Chapter 9 part 1

Murder Game - HoMin Version
Please Subscribe to read the full chapter

チャンミン

 

Hyungie bunuh ahjumma dan ahjussi...

Hyungie orang jahat...

Minnie benci orang jahat...

Minnie berlari menuju pintu keluar, namun belum sempat memutar kenop pintu, tangannya ditarik.

Minnie tidak boleh kemana-mana...

Hyungie sudah membuat orang yang jahat sama Minnie pergi...

 

Changmin menggigit tangan yang menahannya hingga mengeluarkan darah dan tanpa memikirkan tubuhnya yang penuh luka dan terasa sakit, ia berlari sekuat tenaga. Meninggalkan hyungie-nya berteriak seperti orang gila.

Untuk Pertama kalinya Changmin meninggalkan Park Yoochun.

 

チャンミン

 

Seoul, FBI’s  1st Criminal Quarter

Keenam Agents FBI plus satu Detektif Jung telah berkumpul mengelilingi meja rapat. Mereka baru saja mendengarkan rekaman telepon Changmin dan The Hunter. Kopian print-out petunjuk dari ponsel Yunho juga sudah dibagikan.

 

“Aku sangat membenci The Hunter ini, tapi harus kuakui ia genius. Memikirkan petunjuk ini untuk menyulitkan kita” Leetuk berkata begitu rekaman selesai diputar.

 

“Yah hyung, yang benar saja. Pembunuh itu sama sekali tidak genius. Hal ini karena petunjuk itu dia yang membuatnya jadi tentu saja hanya ia yang tahu jawabannya. Semua petunjuk ini bualannya saja” Kyuhyun tidak terima. Cuman dirinyalah yang boleh dipanggil genius. Leeteuk  memutar bola matanya bosan.

 

“Tapi aku setuju dengan Leeteuk hyung. Petunjuknya cukup menyulitkan. Apalagi petunjuk yang ia berikan pada Detektif Jung” sahut Kibum.

“Apa menurut kalian petunjuk yang ia beri  pada Detektif Jung ini merupakan bahasa asing?” Tanya Junsu. Rekannya yang lain terlihat memikirkan kemungkinan yang dikatakan itu, namun Kyu-lah yang menyuarakannya.

 

“Bisa jadi itu, Junsu hyung. Seingatku ada beberapa bahasa Negara yang seperti itu. Akan ku coba mengeceknya” genius IT itu langsung menuju laptopnya dan mulai mengotak-atik. Menyerahkan sisa petunjuk pada rekan yang lain.

 

“Kita serahkan dulu petunjuk itu pada Kyu. Kita bahas petunjuk yang ia berikan pada Changmin. Bagaimana menurut kalian?” tanya Jaejoong.

 

“Calon korban pembunuh gila itu berkaitan dengan bom kafe” Yunho akhirnya bersuara.

“Yunho benar. Petunjuknya adalah kata ledakan dan membandingkan dengan profil korban kita sebelumnya yaitu rambut coklat dan usia 24 tahun, Kita memiliki  calon korban…” Junsu menyetujui.

 

“Koo Dongjin dan Moon Junghee” Changmin menyelesaikan perkataan Junsu. Semua mengangguk setuju.

 

“Salah satu petunjuk yang diberikan itu pasti mengarahkan kita pada korbannya” Jaejoong kembali menatap notes miliknya.

 

“Tapi tunggu dulu, bukankah dari semua korban sebelumnya selain rambut coklat dan usia 24 tahun profesi atau kegiatan mereka yang berhubungan dengan olahraga juga menjadi kesamaan?” kali ini Kibum.

 

“Kibum benar, kita melupakan point itu” sahut Leeteuk.

 

“Kita akan periksa nanti, kita pecahkan dulu siapa di antara kedua orang ini. Pembunuh itu akan menangkap korbannya lusa. Sialan dia. Mempermainkan kita dengan petunjuk ini” kutuk Jaejoong.

“Apa kau yakin Jae, Rabu yang dimaksud di sini adalah waktunya?” tanya Leeteuk.

 

“Aku sangat yakin. Di kasus sebelumnya dia juga selalu memberikan petunjuk mengenai waktu”

 

“Menurutku korban kali ini adalah Koo Dongjin” sela Yunho membuat semua orang menatapnya.

“Kenapa bisa demikian?” Tanya Changmin penasaran.

 

“Dari petunjuk orang Korea. Moon Junghee-ssi tercatat berkewarganegaraan Kanada. Seluruh keluarganya pindah ke sana ketika ia berusia 12 tahun” kali ini giliran Jaejoong, Kibum dan Junsu yang menatap Yunho curiga.

 

“Darimana kau tahu? Informasi itu baru aku, Kibum dan Junsu yang tahu. Aku tidak ingat pernah memberitahumu tuan Detektif” sahut Jaejoong dengan nada selidik.

 

Oke, Yunho bingung bagaimana harus mengatakannya. Tidak mungkin ia mengaku bahwa dirinya sedang menyelidiki Moon Junghee yang mungkin terkait dengan masa lalu Changmin. Tidak dengan Kim Jaejoong yang siap mengeluarkan HK USP Compact kesayangannya dan mengarahkan benda itu tepat dikepalanya. Tentu saja tidak.

 

“Aku sedikit penasaran dengan kasus ledakan itu dan sedikit mencari tahu” bohong Yunho. Tidak hanya Jaejoong, Junsu pun merasa tidak percaya namun mengacuhkannya dan kembali fokus pada petunjuk.

 

“Jadi kau menyimpulkannya berdasarkan informasi itu? Bagaimanapun Moon Junghee itu juga orang Korea, bisa saja petunjuk itu berarti lain. Kita juga belum memecahkan petunjuk pantulan dan kata aneh itu” bantah Changmin.

 

“Daripada terus berdebat tidak jelas, aku ingin Kibum dan Leeteuk untuk ke rumah sakit sekarang dan menemui Koo Dongjin. Tanyakan apa dia ada hubungannya dengan olahraga atau apapun terkait petunjuk sial itu. Jika beruntung mungkin kalian akan bertemu dengan Moon Junghee juga” perintah Jaejoong yang diangguki kedua Agent itu. Lagi-lagi Yunho dengan bodohnya menyahut.

 

“Mereka tidak akan bertemu Moon Junghee-ssi. Dia sedang di Busan melakukan sebuah survey

“Bagaimana kau bisa tahu? Apa kau berkencan dengan Moon Junghee-ssi” Changmin tidak cemburu, sama sekali tidak cemburu.

 

“Aku hanya tahu saja, apa kau cemburu mendengarnya?” goda Yunho. Padahal tadi ia mengutuki kebodohannya, tapi sekarang ia mensyukurinya. Changmin mendengus kesal namun tak dapat menyembunyikan wajahnya yang merah. Semua terkecuali Jaejoong menatap kedua orang ini tertawa. Hanya Jaejoong saja yang mengeluarkan aura membunuh.

 

“Changmin kau pergi temani Kibum, Leeteuk kau hubungi Moon Junghee-ssi”” perintah Jaejoong dingin sambil tetap manatap tajam Yunho masih tersenyum senang.

 

チャンミン

Akhirnya waktu berburu tiba. Kalian tidak akan bisa memecahkan petunjuk itu tepat waktu. Sebentar lagi tinggal sebentar lagi…

チャンミン

Seoul Police Department

“Kenapa Kepolisian Seoul merasa tidak perlu melaporkan pada FBI dan mengizinkan Koo Dongjin-ssi keluar rumah sakit begitu saja?” Changmin bertanya dengan nada menakutkan membuat petugas kepolisian Seoul yang ada di hadapannya merinding.

 

“K-Kasus bom ini menjadi wewenang kepolisian Seoul dan kami merasa Koo Dongjin-ssi tidak berada dalam bahaya begitu juga dengan teman-temannya” jelas petugas tersebut memberanikan diri.

 

“Bukankah sudah aku tegaskan bahwa kasus ini menjadi wewenang FBI. Aku ingat aku sendiri yang mengatakannya beberapa hari yang lalu” Kali ini Kibum. Nadanya tidak jauh berbeda dengan Changmin tadi. Sahabatnya sendiri masih sibuk memelototi petugas itu. Tidak salah memang jika FBI menganggap Kibum dan Changmin sebagai Agent muda terbaik mereka. Keduanya memang sangat disegani dan menakutkan jika mereka mau.

“Min-ah, sepertinya percuma kita berbicara dengan petugas ini. Sebaiknya kita melapor pada Jaejoong-hyung. Lebih cepat lebih baik” Kibum berkata pada Changmin tanpa melepas tatapannya dari petugas itu. Changmin mengangguk.

 

“Jangan pikir masalah ini selesai. Kami akan menemui langsung ‘boss’ kalian dan menanyakan hal ini. Pastikan ia ada di tempat saat kami datang berikutnya” dengan itu Changmin dan Kibum pergi meninggalkan petugas yang ketakutan.

 

チャンミン

Seoul, FBI’s  1st Criminal Quarter

“Ini yang aku benci dari kepolisian Seoul. Mereka selalu bermusuhan dengan para Agents FBI dan melakukan semua hal tanpa mengikuti aturan” keluh Jaejoong begitu mendengar cerita Kibum dan Changmin. Kedua Agents muda itu telah kembali ke HQ.

