14.

You Are Not Alone..

Part 14.

Beberapa hari sudah dilewati dengan keadaan yang sama. Gadis mungil bermata belo itu belum membuka kelopak matanya setelah kejadian waktu silam. Dimana ia sempat membuka mata namun kembali menutup. Ada keraguan dalam diri Dokter Kyungran tentang hal ini. Seharusnya, jika memang operasi yang dilakukan Kyungsoo berhasil gadis itu tak akan mengalami koma. Kalaupun gagal akan meninggal beberapa saat kemudian. Tapi ini? Hidup Kyungsoo diombang-ambing dalam keadaan tak sadarkan diri. Sempat beberapa teman Kyungsoo dengar, ada sedikit infeksi di salah satu saraf Kyungsoo yang menyebabkan Kyungsoo seperti ini. Namun para dokter telah mengoperasi ulang berharap akan ada berita baik selanjutnya.

Selama itu, keajaiban lainnya terjadi. Baekhyun, Jongin dan Sehun tak percaya. Gadis itu, gadis yang sering mengatakan bahwa Kyungsoo adalah penyebab segala kehancuran hidupnya merelakan waktu berharganya untuk menunggu Kyungsoo. Dia memohon kepada Jongin untuk mengijinkannya. Awal mulanya Jongin sedikit ragu dan curiga. Bisa saja Luhan akan mengambil kesempatan dan membunuh Kyungsoo. Tapi Sehun meyakinkan bahwa yang dilakukan Luhan tulus adanya. Ia juga menceritakan bagaimana tersiksanya Luhan karena sikap iri yang selalu menyelimuti hatinya. Mau tak mau Jongin membiarkan dan memberikan ijin. Bagaimanapun Luhan adalah saudara tirinya dan ini merupakan waktu yang tepat.

Seperti saat ini, hari kelima Kyungsoo memejamkan mata Luhan masih setia menemaninya. Tubuh Luhan duduk dengan tangan menumpu kepalanya. Mata Luhan memejam semenjak beberapa jam yang lalu. Rasa kantuk begitu kuat menyerangnya hingga Luhan menyerah dan tertidur.

Mentari memang telah meninggi sejak dua jam yang lalu, tapi Luhan belum juga membuka mata. Mungkin lelah menunggu Kyungsoo membuatnya enggan untuk bangun. Sehun yang mendapat giliran menunggu Kyungsoo hari ini tertegun melihat betapa nyenyaknya Luhan tidur dengan posisi seperti itu. Wajah cantik Luhan tampak begitu damai dengan cahaya yang memancar samar dari wajahnya. Bagaikan seorang malaikat. Tak tega melihat Luhan tidur dengan posisi itu, Sehun mengangkat kepala dan menempatkan pada pundaknya.

“Lu..” Sehun menepuk pelan pipi Luhan.

Luhan merasakan ada pergerakan dari seseorang lantas membuka matanya. “Sehun...” lirih Luhan menyadari keberadaan Sehun.

“Apa sakit tubuhmu tidur seperti itu?” tanya Sehun khawatir.

Gadis mungil itu mengulas senyum hangat lalu menggeleng kecil.

“Kau belum makan ‘kan? Ini aku membawakanmu ramyun, makanlah dulu Luhan...” Sehun membukakan bingkisan yang ia bawa. Luhan tersenyum kembali, ia tak mau menolak kebaikan Sehun. Lagipula perut datarnya telah meronta ingin dipasok segera. Tak menunggu lama, Luhan meraih bingkisan itu dan membuka cup ramnyun yang masih hangat. Sebelum ia memakannya, lebih dulu ia meneguk beberapa kali air mineral dalam botol yang juga dibawakan Sehun.

