Chapter 6

Murder Game - HoMin Version
Please Subscribe to read the full chapter

Chapter 6

 

Unknown Time and place

Tae Kang berlari dan terus berlari. Nafasnya menderu keras, keringat mengalir bak air hujan. Seluruh tubuhnya penuh luka gores akibat berkali-kali terjatuh di tanah yang keras dan tidak rata. Hal ini tak dihiraukannya karena sudah terbiasa. Berlari dan bersembunyi menjadi hal yang hampir tiap hari dilakukannya sejak ia diculik. Yang terpenting untuknya adalah tidak boleh tertangkap dengan cepat atau hukuman akan menantinya seperti tempo lalu. Mengingat itu, Tae Kang dapat merasakan tubuhnya merinding ketakutan. Ia terus melanjutkan berlari sembari mendengarkan deru sepeda motor Yoochun dikejauhan.

 

“Tidak, tidak, aku tidak boleh tertangkap” racau Tae Kang. Tae Kang memaksakan tubuh lelahnya untuk berlari lebih kencang lagi. Tidak sia-sia juga latihan kerasnya selama ini, setidaknya hal itu membantunya di sini. Ia tidak boleh tertangkap terlalu cepat. Dirinya perlu memeriksa keadaan tempatnya berada dan menemukan jalan untuk keluar secepat mungkin. Setiap saat ketika Yoochun menyuruhnya bermain, Tae kang akan memanfaatkannya untuk mencari-cari jalan keluar. Tentu saja ia harus tetap berhati-hati dan fokus bersembunyi. Tae Kang telah belajar dari pengalaman awalnya, ketika dirinya terlalu sibuk mencari jalan keluar dan tertangkap dengan cepat oleh Yoochun.

 

Suara deru motor terdengar dikejauhan membuat Tae Kang menjadi panik. Berusaha mempercepat larinya namun percuma. Yoochun duduk di atas motor besar miliknya, muncul tepat di hadapannya dengan senyum kemenangan. Tae Kang memaki pelan. Tidak ada jalan untuk kabur lagi, bahkan untuk bergerak pun tidak bisa lagi karena dengan segera Yoochun menembakkan peluru biusnya.

 

“Sial” maki Tae Kang sebelum ia untuk kesekian kalinya jatuh tak sadarkan diri ke tanah yang keras.

 

チャンミン

Seoul, Seoul National Hospital, 09.45 am

Changmin membuka matanya perlahan. rasa pusing yang menyerang membuatnya terpaksa kembali memejamkan mata. Merasa yakin tidak sakit lagi, ia kembali membuka matanya dan mengamati sekelilingnya. Perlahan Changmin mulai mengingat akan apa yang terjadi. Ia menggeram pelan, merasa kecewa karena gagal menyelamatkan Tae Kang dari penculikan itu.

 

“Changmin, kau sudah sadar? Bagaimana perasaanmu? Apa ada yang sakit?” Changmin melongo menatap Yunho yang mendadak telah berdiri di samping ranjangnya. Putra tunggal keluarga Jung sebelumnya duduk di sofa tak jauh dari ranjang Changmin. Begitu mendengar geraman Changmin, Yunho pun segera mendekati Agen FBI itu untuk memastikan keadaannya.

 

“Aku baik-baik saja. Dimana Jae hyung? Bagaimana kelanjutan kasus itu?”

 

“Hei hei Min, berhentilah memikirkan kasus itu dulu. Kau harus beristirahat penuh dan tidak boleh berpikir terlalu keras, dan untuk Jaejoong-ssi, pagi-pagi tadi saat aku datang Junsu-ssi menjemputnya dan mereka buru-buru berangkat menuju markas FBI”. Changmin membulatkan matanya dan segera mencoba untuk berdiri, namun karena ia melakukannya dengan mendadak, kepalanya kembali terasa sakit. Yunho dengan cepat menolongnya.

 

“Kau ini terlalu bandel dan keras kepala. Tidak ada yang perlu kau cemaskan selain kondisimu. Jaejoong-ssi dan Junsu-ssi buru-buru berangkat karena harus melaporkan kasus itu saja”. Tentu saja Yunho berbohong. Tidak mungkin dia mengatakan pada Changmin kalau Junsu dan Jaejoong terburu-buru menuju markas FBI karena ada bom meledak tak jauh dari markas itu. Bisa-bisa Changmin akan segera menyusul walaupun menggunakan pakaian pasien.

