Chapter 10

Murder Game - HoMin Version
Please Subscribe to read the full chapter

         チャンミン

 

Moon Junghee menatap sekililingnya dengan ketakutan. Pemuda ini baru saja terbangun dan mendapati dirinya di ruangan gelap dengan tangan dan kaki dirantai. Hal terakhir yang diingatnya hanya seorang pria dengan topi menghampirinya sebelum ia kehilangan kesadaran. Junghee tidak mendengar ada yang membuka pintu hingga suara seorang pria mengagetkannya.

 

"Selamat datang dalam permainanku Moon Junghee. Senang bisa bertemu kembali dengan teman lama" perkataan dari pria yang diyakini sebagai penculiknya itu menimbulkan kebingungan dari Moon Junghee.

 

"Aku tidak punya teman seorang penculik dan pembunuh" tanpa sadar Moon Junghee menyuarakan pikirannya membuat pria itu tertawa.

 

"Kau sama saja seperti Minnie, dengan mudahnya melupakan aku" Park Yoochun berjalan mendekati Moon Junghee dan ketika sudah berada dekat dengan buruannya itu, Yoochun menyalakan satu-satunya penerangan dalam ruangan. Nafas Moon Junghee tercekat, ia tidak akan pernah melupakan wajah orang yang membuatnya tidak bisa lagi bertanding taekwondo.

 

"Park Yoochun" desisnya dengan penuh kebencian.

 

"Senang sekali akhirnya kau bisa mengingatku. Coba Minnie juga bisa mengingatku secepat itu"

 

"Kau memang gila Park Yoochun! Sejak dulu aku tahu kalau kau itu memang gil..." belum selesai kata-kata Moon Junghee, Yoochun meninju wajahnya.

 

"Sebaiknya kau menjaga sikapmu itu. Kau bukan lagi atlet taekwondo yang hebat dan di sini akulah yang mengatur semuanya" Moon Junghee menatap ngeri Park Yoochun.

 

"Apa yang kau inginkan?!" Jika tadi wajah Yoochun terlihat sangat kejam dan mengerikan, kali ini senyum gila merekah.

 

"Tentu saja bermain. Kita akan bermain permainan favorit Minnie, Moon Junghee"

 

  チャンミン

 

Seoul National Hospital

"Jadi, kita kalah lagi dengan pembunuh itu?" Kibum menatap satu-persatu rekan FBI-nya yang berkumpul di ruang rawat. Inilah salah satu keuntungan memiliki kekasih salah seorang dokter di rumah sakit. Tidak ada batasan penjenguk. Kondisinya sendiri sudah jauh membaik.

 

"Yah, tim SWAT telah menggeledah kompleks apartemen itu, namun pembunuh itu tidak ditemukan apalagi tanda-tanda keberadaan Moon Junghee" Jaejoonglah yang menjawab pertanyaan itu.

 

"Mobilnya juga kosong dan ditinggalkan begitu saja. Sampai saat ini aku masih memikirkan bagaimana cara dia berhasil melarikan diri tanpa kita ketahui" sambung Junsu. SSA yang biasa terlihat ceria ini bahkan nampak frustrasi.

 

"Disaat aku berpikir bahwa pembunuh itu tidak sepintar yang kita duga, ia menunjukkan sebaliknya" timpal Leeteuk. Changmin, Kyuhyun dan Yunho hanya bisa diam. Tidak ada yang bisa mereka katakan karena mereka sama bingung.

 

"Mungkin juga apartemen itu hanya sebagian dari tipuan yang ia siapkan" sahut Junsu. “ia tahu kita akan mengejarnya dan ia siapkan semua ini utnuk mengelabui kita”

 

Kibum menghela nafas, ia lalu menatap sahabatnya yang hanya menunduk. Ketika Changmin pergi ke kantin untuk makan karena paksaan Yunho dan Jaejoong, sebenarnya Kibum sudah mendengar keseluruhan ceritanya termasuk mengenai foto Changmin di apartemen tersebut dari Jaejoong. Dirinya semakin yakin kasus ini terkait sahabatnya.

 

"Sebaiknya kalian pulang dan beristirahat. Kita perlu fokus menemukan Moon Junghee" Kibun tahu yang ia katakan itu hanya harapan kosong. Kecil kemungkinan mereka bisa menemukan korban mereka dengan selamat. Jaejoong tampak menyetujui saran Kibum itu.

 

"Kibum benar. Kalian pulang dan istirahatlah dulu. Kibum juga tidak bisa istirahat jika kalian masih di sini" Kyuhyun dan Leeteuk yang pertama keluar disusul oleh Junsu, sementara Changmin tak bergeming dari tempat duduk. Yunho juga tidak ikut keluar, tapi itu karena Changmin-'nya' belum keluar.

 

"Ketika aku katakan semua, itu juga termasuk kau Shim Changmin dan juga kau Detektif Jung" Jaejoong menatap sebal kedua orang itu.

 

"Aku akan pulang jika Changmin juga pulang Kim Jaejoong-ssi, karena ia akan menginap di rumahku" jawab Yunho enteng. Jaejoong dan Kibum mengangkat sebelah alis mereka mendengar jawaban itu sementara Changmin melotot.

 

"Jangan seenaknya memutuskan Jung Yunho. Aku tidak pernah menyetujui untuk menginap di rumahmu. Aku akan di rumah sakit menemani Kibum" Ketiga orang di ruangan itu tahu, Changmin merasa bersalah pada Kibum.

 

"Tidak Min, kau akan pulang. Junsu akan mengantarmu pulang ke apartemen kami. Aku masih ada keperluan di HQ"

 

"Kalau begitu aku ikut hyung saja ke HQ. Mana bisa aku tidur di rumah sementara Moon Junghee belum  ditemukan" Terkadang Jaejoong benar-benar geram dengan sikap Changmin.

 

"Kau akan pulang ke apartemen kami bersama Junsu atau menginap di rumah Jung Yunho!" Selain Changmin, tentunya tahu alasan Jaejoong menyuruh demikian. Sementara Changmin menatap  horror pada Jaejoong sebelum akhirnya mengalah.

 

"Baiklah baiklah, aku ikut Junsu hyung saja" jawaban Changmin membuat Yunho kecewa. Jaejoong tersenyum puas sementara Kibum hanya menggelengkan kepala.

 

"Bukannya aku mengusir, tapi sebaiknya kalian pulang atau Changmin akan berubah pikiran lagi. Sampai jumpa besok di HQ" sahut Kibum sambil mengubah posisi yang tadinya duduk menjadi berbaring.

 

"Oh Kibum, aku tidak mau melihat wajahmu dalam seminggu ini di HQ ataupun TKP. Kau akan beristirahat entah itu di Rumah sakit atau rumahmu" sahut Jaejoong sebelum ia keluar. Changmin yang tadi memelototi Kibum, sekarang menatap sahabatnya  itu dengan tawa mengejek. Agent muda ini lalu keluar diikuti Yunho.

 

"Ne Kibum-ah. Sampai ketemu Seminggu lagi di HQ" ejek pemuda itu senang. Kibum mendengus kesal.

 

チャンミン

 

Katsushika City, Japan

Sakurai Sho menatap ponsel di tangannya. Detektif Biro Jung Yunho yang ditugasi untuk mencari tahu mengenai keberadaan putra sulung keluarga Choi itu sudah menghabiskan nyaris setahun untuk menggali info. Sebenarnya Sakurai Sho tidak ingin mengambil kasus ini, tapi karena Jung Yunho langsung yang meminta maka ia mau. Sakurai menganggap konyol keluarga Choi yang baru mencari putra sulung mereka setelah 14 tahun pergi atau lebih tepatnya diusir karena sang anak memilih menikah dengan wanita biasa bukan pilihan ibunya. Cukup lama waktu yang dihabiskan untuk mencari tahu karena Choi Dongwook itu sangat pintar untuk menyembunyikan dirinya hingga ke Jepang dan ternyata meninggal karena kecelakaan.

 

Penelusuran kemudian terhenti  pada status istri dari Choi Dongwook. Data yang didapatnya, Park Hanbyul adalah putri angkat keluarga Park. Park Hanbyul diadopsi oleh keluarga bibinya. Yang membuat Detektif ini bingung adalah kenyataan bahwa seluruh keluarga Park dilaporkan mengalami kecelakaan dan hanya Park Hanbyul yang selamat. Menurut para tetangga keluarga Choi Dongwook atau yang mereka kenal dengan Park Minwoo, ada seorang pria yang mengaku sebagai keluarga mereka dan membawa satu-satunya korban selamat dari kecelakaan mobil yang menimpa mereka yaitu putra tunggal Dongwook dan Hanbyul.

 

Bagaimana mungkin orang yang dilaporkan tidak memiliki keluarga lagi, tiba-tiba sang keluarga muncul dan meng-klaim hak asuh anak tersebut. Tidak ada yang bisa mengingat wajah dan nama si anak ataupun  keluarga Park itu, karena kejadian ini sudah terjadi cukup lama dan pengacara Choi Dongwook yang mengurus masalah hak asuh anak dikabarkan meninggal karena kecelakaan mobil. Baru saja asistennya menelpon dan mengabari sang anak tunggal dibawa keluar dari Jepang. Berkat informasi dari seorang kakek keturunan Korea yang saat itu tanpa sengaja mendengar percakapan keluarga Park Hanbyul, Sakurai mengetahui anak itu dibawa ke salah satu daerah di Korea Selatan. Sepertinya ia perlu mengunjungi negara tetangga itu. Mungkin saja ia bisa bertemu dengan Akanishi Jin di sana. Kabar terakhir yang ia dengar rekannya itu sedang berada di Chungnam, tempat tujuannya.

 

チャンミン

 

Seoul National Hospital

"Belum tidur?" Tanya Minyoung pada kekasihnya. Dokter itu sedang melakukan pengecekan dan menemukan kekasihnya tidur dan malah menatap langit-langit rumah sakit.

 

"Kau perlu banyak istirahat untuk bisa kembali bertugas Kibum-ah. Atau kau ingin aku menelpon Jae-oppa?" Kibum menatap kekasihnya cemberut. Ia tidak mau berakhir seperti Changmin.

 

"Yah Chagiya, kenapa kejam sekali padaku? Kau tahu kan seperti apa Jae-hyung? Apa ceritaku tentang Changmin tempo dulu belum cukup untuk membuatmu percaya?" Minyoung hanya tertawa menanggapi rengekan kekasihnya. Dokter muda ini lalu mengambil posisi duduk di kursi yang disediakan.

 

"Apa yang ada dipikiranmu, hey Special Agent Kim Kibum?" Kibum menghela nafas. Kekasihnya itu tahu saja jika ada yang menganggu pikirannya.

 

"Aku memikirkan tentang Changmin" cukup dengan itu Park Minyoung paham apa yang sedang dipilirkan kekasihnya. Kibum sering bercerita pada Minyoung.

 

"Apa aku harus mulai mewaspadai Changmin?” canda Miyoung. Gadis ini lalu tertawa begitu melihat reaksi kekasihnya.

 

“Kau masih menganggap Changmin adalah target sebenarnya dari pembunuh berantai?" Tanya Minyoung lagi. Kali ini serius. Kibum mengangguk.

 

"Ya, aku tambah yakin ketika Jae-hyung bercerita ia menemukan foto Min di tempat persembunyian itu bersama dengan foto-foto pemuda yang telah menjadi korban pembunuh gila itu"

 

"Ini semakin mengkhawatirkan Kibum-ah. Seperetinya Changmin dalam bahaya"

 

"Tak ada banyak yang bisa diperbuat. Jae-hyung bercerita ketika dia akan menarik Changmin dari kasus itu, Pembunuh itu langsung meledakkan bom. Kamilah yang harus waspada"

 

"Apa ChangMin sudah mengetahui hal ini?" Kibum menggeleng.

 

"Changmin itu terkadang terlalu naif dan idiot.  Nanti dia dengan bodohnya malah akan mengorbankan diri. Seperti kasus 2 tahun lalu"

 

"Hmm, benar juga. Changmin memang naif. Dia saja tidak tahu kalau Detektif Jung itu jelas menyukainya"

 

"Tuh kan Chagiya, kau saja bisa melihatnya dengan jelas.  Bocah itu memang naif dan juga idiot. Shim Changmin idiot" dan keduanya tertawa. Menertawakan sahabat mereka yang bahkan tidak sedang bersama mereka.

 

チャンミン

 

Seoul,

"Kesialan apalagi yang kualami hari ini?!" adalah kata-kata Changmin ketika melihat seorang Detektif Jung Yunho berdiri di depan pintu apartemen hyungdeul-nya dengan wajah sumringah seperti mendapat hadiah saja. Agent muda itu kemudian menyimpan pistolnya yang dipakai untuk berjaga-jaga.

 

"Apa yang kau lakukan di sini Detektif Jung?" Yunho tersenyum memdengar pertanyaan Changmin. Ia sendiri juga masih terkejut dengan permintaan Jaejoong yang menyuruhnya mengawasi Changmin karena unit chief itu memerlukan bantuan Junsu.

 

"Melakukan pekerjaan ku yang satu lagi, menjadi nanny dari Shim Changmin" jawabnya usil. Changmin melotot tidak senang.