Selama beberapa menit Sehun hanya memperhatikan gadisnya menikmati ramyun hangat yang ia bawakan. Bibirnya bergerak lucu ketika mulutnya penuh makanan dan ia mengunyahnya secara cepat. Persis sekali seperti rusa yang tengah memakan rumput. Hanya melihat Luhan seperti itu membangkitkan rasa senang berlebih dari dalam diri Sehun. Ia bahagia melihat wajah Luhan tak lagi murung, lebih sering mengumbar senyum walau air mata masih kadang mengiringi namun ini jauh lebih baik daripada yang lalu-lalu.

Sepertinya pandangan Sehun yang terlalu berlebihan tertangkap mata rusa Luhan. Dengan polosnya Luhan menoleh pada Sehun. Mulutnya masih penuh ramyun namun sebelah alisnya terangkat. Seolah menanyakan ada apa?

Sehun tertawa pelan, ia menggeleng. Tangannya mempersilahkan Luhan untuk melanjutkan makannya. Luhan menurut, ia menghabiskan makannya segera.

“Kenapa Kyungsoo tak kunjung bangun?” Luhan berucap setelah selesai makan dan membereskannya.

Sehun yang tengah berada di sebelah Luhan hanya mengusap surai panjang Luhan lalu mengecupnya singkat. “Tenanglah, Kyungsoo pasti akan sadar sebentar lagi...” Luhan mengeratkan pelukan Sehun. Ia mengangguk dalam pelukan Sehun.

“Kau mulai menyayanginya Lu ?”

Uh?”

“Kyungsoo? Kau mulai menyayanginya? Kau sama sekali tidak mau berpisah dengan Kyungsoo..” Sehun mengulum senyum kala mata tajamnya menatap tak sengaja binar bola rusa itu.

Luhan mengangguk. “Kyungsoo terlalu baik untuk aku benci. Aku mulai sadar Sehun...” balasnya lirih.

“Aku menyukai kau yang seperti ini Lu... Aku semakin mencintaimu...” tuturya disertai kecupan berulang pada pipi Luhan.

Lihatlah... Sehun mampu menyebabkan rona merah menyebar malu-malu di kedua pipi Luhan. Sehun mampu menampilkan senyum malu-malu Luhan. Sehun mampu memberikan rasa aneh menggelitik dalam diri Luhan. Sehun mampu membangkitkan Luhan yang selalu dalam mode ceria. Sehun mampu mengembalikan Luhan kembali. Lihatlah, Sehun mampu menepati janjinya.

Keduanya terlalu larut dalam permainan emosi mereka. Tak tahu sejak kapan dimulai, mereka tak memperdulikan sosok Kyungsoo yang masih terbaring dengan bermain bibir. Bibir tipis Sehun bermain dan terus menggoda bibir Luhan. Sementara gadis itu juga mengimbangi dengan lengan mengalung pada leher Sehun. Keduanya saling berpagutan dalam kasih hingga suara deheman seseorang memaksa Luhan melepas pagutan Sehun.

“Ini rumah sakit!! Ingat!! Ini rumah sakit dan disini ada Kyungsoo, kenapa kalian tidak bisa menahannya sih?” omel gadis mungil dengan mata sipit seketika ia masuk ke dalam ruangan Kyungsoo. Gadis itu berkacak pinggang dengan mata melotot tak suka pada kedua pelaku. Ia menghela nafas pelan sebelum menurunkan kedua tangannya.

Sehun masih sempat mencuri kecup pada bibir Luhan.

Yaa!!”

“Maaf-maaf, Baekhyun~ kau tau ‘kan? Aku sangat merindukan Luluku..” tukas Sehun dengan nada yang terdengar menjijikkan di telinga Baekhyun.

Baekhyun mendengus. “Ahh, sudahlah !! Ah, Luhan. Sekarang kau pulanglah, kau pasti lelah menunggu Kyungsoo seharian.” Baekhyun kembali tenang setelah mencak-mencak beberapa saat yang lalu.

Wajah Luhan mengerut, bibirnya menggerucut dan gerakan kepala Luhan menandakan ia menolak tawaran Baekhyun. “Aku masih ingin menjaga Kyungsoo disini..” tolaknya.

