15.

You Are Not Alone..

Part 15

Liburan tiba liburan tiba, musim panas kali ini datang menghampiri Negeri Gingseng yang telah terbiasa dengan berbagai keindahan bunga-bunga selama beberapa bulan. Saat ini mentari yang biasanya tampak malu-malu mulai menyengat kuat diantara celah tirai tipis kamar mereka.

Mereka? Iya, Luhan dan Kyungsoo. Dua gadis itu selalu menghabiskan malam bersama semenjak Kyungsoo keluar dari rumah sakit. Luhan terlalu protektif kepada  adik tirinya. Ia tak mau sedikitpun terpisah bahkan untuk sekedar tidur. Kedua orangtua mereka tak mempermasalahkan dan malah merasa bahagia. Setidaknya Luhan telah mau menerima kehadiran Kyungsoo yang sempat ia tentang beberapa waktu yang lalu. Juga saat dengan bodohnya ayah Kyungsoo menyakiti hati Luhan yang notabene perlu kasih sayang lebih saat itu. Tapi semuanya telah terselesaikan dengan baik.

Suasana hiruk pikuk pagi ini telah dirasakan kedua insan yang masih setengah sadar bangun dari tidurnya. Beberapa pasang unggas mungil bersayap itu sedari tadi berceloteh riang menemani sang surya untuk menyemarakan kehidupan di bumi. Sesekali nyanyian panjang itu saling bersahutan hingga menyebabkan Luhan bangkit dengan kepala sedikit pening. Ia tak cukup tidur kemarin malam karena sibuk mengoceh ini itu dengan Kyungsoo. Sementara gadis satunya masih memejamkan mata walaupun sebenarnya ia telah terbangun.

Luhan mengucek sebentar kelopak matanya yang masih berat terbuka. Ia mengedarkan pandangan dan mendapati dua gelas air putih yang selalu disiapkan eomma-nya selesai bangun tidur. Lantas ia meminumnya segera agar kesegaran bisa datang cepat pada tubuhnya.

“Kyungie-yaa... Ireona.... Kyungie-yaa...” Luhan menggerak-gerakkan tubuh Kyungsoo lemah.

Kyungsoo hanya menggeliyat kecil lalu bergumam tak jelas.

“Ayoo bangun... Kyung...”

Hmmm...”

Kyungsoo masih setia memejamkan matanya. Ia merasa sangat mengantuk meskipun sebenarnya telah bangun. Namun rasa malas dan kantuk yang teramat memaksanya tetap tinggal di atas tempat tidur. Mungkin Luhan merasa kasihan melihat Kyungsoo yang sepertinya kelelahan. Ia tak lagi membangunkan Kyungsoo dan beranjak turun dari tempat tidur sendiri.

Dengan raut wajah mengantuk yang luar biasa, Luhan menghampiri sang eomma yang tengah memasak. Hati-hati sekali Luhan mengambil botol minum di kulkas. Takut kalau terjatuh karena Luhan masih dalam taraf kesadaran minim.

“Kau sudah bangun? Mana adikmu?”

Uh?” Luhan meneguk pelan minumannya lalu meletakkan kembali ke kulkas. “Masih tidur..”

Eomma menatap heran wajah Luhan. “Kau kemarin tidur jam berapa? Wajahmu terlihat kelelahan sekali...”

“Kita....” Luhan mengerutkan keningnya. “Jam berapa yaa?”

“Kalian tidur diatas jam satu.. Appa masih mendengar kalian cekikikan sendiri di kamar..” Sahut seseorang yang baru saja masuk ke dapur. Appa mengambil air minum dari teko dan menuangkan pada gelas.

Luhan nyengir. “Mungkin~.. Kita bercerita banyak kemarin...” balas Luhan. Kemudian ia ikut membantu eomma-nya memasak.

“Lain kali jangan dibiasakan tidur sampai malam.. Kyungsoo masih harus istirahat Luhan...” Ingat appa.

Luhan mengangguk. “Iyaa... Appa.. Ah, appa tidak berangkat bekerja?”

“Tidak, appa dapat giliran malam.”

Luhan mangut-mangut paham. Ia mulai memotong sayuran yang masih disisakan eommanya. Cukup tenang, tak ada lagi omelan dan celoteh-celoteh dari mereka yang menguasai dapur. Luhan terlalu hanyut dalam memasakn. Ia memang suka membantu eomma-nya memasak semenjak menjadi kekasih Sehun. Sebelumnya jangankan memasak, membantu di dapur sekedar cuci piring saja malasnya minta ampun. Mungkin ia sadar bahwa menjadi kekasih Sehun harus bisa melayani Sehun nantinya.

