Tok…Tok…Tok…

Hyunseung langsung masuk ke kamar Jonghyun tanpa menunggu jawaban , ia sedang dalam keadaan terburu – buru. “Tuan , maafkan saya masuk , ada keadaan mendesak , tuan muda ikut saya sekarang.”

Suara Hyunseung yang lurus dan tegas membangunkan Hyuna. Hyuna shock melihat Hyunseung di kamar itu pagi – pagi. Ia melempar pandangan pada Jonghyun yang masih tidur di sebelahnya

“Ya bangun!” Hyuna memukul pelan tubuh Jonghyun  , bukanya bangun Jonghyun mengurung dirinya makin dalam di kasur.

“Bangun!” Hyuna mengguncang guncang tubuh Jonghyun lebih keras , tapi sama tidak ada reaksi dari Jonghyun , ia tidur semakin dalam seakan tidak mau diganggu. “Ya!” Hyuna teriak lebih kencang barulah Jonghyun bangun

“Wae? ” Tanya Jonghyun kesal.

Hyuna menunjuk pada Hyunseung yang masih berdiri memaku di pinggir ranjang. Jonghyun menoleh. “Kau… Apa yang kau lakukan pagi – pagi begini di kamarku?”

“Maafkan saya , tapi ada keadaan mendesak. Tuan harus ikut saya.”

Pandangan Jonghyun berubah menjadi serius. “Kau tunggu diluar.” Sekeluarnya Hyunseung dari kamar , Jonghyun langsung bersiap – siapa. Ia mengambil pakaian yang ada di depanya tanpa memilihnya sama sekali

“Kau mau kemana?”Tanya Hyuna

Jonghyun menoleh pada Hyuna yang masih duduk di ranjang. Betapa mengemaska wajahnya setelah bangun tidur pikir Jonghyun “Ada sesuatu yang harus kuurus , tidak akan lama. Kau tunggu dirumah yah. Akan lebih baik kalau aku melihatmu menyambutku ketika aku pulang.”

Hyuna tidak tertawa dengan candaan yang dilontarkan Jonghyun , ia malah mengaggap hal itu serius “Kau tidak sarapan?”

“Aku akan memakanmu nanti , maaf tapi sepertinya aku tidak bisa menunda hal ini.”

Hyuna tidak tahu apa yang membuat Jonghyun terdesak seperti ini , ia jelas orang yang sangat memperhatikan sarapan , ia tidak pernah melewatkan kesempatan sekalipun untuk sarapan , tidak sarapan tapi untuk memakannya. Ia selalu menantikanya Hyuna tau. Walaupun pada akhirnya Jonghyun hanya mengomel kalau darahnya tidak enak.

“Tuan mengenai…” Jonghyun menghentikan omongan Hyunseung

“Kita bicarakan di ruang kerjaku.” Jonghyun pergi meninggalkan kamarnya. Ia tahu Hyuna mungkin akan mencoba mencari tahu apa yang terjadi , tapi apapun yang terjadi ia tidak boleh tahu.

Sepanjang sisa hari Hyuna hanya bisa mendengus kesal. Entah apa yang membuatnya kesal , apakah karena Hyunseung datang ke kamar Jonghyun pagi – pagi? Atau karena Jonghyun menyembunyikan sesuatu darinya? Atau karena Jonghyun pergi pagi – pagi bersama Hyunseung?

Tapi semuanya , bukan hal yang aneh. Sebelumnya hal itu pernah terjadi dan tidak pernah membuat dirinya kesal , tapi sekarang ia merasa kesal tapi kenapa? Apa yang membuatnya kesal

“Noona , kenapa dengan wajahmu?” Goda Yoseob.

“Ah.. Kau sudah pulang.” Hyuna menyambut tanpa melihat Yoseob . “Aku sedang malas meladenimu , kau pergi saja sanah.”

“Apa sesuatu telah terjadi noona?”