Gadis bersurai cokelat terang itu menghela nafas. Pasti jawabannya akan sama seperti ini. Setiap kali ia meminta Luhan untuk pulang istirahat, yang akan diterima sebagai jawaban adalah penolakan. Ia mulai merasakan betapa tulusnya Luhan kali ini. Luhan memang bersungguh-sungguh dengan ucapannya lalu yang mengatakan ia menyesal dan ingin meminta maaf kepada Kyungsoo dan menebus kesalahannya pada Kyungsoo.

“Aku mulai menyayangi Kyungsoo... Dia tidak seburuk yang aku pikirkan selama ini.. Mungkin karena rasa sukaku kepada Jongin yang membuatku seperti ini. Tapi, sekarang aku tidak lagi menyukai Jongin, aku jatuh cinta pada Sehun. Tidak ada alasan untukku membenci Kyungsoo walaupun dia memang merebut sebagian kasih sayang eommaku. Tapi... Dia juga berhak mendapatkan kasih sayang yang lebih baik dari sebelumnya..”

Baekhyun mengulas senyum ketika mengingat kata-kata Luhan tempo hari. Rasa tulus begitu kentara dari setiap untaian katanya juga ekspresi wajah yang jauh dari kata bohong dan terpaksa.

“Kenapa kau senyum sendiri Baek?” Luhan mengguncang tubuh Baekhyun.

Eh?” Gadis itu menyengir. Ia menggeleng cepat. “Tidak !! Sekarang kau pulang eum? Aku akan menjaga Kyungsoo. Nanti kalau ada kabar baik dari Kyungsoo, akan aku kabari kau...” Cerocos Baekyun panjang lebar.

“Iya-iya-iya...” Walaupun sedikit kecewa, Luhan mengikuti kata-kata Baekhyun. Ia mengambil tas jinjingnya dan memasukkan beberapa benda miliknya yang bercecer di atas meja.

“Biarkan aku mengantarkanmu..” Sehun beranjak lalu menggenggam tangan Luhan.

Baekhyun memutar kedua bola matanya malas. Pasangan baru ini cukup membuatnya geram dan iri. Ia mengangguk saat Luhan dan Sehun pamit pulang.

Tak lama kemudian, Jongin masuk membawa makanan untuk mereka. Kali ini yang mendapat giliran menjaga adalah Baekhyun dan Jongin. Beruntung Kyungsoo memiliki teman yang begitu baik dan setia. Hingga saat Kyungsoo masih memejamkan mata mereka rela bergiliran menunggu.

“Sepertinya Luhan memang benar-benar menyayangi Kyungsoo..” Celetuk Baekhyun tiba-tiba.

Jongin yang tengah menyantap kimbap menoleh dengan pandangan bingung. “Alasan dia membenci Kyungsoo adalah kau Jongin. Dia tidak menyukai Kyungsoo karena kau...” Jelasnya.

“Kenapa?” tanya Jongin setelah menyelesaikan makannya.

“Kau lupa? Dulu Luhan begitu menggilaimu...”

Ah, benar juga..”

“Tapi sekarang dia tergila-gila pada Sehun.. Akhir cinta yang manis..” Baekhyun mengulum senyum mengingat bagaimana perjuangan Sehun demi mendapatkan Luhan. Ia bersyukur, Tuhan tak kejam kepada dua insan itu hingga menjadi sepasang yang yaahh, cukup menyaingi dirinya dengan Chanyeol.

Jongin mengangguk setuju. Baginya Luhan itu gadis ceria yang tak pantas dengannya. Emosi Jongin tidak cocok jika disandingkan dengan Luhan. Dan sosok yang menurut Jongin pas untuk Luhan adalah Sehun.

