Pelajaran Praktek

Magia

Hari ini adalah hari sabtu, dimana siswa dan siswi tahun pertama akan melakukan praktek dalam menggunakan sihir, Hiroto dengan raut wajah yang suram dan keringat dingin keluar dari tubuhnya karena ia selama ini selalu gagal dalam ujian praktek.

"Hiroto apa kamu baik baik saja ?" tanya Elin sambil duduk di samping Hiroto

"ya begitulah, aku ini lemah dan tidak becus dalam menggunakan sihir" Ujar Hiroto dengan nada lemas

"aku tau kamu selalu berusaha kan" Elin memainkan rambutnya

"Ya sudah berulang kali aku mencoba, tapi tetap saja aku lemah, berbagai jenis sihir aku cari yang cocok dengan ku tetap saja aku lemah" Hiroto menundukan kepalanya

"gunakan sihir yang menurut kamu, bisa kamu gunakan, itu sudah cukup, lagian di sekolah kita ini kita bebas menggunakan sihir apa saja dalam bertempurkan" Elin sambil melihat ke arah Lapangan praktek

"begitu yah, baik aku akan mencobanya sihir baru yang aku pelajari dari mimpi" Hiroto tersenyum ke arah elin

"hah dari dalam mimpi ?" Elin bingung

"iya dari dalam mimpi, eh lihat itu si yuya masuk ke lapangan" Hiroto melihat ke arah Lapangan Praktek

"iya, si yuya yayo" Elin tertawa kecil

Yuya anak tahun pertama ruang 4 sudah di posisi, sensei pun memberitanda kepada kedua muridnya dan mereka beraksi, yuya mulai merapal sihirnya.

"wahai api yang meleburkan baja, terbelenggu dalam dalamnya bumi, Twin Blade Fire Munculah yayo" Yuya mengeluarkan Twin Blade

Musuhnya menggunakan sihir bertahan, Yuya dengan cepat menyerang, dalam setiap seranganya Yuya terus merapal mantra sihir, ia melompat ke udara.

"Desperado!!!!, yayo" Sihir serangan sabitan angin

Khifa sebagai lawan tanding Yuya, menghindar melihat serangan angin tersebut, dan menyerang balik, dengan Tombak miliknya, 1000 tusukan, tapi ia di kejutkan hall yang tidak di duga.

"aku di belakang mu Yayo" Yuya tersenyum sambil mengalungkan 2 pedangnya di leher Khifa

"aku menyerah" Khifa dengan nada sedih

"yuya menang yayo !!!" Yuya jingrak jingrak kesenangan gak jelas

Elin dan Hiroto melihat Yuya dengan mudah mengalahkan lawan tandingnya, ujian praktek terus berlangsung, sorak sorai pun bergema di seluruh lapangan praktek, Elin pun berdiri,menuju lapangan, dan latih tandingnya adalah siswi tahun pertama ruang satu, Rena. Elin mengeluarkan senjata sihirnya ya itu dua buah pistol, dan Rena memiliki senjata yang sam adengan Elin, mereka pun saling menembak, dan menghindar, pistol sihir melawan pistol sihir, kedua duanya terlihat sangat lincah dan sangat cekatan dalam pertempuran tersebut, yang mengagumkan membuat semuanya tidka mengalihkan pandangan, mereka melakukan pertarungan jarak dekat sekali, sambil menembakan Pistolnya, saat Rena mengarahkan pistol pada kepala Elin yang hanya berjarak 5 centi meter, Elin menghindar, dan mengarahkan pistolnya ke arah, jantung Rena, Rena pun menghindar dengan memiringkan badanya, semua jarak pistol mereka hanya 5 centi meter dari musuh target, di pikir pikir mafia pun tidak berani melakukan hall seperti tersebut, dan juri pun memutuskan Elin dan Rena Imbang, kemudian setelah selesai Rena dan Elin Brepelukan dan mereka tersenyum kemudian tertawa bersama, ternyata mereka adalah teman dari kecil. dan Rena adalah sabat Elin.