Hyuna memberikan perhatian pada Yoseob , ia tampak mengkawatirkanya Hyuna tersenyum kecil “Semuanya baik – baik saja. Yah tentu saja semuanya harus baik  – baik saja.”

Yoseob tahu Hyuna tidak mengatakan yang sebenarnya , itu terjadi pada setiap wanita , ketika mereka ditanya apakah mereka baik – baik saja dan mereka menjawab baik dengan wajah dipaksakan mereka sebenarnya tidak baik. Itulah yang teman manusia Yoseob ajarkan padanya dan sangat berguna untuk menjalani hubungan dengan siapapun vampire , muse , ataupun manusia

“Jonghyun hyung kemana?”

“Ia tadi pagi sudah pergi dengan Hyunseung.”

Sepertinya pertanyaan mengapa Hyuna menjadi seperti ini sudah terjawab. “Kau cemburu pada Hyunseung hyung?”

“Kau pasti gila! Mana mungkin aku cemburu pada oppa , tidak masuk akal. Semuanya juga tahu walaupun oppa bukan muse Jonghyun , oppa masih melayaninya seperti anjing haciko.”

“Jadi kenapa noona seperti ini?”

“Si brengsek itu melewati sarapnya , padahal aku sudah menawarinya.”

“Brengsek? Ah Jonghyun hyung , lalu?”

“Tidak  biasanya ia seperti itu , biasanya ia selalu menantikan memakanku , seperti ia tidak pernah memakanku sebelumnya , dan berakhir dengan ia mengomel karena darahku tidak enak. Itu sangat mengesalkan….”

Perkataan Hyuna tertekan oleh tangisnya sendiri. “Noona.” Yoseob kaget ini pertama kalinya ia meliha Hyuna menangis , Hyuna bukan gadis yang cengeng , dari kecil sampai sekarang kedua orang tuanya membesarkan Hyuna seperti dirinya , seperti anak laki – laki yang harus kuat

Hyuna membuktikan kalau dirinya kuat , iat idak pernah terlihat getir sekalipun , tatapanya selalu mantap dan tajam. Tapi melihatnya menangis membuat Yoseob gugup. Ia terlihat sangat rapuh sekarang.

Buk!

Hyuna kaget setengah mati melihat sebuah tinju melayang di sampingnya “Ya! Apa yang kau lakukan pada noonamu!” Jonghyun terlihat sangat marah. Yoseob tidak kalah kagetnya , Jonghyun benar – benar menyeramkan

Ia bukan sekedar marah , ia benar – benar marah matanya mulai berubah mengelap dan taringnya mulai keluar , ia dalam posisi siap untuk berkelahi. Yoseob merangkak mundur ketakutan.

“Ya! Kau sudah gila! Apa yang kau lakukan pada adikku?” Hyuna berteriak , ia melihat Yoseob yang terus merangkak menjauh , ia tampak ketakutan.

“Ikut aku!” Jonghyun menarik tangan Hyuna sekerasnya , ia bahkan tidak peduli kalau Hyuna sudah mengerang kesakitan.

“Apa kau sudah gila? Kenapa kau memukul Yoseob?”

“Ah! Aku sudah gila! Aku gila! Aku langsung gila begitu aku melihat kau menangis.”

“Kau melihatnya?” Hyuna bergumam kecil. “Itu bukan karena Yoseob.” Hyuna memalingkan badannya dari Jonghyun “Kau salah paham.”

“Lalu kenapa kau menangis?”

Hyuna tidak menjawab , ia sendiri tidak tahu mengapa dirinya menangis. Ini menyebalkan ia bukan orang yang mudah menangis , dan ketika ia menangis ia bahkan tidak tahu alasanya kenapa

“Apa yang terjadi?” Hyunseung membantu Yoseob mengobati lukanya

“Apa yang terjadi? Tidak terjadi apapun , ia mendadak memukulku sepert