∞∞∞

Luhan tengah membersihkan kamarnya. Kamar yang telah ia tinggalkan beberapa hari demi menjaga adik tirinya. Senyum mengembang di wajah Luhan, ia merindukan hangatnya selimut miliknya. Lantas ia segera menyelesaikan kegiatannya dan bergelung di dalam selimut.

Tubuhnya telah sempurna berada di dalam selimut. Saat akan memejamkan mata, teleponnya berdering. Sedikit malas ia bangkit. Nomor yang menelpon adalah Baekhyun. Kenapa ia menelponnya?

“Luhaannn....”

“Hey, jangan berteriak.. Ada apa?” Luhan duduk di tepi ranjang.

“Kyungsoo... Kyungsoo...”

“Ada apa dengan Kyungsoo??” Luhan tampak panik ketika mendengar nama Kyungsoo.

“Dia sudah sadar.. Dan mencarimu...”

“Sungguh? Aku mengerti, aku akan datang kesana..” Luhan segera menutup teleponnya. Lantas ia memakai pakaian seadannya dan beranjak dari kamar.

Berlari menuju luar rumah dan tak menghiraukan sang eomma yang memanggil namanya khawatir. Pikiran Luhan terlalu penuh dengan rasa syukur atas kesadaran sosok Kyungsoo. Sosok yang selalu mengisi pikiran Luhan. Ia ingin segera bertemu dengan Kyungsoo. Segera dan secepatnya.

Luhan sampai di rumah sakit setelah dijemput oleh Sehun. Beruntung kekasihnya itu sangat cepat dan tak perlu bagi Luhan menunggu lama. Ia segera masuk ke kamar Kyungsoo dan dirinya sempat mematung di ambang pintu. Ada sebuah ketakutan yang tiba-tiba menyergapnya. Takut jika kehadirannya disana akan ditolak oleh Kyungsoo. Takut jika Kyungsoo tak akan melihatnya. Namun..

Unni... Luhan unni...”

Suara lembut itu.. Suara itu.. Luhan mengenalinya. Air mata yang entah sejak kapan berkumpul dipelupuk mata mengalir juga. Luhan tak kuasa ia memeluk tubuh ringkih Kyungsoo.

“Kyungie-yaaa.... Kyungie-yaaa.... Maafkan unni, maafkan unni...” Ucap Luhan tersengal diantara tangisan yang tumpah. Tangan lembutnya membelai wajah Kyungsoo. Bibirnya pelan mengecup lembut pipi Kyungsoo.

Kyungsoo menggerakkan tangannya yang lemah untuk membalas pelukan Luhan.

Unni... Unni tidak salah... Kenapa meminta maaf?”

“Tidak... Aku selama ini menyakitimu... Aku selalu melukai hatimu...”

Unni...” Kyungsoo ikut menitikkan air mata ketika melihat ketulusan yang jelas dari wajah cantik Luhan. Keduanya saling mencucurkan air mata dalam pelukan.

“Kalian tenanglah... Luhan, jangan menangis seperti itu...”

Sehun angkat bicara. Sedari tadi melihat keduanya yang saling bertukar tangis ikut menenangkan. Begitu juga Baekhyun maupun Jongin. Terenyuh, mereka tak bisa membendung rasa ingin menangis ketika melihat Luhan dan Kyungsoo seperti ini.

“Kyungsoo... Aku senang kau kembali bangun... Aku senang... Maafkan aku selama ini Kyungir.. Aku kira kau marah padaku dan tak akan kembali bangun...”

“Hey....”

“Luhan.... Kyungsoo tidak akan meninggalkanmu.. Tenanglah...”

Sehun memeluk tubuh Luhan agar lebih tenang. Ia paham betul bagaimana kekasihnya ini merasa bersalah kepada Kyungsoo. Tapi semua yang terjadi bukan salah Luhan ‘kan?