Hiroto terus memperhtikan orang orang yang masuk ke lapangan praktek, mereka menggunakan berbagai macam sihir yang keren, kini tiba giliran Hiroto dimana lawannya adalah walikelasnya sendiri sensei Haruka. Kenapa Hiroto harus melawan Sensei Haruka karena Hiroto lemah dan di takutkan ia akan di buly sama temannya jadi di ambil langkah bijak.

"Hiroto semangat yayo!!" Teriak Yuya

"Hiroto gunakan apa yang sudah kamu ceritakan ke aku yah" Teriak Elin

Hiroto tersenyum kepada dua temanya, dan mulai berada di lapangan praktek

"sialan, kenapa kau tidak ada perkembangan ?" tanya sensei Haruka

"entahlah aku memang lemah" Hiroto dengan nada datar

"ayo bertarung, aku ada niat untuk buly kamu loch murit kampret" ledek sensei Haruka

"ok aku siap" Hiroto tersenyum

dengan kecepatan sensei Haruka, Hiroto mendapat tendangan di perutnya dengan telak, hingga Hiroto terpelanting sejauh 25 meter.

"Aku serius loh" Sensei Haruka dengan tatapan tajam

"aku harus serius juga" ujar Hiroto

Hiroto pun berdiri, dan memulai mantra yang ia ingat di dalam mimpinya

"wahai api yang meleburkan baja, terbelenggu dalam dalamnya bumi, Twin Sword Dark Fire" Hiroto meniru mantra Yuya, Yuya terkejut seharusnya mantranya tidak dapat di gunakan kecuali dia adalah dari clan Kasai Magia

"wow ternyata kau menguasai tehnik pemanggilan senjata tertinggi sihir Kasai Magia, kau semakin menarik tapi jangan senang dulu, sihir mu memang hebat tapi dari cara bertempur mu kau sangat lemah" Sensei Haruka Tersenyum

"tapi, bukan aku yang bertarung" Hiroto tersenyum

"siapa ? apa kau mau di diskualifikasi?" Balas sensei Haruka

"Jalan kehidupan adalah jalan Kehidupan, Jalan kematian adalah jalan kematian, gerbang yang di belenggu hingga akhir jaman, atas kuasa ku Dark Magia, terbukalah aku panggil mu dari dalamnya api yang membakar 9 dosa Ifrit!!" gerbang yang terbentuk dari tulang benulang yang basah dengan darah, sesosok manusia besar dengan menggunakan tanduk, badan berotot, terbakar, mata yang mengerikan dialah Ifrit

Hiroto memberikan twin swordnya kepada Ifrit, dan Ifrit menerimanya sambil berlutut kemudian ia berdiri kembali dimana tubuh Ifrit membelakangi Hiroto dan Siap menerima perintah.

"itu Dark Magia Ifrit yang ada di dalam legenda sihir, apa kau seorang Dark magia?" tanya Sensei Haruka

"awan gelap yang menyembunyikan ke murkaan, hukuman kematian bagi orang yang jahat, melebur dalam gelapnya malam, Twin Gun" Hiroto mengucapkan kembali mantra milik Elin

"hah dia menggunakan mantra ku Black Rose Magia" Elin terheran heran

"apakah itu Dark Magia yayo?" Yuya Bingung karena dark magia yang ia ketahui tidak seperti itu rangakai sihir yang singkat dan itu bukan jenis kutukan

Sensei Elin mulai menyerang, dan ia sadar ini tidak main main

"Ifrit lindungi aku" Perintah Hiroto

"baik tuan ku" Balas Infrit bergerak langsung menyeimbangi kecepatan sensei Haruka

"api pembakar dosa keserakahan, yang tidak ada hentinya menyala, belzebub datanglah!!" Hiroto memanggil Belzebub

Gerbang tersebut terbuka kembali dan kini Belzebub seorang pangeran neraka dengan lambang lalat di dadanya, Hiroto memberikan twin gun tersebut, belzebub pun menerima sambil berlutut di hadapan Hiroto.

"apapun perintah tuan ku hamba akan lakukan" ujar Belzebub

"serang sensei haruka" perintah Hiroto

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet