13.

You Are Not Alone..

Part 13

Ruangan yang semula senyap mendadak ramai dalam waktu yang singkat. Semenjak pengumuman bahwa akan ada ujian ulang yang dilaksanakan oleh beberapa siswa beruntung, siswa lainnya berbondong-bondong untuk melihatnya. Tak terkecuali Kyungsoo yang ditemani Baekhyun dan Chanyeol. Juga, pemuda tinggi yang tak kalah was-was dari ketiga lainnya, Sehun. Mereka tengah memperhatikan dengan sedikit gelisah pada dua sosok yang sebentar lagi akan meliuk-liukkan tubuhnya. Beruntung keduanya mendapatkan kesempatan memperbaiki nilai setelah penampilan yang mengecewakan beberapa waktu lalu.

Giliran mereka telah tiba, Kyungsoo menggenggam tangan Baekhyun erat sekali. Berulang Kyungsoo mencoba menetralisir gemuruh dadanya yang tak mau mendengarkan tuannya. Hembusan nafas khawatir beradu dengan saliva yang susah tertelan. Kyungsoo begitu cemas dengan penampilan Jongin dan Luhan. Dia khawatir keduanya akan melakukan hal yang sama. Baekhyun di sebelahnya mengerti dengan kekhawatiran Kyungsoo. Ia mengangguk dan tersenyum pada Kyungsoo untuk percaya mereka. Pasti, keduanya tak akan menyia-nyiakan kesempatan itu.

Senyum Sehun mengembang lebar, disusul raut wajah yang jauh lebih cerah dari sebelumnya. Apa yang terpantul pada iris kelamnya adalah sosok Luhan yang sesungguhnya. Benar, sosok yang tengah mengimbangi gerakan Jongin itu adalah Luhan. Gadis yang ia cintai dan juga jago menari. Benar, Luhan kembali dan ini jauh-jauh-jauh lebih baik dari sebelumnya. Sehun tak berhenti menggumam kekaguman padanya. Sungguh, ini sangat memuaskan puluhan pasang mata yang melihat. Sesekali ia melirik sekitar, memperhatikan reaksi mereka pada penampilan keduanya pada hari ini. Dan ekspresi mereka tak jauh berbeda darinya. Raut kekaguman tercetak jelas di masing-masing wajah itu.

Tak berbeda dengan Sehun, gadis itu telah mampu mengangkat kedua sisi bibir hatinya dengan tinggi. Bahkan kedua bola mata owl miliknya ikut melengkung. Kekhawatiran itu rupanya tak bertahan lama. Ia telah yakin sepenuhnya bahwa kedua sosok yang menampilkan suguhan mempesona itu akan berhasil dengan baik. Nyatanya memang seperti itu, Jongin dan Luhan berhasil menghasut puluhan tangan untuk bertepuk riang. Kali ini penampilan kedua siswa jauh berbeda dari sebelumnya. Kyungsoo bangga akan keduanya. Terutama Luhan, ia sangat bangga kepadanya. Gadis itu bisa mengontrol emosinya dan menyelesaikannya dengan baik.

“Kau sungguh hebat sayaaangg....” Seru Kyungsoo setibanya Jongin di hadapan mereka dengan peluh berjatuhan dengan nafas tersengal. Senyumnya terukir manis ketika pantulan wajah Kyungsoo menyentak hatinya.

Jongin memeluk tubuh Kyungsoo seketika nafasnya telah kembali normal. Gadis itu tersentak kaget namun membalas pelukan Jongin erat. Tak peduli dengan dua orang lain yang memerah entah karena cemburu atau bagaimana.

Ehem...” deheman diberikan Baekhyun untuk memisahkan keduanya. “Aku tahu kalian itu berkencan, tapi tidak disini juga..” omelnya kesal.

“Hey, kau cemburukan Baek !!” Jongin menyeringai.

Baekhyun hanya memutar bola matanya malas. “Terserah kalian saja..”

“Aku bangga kepadamu Sayang..” tukas Kyungsoo dilengkapi senyum manisnya.

Jongin mengusak rambut Kyungsoo pelan. “Terima kasih sayang. Semua ini karenamu.” Sahutnya.

Keduanya kembali saling berpelukan tak peduli dengan Baekhyun yang mendidih dan Chanyeol yang tak memikirkan apapun. Sementara satu sosok lainnya, merasa nyeri sekali di dadanya. Ada sayatan kecil yang masih menganga dan ditaburi garam diatasnya. Rasanya perih dan miris sekali. Reflek ia melangkahkan kakinya cepat. Mengacuhkan pemuda tinggi yang sedari tadi mengajaknya berbicara.

“Luhan !!” Seruan Sehun memaksa Jongin dan Kyungsoo melepaskan pelukan tubuh mereka. Keduanya sama-sama melihat kearah Sehun yang mengejar Luhan.

∞∞∞

Kemana Luhan akan pergi, Sehun terlalu hafal. Pasti tempat ini akan menjadi tujuan Luhan merebahkan tubuhnya dan membiarkan lelehan-lelehan air yang membasahi kedua pipinya. Sehun menatap datar sosok Luhan yang tengah terduduk di salah satu kursi panjang. Dari jauh, Sehun bisa melihat bahwa Luhan menangis. Tubuhnya naik turun seiring dengan sesenggukan yang ia lakukan. Apalagi kali ini? Apa karena ia cemburu dengan Kyungsoo dan Jongin?

“Luhan !!” Panggil Sehun datar.

Luhan tak kaget lagi dengan suara itu. Terlalu sering dirinya kepergok Sehun berada di tempat ini.

“Kenapa kau menangis ?? Bukankah kau harusnya senang ?! Penampilanmu sungguh hebat tadi.” Kali ini suara Sehun sedikit melembut. Ia duduk di sebelah Luhan dan mengarahkan tubuh Luhan padanya.

“Lu ..” Sehun menangkup wajah Luhan yang telah basah di kedua pipinya. “Ada apa ??”

Luhan menghindari tatapan dalam Sehun. Ia menggeleng kecil sebelum memfokuskan padangan pada tanah.

“Kau kesal dengan Jongin yang memeluk Kyungsoo ??” Tebak Sehun. Beberapa detik kemudian, Sehun tersenyum. Ia yakin, pertanyaannya memang tepat sasaran.

Ada satu yang bisa membuat Luhan tak lagi mengacuhkannya. Sehun segera merengkuh tubuh mungil itu dan meletakkannya di antara lengan kekarnya. Pelukan itu semakin erat saat tak mendapatkan perlawanan dari sang empunya. Tangannya membelai lembut surai halus Luhan. Ia menyukai aroma yang menguar dari harumnya surai itu.

“Lupakan Jongin. Buang perasaanmu darinya. Kau sudah tahu ‘kan kalau dia milik Kyungsoo??” Sehun merenggangkan pelukannya ketika ia tak mendengar isakan lagi.

Luhan menatap sendu mata kelam Sehun. Bak anak anjing yang patuh pada tuannya, Luhan mengangguk. Sehun bisa melihat jelas tak ada keraguan disana. Mungkihkah do’a yang selalu ia panjatkan kala malam datang menunjukkan hasilnya ?! Mungkihkah gadis yang selalu menjadi pengisi relung hatinya itu telah membukakan hatinya ?! Mungkin saja, gadis mungil itu terlalu syok dengan pemandangan yang ia lihat tadi. Sehun cukup yakin jika Luhan memang ada niat untuk melakukan apa yang ia katakan.

Sehun mengeratkan pelukannya lagi. Kali ini ia berani mengecup puncak kepala Luhan hangat. “Aku mencintaimu Lu, Jongin hanya mencintai Kyungsoo. Kau tahu ‘kan itu?” Dalam pelukan Sehun, Luhan menggangguk kecil.