Ah, Luhan akan memerah jika disinggung tentang ini.

∞∞∞

Satu keluarga itu tengah berkumpul di ruang makan. Mengitari meja oval dengan beberapa makanan yang telah disiapkan oleh eomma dan Luhan. Masing-masing menghadap pada piring yang penuh dengan makanan juga mangkuk sup dan dua gelas minuman. Mereka makan dengan kidmat. Masih belum ada yang memulai percakapan. Sampai sang appa yang mengambil alih suara dentingan sendok dan piring.

“Kalian liburan hanya di rumah?” Tanya appa seraya mengusap sudut bibirnya yang terasa kotor akibat saus.

Kyungsoo memandang appanya sejenak lalu menggeleng.

“Kenapa?”

“Boleh appa kita pergi berlibur?” Alih-alih Kyungsoo yang menjawab, Luhan yang melempar tanya.

Appa mengangguk. “Tentu. Siapa yang akan melarangmu berlibur? Pergilah, daripada di rumah kalian akan bosan..” sahuntnya tenang.

Mata rusa Luhan berbinar cerah. Bibirnya ikut melengkung cantik. “Sungguh? Aahhh, kita akan berlibur !!” Seru Luhan.

“Ajak teman kalian.. Appa yang akan menyiapkan semuanya nanti..”

Kali ini bukan hanya Luhan yang berteriak namun juga Kyungsoo. Kedua gadis belia itu memekik senang dan tak percaya. Mereka saling berpelukan senang dan beranjak dari kursi lalu memeluk satu persatu kedua orang tuanya. Luhan dan Kyungsoo bersyukur memiliki orangtua yang perhatian kepada mereka.

Kali ini Luhan merasakan sebuah keluarga yang sebenarnya. Ia adalah anak yatim setelah berusia sepuluh tahun dan harus menerima seseorang yang tahu siapa saat ia beranjak remaja. Kehidupannya mulai terasa tak tenang ketika sang eomma memberikan perhatian yang selalu ia dapatkan kepada lelaki itu. Lelaki yang ia anggap sebagai seseorang perebut kasih sayang eomma-nya. Luhan membenci lelaki itu meskipun lelaki itu menyayanginya. Bagaimanapun saat itu Luhan beranggapan bahwa appa Luhan sudah meninggal, dan lelaki itu bukan appa-nya. Sekalipun appa tiri.

Tapi kini? Ia bisa merasakan kebahagiaan yang luar biasa. Ia baru menyadari kasih sayang yang diberikan lelaki itu tulus adanya. Lelaki itu tak pernah berniat merebut eomma-nya dari dirinya. Lelaki itu ingin memberikan peran seorang appa untuk Luhan walaupun awalnya merasa sangat sulit menyentuh Luhan. Namun sekerasnya batu akan tergerus juga jika terus ditetesi air. Begitu juga Luhan, sekeras apapun hati Luhan menolak appa-nya, dengan kasih sayang yang tercurahkan kepadanya lama-lama Luhan akan menerima.

Tak berbeda jauh dengan Luhan yang merasakan sebuah keluarga sebenarnya, Kyungsoo juga demikian. Kasih sayang yang tercurahkan dari kedua orangtuanya sungguh membuat kehidupannya jauh lebih baik lagi. Apalagi saat ini Luhan tak lagi membenci dirinya, Luhan tak lagi memaki dan menyakiti dirinya, Luhan tak lagi membuat dirinya menangis, Luhan tak lagi berbuat seperti dulu. Kyungsoo bahagia, bahagia tiada tara. Gadis dengan mata bulat itu mensyukuri karunia Tuhan berupa keluarga kecil yang bahagia dimana semuanya berbaur menjadi satu saling menuangkan cinta dan kasih sayang. Inilah sebuah keluarga yang didambakan Kyungsoo. Bukan keluarga yang selalu diisi makian dan air mata. Ia percaya bahwa Tuhan tak pernah tidur dan menepati janjinya untuk memberikan kebahagiaan kepada dirinya.

Kuasa-Mu sungguh besar Tuhan...

Karunia-Mu atas kebahagiaan ini akan selalu tanam di dalam hati, dan aku tak akan berhenti mensyukurinya..