 

"Kau pikir aku anak kecil?! Sudah katakan saja apa maumu?! Kalau kau mencari Junsu hyung, dia ada d HQ"

 

"Aku sudah mengatakannya Min. SSA Kim Jaejoong memintaku untuk mengawasimu karena ia butuh bantuan Junsu-ssi"

 

"Kurasa otak Jae-hyung sudah rusak" hanya itu jawaban yang Changmin berikan. Ia lalu kembali melanjutkan kegiatan yang dikerjakannya sebelum diganggu kedatangan Jung Yunho.

 

Yunho mengawasi gerak-gerik Changmin. Pria tampan yang menjadi pujaan banyak wanita ini merasa aneh. Biasanya Changmin tidak terima begitu saja dan akan menelpon Jaejoong menuntutnya mengusir Yunho dan berhenti memperlakukan dirinya seperti anak kecil.

 

"Kenapa tidak protes? Biasanya langsung menelpon hyungmu dan marah-marah?" Yunho tidak dapat menahan diri untuk bertanya. Changmin mengangkat kepala sekilas sebelum kembali menatap pekerjaannya.

 

"Kalian pikir aku bodoh?! Aku tahu kasus pembunuhan ini ada kaitannya denganku apalagi kelakuan Jae-hyung yang semakin aneh sejak kembali dari apartemen pembunuh itu. Kalian pasti menemukan bukti keterkaitanku dengan kasus ini. Mungkin saja The Hunter ingin membalas dendam padaku" harus Yunho akui julukan jenius untuk Shim Changmin memang pantas.

 

"Yang masih tidak aku mengerti adalah kenapa harus membunuh banyak orang jika hanya untuk membalas dendam saja?" Tanyanya entah pada siapa. Yunho sendiri tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut namun ia yakin ini bukanlah hanya sekedar masalah balas dendam.

 

"Apa kau membuat perkiraan lokasi kaburnya pembunuh gila itu?" Tanya Yunho mencoba mengalihkan topik. Ia mendudukkan diri di sebelah Changmin.

"Tidak, aku sedang membuat peta lokasi penemuan korban-korban sebelumnya. Mungkin saja ada kesamaan atau pola yang muncul"

 

"Kau berharap masih bisa menyelamatkan Junghee?"

 

"Tentu saja Jung. Semua juga berharap demikian"

 

"Tapi kau tahu kan, melihat kenyataan selama ini..." Yunho tidak menyelesaikan kalimatnya tapi Changmin paham. Agent itu menghela nafas dan kembali fokus bekerja. Tak lama ia kembali mengangkat kepalanya dan menatap Yunho. Betapa terkejutnya Changmin mendapati wajah Detektif itu hanya berjarak beberapa senti saja darinya. Cepat-cepat ia memundurkan duduknya.

 

"A-apa kau mau minum?" Oh ingin rasanya Changmin memukul dirinya sendiri yang terdengar gugup. Yunho yang menyadari itu tersenyum jahil.

 

"Apa kau mau mengambilkan minum untukku Changminnie?" Bukannya memundurkan posisinya Yunho malah semakin mendekati Changmin.

 

"Y-y-ya aku akan mengambilnya, kau tunggu saja" Changmin buru-buru berdiri untuk melarikan diri ke dapur namun tanpa sengaja kakinya tersandung kaki Yunho . Layaknya drama-drama percintaan di televisi, Yunho berusaha menolong Changmin tapi berakhir dengan dirinya yang ikut terjatuh dan Changmin jatuh tepat di atas dengan posisi berhadapan. Dan masih seperti drama-drama percintaan itu, bibir Changmin pun bertemu dengan bibir Yunho.

 

Changmin membelalakkan matanya kaget begitu pula Yunho. Bedanya Yunho cepat menguasai diri dan memperdalam ciumannya di bibir Changmin.

 

"Ngghh..." Mendengar desahan Changmin itu Yunho semakin gencar melahap bibir Changmin. Semua terlupakan begitu saja. Yunho yang sebelumnya berusaha untuk tidak menyerang Changmin tentunya tak ingin melewatkan kesempatan mencicipi bibir pujaan hatinya. Yunho dijuluki playboy bukan tanpa alasan, ia sudah sering berhubungan dengan pria dan wanita, namun tak ada yang menggoda seperti Changmin. Sementara Changmin, ini adalah ciuman pertama untuknya dan ia benar-benar tidak dapat menolak hasrat yang tiba-tiba menyerang.