Pelukannya ia lepas, lantas Sehun menggenggam kedua tangan Luhan. Sejenak ia menatap dalam kedua kristal berbinar milik Luhan. Menghipnotis Luhan dengan tatapan penuh sayang darinya. Setelah beberapa detik berlalu, Sehun mengangkat kedua sisi bibirnya.

“Lu... Apa kau bersedia menjadi kekasihku ? Aku mencintaimu, jauh dari sebelum kau mengetahuinya. Apa kau mau jadi bagian dari hidupku ??” Sehun mengusap lembut punggung tangan Luhan. Kedua mata elangnya menatap penuh harap gadisnya itu.

Sementara Luhan, ia cukup tersentak dengan penyataan cinta dari Sehun. Hatinya berdetak tak karuan kala kedua mata elang itu menyorot lembut padanya. Ketika ibu jari Sehun mengusap lembut punggung tangan Luhan. Degup jantungnya berdetak tak normal, desiran darah yang mengalir semakin lama semakin menyengat. Sekumpulan kupu-kupu terlepas bebas dan menggelitik rongga perut Luhan. Hingga menimbulkan beberapa guratan yang menyebar di kedua pipinya.

Luhan menunduk, semakin lama menatap sorotan mata Sehun membuat Luhan tak sanggup menguasai dirinya sendiri. Ditambah beberapa partikel tanda-tanda itu melingkupinya semakin membuat Luhan terpuruk dalam perasaannya. Tak bisa Luhan ingkari dan pungkiri bahwa dirinya juga.... Mencintai Sehun, tidak !! Luhan sebelumnya masih ragu, namun sedikit demi sedikit ia mulai menyadarinya. Jika tanpa Sehun, dia.....

“Bagaimana Lu ??” Sehun membelai pipinya yang telah merona. Luhan terhenyak dari lamunannya. Sedikit ia merasa kikuk namun ia mengangguk cepat. Nyaris tak tertangkap mata Sehun. Tetapi, pemuda itu tahu bahwa gadisnya telah menerima meskipun Luhan sepertinya sedikit menahan malu atau apapun itu.

“Sungguh ???”

Luhan menatap wajah Sehun yang tampak penuh dengan pengharapannya disana. Awalnya memang ada keraguan di hati Luhan, tetapi ada hal lain yang membimbingnya untuk melakukan ini. Dan Luhan yakin bahwa apa yang ia pilih bukan hal yang salah.

Apa yang diinginkan Sehun dari dulu adalah sebuah senyuman tulus yang diberikan oleh Luhan. Pemuda tampan itu jarang sekali melihat binar mata Luhan memancar penuh kasih sayang padanya. Juga, tarikan kedua pipi Luhan sehingga menciptakan lengkungan cantik di wajahnya. Sehun mendapatkannya kali ini setelah anggukan lebih menyakinkan diberikan Luhan.

Benar, Luhan menerima pernyataan cinta Sehun. Walaupun cara pengungkapan yang dilakukan oleh Sehun tak terlalu romantis.

Sekali lagi, tangan kekar Sehun merengkuh  tubuh mungil Luhan agar menyatu dengan dekapannya. Luhan membenamkan kepalanya dengan nyaman dalam pelukan Sehun. Bisa ia dengar dengan jelas ucapan cinta dari bibir tipis Sehun. Gumaman lirih yang memburu dibibir Sehun dibalasnya dengan ungkapan yang sama.

“Aku mencintaimu Sehun...”

∞∞∞

Beberapa tabur bintang menemani kedua insan yang tengah dilanda cinta. Keduanya tak melepas kaitan tangan mereka. Tubuh keduanya enggan untuk saling mejauh. Masih dengan posisi yang sama seperti beberapa saat yang lalu.

Walaupun angin beberapa kali meracau di sekitar mereka, keduanya tak merasa risih. Tubuhnya menghangat dengan sendirinya ketika aliran dari masing-masing raga mereka bergantian memberikan apa yang mereka butuhkan. Bahkan tanpa coat yang cukup tebal melekat di kedua tubuh itu, mungkin mereka tak akan mengeluh dingin.

Kyungsoo menyenderkan kepalanya pada bahu Jongin. Sementara tangan Jongin memeluk protektif tubuh Kyungsoo dari samping. Sepasang mata itu memandang taburan bintang yang menghias gelapnya malam.

“Aku akan operasi dua hari lagi..” Kyungsoo menarik dalam nafasnya dan meresapi aroma tubuh Jongin yang menguar akibat hembusan angin.

Jongin menunduk. Tatapannya jatuh pada wajah polos sang kekasih. Tangannya ia bimbing untuk mengusap lembut pipi chubby itu.

“Kau sudah siap?”

Eum, aku siap. Aku ingin cepat sembuh dan bisa hidup bahagia denganmu Jongin..” Harapan Kyungsoo memang sederhana. Bisa sembuh dan berkumpul dengan orang-orang yang ia cintai dan sayangi termasuk Luhan. Bukan hal yang aneh-aneh.

Jongin tersentil dengan jawaban Kyungsoo. Ia menyukai sikap positif Kyungsoo yang semakin lama semakin bertambah. Bersamaan dengan bertambah banyak kadar cintanya untuk Kyungsoo. Sejenak ia mengecup lembut puncak kepala Kyungsoo.

“Aku selalu di sampingmu Kyung, kau tidak sendiri ‘kan? Aku juga akan merasakan sakit yang kau rasakan. Perlu aku mentransfer semua kekuatanku untukmu?”

Yaa, Jonginnie.. Kalau kekuatanmu kau berikan semua untukku, lalu bagaimana denganmu??” Kyungsoo mengerucut gemas dengan ucapan Jongin yang kadang sedikit...

“Kan ada kau !! Kau sumber kekuatanku Kyung....” Satu kecupan berhasil ia curi dari bibir Kyungsoo yang sedikit terbuka sebagai reaksi atas ucapan Jongin.

“Kau selalu berhasil menimbulkan rona merah di pipiku Jongie..”

“Aku mencintaimu Kyung, sampai kapanpun aku selalu di sisimu untuk mendukungmu. Kau tahu ‘kan itu??”

“Aku tahu, sangat tahu..” Kyungsoo kembali merebahkan kepalanya pada pundak Jongin. Penciumannya menghirup dalam aroma tubuh Jongin yang memabukkan. Perlahan ia memejamkan kelopak matanya. Menikmati deru detak jantung Jongin juga sentuhan lembut tangan Jongin pada lengan kanannya. Kyungsoo ingin menghabiskan waktu lebih lama bersama dengan Jongin.

∞∞∞

“Biarkan Jongin menghabiskan waktunya bersama dengan Kyungsoo dulu Baekie..” Chanyeol menarik tubuh Baekhyun untuk menjauh dari dua anak muda itu. Baekhyun mengkerut dengan bibir mengerucut tidak setuju. Ia juga ingin berada di samping Kyungsoo sebelum gadis bermata belo itu masuk ruang operasi.

“Aku ingin menemani Kyungsoo~” Keluhnya sesaat ia diseret paksa oleh Chanyeol. Kedua sosok lainnya hanya menggelengkan kepada pada sikap Baekhyun yang sedikit kekanakan. Salahkan kasih sayang Baekhyun yang terlampau besar untuk Kyungsoo. Gadis mungil itu paling tidak suka berjauhan dengan Kyungsoo apalagi pada keadaan yang seperti ini. Baekhyun selalu ingin berada di sekitar Kyungsoo. Merasa bahwa Kyungsoo hanya membutuhkannya. Ia bahkan lupa kalau Kyungsoo tak lagi sendiri, ada Jongin yang siap di sisinya kapanpun Kyungsoo butuhkan.

