11.

You Are Not Alone..

Kyungsoo menundukkan kepalanya dalam-dalam, menghindari setiap tatapan aneh yang diberikan beberapa siswa yang kebetulan bertemu dengannya di lorong sekolah. Kali ini apalagi kabar yang beredar hingga dirinya merasa terhakimi oleh padangan itu ? Kyungsoo tak tahu, ia hanya terus melangkah menuju ruang kelasnya.

Sesampainya di ruang kelas, sosok yang ingin ia temui belum datang. Sosok yang pasti akan memberikan kabar dengan cepat dan bisa diandalkan kebenarannya masih belum menampakkan dirinya. Kyungsoo mendesah lalu menarik bangku dan duduk di atasnya. Sedikit bosan, ia mengambil earphone lalu mendengarkan alunan musik dari MP3 yang selalu ia bawa. Bibir tebalnya bergerak-gerak sesuai dengan lantunan musik yang ia dengar. Cukup larut hingga ia tak menyadari sosok yang berdiri mematung dengan ekspresi yang tak tahu apa itu artinya.

“Apa yang aku dengar semuanya benar  ??” Sosok itu duduk dengan gelisahnya di sebelah Kyungsoo. Kyungsoo memandang heran Baekhyun seraya melepaskan earphone yang ia pakai.

Baekhyun menghela nafasnya. “Kau dan Luhan !! Apa benar kalian saudara tiri ??”

“Baek ..” Kyungsoo mengikuti gerak tubuh Baekhyun yang terduduk di sebelahnya. “Kau .. Kau tahu darimana ??” Jelas, terlihat dari raut muka Kyungsoo bahwa berita yang didengar Baekhyun itu bukan berita yang baik. Dengan mata besarnya, Kyungsoo menuntut Baekhyun segera menjawabnya.

“Aku kira aku gadis paling lamban di sini. Ternyata kau juga tak mengetahuinya. Hampir semua orang yang mengamati masalahmu dengan Luhan beberapa waktu lalu mengetahui ini. Kenapa ? Kenapa kau tak bercerita kepadaku ??” Baekhyun mendesah kecewa. Sebagai sahabat, ia merasa dirinya tak dianggap dengan tak diberitahu kabar ini. Namun Do Kyungsoo punya hak untuk menutupinya bukan ?? Apalagi ini keinginan dari Luhan sendiri.

Kyungsoo mengalah, ia menutup buku yang sempat dibacanya lalu menatap balik Baekhyun. Sedikit senyum miris ia ulas sebelum beberapa kalimat terucap.

“Luhan tak menyukaiku. Dia tak sudi memiliki saudara tiri sepertiku. Dia yang menginginkan aku untuk bungkam.”

“Lalu kau menyetujuinya ? Hey, kau bisa bercerita hanya kepadaku !!”

“Bukannya aku tidak percaya kepadamu dan aku tidak mau, hanya saja aku takut berita ini menyebar.. Dan ... Aku tidak mau Luhan semakin membenciku ..”

“Tapi kau memang berhutang cerita kepadaku ..” Kali ini Baekhyun tak akan membiarkan Kyungsoo bebas dari kewajiban padanya. Bercerita bagaimana bisa semua ini terjadi dan bagaimana sikap Luhan selama ini kepada Kyungsoo.

Dengan hati-hati Kyungsoo menceritakannya semua. Tak ada yang ditutupi. Toh semua orang sudah tahu berita ini kenapa masih harus menutupinya ?? Selain itu ia juga percaya kepada Baekhyun yang telah menjadi sahabatnya. Setidaknya Baekhyun tak akan bertindak layaknya orang bodoh dengan melaknat Luhan atau mengumpat padanya.

Setiap kata yang didengar Baekhyun cukup membekukan dirinya. Ia sangat tidak menyangka jika kejadian layaknya cerita cinderella terjadi disini. Tak heran juga bila Kyungsoo begitu patuh dan tak memberontak. Memang dasarnya anak ini sudah baik. Tapi yang tak habis pikir, kenapa Luhan begitu tega ?? Sementara Kyungsoo sedang menderita penyakit yang berbahaya.

Cerita yang keluar tak ia kurangi juga tak ia tambahi. Apa yang diceritakan sesuai dengan kebenarannya. Namun reaksi yang diberikan Baekhyun rupanya jauh berlebihan. Berulang kali ia mengerang dan bergemeretak kesal meminta Kyungsoo untuk menenangkannya. Tak lupa juga terkadang teriakan hingga menyeret beberapa pasang mata melihat mereka.

“Pelankan suaramu Baekhyun-ah !!” Kyungsoo memegang tangan Baekhyun. Ada yang mengganggu dirinya. Sepertinya beberapa pasang telinga mencoba mencuri dengar tentang hal ini.

Baekhyun menurut lalu ia memberikan isyarat untuk melanjutkan semuanya sepulang sekolah. Karena guru musik mereka lebih dulu mengambil sisa waktu yang ada.

∞∞∞

“Luhan memang sangat kejam, dia memperlakukan Kyungsoo dengan buruk..”

“Dari dulu memang seperti itu, Luhan selalu saja bersikap jahat kepada Kyungsoo. Padahal Kyungsoo anak yang baik ..”

“Kyungsoo sedang sakit parah !! Tapi Luhan malah memanfaatkannya ..”

“Luhan bukan manusia !! Dia adalah iblis .. Iya, dia adalah iblis ...”

Sayup-sayup suara itu terus saja mengaung di telinganya. Setiap kalimat yang terdengar seolah mematikan Luhan. Tangannya terus menekan indera pendengarannya dan menggerakkannya berputar. Mengharapkan tindakan itu bisa melenyapkan apa yang selama ini mengganggunya.

“Aku bukan gadis jahat !! Aku bukan gadis yang jahat !!” Tutur kata Luhan terdengar miris disertai isakan dengan air mata yang mengucur deras.

“Aku hanya ingin apa yang aku miliki kembali !! Aku bukan gadis jahat !! Bukan !!” Meskipun lirih, itu terdengar menyayat hati. Luhan terus saja mengucapkan apa yang ingin ia ungkapkan kepada orang lain. Namun dirinya terlalu lemah dan tertekan dengan semuanya. Hanya melalui tempat yang tak berpenghuni itu Luhan mampu menumpahkan semuanya.

“Luhan bukan iblis  !! Bukan !! Luhan bukan iblis ... Kenapa semuanya memanggilku iblis ?? Kenapa ??” Tubuhnya terjatuh menahan dada yang semakin sesak akibat alat pernafasannya tak bekerja dengan baik. Tangannya mulai memeluk lutut dengan kelopak tertutup mencoba mengurangi lelehan yang semena-mena turun tanpa ijinnya.

Tak ada siapapun disana. Hanya Luhan sendiri dengan tangisannya. Perasaannya tengah terluka. Sebelumnya ia tak pernah merasa seperti ini. Dikucilkan dengan berbagai macam kata-kata yang menyentak perasaannya. Gadis periang ini perlahan menjadi sosok yang rapuh. Entah mengapa kehidupannya berputar menjatuhkannya. Kesalahan-kesalahan yang tak pernah ia pikirkan akan berdampak buruk ternyata memberikan pelajaran baginya. Luhan , Luhan harus menerima konsekuensi dari apa yang ia lakukan.

“Lu ..” Seseorang menemukan dirinya memprihatinkan di bawah rindangnya pohon mapel. Wajahnya yang sempat mengesal perlahan meredup. Belas kasihan rupanya segera menyapanya kala mata tajamnya menatap sendu gadis itu. Langsung ia menghampiri Luhan yang sepertinya tak menyadari kehadirannya.

Sosok itu ikut berjongkok dengan tangan menyentuh pelan lutut Luhan. Sontak, gadis yang tengah menitikkan beberapa air matanya berjengit kaget. Secepat mungkin ia mengusap sisa genangan yang masih bersemayam di matanya dengan kasar lalu ia bergerak mundur dengan raut sedikit ketakutan.

“A-aku tidak salah ... Aku tidak menyiksa Kyungsoo !! Tidak – tidak ... Aku ...” Luhan berusaha mengatakan apa yang selama ini tinggal di pikirannya. Tapi ketakutannya terlalu besar mengontrol dirinya hingga bersikap seperti ini.

Jongin, sosok yang menemukan Luhan ini merasa miris dengan keadaan Luhan. Setelah ia mendengar keseluruhan cerita dari Sehun maupun Kyungsoo ia tahu bahwa Luhan juga merupakan korban. Tak bisa sepenuhnya disalahkan namun tak bisa juga dibela terus-terusan. Jongin mencelos melihat Luhan yang dulu sangat bersemangat dan ceria sekarang berbanding terbalik. Kejam, ternyata penghakiman yang dilakukan orang-orang mampu merubah seseorang menjadi bukan dirinya lagi.

“Jangan takut Lu ... Aku – aku tak akan menyalahkanmu .. Kemarilah, ayo kembali .. Semua mencarimu ...” Jongin mencoba menarik tangan Luhan yang semakin jauh darinya. Luhan menggeleng, beberapa kalimat masih membayangi dirinya. Apalagi saat ini sosok yang selama ini ia incar dan berpihak pada sosok yang telah ikut andil menghancurkannya berada di depannya dengan raut muka kasihan. Luhan tak bisa sepenuhnya menerima uluran tangan itu.

“Pergi-pergilah !! Aku tidak mau kau disini .. Aku mohon ...”

Pemuda tan itu terhenyak. Apa yang bisa ia katakan untuk membujuk Luhan ? Kenapa harus dirinya yang menemukan Luhan disini dalam keadaan seperti ini ?

“Luhan ..” Langkah seseorang lainnya terdengar mendekat. Luhan menoleh, mata rusa itu merefleksikan sosok tinggi dengan ekspresi wajah jauh lebih khawatir. Ia mendekati Luhan dan langsung memeluknya.

“Kau apakan Luhan ??” Suaranya meninggi ketika melihat gadisnya terisak dalam pelukan. Meskipun ragu, ia berhak tanya dan berhak menaruh curiga padanya. Mengingat beberapa kali Jongin melukai hati Luhan.

Jongin mendesah. Ingin marah namun Kyungsoo menahan tangannya lebih dulu. “Luhan tertekan dengan berbagai umpatan dari siswa-siswa yang lain. Dia butuh istirahat dan antarkan pulang.” Sahut Jongin datar lalu menggandeng tangan Kyungsoo agar menjauh darisana.

Sehun melengos, ia kembali terfokus pada gadis yang masih menumpahkan air mata di dada bidangnya. Tangan kekarnya mengusap lembut berharap gadis itu segera mengakhiri tangisannya.

“Aku ada disini, jangan khawatir !! Apa yang dikatakan mereka tidak benar, kau bukan gadis jahat. Aku tak habis pikir kenapa mereka bisa melakukan ini ?? Aku minta maaf Lu ..” Sehun mengeratkan pelukannya.

Untuk beberapa saat suasana dibiarkan menghening. Sehun tak tega jika memborbardir Luhan dengan pertanyaan-pertanyaan yang akan semakin mengiris hatinya. Ia siap terdiam dan mendengar setiap keluhan yang keluar dari bibir Luhan dengan sendirinya daripada memaksanya untuk bercerita.

∞∞∞

Mentari senja telah mengintip beberapa saat yang lalu. Ditemani semilir angin yang santai mengalun, Kyungsoo mengangkat kakinya pada ayunan yang digoyangkan lemah oleh Jongin. Dirinya menikmati setiap gerak pelan dari tempat yang bisa mengayun itu. Sedangkan Jongin, ia tampak tak fokus. Tatapannya kosong lurus nyaris melubangi kokohnya dinding. Ada beberapa hal yang memecahkan ketenangan pikirannya.

“Kau baik-baik saja sayang ??” Kyungsoo menghentikan laju ayunan itu dengan kaki. Ia memandang heran Jongin yang sepertinya tak memperhatikan apa yang ia tanyakan.

Jongin tersentak. “Eoh ? Wae ?”

“Kau baik-baik saja ??” Senyum lebar Kyungsoo mengulas. Ia bangkit lalu mengusap pundak lebar Jongin hingga menimbulkan senyum kikuk dari bibir tebal Jongin.

Jongin menggeleng. Kyungsoo ikut menggeleng. “Pasti ada yang kau pikirkan. Apa ?”

Hahh...” Jongin berganti duduk di atas ayunan. “Aku memikirkan sikap Luhan yang berubah. Kasihan sekali dia tadi..”

“Dia menjadi begini karenaku.” Kyungsoo menghentikan ayunan pada tubuh Jongin. “Kalau saja aku tidak bertemu dengan ayah kandungku, mungkin aku tidak akan merusak hidupnya.” Sesal Kyungsoo.

Jongin terhenyak lalu kembali berdiri. Tangannya menyentuh pundak rendah milik Kyungsoo. Tatapannya meminta Kyungsoo untuk balik menatap. “Kenapa kau selalu berkata seperti itu ?? Bukankah aku sudah bilang, semua bukan salahmu. Kau juga berhak bahagia dengan ayah kandungmu. Ini bukan salahmu juga bukan salah Luhan. Kalian memang ditakdirkan bersama. Hanya saja sikap Luhan yang terlalu berlebihan.”

“Tapi---”

“Sudah, kita tidak usah membicarakan ini lagi. Yang ada kau malah semakin menyalahkan dirmu.” Jongin memaksa tubuh Kyungsoo untuk duduk di ayunan. Beberapa detik kemudian, ayunan itu mulai bergerak sesuai dengan dorongan tangan Jongin. “Oh ya, apa kau sudah siap dengan tugas akhirmu ? Ku dengar banyak yang memuji suara indahmu..” Pertanyaan itu diharapkan mampu membuat suasana kembali membaik dan mengembalikan senyum ceria Kyungsoo.

Gadis itu mengulas senyum manis sekali. Kepalanya mengangguk antusias dengan sedikit rona yang menyembul di tulang pipinya.

“Sebenarnya tidak juga, suara Baekhyun jauh lebih bagus daripada punyaku.”

Jongin terkekeh. “Aku tahu, tapi bagiku kau yang paling indah. Apapun itu ..”

Kyungsoo hanya bisa mengulum senyum sebelum kembali larut dalam ayunan tangan Jongin. Hatinya kembali merasa nyaman ketika bersama Jongin. Inilah yang ia sukai dari Jongin. Sosok itu selalu saja berhasil membuat segala macam kegundahan yang ada di dalam hati melenyap entah kemana. Setiap untaian kata dan candaan yang terkadang terdengar garing mampu memunculkan sebuah lengkungan indah di wajah Kyungsoo baik dari bibirnya maupun kedua mata besarnya. Kyungsoo selalu merasa bahagia bila itu bersama dengan Jongin.

Dalam hati ia mengharapkan sebait do’a yang selalu dipanjatkan dapat terkabul. Kehidupannya dengan keluarga memang tak pernah menemui titik bahagia, namun dalam urusan cinta ia ingin dirinya bisa bahagia bersama seseorang yang selama ini telah mencuri hatinya. Kim Jongin.

∞∞∞

Sedari tadi kedua pasang lensa kelamnya tak pernah berhenti memonitori sosok yang tengah jatuh tenggelam dalam buaian alunan musik dari bibirnya. Ah, lebih tepatnya senandung yang sosok itu ciptakan kala musik mengetuk indera pendengarannya. Senyumnya selalu mengembang setiap kali pesona yang terpancar mengenai dirinya. Meskipun berada jauh darinya, ia mampu merasakan betapa merdunya suara itu. Suara yang selalu ia rindukan setiap harinya. Suara yang terkadang melelapkannya dalam tidur malam. Bahkan suara yang pertama kali ia dengar saat dering telpon ia terima di pagi hari.

Kedua belah bibir tebalnya menjauh mendampingi tepukan tangan tak pernah bisa berhenti ketika alunan senandung itu selesai ia kumandangkan. Terlalu berisik mungkin, hingga sosok itu menoleh padanya dengan senyum manis dan raut muka tersipu. Merasa ia telah mendapat ijin, lantas kakinya secara otomatis berjalan mendekat. Masih, tangannya masih menepuk berulang ketika tubuhnya hanya terpaut beberapa senti dari sosok itu.

“Hentika Jongin !! Kau membuat telingaku panas !!” Alih-alih sosok yang didekati itu merespon, sosok lain dengan rambut digelung tinggi itu malah menampangkan muka kesal.