∞∞∞

Rasa lelah yang sempat memburu di tubuh masing-masing makhluk Tuhan paling sempurna ini terasa menghilang begitu saja. Semenjak pasang kristal yang tak berhenti menyorot kagum hamparan laut di depannya. Bibir-bibir itu tak berhenti menggumam kata-kata pujian atas karya Tuhan yang begitu luar biasa. Keindahan laut yang tak akan didapatkan saat menjejakkan kaki di Seoul sangat mengerti mereka berdelapan.

Ya, mereka, Kyungsoo, Luhan, Jongin, Sehun, Baekhyun, Chanyeol, Jongdae dan Minseok. Satu kesatuan yang memutuskan untuk menikmati liburan di Pulau Jeju atas kesempatan yang diberikan Kyungran, appa Kyungsoo dan Luhan. Sehari setelah appa kedua makhluk cantik memberikan lampu hijau, mereka langsung menghubungi teman-temannya dan berakhir di sini. Di depan bentangan air biru yang bergerak pelan ke bibir pantai. Di iringi hembus angin pelan yang menenangkan. Apalagi dinikmati ketika musim panas tiba.

“Tuhan selalu menurunkan tempat-tempat yang indah..” Celetuk Baekhyun dengan lensa tak berhenti merekam setiap pergerakan gelombang pantai.

“Kau benar..” Timpal Baekhyun yang juga tak mengalihkan pandangan dari sana.

Yang lain mangut-mangut. Mereka semua setuju dengan pernyataan Baekhyun.

Sehun mengeratkan genggaman tangan Luhan seraya menggigit bibir bawahnya. Apa yang dirasakan Sehun Luhan tak tahu. Gadis itu hanya mengulas senyum ketika melihat kekasihnya sepertinya menikmati.

“Aku berterima kasih kepada appa-mu Lu, Kyung..” Kali ini Chanyeol yang bersuara. “Sampaikan ucapan terima kasih kami..”

Kyungsoo dan Luhan mengangguk bersama.

“Benar-benar, appa-mu hebat sekali memilih tempat berlibur..” Jongdae ikut menimpali.

Luhan dan Kyungsoo mengangguk bersama lagi.

Mereka mengucapkan kata-kata itu tanpa melepas pandangan dari hamparan yang sejak pertama kali menjejakkan kaki telah menyihir lensa mereka. Mereka tak pernah tahu jika tempat ini begitu indah hingga mereka tak sanggup melawan pesona yang ditawarkan. Beberapa menit berlalu mereka dalam keheningan akibat terhanyut dalam pemandangan itu.

Hingga...

Kyaaaaa!!!!!!!!! Kita liburan sekaraaaang..... Waaaaaaaaaaaa!!!!!!!! Tempat ini indah sekali....... Wuaahhh, appa-mu benar-benar jjang ....” Seru Baekhyun girang. Tubuhnya meloncat-loncat dengan tangan masih menggenggam lengan Chanyeol.

“Aku tidak menyangka ternyata perjalanan jauh kita terbayar tuntas...” Pungkas Luhan dengan wajah berbinar.

“Terima kasih kalian sudah mengajak kami ke tempat indah ini...” Minseok, gadis cantik dengan pipi chubby itu mengucapkan kata yang terpendam dalam hati beberapa saat yang lalu. Mengingat tak ada kesempatan ia berbicara dengan kedua gadis cantik itu selama perjalanan.

Luhan mengulas senyum manis. “Sama-sama unni, kau butuh refreshing sebelum bertarung dengan ribuan siswa yang merebutkan bangku kuliah bukan?” Balasnya.

“Padahal aku bukan apa-apa kalian..”

“Hey...” Luhan cemberut. “Unni kekasih Jongdae oppa, dan Jongdae oppa hyung dari kekasih Kyungsoo... Jadi unni juga bagian dari kita..”

Minseok lantas memeluk tubuh mungil Luhan dan Kyungsoo bergantian. Ia tak berhenti menggumamkan kata terima kasih untuk keduanya. Luhan maupun Kyungsoo selalu menenangkan mereka bahwa semua ini memang pantas mereka dapatkan. Senyum manis tak pernah lepas dari bibir mungil mereka kala mengatakan hal itu. Semuanya merasakan ketulusan dua gadis bersaudara ini. Sekali lagi rasa terima kasih diberikan kepadanya.