Chanyeol mengecup kilat bibir Baekhyun yang mengerucut. “Kajja kita keluar Princess Baek..” Baekhyun menurut setelah mendapatkan ciuman kejutan yang diberikan Chanyeol. Pipinya telah merona merah, tundukan kepalanya menunjukkan dirinya tengah malu dikecup sembarang.

Kyungsoo dan Jongin terkekeh melihat tingkah Baekhyun yang berubah setelah Chanyeol membungkamnya. Beberapa detik kemudian, sosok centil itu tak lagi ada di depan mereka.

Keduanya tak menyadari ada sosok lain yang tengah memandang iri mereka. Tatapannya sedikit lebih lembut dari sebelumnya. Ada keinginan untuk menghampiri namun sesuatu seakan menahannya untuk tetap ada di sana. Bibirnya ia gigit kecil demi menghilangkan kegundahan di hati.

“Kau tidak masuk? Kenapa hanya berdiri disini? Bahkan kau menghindari Baekhyun dan Chanyeol..” suara berat itu mengejutkannya hingga sedikit tersentak. Ia memutar tubuhnya lalu menunduk.

“Lu..”

Luhan, gadis itu mengangkat kembali wajahnya dan memandang sosok tampan di depannya.

“Jangan takut.. Kyungsoo tidak akan membencimu Lu, dia juga berharap kau bisa menyemangatinya..” Tangan Sehun menyentuh pundak kekasihnya. Luhan menunduk lalu menggeleng.

“Mungkin tidak sekarang..”  Ia melepaskan sentuhan tangan Sehun dan berbalik. Belum sempat ia melangkah, Sehun menariknya kembali.

“Lu..”

“Tidak Sehun, aku belum siap untuk meminta maaf..”

“Tapi..”

“Sehun.. Aku mohon...”

“Baiklah, ayo pulang denganku. Aku tidak tega kau pulang sendiri..” Sehun menggenggam tangan Luhan. Gadis mungil itu tersenyum lalu mengangguk. Setelahnya, mereka berjalan bersama meninggalkan kedua orang yang ada di dalam sana.

∞∞∞

“Kenapa kau ribet sekali sih sayang ??” Chanyeol mengikuti langkah Baekhyun yang tampak mondar-mandir di tempat penjual buah-buahan.

Baekhyun berhenti, ia menatap tidak suka Chanyeol lalu kembali memilih jeruk. “Aku ingin membelikan buah-buahan untuk Kyungsoo. Selesai operasi dia pasti akan sangat butuh vitamin bagi tubuhnya.” Sahutnya ketus seraya memilih-milih jeruk.

Pemuda tinggi itu hanya menghela nafas melihat kelakuan Baekhyun. Ia hanya pasrah berdiri dengan tangan dilipat di dada. Sedikit menjauh dari Baekhyun. Ia tak mau mendengar keluhan Baekhyun yang bisa saja tercurahkan kapan saja.

Keduanya sampai pada rumah sakit tempat Kyungsoo menjalani operasi tumor otak. Tangan Baekhyun membawa sekeranjang buah-buahan. Sedangkan Chanyeol membawa tas jinjing Baekhyun. Mereka cukup antusias dan ingin segera bertemu dengan Kyungsoo yang baru saja masuk ruang operasi. Disana Baekhyun dan Chanyeol bisa bertemu dengan Jongin yang tampak sibuk khawatir. Kedua pasang mata itu juga menangkap satu sosok lain, Sehun. Iya, hanya Sehun tanpa Luhan.

“Mana Luhan?” Tanya Baekhyun setelah ia duduk di sebelah Jongin dan disusul Chanyeol. Kening Sehun berkerut, tak biasanya gadis bersurai cokelat cerah itu akan menyanyakan Luhan.

“Dia sedang ada urusan sebentar.” Sahut Sehun.

“Ada niat kemari ‘kan?” Kali ini nada tanya Baekhyun sedikit sinis. Perubahan yang cukup cepat nyatanya dirasakan juga oleh Sehun.

