SideStory 1 - Kimmi vs Jongsuk

The 'You' to Me

jika ada typo... thor minta maaf.

if there any typos, I apologize

---------------------------------------------------------------------------------------------------

 

Author pov

 

Park Kimmi meneliti kembali beberapa stel pakaian yang sedang di pegangnya. Dia memastikan tidak ada benang yang keluar. Tidak ada jahitan yang miring, tidak ada kancing yang hilang, tidak ada noda, dan kualitas kain yang bagus. Kimmi mengangguk menyetujui pilihannya sendiri kemudian berjalan menuju ruang pas. Dia tau dia akan tampil sempurna di pesta ulang tahun sepupunya malam ini.

Kimmi baru saja akan memasuki ruang pas ketika seorang pria dengan rambut hitam dan y-face melakukan hal yang sama dengannya. Alis Kimmi bertaut. Begitu juga pria itu. Kimmi maju hendak masuk ruang pas. Pria itu juga. Kimmi menatap pria itu kesal. Dia tidak suka waktu shoppingnya terganggu.

“Hey Nona, bisakah kau mengantri? Aku sudah disini duluan” suara pria itu membuat kerutan di dahi Kimmi bertambah.

“Hey Tuan, aku sudah akan masuk ruangan ini jika kau tidak datang menghalangiku” jawab Kimmi. “Jadi mengalahlah dan mengantri setelahku” protes Kimmi.

“Aha.. tidak. Jangan karena kau perempuan, maka kau berpikir aku akan mengalah? Oh tidak, itu bukan gayaku” ucap pria itu sinis.

“Oh terserahlah” Kimmi melangkahkan kaki menuju ruang pas kembali. Tapi tangan pria itu menariknya.

“Kau pikir kau mau kemana huh?!” seru pria itu.

“Yaa! Jangan menyentuhku!” seru Kimmi sambil menyentakkan tangan yang di pegang pria itu.

“Menyingkirlah!” seru pria itu. Dia baru melangkahkan satu kakinya tapi tarikan kencang di lengannya membuatnya mundur. “Apa maumu perempuan?!” seru pria itu. Kimmi merasakan darahnya mendidih.

“Kau!” seru Kimmi. Baru saja dia akan melanjutkan kalimatnya tapi matanya menangkap sosok lain yang mendekat ke mereka. Kimmi dan pria itu menoleh.

“Maaf, tapi tolong kalian keluar dari toko ini, kalian membuat pengunjung lain tidak nyaman dan terganggu, silahkan”

Mata Kimmi membesar. Tidak jauh berbeda dengan pria itu. mereka menoleh ke belakang dan melihat antrian panjang ruang pas. Mereka berteriak menyuruh Kimmi dan pria itu pergi agar tidak memperpanjang dan memperlama antrian. Kimmi mendengus kesal dan menghempaskan beberapa stel pakaian yang di bawanya ke kursi dekat ruang pas.

 

**

 

Kimmi berjalan keluar toko bersamaan dengan pria itu.

“Lihat apa yang sudah kau perbuat! Kau membuatku diusir!” omel Kimmi. Dia berjalan menuju coffee shop langganannya.

“Yaa! Gara – gara kau aku juga diusir! Kau harus ganti rugi!” seru pria itu. Kimmi mendelik menatap pria itu.

“Hey Excuse you Mr. Oh-The-Right-One!” seru Kimmi. “Kau yang harus ganti rugi padaku setelah menyebabkanku diusir dan gagal membeli baju untuk acara ulang tahun sepupuku nanti malam dan kau membuatku rugi karena pakaian yang akan kucoba tadi sudah memenuhi standar kualitas terbaik yang kuharapkan, jadi kau harus mengganti rugi semuanya!” Kimmi mengomel.

Untuk sesaat Kimmi dan pria itu hanya saling menatap intens dengan tatapan membunuh. Keduanya menyadari kalau telah saling menatap cukup lama. Kimmi dan pria itu membuang muka bersamaan.

“Fine. Apa maumu?” tanya Kimmi masih dengan nada sinis.

Pria itu mengeluarkan smirknya dan menatap menu di coffee shop itu.

“Mudah saja. Aku mau Double topping Frappuccino with Caramel syrup and whipped cream dan Opera cake” jawab pria itu. Kimmi mendelik mendengar pesanan pria itu. Kedua pesanan itu adalah menu paling mahal di coffee shop itu. Kimmi baru saja akan menolak tapi pria itu sudah menuju meja pesan dan menunjuk ke Kimmi pada kasir. Kimmi memutar bola matanya. Sekarang dia benar – benar harus membayar semuanya.