Jongin melengos. Bola matanya berputar cepat. “Kau ingin aku bertepuk tangan untukmu juga ??” Tanya Jongin sinis seolah mengerti rasa cemburu sosok itu.

“Tidak !! Aku tidak butuh tepuk tanganmu ..” Acuhnya lalu meninggalkan mereka berdua menuju salah satu sunbae yang sepertinya sedang memainkan gitar. Dari sudut mata Jongin bisa ia lihat gadis itu tersipu malu menjawab beberapa pertanyaan yang dilontarkan. Jongin mencibir dengan decakan heran disana-sini.

“Biarkah saja !! Dia sedang jatuh cinta saat ini .. Ah, iya !! Kenapa kau ada disini ??” Kyungsoo merubah posisi duduknya agar bisa berhadapan dengan Jongin.

Pemuda tan itu duduk di sebelah Kyungsoo. “Aku bosan berada di ruang latihan.” Keluhnya.

“Kenapa ??”

Sejenak Jongin membiarkan satu desahan berat meluncur begitu saja. Ia menyenderkan tubuhnya pada meja piano di belakangnya.

“Luhan !! Gadis itu kembali tidak fokus. Kalau seperti ini bagaimana dengan tugas akhirku nanti ??”

Kyungsoo menggenggam tangan Jongin. “Luhan perlu waktu untuk semuanya. Bersabarlah sedikit. Aku percaya Sehun bisa mengendalikannya.” Senyumnya mengembang setelah kata-katanya.

Ingin berdebat lebih, Jongin lemah dengan gelengan dan senyum Kyungsoo yang seolah menguncinya untuk mengikuti apa yang telah ia katakan. Ia hanya bisa menghela nafas dan mencoba menerima semuanya. Meskipun tak sesuai dengan apa yang ada di hatinya.

“Aku akan melaksanakan operasi lusa setelah ujian akhir.” Kata Kyungsoo mengalihkan perhatian Jongin.

Jongin menoleh dengan alis ditarik naik. “Sungguh ?? Kau sudah siap uh ?”

“Kau tidak usah khawatir. Semakin cepat aku operasi, aku akan semakin cepat sembuh.” Senyum dari bibir penuh Kyungsoo begitu cerah. Seakan banyak sekali semangat yang tertuang dari sana.

Hal itu mampu menarik kedua sisi bibir Jongin untuk terangkat. Beberapa detik berikutnya, tangan mungil Kyungsoo telah berada pada genggaman Jongin.

“Aku akan sangat senang kalau kau cepat sembuh. Kau tahu, hal yang menyakitkan adalah kau terjatuh lemah dan saat beberapa air mata berhargamu harus turun dengan derasnya.”

“Kau tidak akan melihat air mataku lagi nanti.”

“Kau yakin ??”

Uh ?? Ah, sepertinya aku tidak yakin..” gelak tawa Kyungsoo pecah saat itu juga. Jongin ikut tertawa ketika tawa cerah Kyungsoo terdengar di telinganya. Ia menyukainya, semenjak mereka berkencan, Jongin selalu merasa bahwa Kyungsoo jauh lebih baik dan sangat bersemangat. Begitu juga dengan dirinya. Tak ada hari yang dilewati dengan perasaan kesal ketika ia bersama dengan Kyungsoo. Pasti selalu senyum bahagia dan gelak tawa yang jauh dari kata tersiksa.

∞∞∞

Bibirnya digigit kecil semenjak perasaan tak tenang menggerayanginya. Tautan tangannya pada sosok di sebelahnya pun enggan untuk terlepas. Bahkan sosok cantik yang tengah ia genggam merasakan tekanan yang kuat pada telapak tangannya. Kyungsoo tengah melampiaskan kekhawatirannya pada Baekhyun kala mereka menyaksikan penampilan Jongin pada ujian akhir kenaikan kelas.

Kyungsoo harus mendesah kecewa saat Jongin memainkan tubuhnya bersama dengan Luhan. Bukan karena ia cemburu bukan. Melainkan salah satu dari kedua tautan tubuh itu seolah tak memiliki jiwa di dalamnya. Sosok cantik itu tak mampu mengekspresikan apa yang mereka tampilkan. Walaupun mereka telah berlatih dengan giat, namun tampak sangat buruk dibandingkan dengan penampilan lainnya. Kyungsoo bisa merasakan kekesalan yang memuncak dari diri Jongin. Ia yakin pasti kekasihnya tengah menahan kecewa dan amarah yang luar biasa. Terlihat jelas dari sorot matanya.