Setelah semuanya kembali normal, Luhan masih belum mau berpisah dengan Kyungsoo. Ia ngotot duduk di sebelah Kyungsoo dengan tangan tak henti-hentinya memegang tangan Kyungsoo. Posisi ini jelas tak menguntungkan Jongin maupun Baekhyun. Keduanya seolah dihempas begitu saja oleh Luhan. Dan Kyungsoo tak menolak bahkan menyetujuinya. Bukan hanya Jongin saja yang merasa sedikit kesal, Sehunpun juga seperti itu. Ia tak bisa leluasa memeluk tubuh kekasihnya. Oh ayolah, ternyata Luhan lebih parah ketika Kyungsoo sadar.

∞∞∞

Dua hari berlalu keadaan Kyungsoo semakin membaik, meskipun sampai hari kedua Kyungsoo masih belum diijinkan untuk pulang. Dokter –atau ayahnya- bilang masih ada yang perlu dipantau dari kesehatan Kyungsoo. Mau tak mau gadis mungil itu tetap bertahan di ruangan yang penuh aroma obat-obatan itu.

Kali ini Luhan yang bertugas menjaga Kyungsoo. Ah, bukan tugas Luhan sebenarnya. Tapi balik lagi ke sifat keras kepala Luhan yang tetap keukeuh ingin menjaganya. Demi membuang rasa bosan Kyungsoo di kamar yang sedari tadi hanya memandang gamang pemandangan luar, Luhan mengajak Kyungsoo jalan-jalan sebentar di taman rumah sakit. Lumayan untuk meredakan rasa bosan yang menggeliat naik.

“Merasa baikkan?” Luhan menghentikan kursi roda yang sempat didorongnya. Ia duduk di bangku taman menghadap Kyungsoo yang duduk di kursi roda.

Kyungsoo mengangguk. “Ini jauh lebih baik daripada bosan di kamar unni. Terima kasih..” sahutnya.

“Kau manis sekali Kyung kalau tersenyum...”

Kyungsoo tak menjawab, ia hanya menatap Luhan dengan mata owl-nya.

Yaa!! Aku membenci wajah datarmu itu..” bibir mungil Luhan mengerucut.

Kyungsoo semakin tak mengerti maksud Luhan. Ia hanya menarik kedua sisi bibirnya.

“Aku berterima kasih kepadamu unni.. Terima kasih telah menerimaku..”

Luhan tersenyum. Ia berjongkok di depan Kyungsoo. Membelai lembut surai cokelat tuanya lalu mengusap singkat pipi chubby-nya.

“Aku juga.. Maafkan unni yang tidak sadar dari dulu kalau kau memang tidak pantas dibenci. Maafkan unni yang terlalu membencimu dulu. Unni hanya iri denganmu yang selalu hidup dikelilingi orang-orang yang menyayangimu. Tapi...” Luhan kembali duduk di tempat semula. “Setelah tau bagaimana hidupmu dulu membuat unni semakin bersalah dan sakit.. Ternyata dibalik sifat lembutmu kau menyimpan banyak sekali pesakitan..”

“Aku tidak seburuk itu unni...”

“Tetap saja... Kau sangat tegar.. Dan aku malu telah bersikap seperti itu... Ahh, aku harusnya memperhatikanmu sejak dulu..”

“Tapi unni..” Kyungsoo menatap lembut Luhan. “Bukankah unni juga tersakiti karenaku?” tanyanya lirih.

Luhah terkesiap sekejap lalu mengulas senyum setelahnya. “Memang, tapi salah siapa juga? Aku ‘kan? tenanglah Kyungie... Mulai sekarang kita harus bisa berhubungan lebih baik eum.. Aku menyayangimu...” Luhan memeluk tubuh Kyungsoo.

Gadis mungil itu tersenyum dalam pelukan Luhan. Ia membalas pelukan Luhan dengan sangat erat. Dalam hati ia sangat bersyukur dengan ini semua. Luhan, Luhan sosok yang sering ia khawatirkan dulu tenyata tak selamanya memiliki sikap jahat. Ia sosok penyayang, yang menyayangi orang lain dengan tulus. Meskipun baru beberapa hari, Kyungsoo bisa merasakan ketulusan yang sangat tampak dari Luhan.