Pemuda tinggi itu menghela nafasnya. “Dia mulai peduli dengan Kyungsoo. Aku mohon jangan menganggapnya seperti dulu..” lirih Sehun.

Yaahh, setidaknya kalau memang peduli, dia ada disini..” Baekhyun membuka tas jinjing dan mengambil ponsel dari dalam.

“Luhan sudah kesini kemarin malam..” Chanyeol membuka suara. Mencoba ikut membantu Sehun dalam meyakinkan kekasihnya itu.

Gadis mungil berbibir tipis itu mendelik pada Chanyeol. Raut mukanya mengatakan seolah ia tak paham dengan apa yang dikatakannya. Belum sempat Baekhyun berucap, Chanyeol lebih dulu membungkamnya dengan beberapa kata.

“Aku melihatnya sendiri sayang... Dia datang, hanya saja tidak berani masuk. Karena ada kau mungkin...”

Yaaa !!”

“Apa yang dikatakan Chanyeol hyung benar..” Sehun menegakkan tubuhnya. “Luhan masih takut bertemu dengan Kyungsoo maupun Baekhyun..”

“Kenapa?” tanya Jongin.

Sehun mengendikkan bahunya. “Rasa bersalahnya mungkin..” Sebenarnya Sehun tahu apa masalahnya, ia hanya ingin Luhan sendiri yang mengungkapkan pada mereka semua. Ia ingin Luhan kembali seperti dulu, ceria dan pemberani namun ia berharap sifatnya yang menyayangi Kyungsoo akan segera datang.

Cukup lama mereka berempat menunggu Kyungsoo operasi. Entah mengapa perasaan mereka jadi sedikit was-was. Raut tak tenang tergambar jelas di wajah mereka semenjak para tim medis keluar masuk ruang operasi dengan ekspresi sulit ditebak. Berbagai macam pemikiran berkecamuk dan bercampur aduk di otak mereka. Keadaan semakin lama semakin mencekam. Entah siapa yang memulainya, tak ada satu suara yang diusahakan terdengar. Mereka diam dan terpaku pada pemikiran masing-masing.

“Kenapa lama sekali?” Mengalah, satu-satunya gadis disana melempar suara.

Jongin, Sehun dan Chanyeol menatap khawatir Baekhyun. Ketiganya menggeleng. Tangan Chanyeol merengkuh tubuh mungil Baekhyun dan mendekapnya. Pelukannya mencoba menenangkan tubuh Baekhyun yang menegang penuh kekhawatiran.

Tak lama kemudian, pintu itu terbuka. Semua fokus beralih pada beberapa tim medis yang mulai keluar satu persatu. Keempat remaja itu berdiri dan mulai menyiapkan mental mereka. Rasanya memang ada yang tidak beres disini.

“Jongin-ah..” Kyungran, salah satu tim medis itu mendekati Jongin. Sejenak ia memutar pandangannya dan kembali pada Jongin. “Luhan tidak datang??” Tanyanya.

Jongin menggeleng. “Belum kemari. Ah, bagaimana dengan Kyungsoo??”

“Kita baru bisa melihat hasilnya setelah satu jam. Kalau setelah satu jam dia sadar berarti kita berhasil..”

“Kalau tidak?” potong Jongin cepat.

“Kemungkinan ada yang salah. Tapi sepertinya dia akan baik-baik saja..” ucapan ayah Kyungsoo terdengar ragu, walaupun Kyungsoo anak kandungnya tetap saja sebagai seorang dokter ia tetap harus profesional.

“Dok---”

“Aku bukan Tuhan Jong, tapi aku percaya Kyungsoo akan baik-baik saja...” Tepukan pada pundak Jongin memberikan kekuatan untuk Jongin. Setidaknya masih ada harapan bagi Kyungsoo.