 

“Jadi apa yang akan kita lakukan Jae? Moon Junghee-ssi juga tidak bisa dihubungi” Tanya Leeteuk. Jaejoong terlihat berpikir sebentar sebelum berkata.

 

“Kita lanjutkan ini besok. Ada baiknya kita beristirahat. Aku tahu kalian tidak akan pulang, tapi ada baiknya kita beristirahat dulu. Untuk masalah dengan kepolisian Seoul akan kuserahkan pada Kangin” tanpa mereka sadari hari sudah malam.

 

“Jae benar. Tidak mungkin  malam-malam memaksa Koo Dongjin-ssi dan Moon Junghee-ssi untuk kemari. Kita juga tidak akan berguna jika sakit” tambah Junsu. Semua mengangguk setuju dan mulai beranjak menuju break room.

 

チャンミン

Aku tidak mau mengurus bocah itu lagi…

Keluarga pria sialan itu saja membuangnya…

Tapi yeobo… jika kita tak merawatnya kita tak akan mendapat uang warisan itu…

Kenapa tak kau bunuh saja bocah itu dan menjadi pewaris…

Mereka akan mencurigai kita…

Tak akan ada yang curiga…

 

Eomma tidak boleh membunuh Minnie…

Aku tidak akan membiarkan mereka membunuh Minnie…

 

Park Yoochun menatap kedua orang tuanya yang sedang berdebat dengan penuh kebencian.

 

チャンミン

Nowon-gu, 8.30 am

Jaejoong berdiri berdampingan bersama Junsu menunggu pintu apartemen Koo Dongjin terbuka. Sudah dari tadi kedua SSA ini membunyikan bel namun tidak ada yang menjawab. Muncul kecemasan dalam diri keduanya. Keduanya baru akan beranjak pergi ketika pintu apartemen sebelah terbuka dan keluarlah seorang wanita paruh baya yang terlihat ramah.

 

“Apa kalian berdua mencari Dongjin?” Tanya wanita itu.

 

“Ne, Hwang-ssi. Kami berdua dari FBI, saya Kim Junsu dan ini rekan saya Kim Jaejoong” jelas Junsu melihat nama wanita tersebut di kotak pos dekat pintu.

 

“Apa ini berhubungan dengan ledakan bom itu? Kalian menangkap pelakunya? Dongjin adalah anak yang baik, kasihan dia menjadi korban ” nada Hwang-ssi terdengar cemas.

 

“Ne, tapi tidak ada yang perlu dicemaskan. Kami hanya perlu konfirmasi dari Koo Dongjin saja” Jaejoong berbohong. Ia bisa mengerti kecemasan wanita itu.

 

“Apa anda tahu kemana Koo Dongjin-ssi pergi Hwang-ssi?” Junsu bertanya. Ia lalu mengeluarkan badge-nya untuk meyakinkan. Wanita itu mengangguk.

 

“Dongjin pergi ke gym millik orangtuanya. Ia membantu mengurus masalah keuangan di sana jika ada waktu kosong di kafe dan kupikir karena bom itu, ia akan lebih banyak menghabiskan waktu di gym” penjelasan Hwang-ssi mengejutkan Junsu dan Jaejoong. Keduanya saling bertatapan sebelum kembali berbicara dengan Hwang-ssi.

 

“Kalau boleh saya tahu dimana  lokasi gym milik orangtua Koo Dongjin-ssi ini?” Tanya Jaejoong.

 

“Di Daejeon” jawab Hwang-ssi

 

“Terima kasih banyak atas informasi yang anda berikan Hwang-ssi. Anda sangat membantu kami” sahut Junsu. Keduanya membungkuk memberi salam dan meninggalkan apartemen itu.

 

“Apa kau memikirkan apa yang aku pikirkan Jae?” Tanya Junsu ketika mereka sudah masuk ke dalam mobil.

 

“Sepertinya aku memikirkan apa yang kau pikirkan Junsu. Kita kembali ke HQ dan mengabari mereka. Setelah itu baru kita pikirkan apa tindakan kita” sahut Jaejoong sambil mengendarai mobil.

チャンミン

 

Seoul, FBI’s  1st Criminal Quarter

“Akhirnya kita mendahului pembunuh itu” seru Leeteuk begitu Junsu selesai bercerita. Media liason FBI itu terlihat senang.

 

“Tapi aku masih tidak yakin hyung. Masih ada petunjuk yang belum terjawab” berbeda dengan Leeteuk, keraguan tergambar jelas di wajah Changmin.

 

“Hey Shim Changmin, dari semua petunjuk yang ada semuanya mengarah pada Koo Dongjin-ssi” Leeteuk tetap teguh dengan pendapatnya.

 

“Yang dikatakan Leeteuk memang ada benarnya. Dari kemiripan dengan korban sebelumnya sudah sangat jelas Koo Dongjin, sementara Moon Jung hee-ssi yang aku tahu mengambil kuliah di jurusan jurnalistik” sahut Junsu. Jaejoong menatap Kyuhyun yang dari tadi sibuk dengan laptopnya.

 

“Apa kau berhasil menemukan arti petunjuk untuk Detektif Jung itu Kyu?”

 

“Masih belum hyung. Aku sudah mencobanya tapi tidak ketemu. Ukrania, Rusia atau Polish yang memiliki bahasa seperti itu pun tidak ada”

 

“Dan jangan lupa, masih tersisa petunjuk Pantulan yang belum terpecahkan” kali ini Kibum.

 

“Aku rasa Changmin benar. Terlalu cepat untuk menyimpulkan kalau Koo Dongjin-ssi sasaran si gila itu” Yunho yang dari tadi hanya mendengarkan akhirnya ikut bicara.

 

“Kau hanya ingin berada di pihak Changmin saja, Detektif Jung” ejek Kyuhyun yang dihadiahi pukulan manis di kepalanya oleh Changmin.

 

“Sebaiknya kita bagi menjadi 2 tim saja untuk berjaga” Jaejoong mengambil keputusan.

 

“Aku setuju dnegan Jae. Apalagi sampai sekarang Moon Junghee-ssi belum dapat dihubungi. Lalu bagaimana pembagiannya” Junsu

 

“Aku, Junsu dan Leeteuk akan menuju Daejeon, sementara Changmin dan Kibum akan menetap di sini dan menunggu kabar dari Moon Junghee-ssi. Kyu, kau lanjutkan dengan kata aneh itu, sedangkan Detektif Jung, terserah kau mau berada dimana” Jaejoong berani bertaruh Yunho akan menetap dan tebakannya itu terbukti ketika Detektif itu menyuarakan keputusannya.

 

“Aku akan tetap di sini” sahut Yunho santai membuat Jaejoong mendengus.

 

“Jangan lupa Jung, aku tidak segan-segan menembakmu dengan pistol milikku” ancam Jaejoong lalu meninggalkan ruangan. Junsu menggelengkan kepala pasrah, menyusul Jaejoong diikuti Leeteuk sementara yang lain menatap Detektif dan unit chief mereka itu dengan ngeri.

 

“Sebaiknya kita juga mulai bekerja. Aku akan mencoba menghubungi Moon Junghee-ssi lagi”

 

チャンミン

Jung-gu, Lotus 24hr- Restaurant, 22.30 pm

“Lalu, kenapa kita malah makan di restaurant  dan bukan menuju rumahmu untuk melihat berkas kasus 2 tahun lalu?” Changmin menatap Yunho yang baru saja duduk di salah satu meja restaurant. Tadinya Changnin, Yunho dan Kibum berencana untuk menuju rumah Yunho karena mereka membutuhkan berkas kasus 2 tahun lalu. Mereka berharap dapat menemukan jawaban petunjuk. Awalnya Changmin menyarankan mereka untuk kembali ke FBI HQ namun Yunho menyarankan rumahnya karena lebih dekat dengan lokasi mereka bertiga saat itu.

 

“Manusia itu perlu makan Changmin. Kita tadi sudah melewatkan makan siang dan hanya makan sebungkus roti jadi sekarang kita tidak boleh melewatkan makan malam. Untunglah ada restaurant 24 jam di sekitar rumahku” jelas Yunho. Changmin mendengus kesal walau akhirmya ia juga ikut duduk.

 

“Aku rasa Detektif Jung ada benarnya. Kita tetap harus makan terutama kau Min. Kau tidak ingin masuk rumah sakit lagi kan?” sahut Kibum yang baru masuk. Tadi ia mengangkat telepon dari Junsu. mendengar kata-kata Kibum itu, telinga Changmin memerah. Yunho tertawa melihatnya

 

“Apa yang dikatakan oleh Junsu kepadamu? Yunho bertanya pada Kibum selagi menunggu pesanan.

“Kata hyung, Koo Dongjin-ssi menolak untuk ikut menuju FBI HQ. Ada masalah di Gym milik orang tuanya yang harus diselesaikan, jadi hyungdeul akan tinggal sementara di sana. Kau tahu kan, untuk berjaga-jaga” Yunho hanya mengangguk.

 

“Apa Moon Junghee-ssi masih tidak bisa dihubungi?” Kibum bertanya pada Changmin yang sibuk dengan ponsel. Ia masih berusaha menghubungi Moon Junghee.

 

“Tidak. Teleponnya masih tidak aktif. Ini benar-benar menyebalkan. Kita hanya punya waktu sedikit sekali sampai besok”

 

“Yep, tepatnya hanya tinggal beberapa jam lagi malah” sahut Yunho membuat Changmin menatapnya tajam.

 

“Aku juga sudah mencoba menghubungi Junghee menggunakan ponselku tapi ternyata tidak diangkatnya juga” lanjut Yunho lagi mengacuhkan tatapan Changmin. Kibum mengerutkan dahinya mendengar ucapan Yunho itu.

 

“Apa bedanya dengan kau yang menelpon dengan kami Detektif Jung?” Tanya Agent itu curiga. Yunho hanya mengangkat bahunya. Tidak mungkin ia bilang pada Agent ini kalau Moon Junghee menyimpan nomor ponsel. Pembicaraan mereka terhenti ketika pesanan tiba dan ketiganya pun sibuk menyantap makanan masing-masing. Yunho terlihat cukup kaget ketika Changmin mengumumkan dia sudah kenyang padahal makanannya baru habis setengah. Setahu Detektif ini, Changmin itu sangat suka makan dan selalu menghabiskan makanannya.

 

“Kau yakin sudah kenyang Min? atau makanannya tidak enak? Katakan saja dan kita akan mencari restaurant yang lain” tanya Yunho serius. Kibum yang mendengar pertanyaan Yunho itu memutar bola matanya bosan. Detektif ini terlalu berlebihan.

 

“Makanannya tidak bermasalah Detektif Jung. Aku sudah kenyang, itu saja”

 

“Tapi kau baru makan sedikit dan tadi siang juga hanya makan roti, bagaimana kau bisa kenyang?” Yunho masih tetap bersikeras membuat Changmin kesal.

 

“Kau tidak perlu mempermasalahkannya Jung Yunho. Aku kenyang atau tidak itu bukan urusanmu”

 

“Tentu saja urusanku. Bagaimana kalau kau pingsan lagi dan masuk rumah sakit?!” pernyataan Yunho itu membuat Changmin kaget. Detektif itu khawatir dengannya, pikir Changmin. Kibum yang hanya menjadi penonton baik dari tadi akhirnya berbicara.

 

“Bisakah kalian lanjutkan pertengkaran suami-istri ini setelah aku selesaikan makananku? Aku sedang tidak ingin menonton drama” Changmin langsung melototi Kibum sedangkan Yunho hanya nyengir membuat Changmin bertambah kesal.

 

“Aku akan menunggu di mobil saja. Kalian selesaikan saja makanan itu” Changmin bangkit dari duduknya namun ditahan Yunho.

 

”Tentunya kau tidak lupa kalau aku yang pegang kunci mobilkan Changmin ? jadi sebaiknya kau duduk dengan manis di sini karena aku tidak berniat memberikan kunci mobil padamu” sahut Yunho santai. Oh, jangan ditanya. Ingin sekali Shim Changmin memukul wajah sombong Detektif itu, namun ditahannya. Perdebatan mereka cukup menarik perhatian pengunjung restaurant yang lain dan Changmin tidak ingin menimbulkan masalah, jadilah ia kembali duduk sambil mendengus kesal.

 

”Nah, mari kita lanjutkan makan”

 

チャンミン

Daejeon Gwangyeoksi, 02.00 am

Koo Dongjin menatap ketiga Agent yang sedang duduk disalah satu lounge milik gym-nya tak percaya. Ia baru saja menyelesaikan kesalahan yang dilakukan oleh salah satu karyawan dan ketiga Agent itu sama sekali tak beranjak sedikitpun. Mau tak mau Koo Dongjin merasa takjub. Agent federal memang luar biasa pikirnya.

 

“Maaf kalian jadi harus menunggu” Dongjin membungkuk sedikit. Leeteuk, Junsu dan Jaejoong yang dari tadi berkutat dengan petunjuk The Hunter itu menatap Koo Dongjin yang berdiri di hadapan mereka dengan ekspresi lega.

 

“Apa anda sudah selesai Koo Dongjin-ssi? Bisakah ikut dengan kami?” tanya Junsu.

 

“Apa anda yakin? Ini sudah lewat tengah malam. Apa setidaknya beristirahat dulu? Kalian pasti lelah menunggu dari tadi” Mendengar itu Jaejoong dengan cepat menggelengkan kepalanya.

 

“Tidak bisa Koo Dongjin-ssi, lebih cepat kita kembali ke HeadQuarter lebih baik” Dongjin hanya mengangguk. Ia lalu beranjak untuk mengambil tasnya, namun seakan teringat sesuatu ia berbalik menghadap ketiga Federal Agents itu lagi.

 

“Apakah Junghee baik-baik saja? Dia juga berada di FBI kan? Bagaimana dengan Ji hoo hyung?”

 

“Mereka akan baik-baik saja Dongjin-ssi, seperti yang kami jelaskan tadi, pembunuh itu memberi petunjuk yang lebih mengarah kepadamu daripada kedua rekanmu. Tapi untuk mengurangi rasa khawatirmu, kami juga sudah menempatkan penjagaan pada Ma Jihoo-ssi. Sayangnya Moon Junghee-ssi belum bisa dihubungi dari kemarin” jelas Leeteuk.

 

“Ah ne, Junghee sedang melakukan survey. Ia selalu serius dalam melakukan sesuatu pastilah ponselnya dimatikan agar tidak menganggu” sahut Koo Dongjin. Pemuda yang juga berambut coklat ini mengambil tasnya lalu menyusul para Agents yang sudah duluan menuju mobil.

 

“Kau bisa tinggalkan mobilmu di sini Dongjin-ssi. Besok salah satu dari tim kami akan membawakan mobilmu” Jelas Junsu. Dongjin hanya mengangguk dan masuk ke dalam mobil. Setelah memastikan semua berada dalam mobil, Junsu pun melajukan mobil kembali menuju FBI HQ.

 

チャンミン

Seoul, Jung’s Mansion, 02.30 pm

Changmin mengusap matanya yang lelah. Sejak sampai di rumah Yunho beberapa jam yang lalu, dirinya, Kibum dan juga Detektif itu sibuk membongkar berkas lama kasus Sanghyun di ruang kerja Detektif ini. Dengan izin khusus Yunho memang memiliki kopian data kasus.

 

“Aku masih tidak mengerti arti petunjuk ini dan aku tidak yakin semudah itu petunjuk ini akan mengarah ke korban” gerutu Kibum. Changmin kaget mendengar gerutuan sahabatnya. Biasanya Kibumlah yang paling kalem. Sepertinya batas waktu yang terus memburu mereka memberikan tekanan tersendiri.

 

“Kibum benar. Sepertinya pembunuh itu ingin bermain-main dengan pikiran kita. Ia ingin membuat kita ragu. Ketika kita berpikir Koo Dongjin korbannya bisa saja ternyata Moon Junghee dan sebaliknya. Kita menebak Junghee korbannya, ternyata malah Dongjin” sahut Yunho membanting map berisi setumpuk berkas yang baru selesai ia baca.

 

“Aku masih merasa arti orang Korea dalam petunjuk itu bukan merujuk pada status kewarganegaraan. Pasti ada maksud khusus. Bisa jadi petunjuk itu adalah petunjuk untuk memecahkan petunjuk yang lain” lanjut Kibum lagi. Yunho mengangguk.

 

“Seperti petunjuk dalam petunjuk” Changmin hanya diam. Namun kata-kata sahabatnya itu cukup menganggunya. Ia lalu berdiri. Melempar map berkas yang sedang dia baca begitu saja ke sofa. Yunho dan Kibum menatapnya heran.

 

“Kau kenapa Min?” tanya Kibum.

 

“Aku baik-baik saja. Hanya perlu ke toilet” balas Changmin. Agent muda itu lalu menatap Yunho dan menanyakan lokasi toilet.

 

“Tinggal membuka pintu ini dan pintu dihadapanmu adalah toilet Changmin. Atau perlu aku antarkan ke toilet ?” Pertanyaan itu mendatangkan tatapan tajam dari Changmin. Ia berbalik badan dan keluar begitu saja membuat Yunho tertawa dan Kibum menggelengkan kepala.

 

チャンミン

Changmin  membasuh wajahnya dengan air. Sejak dari restaurant, ia merasakan suatu firasat yang aneh. Ia menatap wajahnya sendiri yang terpantul dari cermin. Firasat Agent ini mengatakan jika Moon Junghee sasaran pembunuh itu. Hal yang membuatnya bingung adalah bagaimana memastikan itu dengan petunjuk yang diberikan ‘The Hunter’.

 

“Pantulan, Ledakan, Rabu dan Orang Korea” Changmin mengulang-ulang petunjuk yang diberikan sambil menatap pantulan wajahnya dicermin dan tak lama Mata Changmin melebar seakan menyadari sesuatu. Pemuda 24 tahun ini terburu-buru mengeluarkan ponselnya.

 

”Kyu, aku butuh kau untuk memastikan sesuatu, ini sangat penting” sahutnya dan setelah menjelaskan sesuatu pada Kyuhyun dengan cepat, Changmin mematikan ponsel dan berlari menuju ruang kerja Yunho.

 

Changmin berlari dan begitu sampai ia membuka pintu dengan menghempaskannya begitu saja tak memperdulikan penghuni rumah lain yang sudah tertidur lelap.

 

”Hey Min, kalau kau lupa akan kuingatkan kalau saat ini adalah waktu…” belum selesai Kibum menasehati Changmin, sahabatnya itu langsung memotong.

 

”The Hunter itu mengincar Moon Junghee” satu kalimat yang diutarakan Changmin itu cukup membuat Yunho dan Kibum terlonjak dari duduk mereka seakan tersengat listrik.

 

”Kau berhasil memecahkan petunjuk orang gila itu Changmin” Yunho berkata. Changmin mengangguk.

 

”Tidak ada waktu untuk menjelaskannya. Tapi aku mohon kalian untuk percaya padaku. Kita harus segera menyelamatkan nyawa Moon Junghee” pinta Changmin dan Yunho dapat mendengar jelas kekhawatiran di suara Agent itu.

 

”Aku selalu mempercayaimu Min, walaupun semua orang tidak mempercayaimu” sahut Kibum. Ia lalu membereskan barangnya dan bersiap. Changmin tersenyum lega mendengar kata-kata sahabatnya. Ia lalu menatap Yunho.

 

“Aku juga mempercayaimu. Yah walaupun dulu tidak. Berkali-kali kau membuktikan dirimu selalu benar dan seorang Agent yang hebat” jawab Yunho yang mengerti maksud tatapan dari Changmin. Mereka kemudian bersiap-siap dengan Kibum yang kembali mencoba menghubungi Moon Junghee.

 

“Sebaiknya kau hubungi SSA Kim Jaejoong, Kibum-ssi. Mungkin kita bisa mendapat info tentang Moon Junghee dari sepupunya yang bersama mereka” saran Yunho. Kibum mengangguk setuju dan mencoba menghubungi Jaejoong. Untunglah di angkat oleh Unit chief itu.  Melihat Kibum yang sedang berbicara dengan Kim Jaejoong dan Changmin yang sedang mengirimkan pesan pada Cho Kyuhyun, Yunho memutuskan untuk mencoba menghubungi Moon Junghee. Daripada dirinya tidak melakukan apapun. Namun ternyata juga tetap sia-sia hingga Kibum selesai berbicara dengan Jaejoong, Moon Junghee masih belum bisa dihubungi.

 

“Jae hyung bilang menurut Koo Dongjin, saudara sepupunya itu hanya memiliki satu nomor yang bisa dihubungi. Ia juga tidak tahu dimana Moon Junghee akan melakukan survey. Dia hanya tahu di salah satu kantor media massa di Busan” jelas Kibum.

 

“Kyuhyun sudah mengakses semua jaringan survey yang biasanya dilakukan di Busan dan ia menemukan lokasi tempat Moon Junghee menyebarkan kuesioner untuk survey-nya. Kurasa dengan itu kita bisa menentukan lokasi Moon Junghee” kali ini Changmin.

 

“Kita akan menyusulnya ke Busan?” tanya Kibum ragu yang hanya dibalas anggukan mantap Changmin.

 

Ketiganya baru akan memasuki mobil ketika Moon Junghee menelpon ke ponsel Yunho.

 

“Yeboseoyo Moon Junghee-ssi. Tidak masalah, kalau boleh aku tahu dimana anda berada saat ini?” Begitu mendengar nama Moon Junghee disebut oleh Yunho, kedua Agent muda FBI itu tidak jadi masuk ke dalam mobil dan bahkan Changmin mendekat ke Yunho.

 

”Saya tahu masih anda dalam perjalanan dan tidak,  ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan masalah itu. Ini sangat penting Moon Junghee-ssi. Kami harus menuju tempatmu sekarang juga” Changmin yang tidak sabar melihat Yunho, merebut ponsel Detektif itu dan mengambil alih pembicaraan.

 

”Moon Junghee-ssi, ini Special Agent Shim Changmin yang sedang berbicara. Kami sudah menghubungimu sejak kemarin. Aku mohon beritahukan lokasimu saat ini pada kami”

 

“Yah, ini terkait dengan kasus bom itu, tapi ada masalah lebih penting lagi dari itu Moon Junghee-ssi dan kami perlu menjemput anda sekarang juga. Baiklah kalau begitu, anda tidak boleh kemana-mana. Aku yang akan menjemputmu di sana. Terima kasih” Changmin mematikan sambungan dan mengembalikan ponsel itu begitu saja pada Yunho bahkan tanpa meminta maaf.

 

“Moon Junghee-ssi dalam perjalanan menuju apartementnya. Dia menyuruh kita untuk menjemputnya di apartement saja. Ia akan sampai sebentar lagi jadi sebaiknya kita berangkat sekarang” sahut Changmin dan langsung masuk mobil dengan Yunho dan Kibum yang hanya bisa mengikuti.

 

チャンミン

FBI HQ, 03.11 am.

“Aku tidak bisa tenang sebelum kalian menjelaskan kepadaku apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa kalian sibuk menanyakan tentang Junghee?” tuntut Koo Dongjin sembari menatap ketiga SSA dihadapannya.

 

“Sebelumnya seperti yang sudah kami jelaskan padamu Koo Dongjin-ssi, berdasarkan petunjuk yang diberikan pada kami dan juga kesamaan yang anda miliki dengan korban sebelumnya kami menebak bahwa incaran  The Hunter  itu selanjutnya adalah dirimu. Namun, baru saja rekan kami menelepon dan memastikan dari petunjuk yang ada bahwa sebenarnya Moon Junghee-lah yang menjadi incaran” jelas Leeteuk. Koo Dongjin menatap Leeteuk tidak percaya. Dirinya yang tadi berdiri kini terduduk lemas.

“Maksudmu The Hunter  pembunuh berantai itu? Ia mengincar Junghee? Astaga bagaimana keadaan Junghee sekarang? Katakan padaku ia baik-baik saja” kepanikan terlihat jelas dari pemuda ini.

 

“Agent kami saat ini sedang dalam perjalanan menuju apartement milik sepupu anda. Baru saja Moon Junghee menghubungi mereka. Aku minta anda untuk tetap tenang Koo Dongjin-ssi, ini demi kebaikan sepupu anda” pinta Junsu mencoba menenangkan. Koo Dongjin pun menarik nafas dan menghembuskannya. Mencoba menenangkan diri.

 

“Yang membuatku bingung apa sebenarnya petunjuk yang terbaca oleh Changmin. Bocah itu sama sekali belum memberitahu kita dan dari kesamaan Moon Junghee-ssi tidak memiliki semuanya” Leeteuk menyuarakan kebingungannya.

 

“Kesamaan apa yang kalian maksud?” mau tak mau Koo Dongjin merasa penasaran. Ia memang tahu mengenai eksistensi The Hunter itu tapi berita lengkapnya sama sekali tidak diketahuinya.

 

“Semua korban The Hunter itu berusia 24 tahun, berambut coklat dan memiliki keterkaitan dengan olahraga. Dari kesamaan itu lah kami sempat berpikir andalah yang diincar ” jelas Jaejoong.

 

“Kenapa kalian tidak menjelaskan kepadaku mengenai ini? Junghee memiliki semua kesamaan itu. Tidak hanya umur dan rambut. Dulu sebelum kepindahannya ke luar negeri, Junghee adalah atlet bela diri Taekwondo. Ia bahkan memenangkan kejuaraan daerah dengan mengalahkan juara bertahan sebelumnya” bagaikan tersengat listrik, ketiga Agents FBI di ruangan itu langsung menatap Koo Dongjin.

 

“Astaga, bagaimana mungkin kita melewatkan hal ini?” tanya Leeteuk entah pada siapa.

 

“Bagaimana mungkin hal ini bisa tidak ditemukan dalam data milik Moon Junghee-ssi?” kali ini Jaejoong yang terdengar heran. Koo Dongjin mengangkat bahunya.

 

“Apa mungkin karena Junghee berubah status kewarganegaraannya?” tanya Koo Dongjin.

 

“Yah hal itu bisa saja terjadi. Sekarang lebih baik kita fokus membantu Changmin, Kibum dan Yunho. Dongjin-ssi aku minta padamu untuk menetaplah di FBI HQ. Apapun yang terjadi jangan meninggalkan tempat ini. Kami perlu menyusul rekan kami” jelas Junsu.

 

 

チャンミン

Suasana hening menyelimuti mobil yang dikendarai Yunho. Changmin yang tadi memilih duduk di kursi belakang tak henti-hentinya melirik jam tangan yang ia pakai.

 

“Hey Min, bagaimana kau bisa tahu kalau petunjuk itu merujuk pada Moon Junghee-ssi” tanya Kibum.

 

“Seperti ucapanmu sebelumnya Kibum. Semua petunjuk yang aku dapat untuk memecahkan petunjuk yang diberikan padaDetektif Jung. Aku menyadari ketika aku mencuci muka di toilet tadi. Huruf ang diberikan pada Detektif Jung terbalik, tapi tidak jika dibaca melalui pantulan di cermin. Aku sudah meminta Kyu memastikannya dan benar. Jika di baca melalui pantulan di cermin maka akan menjadi dal- bulan dan dalam bahasa inggris menjadi Moon”

 

”Huruf itu memang terlihat seperti bahasa asing, tapi sebenarnya merupakan bahasa Korea, petunjuknya dari kata-kata orang Korea tersebut. Jika disimpulkan petunjuk itu mengarah pada Moon Junghee daripada Koo Dongjin”

 

”Kau benar Min. Setelah mendengarkan penjelasanmu itu, semua memang lebih mengarah pada Junghee. Aku akan mengirimkan pesan pada Jaejoong hyung tentang pemecahanmu itu” Kibum berkata sambil mengeluarkan ponselnya. Yunho yang diam dan mendengarkan sedari tadi hanya bisa berkata.