“Ada apa dengan Luhan ?? Kenapa dia begitu buruk ?? Bukankah dia penari yang hebat ??”

Selentingan-selentingan yang beredar di sekitar telinga Kyungsoo terasa sangat panas. Semakin sering ia mendengar, semakin kuat cengkraman pada tangan Baekhyun. Hingga gadis cantik itu menoleh padanya.

“Tenanglah... Mereka bisa menyelesaikannya dengan baik nanti ..” Tutur Baekhyun lembut.

Kyungsoo menghela nafas lalu bergumam lirih. Mendo’akan semoga mereka berdua bisa lulus dan tak harus mengulang. Walaupun mereka berbeda jurusan, tetap saja.

Yang khawatir disini bukan hanya Kyungsoo, melainkan sosok Sehun juga. Pemuda tampan itu sedari tadi memandang gelisah Luhan yang sepertinya memang tak mampu menguasai tariannya dengan baik. Beberapa kali ia nyaris terjatuh jika saja Jongin tak sigap bergerak. Ah, sebenarnya bukan karena Luhan tak mampu menguasai, hanya saja akhir-akhir ini jiwanya tengah terguncang menyebabkan Luhan tak mampu berkosentrasi penuh. Apalagi tatapan-tatapan sinis seakan menjatuhkan Luhan pada lubang yang paling dalam.

“Luhan masih butuh waktu yang lama untuk bisa kembali ceria..” Celetuk Sehun dengan hembusan nafas berat.

Kyungsoo menoleh pada Sehun lalu menggangguk. “Aku minta maaf Sehun-ah ..”

“Kenapa ??”

“Karenaku Luhan jadi seperti ini.”

Sehun tersenyum. “Ini bukan salahmu dan berhenti menyalahkan dirimu. Luhan tanggung jawabku. Aku merasa gagal tidak mampu membuatnya bahagia.” Tukasnya serius.

Dua gadis yang berada di dekatnya hanya membulatkan mata. Keduanya tak pernah tahu kalau Sehun sedemikian cintanya kepada Luhan. Meskipun Kyungsoo pernah mendengarkan percakapan keduanya hanya saja tak membuatnya lantas percaya. Namun kali ini, kesangsian itu telah ditepis oleh Sehun.

Salah satu dari mereka paham keadaan ini sepenuhnya salah Luhan, ah tidak juga, namun cukup banyak salah Luhan. Tetapi dengan baiknya, Sehun mau menyalahkan dirinya.

Penampilan Jongin dan Luhan telah selesai. Tepuk tangan yang diharapkan dapat menggema di seluruh ruangan itu nyatanya tak seperti keinginan. Hanya beberapa pasang tangan yang menyuarakan sebagai tanda apresiasi. Lainnya? Mereka hanya mencibir dan sesekali mengolok dengan umpatan dan kata-kata pedas lain.

Luhan menunduk, sekedar melihat apa yang ada di depannya ia tak mampu. Terlalu takut akan tatapan tak suka itu yang seakan menghakiminya saat ini juga. Uluran tangan Sehun ditepisnya dan ia memilih untuk segera menghilang dari mereka.

“Kalau kau memang tidak bisa melakukannya, kenapa kau memaksa?” Sentakan itu menghentikan langkah Luhan. Ia terdiam di tempat. Tak berani melanjutkan langkahnya dan tak berani memutar tubuhnya.

“Jangan berlagak ingin memamerkan apa yang kau tidak bisa. Aku kecewa denganmu.. Ahhh...” Jongin mengerang seraya menarik rambutnya kesal. Emosinya tumpah seketika ia turun dari panggung. Sangat memalukan baginya penampilan kali ini yang seharusnya memuaskan.