Kyungsoo bahagia, Kyungsoo senang dan Kyungsoo merasa hidupnya telah sempurna.

“Terima kasih Tuhan... Terima kasih... Kau telah mengabulkan do’a-do’aku...” gumam Kyungsoo dalam hati.

∞∞∞

“Aku cemburu dengan Kyungsoo..” Sehun mengeratkan kaitan tangannya pada pinggang Luhan memaksa gadis di depannya untuk lebih dekat dengannya.

Luhan menoleh pada Sehun. Mengusap lembut pipi Sehun yang menggembung. “Kenapa?” Tanyanya. Tanpa harus bertanya sebenarnya Luhan tahu maksud arah pembicaraan Sehun.

Sehun memutar tubuh Luhan. “Kau selalu bersama Kyungsoo dan lupa denganku..” bibir Sehun mengerucut lucu.

Luhan terkekeh, ia mengecup kilat bibir Sehun.

“Kau bukan anak kecil Sehunnie... Katamu aku harus lebih dekat dengan Kyungsoo? Kenapa kau sekarang malah cemburu?” tutur Luhan pura-pura kesal dengan kecemburuan Sehun. Ia ingat betul bagaimana Sehun selalu membujuknya untuk memperbaiki hubungan dan menghilangkan segala macam kebencian Luhan pada Kyungsoo. Ia ingat betul bagaimana Sehun mencarinya ke belakang sekolah saat ia meneteskan air mata karena rasa benci dan irinya pada Kyungsoo. Sungguh, saat itu Luhan bagaikan gadis bodoh yang menyia-nyiakan kasih sayang Sehun dan sejuta perhatian pemuda tinggi itu.

Sehun mengulum senyum, ia meraih wajah Luhan dan mengecupnya dalam.

“Aku mencintaimu Lu...”

“Aku juga Sehun...”

Sebuah kegiatan rutin bagi keduanya setelah bercakap-cakap. Saling menari diatas bibir masing-masing. Mengecup singkat, mengecup dalam dan melumat. Menyalurkan segala kasih sayang yang terbalut kehangatan di masing-masing. Luhan tersenyum di setiap sela permainan bibir Sehun. Ia menyukai pemuda ini dari luar maupun dalam.

Sementara itu...

Jika Sehun dan Luhan menghabiskan waktu bersama di sebuah taman yang tak jauh dari rumah sakit, maka Jongin dan Kyungsoo memilih berdiam diri di kamar. Mengingat Kyungsoo tak diperbolehkan tersentuh angin malam yang akan melemahkan tubuhnya. Sebelum keduanya bisa bersama, Jongin lebih dulu mengusir Baekhyun. Walaupun pada awalnya gadis itu mengoceh, namun Jongin berhasil. Hingga saat ini hanya ada Jongin di sisi Kyungsoo.

Gadis mungil bermata owl itu tengah menatap lurus televisi. Sorot matanya terhasut oleh sebuah acara yang ditawarkan pihak televisi. Acara yang mempertunjukkan keliukan tubuh beberapa gadis saat menari juga beberapa ahli vokal yang mampu mengolah sebuah lagu menjadi indah didengar ketika dinyanyikan. Senyum Kyungsoo mengembang begitu lebar, mata owl-nya tak berhenti menatap takjub pertunjukkan itu.

“Kau bangga dengan mereka?” Jongin ikut memperhatikan satu grup wanita yang tengah bernyanyi juga menari.

Kyungsoo menoleh sebentar lalu mengangguk. “Tapi aku lebih bangga kepadamu sayang..” sahutnya.

“Sungguh?”

Hmm, aku juga bangga kepada Luhan unni.. Dia cantik, tubuhnya luwes, pandai menari dan bernyanyi..” Ungkap Kyungsoo. Ada pancaran kesungguhan dan ketulusan saat nama Luhan terucap.