Pria itu duduk di meja dekat kaca. Kimmi duduk di depannya. Wajahnya di tekuk berlipat – lipat karena kesal. Pria itu menatap lurus ke mata Kimmi dan tersenyum mengejek padanya.

“Wah... ternyata menguntungkan juga di usir dari toko huh? Aku bisa makan gratis dengan makanan enak” komentar pria itu.

“Isshhh... pria macam apa kau ini..” keluh Kimmi. Pelayan mengantarkan pesanan mereka dan pergi setelah selesai.

Hujan deras turun. Kimmi terdiam dan menatap keluar kaca. Beberapa hal berkecamuk di pikirannya. Kimmi bahkan sejujurnya tidak tau dengan siapa dia akan menghadiri pesta ulang tahun saudaranya itu. Kimmi seketika teringat kakak laki – lakinya. Dan rasa sesak memenuhi dadanya seketika.

 

Oppa.. andaikan kau masih ada.. hm... pasti kau yang akan menemaniku ke pesta ulang tahun itu.. pasti kau akan membelaku jika tadi kau menemaniku berbelanja. Pasti kau akan menghajar pria sialan ini dan mengajakku makan sesuatu yang enak...

 

Kimmi terlalu sibuk dengan pikirannya sendiri hingga tidak menyadari pria di hadapannya memperhatikannya.

 

Ada apa dengannya? kenapa dengan ekspresinya itu? secepat itu dia berubah dari ahjumma bawel dan repot menjadi gadis kalem..

 

Pria itu menghela nafas melihat Kimmi yang masih menatap keluar kaca. Memperhatikan hujan. Pria itu tertegun seketika melihat sebulir air mata mengalir dari mata Kimmi. Rasa bersalah menyelimutinya.

 

Apa aku sudah keterlaluan padanya? Uh... aku jadi tidak tega melihatnya begitu..

 

Pria itu meletakkan sendok kecil yang digunakannya makan dan memandang kikuk pada Kimmi.

“H-Hey?” panggil pria itu melembut. Kimmi tidak menyahut. Pria itu mencolek tangan Kimmi. Kimmi menoleh. “Uh.. Kau baik – baik saja?” tanya pria itu. Kimmi menatap bingung. “Kau menangis, kau baik – baik saja?” tanya pria itu lagi. Kimmi tersadar dan meraba pipinya kemudian menghapus air matanya.

“Ah.. mianhae...” Kimmi tersenyum kecil.

“Uh... soal tadi di toko... aku minta maaf, mungkin aku keterlaluan padamu” ucap pria itu. Kimmi menoleh melihat pria itu bergerak tidak nyaman sambil mengaduk kopinya. Kimmi tersenyum melihat pria itu.

“Hm.. aku juga minta maaf, aku kekanak – kanakan sekali” jawab Kimmi. Kekesalannya menguap melihat pria di depannya tersenyum kecil. Bukan senyum mengejek seperti tadi.

“Hm... aku Jongsuk” pria itu mengulurkan tangannya. Kimmi menerima uluran tangannya dan tersenyum.

“Kimmi”

“Hujannya deras.. uhm... mau kuantar pulang?”

 

**

 

Kimmi menguap lebar dan bangun dari tempat tidurnya. Hari ini dia harus kuliah dan dia ada kelas pukul 10 pagi. Kimmi menyisir rambutnya dan menarik handuk sebelum masuk kamar mandi.

Kimmi keluar setengah jam kemudian. Dia berpakaian dan berjalan ke dapur. Dia memasukkan dua buah roti ke toast dan membuat segelas susu hangat. Baru saja dia akan meminum susunya, suara bel di pintu membuatnya harus berjalan ke pintu. Kimmi membuka pintu.

“Huh? Jongsuk?” Kimmi menatap bingung Jongsuk yang berdiri di depan pintunya. Jongsuk mengedipkan matanya beberapa kali.

“Uh... tadi aku kebetulan lewat rumahmu dan.. uh.. mampir” Jongsuk tersenyum kikuk padanya.

Kimmi menggigit bibirnya untuk menahan tawanya. Dia tau Jongsuk gugup dan dia mempunyai sedikit perasaan jika Jongsuk mungkin menyukainya.

“Masuklah” Kimmi melambaikan tangannya. Jongsuk membuang nafas panjang dan mengangguk kemudian masuk.

 

Jongsuk duduk di kursi mini bar rumah Kimmi. Mengagumi kebersihan dan kerapian rumah itu. Dia tersenyum kecil ketika menghirup aroma vanilla madu dari pengharum ruangan rumah Kimmi.