 

”Semoga saja kita masih bisa menyelamatkannya”

 

チャンミン

Sebentar lagi… sebentar lagi dan aku akan kembali bermain. Setelah itu aku akan mendapatkan hadiah terbesarku…

Aku tidak sabar…

 

チャンミン

Seoul, 04.00 pm

Sebuah mobil hitam mewah tampak terparkir di tepi jalan sebuah kompleks apartemen. Di dalamnya, kedua Agent muda FBI dan Detektif ternama Jung Yunho terlihat gelisah. Mereka menunggu kabar dari Moon Junghee yang masih dalam perjalanan. Ponsel Yunho tiba-tiba berdering. Moon Junghee lah yang menelpon.

 

“Moon Junghee-ssi baru saja sampai di parkiran basement. Sebaiknya kita segera menjemputnya” sahut Yunho, selesai ia berbicara di telepon.

 

“Kurasa ada baiknya salah satu dari kita menunggu di sini sambil menunggu bantuan dari tim yang sedang dalam perjalanan. Aku merasa pembunuh itu berada di sekitar sini dan mengawasi” usul Kibum. Changmin mengangguk setuju dari kursi belakang.

 

”Aku dan Kibum yang akan menjemput Moon Junghee-ssi. Detektif Jung kau menunggu di mobil saja” belum sempat Yunho memprotes, Changmin sudah keluar terlebih dahulu dari mobil begitu pula Kibum. Keduanya berjalan ke arah basement tanpa mendengarkan Yunho yang memanggil mereka. Ketiga pria ini juga tak ada yang menyadari jika seseorang telah tiba mendahului mereka.

 

Sang pemangsa sudah siap mengincar buruannya.

 

チャンミン

Moon Junghee mematikan ponselnya. Sebenarnya dirinya merasa kesal. Ia ingin sekali menjumpai kasur tidurnya yang empuk begitu sampai di Seoul, namun rencananya itu gagal. Junghee tentunya tak bisa menolak permintaan Agent Shim Changmin dari FBI yang terkesan mendesak itu. Ia lalu keluar dari mobil dan menatap sekeliling parkir. Agents itu belum terlihat. Ia baru akan mengeluarkan ponsel tanpa menyadari ada seseorang yang berjalan pelan mendekati. Ketika menyadarinya semua terlambat. Hal terakhir yang diingatnya adalah wajah yang mirip Park Yoochun, rivalnya 15 tahun lalu tersenyum menyeringai dan kemudian semua gelap.

 

チャンミン

Park Yoochun menatap sosok Moon Junghee yang tergeletak tak sadarkan diri di lantai basement. Semua berjalan sesuai rencananya. Ia kembali menggunakan topi dan hoodie jaket miliknya yang dilepaskan. Yoochun pun lalu mengangkat tubuh Junghee dan membawanya menuju mobil yang telah disiapkan sebelumnya. Baru saja akan menutup pintu mobil, terdengar suara teriakan.

 

“FBI, angkat tanganmu di atas kepala dan menjauhlah dari mobil  atau kami akan menembak” teriak Kibum sambil berjalan mendekati Yoochun. Changmin mengikuti di belakang. Kedua Agents ini melihat sendiri pria misterius di hadapan mereka baru saja memasukkan tubuh Moon Junghee ke mobilnya. Mereka yakin pria ini adalah The Hunter.

 

“Menyerahlah atau kami akan melepaskan tembakan” kali ini Changmin yang berteriak. Mereka sudah berjarak satu meter dengan pria yang diduga The Hunter itu ketika secara tiba-tiba pria itu mengeluarkan pistol dan mulai menembak. Mau tak mau Kibum dan Changmin segera bersembunyi di antara mobil-mobil.

 

“Changmin Tiarap!” teriak Kibum  berusaha melepas tembakan. Tanpa bisa dihindari sebuah peluru bersarang di bahu Kibum, membuat Agent muda itu ambruk ke lantai. Changmin berlari menuju tempat Kibum sembari melepaskan tembakan pada The Hunter yang berusaha masuk ke dalam mobil.

 

“Kibum-ah! Kibum! Apa kau baik-baik saja? Bertahanlah Kibum” teriak Changmin panik, ketika sahabatnya itu terlihat mulai kehilangan kesadaran.

 

“Cha..nmin…cepat..kejar..orang..itu.. aku tidak..apa..cepat” Changmin bimbang, namun ketika mobil The Hunter itu melaju, ia berdiri dan berlari mengejar.

 

Yunho yang melihat Changmin keluar dari basement dengan tergesa-gesa melajukan mobilnya mendekat.

 

“Kita harus mengejar mobil hitam di depan. The Hunter itu mendapatkan Moon Junghee duluan. Kibum terluka, tapi Jae hyung akan tiba sebentar lagi” jelas Changmin terburu-buru. Yunho hanya mengangguk dan melajukan mobilnya cepat sementara Changmin sibuk menghubungi Jaejoong.

 

“Apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Yunho tanpa melepaskan pandangannya dari mobil yang mereka kejar. Changmin menggigit bibir bawahnya. Ia teringat sahabatnya yang terluka.

 

“The Hunter itu baru memasukkan Moon Junghee dalam mobilnya ketika kami tiba. Ia memiliki pistol dan adu tembak pun terjadi. Kibum terkena tembakan, tapi aku terpaksa meninggalkannya karena bagaimanapun nyawa Moon Junghee adalah prioritas” Yunho mengangguk. Penjelasan Changmin itu sudah cukup untuknya. Ia melajukan mobilnya dengan cepat. Untunglah jalanan tidak terlalu ramai sehingga mereka tidak tertinggal jauh tepatnya tertinggal satu belokan.

 

Mereka kaget ketika tiba-tiba mobil yang mereka ikuti itu menghilang di belokan. Yunho menghentikan mobilnya tepat di belokan ketika mobil itu menghilang. Yunho dan Changmin saling bertatapan tidak percaya. Mobil itu masuk ke dalam kompleks apartemen. Tidak ada belokan lain lagi di sekitarnya. Hanya ada jalur lurus.

 

“Apa menurutmu ini tempat tinggalnya?” tanya Yunho tak percaya.

 

“Tapi tidak mungkin semudah ini pembunuh itu menunjukkan persembunyiannya. Selama ini ia sangat berhati-hati”

 

“Bukankah ini membuktikan sepintar-pintarnya pembunuh gila itu, kita bisa lebih pintar darinya?” Yunho mendengus mengejek. Ia lalu membelokkan mobilnya memasuki parkir kompleks tersebut. Detektif ini lalu turun dan mulai menyusuri lahan parkir yang terlihat sepi itu tak lupa pistol untuk berjaga. Changmin akhirnya pun mengikuti tindakan Detektif ini. Mereka menemukan mobil hitam yang tadi mereka kejar terparkir di sudut paling ujung kosong tanpa ada pengemudi maupun penumpang.

 

“Ini sudah jelas, pembunuh itu masuk ke dalam kompleks apartemen. Tidak ada lagi jalan lain untuknya kabur. Ia bahkan memarkir mobilnya di sini” sahut Yunho. Changmin hanya mengangguk, mengeluarkan ponsel dan menghubungi Jaejoong.

 

”Ini akan menjadi hari yang panjang”

チャンミン

 

Hyungie bunuh ahjumma dan ahjussi...

Hyungie orang jahat...

Minnie benci orang jahat...

Minnie berlari menuju pintu keluar, namun belum sempat memutar kenop pintu, tangannya ditarik.

Minnie tidak boleh kemana-mana...

Hyungie sudah membuat orang yang jahat sama Minnie pergi...

 

Changmin menggigit tangan yang menahannya hingga mengeluarkan darah dan tanpa memikirkan tubuhnya yang penuh luka dan terasa sakit, ia berlari sekuat tenaga. Meninggalkan hyungie-nya berteriak seperti orang gila.

Untuk Pertama kalinya Changmin meninggalkan Park Yoochun.

 

チャンミン

 

Seoul, FBI’s  1st Criminal Quarter

Keenam Agents FBI plus satu Detektif Jung telah berkumpul mengelilingi meja rapat. Mereka baru saja mendengarkan rekaman telepon Changmin dan The Hunter. Kopian print-out petunjuk dari ponsel Yunho juga sudah dibagikan.

 

“Aku sangat membenci The Hunter ini, tapi harus kuakui ia genius. Memikirkan petunjuk ini untuk menyulitkan kita” Leetuk berkata begitu rekaman selesai diputar.

 

“Yah hyung, yang benar saja. Pembunuh itu sama sekali tidak genius. Hal ini karena petunjuk itu dia yang membuatnya jadi tentu saja hanya ia yang tahu jawabannya. Semua petunjuk ini bualannya saja” Kyuhyun tidak terima. Cuman dirinyalah yang boleh dipanggil genius. Leeteuk  memutar bola matanya bosan.