 

Mau tak mau Changmin pun mencoba rileks. Dirinya memang perlu pulih secepat mungkin dan kembali menangkap The Hunter itu. Dibantu oleh Yunho Changmin kembali berbaring dan Yunho dengan segera memanggilkan dokter untuk memeriksa keadaannya. Bagaimanapun sudah empat hari Changmin tidak sadarkan diri. Yunho baru bisa bernafas lega setelah dokter menjelaskan padanya jika kondisi Changmin perlahan-lahan kembali stabil. Ia memandangi Agen yang saat ini memenuhi pikirannya tersebut dengan senyum. Setelah dokter pergi, Yunho pun membantu Changmin berbaring dengan posisi yang paling nyaman.

 

“Untuk apa kau di sini Jung Yunho-ssi?” Changmin berusaha menutupi wajahnya yang merona merah ketika Yunho menyelimutinya.

 

“Aku membantu Jaejoong-ssi untuk menjadi babysitter-mu Min, yah belajar untuk masa depan” balas Yunho sambil mengedipkan sebelah matanya membuat Changmin yang wajahnya sudah merah, tambah merona merah. Ia segera berbalik dan memunggungi Yunho, tidak mau Detektif itu melihat wajahnya yang dirinya sendiri yakin seperti kepiting rebus itu. Yunho hnaya bisa menahan tawa melihat kelakuan Changmin yang malu-malu itu. Detektif ini telah memutuskan, apapun yang terjadi ia akan membuat Changmin menjadi miliknya. Jung Yunho selalu mendapatkan keinginannya.

 

“Kau tidak perlu malu-malu seperti gadis remaja yang baru jatuh cinta saja Changmin-ah” Tak tahan juga, akhirnya Yunho menggoda Changmin. Membuat wajah tampannya terkena lemparan bantal gratis. Yunho hanya bisa tertawa. Setidaknya pelan-pelan ia akan membuat Changmin tidak membencinnya lagi  barulah kemudian memastikan Changmin menjadi miliknya. Changmin sibuk memainkan ujung selimutnya untuk menghindari Yunho, sementara sang detektif sendiri sibuk membayangkan reaksi Changmin bila agen ini tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi saat ini.

 

>>>FLASHBACK<<<

Seoul, Seoul National Hospital, 08.00 am

Yunho berlari tergesa-gesa menuju ruang rawat Changmin. Saat dalam perjalanan tadi, Kangin menelponnya dan mengabari hal yang cukup mengagetkan, yaitu bom yang meledak disebuah kafe tak jauh dari markas FBI. Tanpa perlu berpikir lama Yunho langsung bisa menebak kejadian itu adalah ulah The Hunter. Dia hanya tak menyangka saja jika yang dimaksud dalam pesan The Hunter itu kalau dia akan melakukan pem-boman. Sesampainya di depan pintu rawat kamar Changmin, Yunho dapat melihat raut panik Junsu dan Jaejoong. Detektif ini yakin kedua Agen senior FBI itu juga sudah tahu.

 

“Kurasa aku datang tepat waktu. Kalian berangkat saja biar aku yang menjaga Changmin disini. Kalian lebih dibutuhkan disana”. Kata-kata Yunho itu tentu saja membuahkan tatapan berbeda dari kedua Kim. Jaejoong menatapnya dengan curiga dan Junsu yang menatapnya menilai. Junsu kemudian menoleh menatap Jaejoong sebelum akhirnya berbicara.

 

“Aku setuju dengan detektif Jung, Jae. Kita memang harus segera berangkat dan saat ini dirinya orang yang paling bisa kita percaya untuk menjaga Changmin”. Jaejoong mengutuk pelan, benci harus mengakui bahwa apa yang dikatakan Junsu benar. Ia lalu menatap tajam Yunho.

 

“Ingat Jung, ancaman terdahulu masih berlaku. Jika ada apa-apa dengan Changmin segera hubungi aku ataupun Junsu” tanpa menunggu jawaban Yunho, Jaejoong segera menarik tangan Junsu, namun yeobo-nya itu tetap diam saja di tempatnya.

 

“Kau duluan saja Jae-boo. Aku baru ingat meninggalkan Ponselku di dalam”. Tidak curiga sedikitpun, Jaejoong segera pergi setelah sebelummnya mengintip sekilas ke ruangan Changmin. Tinggallah Junsu dan Yunho. Menatap pria di hadapannya, Yunho menebak-nebak apa yang membuat Agen ini berbohong dengan Jaejoong tadi.

 

“Yunho-ssi, kurasa kau sendiri masih ingat dengan pembicaraan kita tempo lalu dan tentunya pertanyaanku kau masih ingat bukan?” Mendengarkan pertanyaan Junsu itu, Yunho langsung bisa menangkap maksud dari pria bersuara mirip lumba-lumba ini. Dia balik menatap serius Junsu sebelum memberikan jawabannya dengan  yakin.