Jongin mengusap genggaman tangannya. “Kau lebih hebat dari Luhan..” bisiknya.

Uh?”

“Karena kau adalah kekasihku.. Siapapun yang bisa merebut hatiku dan mencuri cintaku adalah yang terbaik..” Ucap Jongin.

Kyungsoo menghela nafas. “Kau percaya diri sekali...” cibirnya.

“Kau tidak suka?” Jongin mengerut, ia menatap tajam setengah tak percaya pada Kyungsoo.

Gadis itu mengulas senyum. “Tidak..tidak... Aku menyukainya... Sekarang kau duduk saja eum, aku ingin meneruskan acara melihatku..” Titah Kyungsoo. Ia gemas sendiri melihat tingkah Jongin yang terkadang bagaikan anak kecil.

Jongin tak bisa memberontak. Apapun yang diinginkan Kyungsoo akan ia lakukan. Kali ini ia hanya bisa berdo’a semoga acara itu cepat selesai dan kekasihnya akan melihat padanya. Meskipun begitu, ia bersyukur. Dalam hati Jongin selalu menggumamkan kalimat syukur atas kesembuhan Kyungsoo dan kesempatan yang diberikan gadis itu untuk menjadi kekasihnya. Ini sudah berjalan lama dan ia berharap akan sampai pada jenjang yang lebih jauh sampai Tuhan benar-benar ingin mereka berpisah.

Pemuda tan itu mengulas senyum setiap kali tawa renyah keluar dari bibir Kyungsoo.

Tuhaaan...

Aku berterima kasih atas malaikat yang Engkau kirimkan padaku...

Do Kyungsoo...

Gadis yang akan selalu mengukir setiap kenangan di lubuk hatiku sampai kapanpun..

 

TBC


yoyoyo guys..

Aku kembali lagi...

bagaimana dengan kelanjutannya? Semakin aneh? Ah hanya memberitahu saja ini akan berakhir pada chapter 16, jadi dua chap lagi yaa.. :D

Silahkan di review dan di komentari..

Terima kasih..

 

Regards

~Denovia~

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
DeerLuvian
Next chapter will be updated tomorrow , so wait for it .. :)

Comments

You must be logged in to comment
potatoria
#1
Chapter 16: A TIDAK AKHIRNYAA
HAPPY ENDING <3

Hooo penantian sejak september berujung memuaskan muehehehe akhirnya di lanjut. Terima kasih banyak author nim ;-;)/
Aku menantikan karya kaisoo lagi, atau nggak myungstal wkwkwk xDd

Semangat!
potatoria
#2
Author update yang ini dong ;A;)/ sudah berbulan2 gaada kabar nih hue ;;;;---;;;;
archiffaowiqlay
#3
Chapter 15: Yah thorrr masih tbc nihhh? Lanjutannya dong thor
archiffaowiqlay
#4
Chapter 14: Akhirnya...semoga kebahagian selalu meliputi mereka hehehe
archiffaowiqlay
#5
Chapter 13: Thor please jangan bikin soo mati...thorrrr...aishhhh
archiffaowiqlay
#6
Chapter 11: Ahhhh jadi gak tega ama lulu...semangat ya lulu.. mr. Oh se rangkul lulu lah biar dia bisa move
archiffaowiqlay
#7
Chapter 10: Thor...walau bagaimanapun aku menyukai ini...gak tega sih ama lulu.. tapi, soo udah menangis terlalu banyak Thor...jangan bikin soo nangis lagi Thor yaaa
archiffaowiqlay
#8
Chapter 9: OMG jong oppa emang the best dehhh...co cweet
archiffaowiqlay
#9
Chapter 8: Yahhh...kasihan soo...jong oppa harus jagain soo pokoknya
archiffaowiqlay
#10
Chapter 7: Jong oppa emang yang terbaik!!!!