Kyungsoo dan Baekhyun sudah mencoba untuk menahan emosi Jongin agar tak kembali pecah dan bisa berbuat yang tidak-tidak. Sedangkan Luhan, gadis itu mulai menitikkan air mata yang bercampur dengan peluh. Ia tahu sangat tahu betapa marahnya Jongin padanya. Ia terus berlari mencari tempat yang bisa menghilangkan segala macam kegundahan dalam diri Luhan. Entah apa yang membuatnya seperti ini ia masih belum begitu mengerti. Bahkan pertolongan yang diberikan Sehun tak ia terima. Bukankah itu bisa membantunya mengatasi apa penyebab semua ini ??

“Sabarlah Jongin.. Kau sudah hebat tadi..” Puji Kyungsoo dengan lengkungan manis dari bibir penuhnya.

Jongin mendengus kesal. “Gara-gara gadis itu, reputasiku sebagai dancer terbaik akan hilang dalam sekejap.” Keluhnya.

“Jangan berlebihan !! Mereka tahu yang buruk disini bukan kau tapi Luhan ..” Baekhyun ikut angkat bicara.

“Kau tahu ‘kan bagaimana keadaan Luhan ? Kalau misal nanti kau tidak lulus, mintalah Seo Seonsaengnim untuk memberimu kesempatan. Aku pikir beliau tidak akan keberatan. Bukankah beliau juga tahu bagaimana kemampuan kalian ??”

Untuk sejenak Jongin hanya menatap dalam kekasihnya. Wajah itu selalu saja bisa mengambil alih kekacauan dalam dirinya. Setiap senyum yang mengembang sepertinya menghantarkan ketenangan bagi Jongin. Lantas ia mengangguk dan mulai sedikit melupakan kekesalan juga amarah di dirinya. Perhatiannya kini dialihkan pada obrolan ringan dengan sang kekasih.

Sepertinya kalimat yang sering diungkapkan itu memang ada benarnya. Bahagia itu sederhana. Hanya dengan memandang wajah ayu dari kekasihmu dan mendengar suara merdunya mampu membangkitkan sel-sel kebahagiaan yang sempat lumpuh beberapa saat. Bahkan amarah yang telah membumbung tinggi perlahan meluncur hilang karena sang kekasih juga.

“Beruntung aku memilikimu Kyungsoo-yaa .. Bahkan mengenalmu selama beberapa tahun ini tidak mampu membuatku paham dan mengetahui segala sesuatunya tentangmu... Aku mencintaimu, Do Kyungsoo ..”

 

TBC


Bagaimana?? Komennya saja deh yaa...

Kamsahamnida...

 

 

Regards

~Denovia~

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
DeerLuvian
Next chapter will be updated tomorrow , so wait for it .. :)

Comments

You must be logged in to comment
potatoria
#1
Chapter 16: A TIDAK AKHIRNYAA
HAPPY ENDING <3

Hooo penantian sejak september berujung memuaskan muehehehe akhirnya di lanjut. Terima kasih banyak author nim ;-;)/
Aku menantikan karya kaisoo lagi, atau nggak myungstal wkwkwk xDd

Semangat!
potatoria
#2
Author update yang ini dong ;A;)/ sudah berbulan2 gaada kabar nih hue ;;;;---;;;;
archiffaowiqlay
#3
Chapter 15: Yah thorrr masih tbc nihhh? Lanjutannya dong thor
archiffaowiqlay
#4
Chapter 14: Akhirnya...semoga kebahagian selalu meliputi mereka hehehe
archiffaowiqlay
#5
Chapter 13: Thor please jangan bikin soo mati...thorrrr...aishhhh
archiffaowiqlay
#6
Chapter 11: Ahhhh jadi gak tega ama lulu...semangat ya lulu.. mr. Oh se rangkul lulu lah biar dia bisa move
archiffaowiqlay
#7
Chapter 10: Thor...walau bagaimanapun aku menyukai ini...gak tega sih ama lulu.. tapi, soo udah menangis terlalu banyak Thor...jangan bikin soo nangis lagi Thor yaaa
archiffaowiqlay
#8
Chapter 9: OMG jong oppa emang the best dehhh...co cweet
archiffaowiqlay
#9
Chapter 8: Yahhh...kasihan soo...jong oppa harus jagain soo pokoknya
archiffaowiqlay
#10
Chapter 7: Jong oppa emang yang terbaik!!!!