Sehun tersenyum. Hatinya begitu bahagia melihat wajah cerah Luhan. Ia sungguh menginginkan sosok ini hadir dengan wajah ceria dan senyum tulus yang mengembang sejak beberapa waktu yang lalu. Meskipun terlambat, ia masih bersyukur. Sungguh, karunia Tuhan memang luar biasa indahnya. Ia masih diberikan kesempatan melihat Luhan seperti apa yang diinginkannya. Gadis ini mampu membuatnya jatuh cinta lagi untuk kesekian kalinya.

∞∞∞

Gemerlap lampu yang menerangi pusat kota di Pulau Jeju sungguh memanjakan mata. Sebenarnya ini bukan pusat kota, hanya sebuah tempat yang menjadi pusat keramaian di tempat itu. Beberapa pertokoan tampak berbinar dengan penerangan yang cukup menarik pandangan mata. Di antara jejeran toko, ada sebuah kedai makanan tempat Kyungsoo dan kawan-kawan mengabulkan keinginan perut keroncongan mereka.

Mereka duduk melingkar. Di hadapannya ada hot pot khas China. Sengaja memilih kedai makanan China demi menghilangkan kerinduan yang menyerbu dalam hati Luhan. Pilihan gadis itu selalu bisa membuat semuanya senang. Terbukti hot pot yang penuh sayur dan daging itu telah habis meninggalkan broth dan saus sisa. Bukan hanya itu saja, somori goog bab juga habis tak tersisa.

“Setelah ini kita kemana?” Luhan menyeka sisa makanan yang menempel di sudut mulutnya.

Yang lain saling berpandangan lalu menggeleng.

“Kurasa kita akan berpisah Lu..” Jongin ambil bicara sambil menuangkan minum untuk Kyungsoo.

Kening Luhan mengerut. “Kenapa?”tukasnya kecewa.

“Sayang...” Luhan menoleh pada Sehun. “Mereka juga ingin waktu berdua sendiri... Kau tidak ingin menghabiskan waktu berdua kita? Hanya berdua?”

Luhan tampak menimang, senyum manis terulas dari bibir tipisnya. Detik berikutnya ia mengangguk setuju.

“Kita akan menghabiskan waktu di hotel saja..” Celetuk Chanyeol setelah menyelesaikan makannya.

Semuanya menatap Chanyeol bingung. Ekspresinya sama dengan berbagai tanda tanya. “Hotel? Kalian akan melakukan apa di hotel dengan waktu yang lama ini?” Seru Jongin terkejut.

Yaa!! Kita akan menonton film dan bermain gitar..” Sahut Baekhyun.

Oh, aku kira kau akan main kuda-kudaan.”

Yaaa!! Kau ini berpikir yang tidak-tidak..” Oceh Baekhyun.

Lainnya tertawa melihat semu merah yang menguar di pipi Baekhyun. Menyinggung hal itu membuat Baekhyun merona. Tapi bukan hanya Baekhyun yang menahan malu, Minseok juga melakukan hal yang sama. Mengingat yang akan tinggal di penginapan adalah pasangan Jongdae Minseok dan Chanyeol Baekhyun.

Setelahnya mereka bersiap-siap pada rencana masing-masing. Jongin dan Kyungsoo memilih menikmati sisa waktu di tepi pantai yang di datangi siang tadi. Luhan dan Sehun memilih berjalan-jalan di keramaian dan berhenti di taman. Dan kedua pasang lainnya kembali ke penginapan.

Mereka berpisah di depan kedai, Luhan dan Sehun melambai pada ketiga pasang yang kebetulan berjalan searah. Mereka saling melempar kata dan tertawa bersama sebelum meninggalkan kedai. Beberapa detik kemudian, Sehun dan Luhan telah berpisah dari ketiga lainnya.

∞∞∞

Keadaan sekitar cukup sepi. Nyaris tak ada orang yang berlalu lalang. Hanya ada satu anjing yang sempat menggonggong lalu pergi. Tempat ini indah sebenarnya, namun terkesan tak menarik saat dinikmati kala malam hari. Sepertinya memang kesalahan waktu ketika datang kemari.

Sehun duduk lebih dulu sebelum disusul oleh Luhan. Gadis bersurai madu itu memperhatikan sekeliling. Ada raut kecewa ketika melihat sepinya tempat itu. Ia lantas duduk dan menyender pada pundak sang kekasih.