 

“Yah, aku memang mengingatnya Junsu-ssi. Kau benar, aku jatuh cinta pada Changmin dan aku takut mengakuinya. Tapi tidak lagi. Aku yakin dengan perasaanku ini dan aku bukan ingin bermain-main dengan Changmin. Aku benar-benar jatuh cinta pada Shim Changmin”. Junsu menghela nafas mendengar jawaban Yunho. Ia telah mendapatkan kepastian dan hal itu membuatnya tenang.

 

“Kau tahu, kita selalu terlibat argumen dan membuat komunikasi yang terjalin diantara kita menjadi sangat buruk dulu. Aku tidak masalah dengan perasaanmu itu asalkan Changmin juga merasakan hal yang sama dan Ia bahagia. Hanya saja kupikir kau harus banyak bersabar. Jaejoong sangat menyayangi dan melindungi Changmin. Akan sulit untuk membuatnya yakin. Kau harus banyak berusaha” Junsu mencoba untuk memberikan saran pada Yunho. Agen yang selalu berpikiran positif ini yakin Jaejoongnya akan menyulitkan Yunho untuk mendapatkan Changmin.

 

“Aku tidak akan pernah menyerah Junsu-ssi” ucap Yunho mantap. Junsu hanya tersenyum sebelum  menepuk bahu Yunho dan kemudian pamit pergi. Begitu Junsu hilang dari pandangannya, Yunho menarik nafas dan menyandarkan tubuhnya ke pintu ruangan Changmin. Yah dia harus bersabar dan tidak boleh menyerah. Dia juga akan terus menghadapi Jaejoong sebanyak apapun Agen itu menentangnya.

>>>FLASHBACK END<<<

 

Changmin menatap Yunho kesal. Detektif itu sedang tenggelam dalam lamunannya dan mengacuhkan panggilannya. Di antara semua hal yang sangat Changmin benci di dunia ini adalah diacuhkan. Tak kunjung juga mendapat respon, Changmin mengambil LAGI salah satu bantal dan melemparkannya tepat ke wajah Yunho membuat detektif itu tentu saja dengan segera sadar dari lamunannya.

 

“Yah Shim Changmin! Apa yang baru saja kau lakukan?!”

 

“Tentu saja menyadarkan dirimu dari lamunanmu itu tuan detektif” sahut Changmin sinis.

 

“Tapi kau kan tidak perlu melempar bantal itu tepat ke wajahku” sambung Yunho lagi sedikit kesal. Siapa juga yang tak akan kesal jika dilempar dengan bantal tepat di wajah. Changmin berdecak sebelum kembali membalas omelan Yunho.

 

“Kau ini seperti perempuan saja. Baru dilempar bantal seperti itu sudah mengomel. Apa kau tidak takut jika image detektif-mu berharga itu hancur kalau orang-orang tahu tingkahmu yang seperti ini?” Changmin menatap Yunho meremehkan. Melempar balik ejekan Yunho yang selalu mengatakan dirinya perempuan. Sementara Yunho, Ia menyeringai mendengar kata-kata Changmin sebelum dengan perlahan lebih mendekat ke Changmin. Sang agen sendiri yang menyadari tingkah detektif itu mulai ‘aneh’ mau tak mau menjadi agak panik. Apalagi dilihatnya tatapan Yunho yang tajam serta seringaiannya yang terkesan ‘ert’.

 

“Hei, k-k-kau m-ma-u a-pa Jung?” Changmin semakin panik melihat Yunho yang terus mendekatinya. Mengacuhkan kepalanya yang pusing, Ia langsung berdiri duduk menarik selimutnya. Menjadikan selimut itu perisai pelindungnya. Yunho yang melihat tingkah Changmin yang ‘imut’ berusaha keras untuk menahan tawanya dan tetap mendekati Changmin sampai dirinya benar-benar berada sangat dekat bahkan hidungnya nyaris bersentuhan dengan hidung Chnagmin.

 

“Yah, Jung Yunho, a-ku peringatkan k-au u-ntuk men-Ja-uh!”. Jung Yunho pun tak dapat menahan tawanya lagi. Menunduk memegangi perutnya, Yunho tertawa terbahak-bahak. Sangat jauh sekali dari image ‘cool’nya selama ini.

“Astaga Min-ah, kau harus melihat sendiri ekspresimu barusan. Kau itu benar-benar seperti anak Gadis saja” sahut Yunho disela tertawanya. Changmin yang sadar dikerjai merengut dan menatap Yunho dengan glare terbaiknya, sayangnya  hal itu hanya membuatnya tambah imut saja di mata Yunho.

 

“Kau itu sangat menggemaskan Min-ah” Yunho tanpa sadar menyuarakan pikirannya dan alhasil Ia mendapatkan jitakan gratis dari Changmin yang mukanya merona merah.