 

Detektif dan Agent ini terlarut dalam ciuman mereka. Suara desahan pun terdengar memenuhi ruangan. Tangan Yunho mulai bergerak meremas pantat Changmin menimbulkan desahan-desahan yang menurut kamus detektif tampan ini sangat menggoda. Barulah ketika tangan Yunho berusaha melepas kemeja yang dikenakan Changmin, Agent itu seakan tersadar. Ia dengan cepat menghentikan ciuman dan berdiri. Wajah pemuda berambut coklat ini sangat merah layaknya buah tomat belum lagi ditambah dengan rambut dan baju yang berantakan.

 

"Aku akan mengambilkan minuman" serunya dan langsung melarikan diri ke dapur, meninggalkan Yunho yang masih berbaring dengan senyum lebarnya.

 

チャンミン

 

"Joongie, belakangan ini kau mulai melunak pada Jung Yunho. Apa kau telah memberinya restu?" Jaejoong mencibir mendengar kata-kata itu. Ia mendongakkan kepala dari komputernya dan melihat Junsu baru saja sampai.

 

"Walaupun dia menyebalkan tapi saat ini dia adalah orang yang bisa melindungi adikku dengan baik selain kita. Jadi aku tak punya pilihan" Junsu tersenyum saja.

 

"Junsu-ah, kurasa kalian benar. Kita harus mencari tahu tentang masa lalu Changmin. Mungkin ini ada hubungannya dengan bocah itu. Aku sudah memikirkannya. Aku berharap The hunter ini hanya dendam pada Changmin, namun melihat fakta yang ada alasan balas dendam tidak tepat apalagi sejak aku tahu yang membunuh Seo Sanghyun bukan Changmin" jelas Jaejoong. Junsu terdiam. Sementara Jaejoong yang tidak mendengar jawaban Junsu menatapnya dengan bingung.

 

"Kau menyembunyikan sesuatu dariku" tegas Jaejoong begitu menyadari sikap Junsu yang diam. Menghela nafas, Junsu pikir lebih baik dirinya jujur sekarang daripada Jaejoong semakin marah.

 

"Sebelumnya maafkan aku Joongie karena menyembunyikannya darimu. Aku ti

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
ChangNeen
Story ini sebelumnya sudah pernah di publish di FFn, namun karena beberapa hal akhirnya saya pindahkan ke AFF. Fanfic ini di re-publish dengan sedikit perubahan

Comments

You must be logged in to comment
Zheeda #1
Chapter 14: Masih menunggu....
Tesyaliliani
#2
Chapter 14: Baru nemu cerita ini dan langsung suka. Kk kpn updatenya? Gak sabar sama kelanjutan cerita ini
Zheeda #3
Authornim..
Cassie_Army
#4
Chapter 14: Astagaaa udah apdet aja ini cerita favorit!!!
*mewek haru
Changminnieeee TT TT TT

Btw Gomawo authornim..
cecilyuu
#5
Chapter 14: Huaaa, kapan author update lagi? Ga sabar bgttt.
Changmin harus kuat,
Tunggu diselamatkan oleh Jae hyung and Yunho!
retnoyuul #6
Chapter 14: Can't waitttt to see what will happen to Changmin UwU
angelmax #7
Chapter 14: Mimpi apa ini saia ! Ini hari terindah saat buka aff lalu ada notif dan ternyata authornim updated !

Ya ampyunnn ini epep yg paling aku nantikan kelamjutanya...udah agak pesimis sih saat ampe dua tahun gak apdet TT...tapi syukurlah akhirnya authornim are back!

Agak kecewa sih pas bagian enceh di skip wkwkwk *ketauan reader yadong nih*

Semoga tetep dilanjut ampe tamat.amin
MaxRen13 #8
Chapter 14: Finally! Update! Yunho changmin jadiaaaaannnn udah dpt restu pula.. Skidipap jugaaa

Akhirnya gliran changmin skrng, smoga dia bisa brtahan..cpet slmatkan minnie??
mxcharm
#9
Chapter 14: akhirnya update, thanks krn masih melanjutkan ini. ini salah satu ff fav saya. semoga updatenya tdk terlalu lama ya hahahaha selamat melanjutkan. saya akan menunggu updatenya
Bigeast88 #10
Chapter 14: Absjdksnfjdjfke OMG BERKAH BULAN JANUARI!! AKHIRNYA UPDAAATTEEEE THOOOORRRR Huhuhuhuh TTwTT
Akhirnya jadian~~ eh tp NCnya kok dipotong sih /plak/ XDD
Smoga chami yg mulus g dilukai~~ pangeran jung cepat temukan kekasihmuuuuu!!
Good job thor bikin makin penasaraan hohoho

Update berikutnya jgn lama2 y thor X'D