“Kau mau kopi? Teh? Atau susu?” tanya Kimmi sambil mengambil mug.

“Uh.. kurasa secangkir teh akan lebih baik” jawab Jongsuk. Kimmi mengangguk. “Hey, rumahmu rapi...” komentar Jongsuk. Kimmi tersenyum.

“Terimakasih”

“Uhm...” Jongsuk melihat beberapa foto yang tergantung di dinding. “Apa itu kekasihmu?” tanya Jongsuk. Kimmi menoleh ke arah yang di tunjuk Jongsuk.

“Ah.. bukan, dia oppa ku” jawab Kimmi sambil tersenyum. Dia meletakkan mug berisi teh di depan Jongsuk.

“Aaaa... begitu.. uhm.. dia tinggal bersamamu disini?” tanya Jongsuk kembali menatap Kimmi.

Ekspresi wajah Kimmi berubah sendu ketika mendengar pertanyaan Jongsuk. Dia terdiam beberapa saat. Jongsuk yang menyadari perubahan wajah Kimmi bertanya.

“Yaa~ gwenchana?”

Kimmi tersenyum lemah. “Nee.. gwenchanayo..” Kimmi tersenyum dan kembali meminum susunya. “Oppa tinggal disini bersamaku” jawab Kimmi.

“Hooo... kau hanya berdua dengannya?”

“Awalnya iya, tapi sekarang aku sendiri.. oppa meninggal 2 tahun lalu” jawab Kimmi. Jongsuk reflek menoleh. Matanya membesar. Dan sekarang dia tau kenapa wajah Kimmi berubah sedih ketika mendengar pertanyaannya tadi.

“Mianhae, aku tidak tau..” Jongsuk memutar – mutar mug nya. Kimmi terkekeh.

“Tidak apa – apa.. uh.. kau kuliah?” tanya Kimmi. Jongsuk mengangguk.

“Aku baru akan masuk hari ini, kau kuliah juga? Dimana?”

Kimmi menyebutkan nama kampusnya dan jurusannya. Dia juga mengatakan bahwa kelasnya di mulai dua jam lagi.

“Oh geure? Sebaiknya kau bersiap – siap ne.. dan....” Jongsuk menelan ludahnya.

“Dan?” Kimmi memperhatikan Jongsuk yang terlihat gugup.

“Dan aku ingin mengantarmu ke kampusmu” jawabnya. Kimmi menatapnya tidak percaya. “A.. ah.. maksudku aku-”

“Tunggu sebentar ne? Aku akan bersiap – siap” Kimmi tersenyum melihat Jongsuk gugup.

 

**

 

Jongsuk melambaikan tangannya ketika Kimmi keluar dari mobilnya. Dia tersenyum kecil ketika menutup jendela kaca penumpang. Baru saja dia akan menyalakan mesin mobilnya, matanya menangkap sosok yang berjalan masuk ke kampus dengan seorang gadis. Smirk nya tercipta begitu melihat cara sosok itu menatap gadisnya.

“Wah... lihat apa yang kudapat disini huh?” Jongsuk mengambil ponselnya dan menelpon. Beberapa saat hingga telepon itu tersambung.

“Wae?”

“Kau tau? Aku baru saja melihat orang yang kau cari beberapa bulan ini” mata Jongsuk masih menatap lekat pada sosok itu.

“Maksudmu?”

“Aku melihat Song Joongki di kampus temanku.. dan tebak? Sepertinya dia punya kekasih” tawa Jongsuk.

 

**

 

Kimmi meletakkan tasnya di loker dan mengambil beberapa buku di sana untuk kelasnya. Sebuah tepukan di bahu membuatnya menoleh. Dan tersenyum.

“Yaa siapa yang mengantarmu tadi huh? Kau ini... punya kekasih baru ne?” Hyomi meledeknya. Kimmi terkekeh.

“Dia bukan kekasihku arra? Yah, tapi dia punya potensi jadi kekasihku..” Kimmi tersenyum sambi membayangkan wajah Jongsuk. “Dan dia... cukup tampan” Kimmi menggigit bibir bawahnya.

“Kau harus mengenalkannya padaku okay? Siapa tau dia punya teman lain untuk di kenalkan padaku” Hyomi membuka lokernya dan mengambil beberapa buku. Kimmi mendecak.

“Kau ini... baru kemarin kau putus dengan Minhyuk...” Kimmi mengambil sisir dan menyisir rambutnya.