 

“Sialan kau Jung! Aku ini PRIA bukan anak GADIS seperti yang kau bilang”. Tidak ingin membuat Changmin bertambah marah dan malah berujung membuat drop kondisi agen itu, Yunho memilih mengalah. Apalagi ketika dilihatnya Changmin yang menguap.

 

“Sebaiknya kau kembali beristirahat saja Min. Kau ingin segera menangkap The Hunter gila penyuka nyawa manusia itu  bukan?” Walaupun masih sebal, Changmin mengikuti saran Yunho. Ia memang ingin segera mungkin menangkap The Hunter. Masih dengan menggerutu, Changmin pun membaringkan tubuhnya. Obrolannya dengan Yunho, walaupun tak bisa dikatakan obrolan tapi saling mengejek satu sama lain itu membuatnya lebih rileks dan nyaman. Tak lama, Changmin merasa matanya sudah sangat berat, hingga akhirnya tertidur. Yunho tersenyum melihat pemandangan dihadapannya itu. Ia senang Changmin mau berbicara lebih santai dengannya meskipun tetap tak terlepas dari perdebatan. Baru ia akan beranjak menuju sofa, tangan Changmin menahannya.

 

“Kau tak akan kemana-mana kan?” dengan mata setengah terpejam Changmin menatap Yunho sembari mengenggam ujung kemejanya. Changmin merasa nyaman dan aman tiap Yunho ada di dekatnya dan tanpa ia sadari hal itu menguasai dirinya dan membuatnya tanpa pikir panjang mengenggam ujung  baju Yunho. Tentu saja Yunho dengan senang hati menurutinya. Membisikkan kata-kata meyakinkan pada Changmin, Yunho mengenggam tangan agen itu. Ia lalu menarik kursi terdekat dan mendudukkan dirinya. Mengawasi Changmin kembali tertidur dan menepati Janjinya pada Changmin.

 

“Kembalilah tidur. Aku akan berada di sini dan menjagamu”

 

チャンミン

 

Seoul, FBI’s 1st District, Main Hall 10.50 am

Jaejoong menggengam rambutnya frustasi.

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
ChangNeen
Story ini sebelumnya sudah pernah di publish di FFn, namun karena beberapa hal akhirnya saya pindahkan ke AFF. Fanfic ini di re-publish dengan sedikit perubahan

Comments

You must be logged in to comment
Zheeda #1
Chapter 14: Masih menunggu....
Tesyaliliani
#2
Chapter 14: Baru nemu cerita ini dan langsung suka. Kk kpn updatenya? Gak sabar sama kelanjutan cerita ini
Zheeda #3
Authornim..
Cassie_Army
#4
Chapter 14: Astagaaa udah apdet aja ini cerita favorit!!!
*mewek haru
Changminnieeee TT TT TT

Btw Gomawo authornim..
cecilyuu
#5
Chapter 14: Huaaa, kapan author update lagi? Ga sabar bgttt.
Changmin harus kuat,
Tunggu diselamatkan oleh Jae hyung and Yunho!
retnoyuul #6
Chapter 14: Can't waitttt to see what will happen to Changmin UwU
angelmax #7
Chapter 14: Mimpi apa ini saia ! Ini hari terindah saat buka aff lalu ada notif dan ternyata authornim updated !

Ya ampyunnn ini epep yg paling aku nantikan kelamjutanya...udah agak pesimis sih saat ampe dua tahun gak apdet TT...tapi syukurlah akhirnya authornim are back!

Agak kecewa sih pas bagian enceh di skip wkwkwk *ketauan reader yadong nih*

Semoga tetep dilanjut ampe tamat.amin
MaxRen13 #8
Chapter 14: Finally! Update! Yunho changmin jadiaaaaannnn udah dpt restu pula.. Skidipap jugaaa

Akhirnya gliran changmin skrng, smoga dia bisa brtahan..cpet slmatkan minnie??
mxcharm
#9
Chapter 14: akhirnya update, thanks krn masih melanjutkan ini. ini salah satu ff fav saya. semoga updatenya tdk terlalu lama ya hahahaha selamat melanjutkan. saya akan menunggu updatenya
Bigeast88 #10
Chapter 14: Absjdksnfjdjfke OMG BERKAH BULAN JANUARI!! AKHIRNYA UPDAAATTEEEE THOOOORRRR Huhuhuhuh TTwTT
Akhirnya jadian~~ eh tp NCnya kok dipotong sih /plak/ XDD
Smoga chami yg mulus g dilukai~~ pangeran jung cepat temukan kekasihmuuuuu!!
Good job thor bikin makin penasaraan hohoho

Update berikutnya jgn lama2 y thor X'D