya kok dipotong sih /plak/ XDD
Smoga chami yg mulus g dilukai~~ pangeran jung cepat temukan kekasihmuuuuu!!
Good job thor bikin makin penasaraan hohoho

Update berikutnya jgn lama2 y thor X'D