“Aisshh.. Minhyuk bukan gayaku, dia terlalu konvensional dan mudah gugup.. aku butuh pria yang percaya diri, tampan, tinggi, dan tau gaya hidup modern. Minhyuk is a big No. No. No” Hyomi menggelengkan kepalanya.

“Terserah kau Hyomi, terserah kau..” Kimmi menutup lokernya. “Ayo ke kelas” Kimmi mengulurkan tangannya pada Hyomi. Hyomi menerimanya dan menggandeng tangan Kimmi.

“Ayo!”

Dan dua gadis itu melangkah menuju kelas mereka.

 

**

 

Sinar matahari pagi menusuk mata Kimmi, membuatnya menggeliat di dalam selimut. Dia bangun dengan rambut kusutnya dan menguap lebar. Dia punya kelas pagi juga seperti kemarin. Kimmi mengambil handuk dan mandi selama setengah jam seperti biasa.

Kimmi agak gugup ketika membuat susu.

 

Apa.. apa dia akan datang lagi hari ini? Tapi.. tidak mungkin lah.. kemarin mungkin dia hanya kebetulan lewat...

 

Kimmi mendesah berat. Dia menyadari, dia menunggu Jongsuk dan berharap pria itu akan datang dan mengantarnya ke kampus seperti kemarin. Kimmi tersedak susunya ketika mendengar bel pintu berbunyi. Jantungnya berdegup kencang. Dia berjalan ke pintu dan membukanya.

Senyuman Jongsuk menyambutnya di pintu. Kimmi menahan nafasnya beberapa saat.

“Aku... aku memutuskan untuk pindah ke kampusmu, jadi... kurasa kita bisa ke kampus bersama dan.. seorang temanku juga ikut pindah” ucap Jongsuk. Kimmi mengangguk dan menyuruh Jongsuk masuk.

“Kau bilang temanmu masuk juga? Siapa namanya? Apa dia punya kekasih?” tanya Kimmi. Dia teringat Hyomi. Jongsuk terganggu dengan pertanyaan terakhir Kimmi.

“Kekasih? Kurasa tidak. Kenapa? Kau berencana menjadikannya kekasih?!” nada suara Jongsuk meninggi. Kimmi menaikkan sebelah alisnya.

“Yaa! Ada apa denganmu huh? Satu saat kau sangat baik dan menyenangkan. Tapi kau juga bisa berubah menjadi sangaaat menyebalkan. Apa kau berkepribadian ganda?!” tanya Kimmi. Dia duduk di depan Jongsuk dan meletakkan secangkir teh madu untuk Jongsuk.

“Mwo?! Jangan asal bicara kau perempuan! Aku ini normal! Kau itu yang aneh, mudah marah cerewet dan sangat mengganggu” balas Jongsuk. Kimmi menatapnya tidak percaya.

“Pria aneh tidak punya hati!” seru Kimmi.

“Perempuan cerewet berkepribadian ganda!”

“Bibir martabak!”

“Mwo?! Kau rambut sarang burung!”

“Sarang burung?! Beraninya kau alien planet aneh!”

“Perempuan jorok!”

“Apa?! Aku tidak jorok!” Kimmi mendelik pada Jongsuk.

“Kau jorok! Minum susu saja belepotan di bibirmu!” balas Jongsuk.

“Apa?!” seru Kimmi. Tangannya terangkat hendak mengusap bibirnya. “Yaa! Apa maumu?!” seru Kimmi ketika Jongsuk mencengkram tangannya.

“Aku akan mengajarkanmu kebersihan” Jongsuk menarik tangan Kimmi.

Dan menyatukan bibir mereka..

 

**

 

Kimmi membuka lokernya. Dia tersentak ketika sepasang tangan melingkari pinggangnya. Senyumnya tercipta ketika mendengar suara si pemilik tangan.

“Hey..”

Kimmi berbalik untuk melihat Jongsuk. Kekasihnya semenjak 2 jam lalu.

“Hey, ada apa? Kukira kau sudah masuk kelasmu dan temanmu mencuri Hyomi dariku” protes Kimmi sambil mencolek hidung Jongsuk.

“Mianhae.. soal tadi pagi..” Jongsuk mengecup pipi Kimmi. Kimmi tersenyum kecil. “Aku kira kau lebih tertarik pada Woobin daripada aku. Kau tau.. aku tidak sekeren dan setampan Woobin, aku juga tidak setinggi dia” Jongsuk menggigit bibirnya.