“Kenapa tempat ini begitu sepi?” Keluh Luhan seraya memainkan jemari tangan Sehu.

Sehun mengusap pipi Luhan. “Kau tidak suka tempat yang sepi?”

“Bukan begitu... Padahal aku ingin melihat pasangan lain yang sedang menikmati taman ini...” Bibir Luhan mengerucut lucu dengan pipi menggembung.

Sehun tertawa ringan ketika melihat ekspresi menggemaskan dari kekasihnya.

“Kau ini!! Kenapa malah ingin melihat orang lain bermesraan? Kalau begitu kenapa tidak di penginapan saja? Sudah dipastikan dua pasangan itu juga akan bermesraan Lu..”

“Kau benar... Bagaimana kalau kita mengintip mereka saja...” Pekik Luhan sumringah.

Sehun mencubit pipi Luhan. “Kau nakal sekali... Tidak asyik tahu mengintip mereka.. Kau tidak ingin bermesraan denganku?” Goda Sehun.

Langsung saja pipi Luhan bersemu merah. Ia menunduk malu. Perkataan Sehun sukses membuatnya tersipu dan malu luar biasa. Berhubungan dengan Sehun selama ini cukup membuatnya mengerti bahwa kekasihnya bisa dibilang sedikit.. Ah, tak usah dijelaskan. Luhan akan malu sendiri memikirkannya.

“Sayang..” Sehun memeluk pinggang Luhan yang tengah melamun. Ia mengecup pipi Luhan. “Ada yang kau pikirkan? Kau sepertinya melamun..”

Luhan menggeleng kecil seraya menggeliat tak tenang. Pelukan Sehun kali ini entah mengapa memberikan efek aneh dalam tubuhnya. Atau mungkin akibat pikirannya yang tiba-tiba melintas tadi?

“Sehun....”

Hmmm.”

“Kita pulang penginapan yuk...” Suara Luhan sedikit bergetar aneh. Pemuda yang tengah memeluknya itu mengerutkan keningnya.

“Kenapa?”

Luhan memaksa otaknya berpikir. Sebenarnya ia sendiri juga heran mengapa meminta pulang ke hotel. Ada apa dengannya? Luhan tak mengerti. Itu terjadi seketika.

“Bernyanyi dengan Baekhyun?” Walau terdengar ragu Luhan mencoba meyakinkan melalui senyum manis yang ia tampilkan.

Kekasihnya masih tak mengerti, namun ia menurut saja apa yang diinginkan oleh Luhan. Bagaimanapun Sehun tak bisa menolak keinginan Luhan selama keinginan itu bukan sesuatu yang membahayakannya. Sehun mengangguk dan menggandeng tangan Luhan. Keduanya menyamakan langkah menuju penginapan yang tak begitu jauh dari tempat mereka berada.

∞∞∞

Tempat ini telah dikunjungi keduanya siang tadi. Namun keindahan yang ditawarkan sungguh tak sanggup mereka tolak. Dengan langkah pelan, keduanya menikmati hembusan angin yang menyentuh mereka lembut. Hembusan angin kas pantai memberikan sebuah ketenangan tersendiri bagi mereka. Jika tadi siang banyak pasang mata yang melihat hamparan air itu, kali ini hanya ada mereka. Waktu masih belum sepenuhnya malam, namun tempat ini begitu sepi.

Jongin menarik tangan Kyungsoo agar duduk di sebelahnya. Menyenderkan kepala Kyungsoo pada bahu lebarnya. Mengusak sejenak surai cokelat tua itu lalu mengecup dalam puncak kepalanya. Kyungsoo mengeratkan lengannya pada lengan Jongin. Tak ada yang membuatnya menghangat kecuali tubuh sang kekasih.

“Kyungie.... Kau benar-benar sudah sehat?”

Kyungsoo menatap wajah Jongin lalu mengangguk.

“Kau tampak bahagia sekarang...”

Kyungsoo mengangguk lagi.

“Ini kali pertama kita berlibur bersama..”

Kyungsoo tersenyum lalu mengangguk lagi.

Jongin memutar bola matanya kesal. Sedari tadi ia berbicara hanya ditanggapi dengan anggukan oleh Kyungsoo. Lantas ia menegakkan tubuhnya dan mengecup kilat pipi Kyungsoo.

“Jongin...”

“Kau sih, dari tadi hanya mengangguk saja...” tukasnya cemberut.