 

“Tapi aku setuju dengan Leeteuk hyung. Petunjuknya cukup menyulitkan. Apalagi petunjuk yang ia berikan pada Detektif Jung” sahut Kibum.

“Apa menurut kalian petunjuk yang ia beri  pada Detektif Jung ini merupakan bahasa asing?” Tanya Junsu. Rekannya yang lain terlihat memikirkan kemungkinan yang dikatakan itu, namun Kyu-lah yang menyuarakannya.

 

“Bisa jadi itu, Junsu hyung. Seingatku ada beberapa bahasa Negara yang seperti itu. Akan ku coba mengeceknya” genius IT itu langsung menuju laptopnya dan mulai mengotak-atik. Menyerahkan sisa petunjuk pada rekan yang lain.

 

“Kita serahkan dulu petunjuk itu pada Kyu. Kita bahas petunjuk yang ia berikan pada Changmin. Bagaimana menurut kalian?” tanya Jaejoong.

 

“Calon korban pembunuh gila itu berkaitan dengan bom kafe” Yunho akhirnya bersuara.

“Yunho benar. Petunjuknya adalah kata ledakan dan membandingkan dengan profil korban kita sebelumnya yaitu rambut coklat dan usia 24 tahun, Kita memiliki  calon korban…” Junsu menyetujui.

 

“Koo Dongjin dan Moon Junghee” Changmin menyelesaikan perkataan Junsu. Semua mengangguk setuju.

 

“Salah satu petunjuk yang diberikan itu pasti mengarahkan kita pada korbannya” Jaejoong kembali menatap notes miliknya.

 

“Tapi tunggu dulu, bukankah dari semua korban sebelumnya selain rambut coklat dan usia 24 tahun profesi atau kegiatan mereka yang berhubungan dengan olahraga juga menjadi kesamaan?” kali ini Kibum.

 

“Kibum benar, kita melupakan point itu” sahut Leeteuk.

 

“Kita akan periksa nanti, kita pecahkan dulu siapa di antara kedua orang ini. Pembunuh itu akan menangkap korbannya lusa. Sialan dia. Mempermainkan kita dengan petunjuk ini” kutuk Jaejoong.

“Apa kau yakin Jae, Rabu yang dimaksud di sini adalah waktunya?” tanya Leeteuk.

 

“Aku sangat yakin. Di kasus sebelumnya dia juga selalu memberikan petunjuk mengenai waktu”

 

“Menurutku korban kali ini adalah Koo Dongjin” sela Yunho membuat semua orang menatapnya.

“Kenapa bisa demikian?” Tanya Changmin penasaran.

 

“Dari petunjuk orang Korea. Moon Junghee-ssi tercatat berkewarganegaraan Kanada. Seluruh keluarganya pindah ke sana ketika ia berusia 12 tahun” kali ini giliran Jaejoong, Kibum dan Junsu yang menatap Yunho curiga.

 

“Darimana kau tahu? Informasi itu baru aku, Kibum dan Junsu yang tahu. Aku tidak ingat pernah memberitahumu tuan Detektif” sahut Jaejoong dengan nada selidik.

 

Oke, Yunho bingung bagaimana harus mengatakannya. Tidak mungkin ia mengaku bahwa dirinya sedang menyelidiki Moon Junghee yang mungkin terkait dengan masa lalu Changmin. Tidak dengan Kim Jaejoong yang siap mengeluarkan HK USP Compact kesayangannya dan mengarahkan benda itu tepat dikepalanya. Tentu saja tidak.

 

“Aku sedikit penasaran dengan kasus ledakan itu dan sedikit mencari tahu” bohong Yunho. Tidak hanya Jaejoong, Junsu pun merasa tidak percaya namun mengacuhkannya dan kembali fokus pada petunjuk.

 

“Jadi kau menyimpulkannya berdasarkan informasi itu? Bagaimanapun Moon Junghee itu juga orang Korea, bisa saja petunjuk itu berarti lain. Kita juga belum memecahkan petunjuk pantulan dan kata aneh itu” bantah Changmin.

 

“Daripada terus berdebat tidak jelas, aku ingin Kibum dan Leeteuk untuk ke rumah sakit sekarang dan menemui Koo Dongjin. Tanyakan apa dia ada hubungannya dengan olahraga atau apapun terkait petunjuk sial itu. Jika beruntung mungkin kalian akan bertemu dengan Moon Junghee juga” perintah Jaejoong yang diangguki kedua Agent itu. Lagi-lagi Yunho dengan bodohnya menyahut.

 

“Mereka tidak akan bertemu Moon Junghee-ssi. Dia sedang di Busan melakukan sebuah survey

“Bagaimana kau bisa tahu? Apa kau berkencan dengan Moon Junghee-ssi” Changmin tidak cemburu, sama sekali tidak cemburu.

 

“Aku hanya tahu saja, apa kau cemburu mendengarnya?” goda Yunho. Padahal tadi ia mengutuki kebodohannya, tapi sekarang ia mensyukurinya. Changmin mendengus kesal namun tak dapat menyembunyikan wajahnya yang merah. Semua terkecuali Jaejoong menatap kedua orang ini tertawa. Hanya Jaejoong saja yang mengeluarkan aura membunuh.

 

“Changmin kau pergi temani Kibum, Leeteuk kau hubungi Moon Junghee-ssi”” perintah Jaejoong dingin sambil tetap manatap tajam Yunho masih tersenyum senang.

 

チャンミン

Akhirnya waktu berburu tiba. Kalian tidak akan bisa memecahkan petunjuk itu tepat waktu. Sebentar lagi tinggal sebentar lagi…

チャンミン

Seoul Police Department

“Kenapa Kepolisian Seoul merasa tidak perlu melaporkan pada FBI dan mengizinkan Koo Dongjin-ssi keluar rumah sakit begitu saja?” Changmin bertanya dengan nada menakutkan membuat petugas kepolisian Seoul yang ada di hadapannya merinding.

 

“K-Kasus bom ini menjadi wewenang kepolisian Seoul dan kami merasa Koo Dongjin-ssi tidak berada dalam bahaya begitu juga dengan teman-temannya” jelas petugas tersebut memberanikan diri.

 

“Bukankah sudah aku tegaskan bahwa kasus ini menjadi wewenang FBI. Aku ingat aku sendiri yang mengatakannya beberapa hari yang lalu” Kali ini Kibum. Nadanya tidak jauh berbeda dengan Changmin tadi. Sahabatnya sendiri masih sibuk memelototi petugas itu. Tidak salah memang jika FBI menganggap Kibum dan Changmin sebagai Agent muda terbaik mereka. Keduanya memang sangat disegani dan menakutkan jika mereka mau.

“Min-ah, sepertinya percuma kita berbicara dengan petugas ini. Sebaiknya kita melapor pada Jaejoong-hyung. Lebih cepat lebih baik” Kibum berkata pada Changmin tanpa melepas tatapannya dari petugas itu. Changmin mengangguk.

 

“Jangan pikir masalah ini selesai. Kami akan menemui langsung ‘boss’ kalian dan menanyakan hal ini. Pastikan ia ada di tempat saat kami datang berikutnya” dengan itu Changmin dan Kibum pergi meninggalkan petugas yang ketakutan.

 

チャンミン

Seoul, FBI’s  1st Criminal Quarter

“Ini yang aku benci dari kepolisian Seoul. Mereka selalu bermusuhan dengan para Agents FBI dan melakukan semua hal tanpa mengikuti aturan” keluh Jaejoong begitu mendengar cerita Kibum dan Changmin. Kedua Agents muda itu telah kembali ke HQ.

 

“Jadi apa yang akan kita lakukan Jae? Moon Junghee-ssi juga tidak bisa dihubungi” Tanya Leeteuk. Jaejoong terlihat berpikir sebentar sebelum berkata.

 

“Kita lanjutkan ini besok. Ada baiknya kita beristirahat. Aku tahu kalian tidak akan pulang, tapi ada baiknya kita beristirahat dulu. Untuk masalah dengan kepolisian Seoul akan kuserahkan pada Kangin” tanpa mereka sadari hari sudah malam.

 

“Jae benar. Tidak mungkin  malam-malam memaksa Koo Dongjin-ssi dan Moon Junghee-ssi untuk kemari. Kita juga tidak akan berguna jika sakit” tambah Junsu. Semua mengangguk setuju dan mulai beranjak menuju break room.

 

チャンミン

Aku tidak mau mengurus bocah itu lagi…

Keluarga pria sialan itu saja membuangnya…

Tapi yeobo… jika kita tak merawatnya kita tak akan mendapat uang warisan itu…

Kenapa tak kau bunuh saja bocah itu dan menjadi pewaris…

Mereka akan mencurigai kita…

Tak akan ada yang curiga…

 

Eomma tidak boleh membunuh Minnie…

Aku tidak akan membiarkan mereka membunuh Minnie…

 

Park Yoochun menatap kedua orang tuanya yang sedang berdebat dengan penuh kebencian.

 

チャンミン

Nowon-gu, 8.30 am

Jaejoong berdiri berdampingan bersama Junsu menunggu pintu apartemen Koo Dongjin terbuka. Sudah dari tadi kedua SSA ini membunyikan bel namun tidak ada yang menjawab. Muncul kecemasan dalam diri keduanya. Keduanya baru akan beranjak pergi ketika pintu apartemen sebelah terbuka dan keluarlah seorang wanita paruh baya yang terlihat ramah.

 

“Apa kalian berdua mencari Dongjin?” Tanya wanita itu.

 

“Ne, Hwang-ssi. Kami berdua dari FBI, saya Kim Junsu dan ini rekan saya Kim Jaejoong” jelas Junsu melihat nama wanita tersebut di kotak pos dekat pintu.

 

“Apa ini berhubungan dengan ledakan bom itu? Kalian menangkap pelakunya? Dongjin adalah anak yang baik, kasihan dia menjadi korban ” nada Hwang-ssi terdengar cemas.

 

“Ne, tapi tidak ada yang perlu dicemaskan. Kami hanya perlu konfirmasi dari Koo Dongjin saja” Jaejoong berbohong. Ia bisa mengerti kecemasan wanita itu.

 

“Apa anda tahu kemana Koo Dongjin-ssi pergi Hwang-ssi?” Junsu bertanya. Ia lalu mengeluarkan badge-nya untuk meyakinkan. Wanita itu mengangguk.

 

“Dongjin pergi ke gym millik orangtuanya. Ia membantu mengurus masalah keuangan di sana jika ada waktu kosong di kafe dan kupikir karena bom itu, ia akan lebih banyak menghabiskan waktu di gym” penjelasan Hwang-ssi mengejutkan Junsu dan Jaejoong. Keduanya saling bertatapan sebelum kembali berbicara dengan Hwang-ssi.

 

“Kalau boleh saya tahu dimana  lokasi gym milik orangtua Koo Dongjin-ssi ini?” Tanya Jaejoong.

 

“Di Daejeon” jawab Hwang-ssi

 

“Terima kasih banyak atas informasi yang anda berikan Hwang-ssi. Anda sangat membantu kami” sahut Junsu. Keduanya membungkuk memberi salam dan meninggalkan apartemen itu.

 

“Apa kau memikirkan apa yang aku pikirkan Jae?” Tanya Junsu ketika mereka sudah masuk ke dalam mobil.

 

“Sepertinya aku memikirkan apa yang kau pikirkan Junsu. Kita kembali ke HQ dan mengabari mereka. Setelah itu baru kita pikirkan apa tindakan kita” sahut Jaejoong sambil mengendarai mobil.

チャンミン

 

Seoul, FBI’s  1st Criminal Quarter

“Akhirnya kita mendahului pembunuh itu” seru Leeteuk begitu Junsu selesai bercerita. Media liason FBI itu terlihat senang.

 

“Tapi aku masih tidak yakin hyung. Masih ada petunjuk yang belum terjawab” berbeda dengan Leeteuk, keraguan tergambar jelas di wajah Changmin.

 

“Hey Shim Changmin, dari semua petunjuk yang ada semuanya mengarah pada Koo Dongjin-ssi” Leeteuk tetap teguh dengan pendapatnya.

 

“Yang dikatakan Leeteuk memang ada benarnya. Dari kemiripan dengan korban sebelumnya sudah sangat jelas Koo Dongjin, sementara Moon Jung hee-ssi yang aku tahu mengambil kuliah di jurusan jurnalistik” sahut Junsu. Jaejoong menatap Kyuhyun yang dari tadi sibuk dengan laptopnya.

 

“Apa kau berhasil menemukan arti petunjuk untuk Detektif Jung itu Kyu?”

 

“Masih belum hyung. Aku sudah mencobanya tapi tidak ketemu. Ukrania, Rusia atau Polish yang memiliki bahasa seperti itu pun tidak ada”

 

“Dan jangan lupa, masih tersisa petunjuk Pantulan yang belum terpecahkan” kali ini Kibum.

 

“Aku rasa Changmin benar. Terlalu cepat untuk menyimpulkan kalau Koo Dongjin-ssi sasaran si gila itu” Yunho yang dari tadi hanya mendengarkan akhirnya ikut bicara.

 

“Kau hanya ingin berada di pihak Changmin saja, Detektif Jung” ejek Kyuhyun yang dihadiahi pukulan manis di kepalanya oleh Changmin.

 

“Sebaiknya kita bagi menjadi 2 tim saja untuk berjaga” Jaejoong mengambil keputusan.

 

“Aku setuju dnegan Jae. Apalagi sampai sekarang Moon Junghee-ssi belum dapat dihubungi. Lalu bagaimana pembagiannya” Junsu

 

“Aku, Junsu dan Leeteuk akan menuju Daejeon, sementara Changmin dan Kibum akan menetap di sini dan menunggu kabar dari Moon Junghee-ssi. Kyu, kau lanjutkan dengan kata aneh itu, sedangkan Detektif Jung, terserah kau mau berada dimana” Jaejoong berani bertaruh Yunho akan menetap dan tebakannya itu terbukti ketika Detektif itu menyuarakan keputusannya.

 

“Aku akan tetap di sini” sahut Yunho santai membuat Jaejoong mendengus.

 

“Jangan lupa Jung, aku tidak segan-segan menembakmu dengan pistol milikku” ancam Jaejoong lalu meninggalkan ruangan. Junsu menggelengkan kepala pasrah, menyusul Jaejoong diikuti Leeteuk sementara yang lain menatap Detektif dan unit chief mereka itu dengan ngeri.

 

“Sebaiknya kita juga mulai bekerja. Aku akan mencoba menghubungi Moon Junghee-ssi lagi”

 

チャンミン

Jung-gu, Lotus 24hr- Restaurant, 22.30 pm

“Lalu, kenapa kita malah makan di restaurant  dan bukan menuju rumahmu untuk melihat berkas kasus 2 tahun lalu?” Changmin menatap Yunho yang baru saja duduk di salah satu meja restaurant. Tadinya Changnin, Yunho dan Kibum berencana untuk menuju rumah Yunho karena mereka membutuhkan berkas kasus 2 tahun lalu. Mereka berharap dapat menemukan jawaban petunjuk. Awalnya Changmin menyarankan mereka untuk kembali ke FBI HQ namun Yunho menyarankan rumahnya karena lebih dekat dengan lokasi mereka bertiga saat itu.

 

“Manusia itu perlu makan Changmin. Kita tadi sudah melewatkan makan siang dan hanya makan sebungkus roti jadi sekarang kita tidak boleh melewatkan makan malam. Untunglah ada restaurant 24 jam di sekitar rumahku” jelas Yunho. Changmin mendengus kesal walau akhirmya ia juga ikut duduk.

 

“Aku rasa Detektif Jung ada benarnya. Kita tetap harus makan terutama kau Min. Kau tidak ingin masuk rumah sakit lagi kan?” sahut Kibum yang baru masuk. Tadi ia mengangkat telepon dari Junsu. mendengar kata-kata Kibum itu, telinga Changmin memerah. Yunho tertawa melihatnya

 

“Apa yang dikatakan oleh Junsu kepadamu? Yunho bertanya pada Kibum selagi menunggu pesanan.

“Kata hyung, Koo Dongjin-ssi menolak untuk ikut menuju FBI HQ. Ada masalah di Gym milik orang tuanya yang harus diselesaikan, jadi hyungdeul akan tinggal sementara di sana. Kau tahu kan, untuk berjaga-jaga” Yunho hanya mengangguk.

 

“Apa Moon Junghee-ssi masih tidak bisa dihubungi?” Kibum bertanya pada Changmin yang sibuk dengan ponsel. Ia masih berusaha menghubungi Moon Junghee.

 

“Tidak. Teleponnya masih tidak aktif. Ini benar-benar menyebalkan. Kita hanya punya waktu sedikit sekali sampai besok”

 

“Yep, tepatnya hanya tinggal beberapa jam lagi malah” sahut Yunho membuat Changmin menatapnya tajam.

 

“Aku juga sudah mencoba menghubungi Junghee menggunakan ponselku tapi ternyata tidak diangkatnya juga” lanjut Yunho lagi mengacuhkan tatapan Changmin. Kibum mengerutkan dahinya mendengar ucapan Yunho itu.

 

“Apa bedanya dengan kau yang menelpon dengan kami Detektif Jung?” Tanya Agent itu curiga. Yunho hanya mengangkat bahunya. Tidak mungkin ia bilang pada Agent ini kalau Moon Junghee menyimpan nomor ponsel. Pembicaraan mereka terhenti ketika pesanan tiba dan ketiganya pun sibuk menyantap makanan masing-masing. Yunho terlihat cukup kaget ketika Changmin mengumumkan dia sudah kenyang padahal makanannya baru habis setengah. Setahu Detektif ini, Changmin itu sangat suka makan dan selalu menghabiskan makanannya.

 

“Kau yakin sudah kenyang Min? atau makanannya tidak enak? Katakan saja dan kita akan mencari restaurant yang lain” tanya Yunho serius. Kibum yang mendengar pertanyaan Yunho itu memutar bola matanya bosan. Detektif ini terlalu berlebihan.

 

“Makanannya tidak bermasalah Detektif Jung. Aku sudah kenyang, itu saja”

 

“Tapi kau baru makan sedikit dan tadi siang juga hanya makan roti, bagaimana kau bisa kenyang?” Yunho masih tetap bersikeras membuat Changmin kesal.

 

“Kau tidak perlu mempermasalahkannya Jung Yunho. Aku kenyang atau tidak itu bukan urusanmu”

 

“Tentu saja urusanku. Bagaimana kalau kau pingsan lagi dan masuk rumah sakit?!” pernyataan Yunho itu membuat Changmin kaget. Detektif itu khawatir dengannya, pikir Changmin. Kibum yang hanya menjadi penonton baik dari tadi akhirnya berbicara.

 

“Bisakah kalian lanjutkan pertengkaran suami-istri ini setelah aku selesaikan makananku? Aku sedang tidak ingin menonton drama” Changmin langsung melototi Kibum sedangkan Yunho hanya nyengir membuat Changmin bertambah kesal.

 

“Aku akan menunggu di mobil saja. Kalian selesaikan saja makanan itu” Changmin bangkit dari duduknya namun ditahan Yunho.

 

”Tentunya kau tidak lupa kalau aku yang pegang kunci mobilkan Changmin ? jadi sebaiknya kau duduk dengan manis di sini karena aku tidak berniat memberikan kunci mobil padamu” sahut Yunho santai. Oh, jangan ditanya. Ingin sekali Shim Changmin memukul wajah sombong Detektif itu, namun ditahannya. Perdebatan mereka cukup menarik perhatian pengunjung restaurant yang lain dan Changmin tidak ingin menimbulkan masalah, jadilah ia kembali duduk sambil mendengus kesal.

 

”Nah, mari kita lanjutkan makan”

 

チャンミン

Daejeon Gwangyeoksi, 02.00 am

Koo Dongjin menatap ketiga Agent yang sedang duduk disalah satu lounge milik gym-nya tak percaya. Ia baru saja menyelesaikan kesalahan yang dilakukan oleh salah satu karyawan dan ketiga Agent itu sama sekali tak beranjak sedikitpun. Mau tak mau Koo Dongjin merasa takjub. Agent federal memang luar biasa pikirnya.

 

“Maaf kalian jadi harus menunggu” Dongjin membungkuk sedikit. Leeteuk, Junsu dan Jaejoong yang dari tadi berkutat dengan petunjuk The Hunter itu menatap Koo Dongjin yang berdiri di hadapan mereka dengan ekspresi lega.

 

“Apa anda sudah selesai Koo Dongjin-ssi? Bisakah ikut dengan kami?” tanya Junsu.

 

“Apa anda yakin? Ini sudah lewat tengah malam. Apa setidaknya beristirahat dulu? Kalian pasti lelah menunggu dari tadi” Mendengar itu Jaejoong dengan cepat menggelengkan kepalanya.

 

“Tidak bisa Koo Dongjin-ssi, lebih cepat kita kembali ke HeadQuarter lebih baik” Dongjin hanya mengangguk. Ia lalu beranjak untuk mengambil tasnya, namun seakan teringat sesuatu ia berbalik menghadap ketiga Federal Agents itu lagi.

 

“Apakah Junghee baik-baik saja? Dia juga berada di FBI kan? Bagaimana dengan Ji hoo hyung?”

 

“Mereka akan baik-baik saja Dongjin-ssi, seperti yang kami jelaskan tadi, pembunuh itu memberi petunjuk yang lebih mengarah kepadamu daripada kedua rekanmu. Tapi untuk mengurangi rasa khawatirmu, kami juga sudah menempatkan penjagaan pada Ma Jihoo-ssi. Sayangnya Moon Junghee-ssi belum bisa dihubungi dari kemarin” jelas Leeteuk.

 

“Ah ne, Junghee sedang melakukan survey. Ia selalu serius dalam melakukan sesuatu pastilah ponselnya dimatikan agar tidak menganggu” sahut Koo Dongjin. Pemuda yang juga berambut coklat ini mengambil tasnya lalu menyusul para Agents yang sudah duluan menuju mobil.

 

“Kau bisa tinggalkan mobilmu di sini Dongjin-ssi. Besok salah satu dari tim kami akan membawakan mobilmu” Jelas Junsu. Dongjin hanya mengangguk dan masuk ke dalam mobil. Setelah memastikan semua berada dalam mobil, Junsu pun melajukan mobil kembali menuju FBI HQ.

 

チャンミン

Seoul, Jung’s Mansion, 02.30 pm

Changmin mengusap matanya yang lelah. Sejak sampai di rumah Yunho beberapa jam yang lalu, dirinya, Kibum dan juga Detektif itu sibuk membongkar berkas lama kasus Sanghyun di ruang kerja Detektif ini. Dengan izin khusus Yunho memang memiliki kopian data kasus.

 

“Aku masih tidak mengerti arti petunjuk ini dan aku tidak yakin semudah itu petunjuk ini akan mengarah ke korban” gerutu Kibum. Changmin kaget mendengar gerutuan sahabatnya. Biasanya Kibumlah yang paling kalem. Sepertinya batas waktu yang terus memburu mereka memberikan tekanan tersendiri.

 

“Kibum benar. Sepertinya pembunuh itu ingin bermain-main dengan pikiran kita. Ia ingin membuat kita ragu. Ketika kita berpikir Koo Dongjin korbannya bisa saja ternyata Moon Junghee dan sebaliknya. Kita menebak Junghee korbannya, ternyata malah Dongjin” sahut Yunho membanting map berisi setumpuk berkas yang baru selesai ia baca.

 

“Aku masih merasa arti orang Korea dalam petunjuk itu bukan merujuk pada status kewarganegaraan. Pasti ada maksud khusus. Bisa jadi petunjuk itu adalah petunjuk untuk memecahkan petunjuk yang lain” lanjut Kibum lagi. Yunho mengangguk.

 

“Seperti petunjuk dalam petunjuk” Changmin hanya diam. Namun kata-kata sahabatnya itu cukup menganggunya. Ia lalu berdiri. Melempar map berkas yang sedang dia baca begitu saja ke sofa. Yunho dan Kibum menatapnya heran.

 

“Kau kenapa Min?” tanya Kibum.

 

“Aku baik-baik saja. Hanya perlu ke toilet” balas Changmin. Agent muda itu lalu menatap Yunho dan menanyakan lokasi toilet.

 

“Tinggal membuka pintu ini dan pintu dihadapanmu adalah toilet Changmin. Atau perlu aku antarkan ke toilet ?” Pertanyaan itu mendatangkan tatapan tajam dari Changmin. Ia berbalik badan dan keluar begitu saja membuat Yunho tertawa dan Kibum menggelengkan kepala.

 

チャンミン

Changmin  membasuh wajahnya dengan air. Sejak dari restaurant, ia merasakan suatu firasat yang aneh. Ia menatap wajahnya sendiri yang terpantul dari cermin. Firasat Agent ini mengatakan jika Moon Junghee sasaran pembunuh itu. Hal yang membuatnya bingung adalah bagaimana memastikan itu dengan petunjuk yan

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
ChangNeen
Story ini sebelumnya sudah pernah di publish di FFn, namun karena beberapa hal akhirnya saya pindahkan ke AFF. Fanfic ini di re-publish dengan sedikit perubahan

Comments

You must be logged in to comment
Zheeda #1
Chapter 14: Masih menunggu....
Tesyaliliani
#2
Chapter 14: Baru nemu cerita ini dan langsung suka. Kk kpn updatenya? Gak sabar sama kelanjutan cerita ini
Zheeda #3
Authornim..
Cassie_Army
#4
Chapter 14: Astagaaa udah apdet aja ini cerita favorit!!!
*mewek haru
Changminnieeee TT TT TT

Btw Gomawo authornim..
cecilyuu
#5
Chapter 14: Huaaa, kapan author update lagi? Ga sabar bgttt.
Changmin harus kuat,
Tunggu diselamatkan oleh Jae hyung and Yunho!
retnoyuul #6
Chapter 14: Can't waitttt to see what will happen to Changmin UwU
angelmax #7
Chapter 14: Mimpi apa ini saia ! Ini hari terindah saat buka aff lalu ada notif dan ternyata authornim updated !

Ya ampyunnn ini epep yg paling aku nantikan kelamjutanya...udah agak pesimis sih saat ampe dua tahun gak apdet TT...tapi syukurlah akhirnya authornim are back!

Agak kecewa sih pas bagian enceh di skip wkwkwk *ketauan reader yadong nih*

Semoga tetep dilanjut ampe tamat.amin
MaxRen13 #8
Chapter 14: Finally! Update! Yunho changmin jadiaaaaannnn udah dpt restu pula.. Skidipap jugaaa

Akhirnya gliran changmin skrng, smoga dia bisa brtahan..cpet slmatkan minnie??
mxcharm
#9
Chapter 14: akhirnya update, thanks krn masih melanjutkan ini. ini salah satu ff fav saya. semoga updatenya tdk terlalu lama ya hahahaha selamat melanjutkan. saya akan menunggu updatenya
Bigeast88 #10
Chapter 14: Absjdksnfjdjfke OMG BERKAH BULAN JANUARI!! AKHIRNYA UPDAAATTEEEE THOOOORRRR Huhuhuhuh TTwTT
Akhirnya jadian~~ eh tp NCnya kok dipotong sih /plak/ XDD
Smoga chami yg mulus g dilukai~~ pangeran jung cepat temukan kekasihmuuuuu!!
Good job thor bikin makin penasaraan hohoho

Update berikutnya jgn lama2 y thor X'D