∞∞∞

Lebih dari sejam, Jongin dan lainnya menunggu Kyungsoo. Masih belum ada tanda-tanda yang pasti dari kesadaran Kyungsoo. Gadis mungil itu masih setia memejamkan kelopak matanya. Ia tak berniat sedikitpun menggerakkan anggota tubuhnya. Keadaan itu membuat cemas Jongin dan yang lain. Tak sekali Baekhyun mencoba menggoyangkan tubuh Kyungsoo namun nihil. Gadis itu tak bergeming sedikitpun.

“Kyungie-yaa...” Air mata Baekhyun telah turun sedikit demi sedikit. Isakan juga mengiringi aliran tipis dari mata sipitnya. Tangan Chanyeol sibuk mengusap-usap punggung sempit Baekhyun.

Jongin perlahan ikut dalam arus yang diciptakan Baekhyun. Ada satu titik air yang lolos di antara kerjaban kelopak tipis dan bola matanya. Harapannya ingin melihat Kyungsoo begitu tinggi. Namun gadis itu masih saja terdiam dalam tidurnya.

“Kyungsoo....” Seru Jongin ketika ada pergerakan kelopak mata Kyungsoo setelah sekian lama memejam. Gadis itu mengerjab pelan. Membiasakan cahaya yang masuk ke retinanya.

Senyum kelegaan terukir di antara bibir-bibir itu. Namun tampaknya senyum itu tak akan bertahan lama. Rasa sumringah yang sempat menghampiri mereka harus lenyap ketika gadis yang lama tertidur itu kembali memejamkan matanya. Sebelum ia benar-benar menutup ada erangan pelan darinya. Sontak yang lain tercengang. Lainnya syok dengan kejadian ini. Jeritan keras melambung dari bibir mungil Baekhyun.

“Kyungsooo~~~~~.....”

“Kyungsoo kenapa? Ada apa dengan Kyungsoo??” Panik, semuanya panik.

Bukan hanya mereka saja yang merasa miris dengan keadaan Kyungsoo. Sosok cantik yang ada di balik pintu kaca meneteskan air matanya pelan.

“Kyungsoo....”

 

TBC


Annyeong, mind to review?

Give a comment please..

 

Kamsahamnida

 

Regards

~Denovia~

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
DeerLuvian
Next chapter will be updated tomorrow , so wait for it .. :)

Comments

You must be logged in to comment
potatoria
#1
Chapter 16: A TIDAK AKHIRNYAA
HAPPY ENDING <3

Hooo penantian sejak september berujung memuaskan muehehehe akhirnya di lanjut. Terima kasih banyak author nim ;-;)/
Aku menantikan karya kaisoo lagi, atau nggak myungstal wkwkwk xDd

Semangat!
potatoria
#2
Author update yang ini dong ;A;)/ sudah berbulan2 gaada kabar nih hue ;;;;---;;;;
archiffaowiqlay
#3
Chapter 15: Yah thorrr masih tbc nihhh? Lanjutannya dong thor
archiffaowiqlay
#4
Chapter 14: Akhirnya...semoga kebahagian selalu meliputi mereka hehehe
archiffaowiqlay
#5
Chapter 13: Thor please jangan bikin soo mati...thorrrr...aishhhh
archiffaowiqlay
#6
Chapter 11: Ahhhh jadi gak tega ama lulu...semangat ya lulu.. mr. Oh se rangkul lulu lah biar dia bisa move
archiffaowiqlay
#7
Chapter 10: Thor...walau bagaimanapun aku menyukai ini...gak tega sih ama lulu.. tapi, soo udah menangis terlalu banyak Thor...jangan bikin soo nangis lagi Thor yaaa
archiffaowiqlay
#8
Chapter 9: OMG jong oppa emang the best dehhh...co cweet
archiffaowiqlay
#9
Chapter 8: Yahhh...kasihan soo...jong oppa harus jagain soo pokoknya
archiffaowiqlay
#10
Chapter 7: Jong oppa emang yang terbaik!!!!