Kyungsoo mengecup kilat bibir Jongin. “Aku setuju dengan ucapanmu sayang.. Iya, aku bahagia, aku bertambah sehat dan ini kali pertama kita berlibur..” tuturnya panjang lebar.

Jongin terkekeh. Tangannya melingkar pada pinggang Kyungsoo. Ia berbisik lirih. “Aku mencintaimu..”

Kyungsoo menghela. “Kau selalu mengatakan itu saat memelukku..” tukasnya. “Tapi... Aku menyukainya dan aku mencintaimu juga...” ucapnya malu-malu.

Tangan Jongin menarik pelan hidung Kyungsoo hingga gadis itu memekik. Detik berikutnya, Kyungsoo menenggelamkan dirinya dalam pelukan Jongin. Tak ada kata lagi yang terucap. Keduanya larut dalam pemandangan malam yang sungguh menakjubkan. Silir angin yang bergerak pelan seolah menidurkan keduanya. Menenangkan dan begitu memabukkan. Jongin dan Kyungsoo nyaris tak bisa menahannya.

Kyungsoo tak pernah lelah mengucap kata syukur atas apa yang dimilikinya kali ini. Ia sangat beruntung, gadis yang beruntung memiliki kekasih seperti Jongin. Harapannya telah tercapai sejak beberapa waktu lalu namun semakin lama semakin bertambah. Ini melebihi ekpektasinya. Dan Kyungsoo yang menampiknya.

Tuhan, terima kasih untuk semua...

Aku tahu ini adalah buah dari kesabaranku...

Terima kasih Tuhan...

∞∞∞

Luhan dan Sehun berjalan dengan cekikikan sepanjang lorong. Tangan Sehun selalu memainkan hidung runcing Luhan dan sesekali menarik-nariknya. Tak hanya itu bibir merah muda Luhan juga ditarik kedua sisinya hingga menyebabkan wajah yang lucu sekali. Tak mau kalah Luhan juga melakukan hal yang sama. Keduanya sampai tak menyadari bahwa tubuh mereka telah berada di depan kamar hotel.

Jangan berpikiran mereka satu kamar, tidak. Luhan sekamar dengan Kyungsoo, sementara Baekhyun dan Minseok. Namun kali ini Luhan datang ke kamar Baekhyun dan Minseok yang kebetulan berada di kamar mereka sendiri.

Oh Luhan.. Kau sudah kembali?” Tanya Minseok bingung dengan kedatangan Luhan secara tiba-tiba.

Gadis mungil itu hanya mengulas senyum lebar lalu mengangguk.

“Kenapa? Biasanya kalian akan menghabiskan waktu yang sangat lama saat berdua.” Kali ini Baekhyun yang berucap.

Luhan menatap tajam Baekhyun yang dibalas cengiran aneh. Seperti dugaan Luhan, Baekhyun tengah bersenandung dan diiringi gitar dari Chanyeol maupun Jongdae. Minseok juga sesekali ikut menimpali suara Baekhyun. Luhan segera duduk di samping Baekhyun yang menyumbangkan suaranya. Mereka adalah anak-anak berbakat. Kemampuan bernyanyi mereka tak perlu diragukan lagi. Tapi untuk kemampuan menari sepertinya harus dipikir dua kali saat mengatakan Baekhyun termasuk ahli dalam menari.

Sehun ikut mengambil meja kayu yang bisa digunakan untuk drum. Ia cukup ahli dalam hal itu meski tak begitu menguasai gitar. Mereka berenam akhirnya menyemarakan suasana hotel yang sepi dengan suara-suara merdu mereka. Beberapa kali lagu didendangkan dengan suka cita. Tampak jelas kebahagiaan yang terpancar dari masing-masing wajah mereka. Sehun menyukai Luhan yang tersenyum lepas mengiringi suara merdunya. Chanyeol menyukai sifat Baekhyun yang serius namun lebih cantik kala bernyanyi. Jongdae menyukai wajah lucu Minseok ketika nada tinggi harus ia capai. Ketiga pemuda itu menyukai gadisnya masing-masing yang memiliki kelebihan tersendiri.

Karena mereka mencintai gadisnya sepenuh hati..

“Ayo satu lagu lagi...” Seru Luhan setelah lagu illa-illa milik Juniel mereka nyanyikan.

Chanyeol memetik gitarnya. “Tuan putri Luhan mau bernyanyi apa?”

Emmmm, aku ingin lagu ballad..”

“Kenapa tiba-tiba ballad Lu?” Dahi Baekhyun mengerut.

“Entahlah, aku hanya ingin menyanyi ballad saja.. Bisa kau iringi aku menyanyi If I ain’t got you?”

Chanyeol langsung memetik gitarnya sesuai keinginan Luhan. Suara lembut Luhan mengalun pelan sesuai dengan petikan gitar Chanyeol. Matanya memejam seakan meresapi setiap lirik yang tertuang. Luhan begitu mempesona ketika menyanyikan lagu itu. Sesekali ia melirik pada Sehun yang tampak kagum dengan bakat Luhan. Gadis ini benar-benar luar biasa. Selain bisa menari, ia bisa menyanyi dengan baik dan bisa membuat Sehun jatuh cinta. Sungguh Sehun begitu beruntung memiliki Luhan sebagai kekasihnya.

If I ain’t got you with me, baby~~”

Tepuk tangan menggema setelah satu lirik terakhir dinyanyikan oleh Luhan. Luhan tersenyum dan mengerling pada Sehun yang sempat dibuat syok. Beberapa saat berlalu dengan tepuk tangan dan gumaman kekaguman sebelum Sehun mendekat pada Luhan dan..

Chu~

Mata cantik Luhan mengerjab berulang kala bibir tipis Sehun begitu hangat menyentuh bibir tipisnya. Ia tak menyangka bahwa Sehun akan tiba-tiba menciumnya. Dan yang paling membuatnya tak karuan adalah Sehun mencium dirinya di depan yang lain. Oh my, wajah Luhan memerah seketika. Seruan dan jeritan layaknya seorang fans yang melihat idol-nya bercumbu terjadi di kamar Baekhyun.

“Sehun...” Rengek Luhan menahan malu yang luar biasa.

Sehun hanya tersenyum lalu memeluk tubuh Luhan.

Ah, aku iri dengan kalian..” Ungkap Baekhyun.

“Aku juga..” Sahut Minseok.

Detik berikutnya mereka semua tertawa bahagia.

Untuk menemukan sebuah kebahagiaan tidaklah sulit. Hal sekecil apapun asal dilakukan dengan sepenuh hati dan dengan orang-orang yang terkasih bisa menimbulkan rasa bahagia.

 

 

TBC


Bagaimana? Ah, untuk yang minta ChanBaek momennya dibanyakin maaf yaa aku belum bisa ngabulin soalnya itu bukan pairing utama...

Tapi nanti di chapter terakhir aku usahain ketiganya ada yaa..

Terima kasih buat yang udah ngreview..

Silahkan di review...

Terima kasih....

 

 

Best Regards

~Denovia~

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
DeerLuvian
Next chapter will be updated tomorrow , so wait for it .. :)

Comments

You must be logged in to comment
potatoria
#1
Chapter 16: A TIDAK AKHIRNYAA
HAPPY ENDING <3

Hooo penantian sejak september berujung memuaskan muehehehe akhirnya di lanjut. Terima kasih banyak author nim ;-;)/
Aku menantikan karya kaisoo lagi, atau nggak myungstal wkwkwk xDd

Semangat!
potatoria
#2
Author update yang ini dong ;A;)/ sudah berbulan2 gaada kabar nih hue ;;;;---;;;;
archiffaowiqlay
#3
Chapter 15: Yah thorrr masih tbc nihhh? Lanjutannya dong thor
archiffaowiqlay
#4
Chapter 14: Akhirnya...semoga kebahagian selalu meliputi mereka hehehe
archiffaowiqlay
#5
Chapter 13: Thor please jangan bikin soo mati...thorrrr...aishhhh
archiffaowiqlay
#6
Chapter 11: Ahhhh jadi gak tega ama lulu...semangat ya lulu.. mr. Oh se rangkul lulu lah biar dia bisa move
archiffaowiqlay
#7
Chapter 10: Thor...walau bagaimanapun aku menyukai ini...gak tega sih ama lulu.. tapi, soo udah menangis terlalu banyak Thor...jangan bikin soo nangis lagi Thor yaaa
archiffaowiqlay
#8
Chapter 9: OMG jong oppa emang the best dehhh...co cweet
archiffaowiqlay
#9
Chapter 8: Yahhh...kasihan soo...jong oppa harus jagain soo pokoknya
archiffaowiqlay
#10
Chapter 7: Jong oppa emang yang terbaik!!!!