Kimmi terkekeh. “Yaa, lihat aku” suruh Kimmi. Jongsuk menoleh. “Yang aku suka itu kau, bodoh.. berhentilah merasa tidak percaya diri” Kimmi mencubit kedua pipi Jongsuk. Jongsuk mengangguk.

“Kau ada kelas pagi ini?” tanya Jongsuk. Kimmi mengangguk.

“Uh.. aku benci kalkulus.. aku tidak pandai, entah bagaimana nanti aku di kelas. Mungkin aku tidak bisa menjawab kuis” Kimmi mendesah berat. Dia lelah setiap kali ada kuis nilainya tidak pernah bagus. Jongsuk terkekeh.

“Bodoh” ucapnya.

Satu pukulan mendarat di lengannya. Jongsuk mengaduh.

“Yaa! Kenapa kau memukulku?!” seru Jongsuk. Kimmi berkacak pinggang dan menatap sebal Jongsuk.

“Kau mengataiku bodoh!” jawab Kimmi.

“Aku tidak mau punya kekasih bodoh” ucap Jongsuk. Kimmi terdiam. Dadanya tiba – tiba berdenyut sakit. Kimmi baru akan membuka mulutnya tapi Jongsuk memotongnya. “Nanti... pulang kuliah aku akan ke rumahmu dan mengajarkanmu, kau tidak boleh protes” dan dengan itu seketika rasa sesak Kimmi menghilang. Dia tersenyum malu. Jongsuk mengecup pipinya dan berlalu. Kimmi menutup wajahnya dengan telapak tangan. Dan dia tidak sabar menunggu pulang kuliah.

 

**

 

Jongsuk memandangi Kimmi yang sedang mengerjakan latihan yang dia berikan. Mereka sedang belajar di rumah Kimmi sepulang kuliah. Jongsuk memalingkan wajahnya ketika melihat Kimmi yang sedang serius memautkan bibirnya dan berpikir keras. Jongsuk tau, jika dia terlalu lama menatap Kimmi wajahnya bisa memerah.

“Jongsuk, aku sudah selesai” suara Kimmi membuatnya menoleh. Jongsuk mengangguk dan memeriksa hasil pekerjaan Kimmi. Kimmi mendekat dan mendengarkan penjelasan Jongsuk di beberapa bagian yang salah.

“Kau seharusnya mengalikannya kemudian faktor..kan...” Jongsuk terdiam melihat wajah Kimmi yang sangat dekat dengan wajahnya. Jongsuk bahkan dapat mencium aroma vanilla madu dari rambut Kimmi. Kimmi yang sedang sibuk mencerna penjelasan Jongsuk tidak menyadari Jongsuk menatapnya.

“Jongsuk, jika fungsi ini di masukkan ke...”

Jongsuk tidak mendengar kalimat Kimmi. Matanya sibuk memperhatikan wajah Kimmi. Kimmi selesai menanyakan pertanyaannya. Karena tidak ada reaksi dari Jongsuk, Kimmi menoleh.

“YAA!” seru Kimmi menepuk paha Jongsuk. Jongsuk terlonjak. “Mmoya??! Kau ini mau mengajarkanku atau tidak?!” seru Kimmi. Dia kesal karena Jongsuk tidak mendengarkan pertanyaannya.

“M-Mian” ucap Jongsuk. “Tadi kau tanya apa?” Jongsuk menelan ludahnya gugup.

“Eopseo.. lupakan..” Kimmi menghembuskan nafas jengkel. “Kau mau minum apa?” tanya Kimmi.

“Uh... apa saja, hehe” Jongsuk tertawa canggung. Dia sibuk menyembunyikan wajahnya yang memerah.

“Yaa.. kau kenapa? Apa vas bunga itu lebih enak diliat daripada aku?” tanya Kimmi kembali mendekat ke Jongsuk. Jongsuk menelan ludahnya menenangkan jantungnya agar wajahnya berhenti memerah.

“B-Bukan begitu..”

“Lalu?” Kimmi menarik dagu Jongsuk agar menatapnya. Jongsuk menunduk. “Mmoya?” Kimmi tersenyum jahil. “Kenapa wajahmu merah?” tanya Kimmi sambil tersenyum.

“Eopseo” jawab Jongsuk sambil menutup wajahnya. Kimmi tertawa. “Yaa! Jangan menertawaiku” protes Jongsuk. Kimmi memeluknya, Jongsuk terkesiap. Jantungnya kembali berdetak kencang.

“Saranghaeyo Jongsukkie...” ucap Kimmi. Dia gemas dengan Jongsuk yang galak tapi pemalu. Jongsuk tersenyum lembut melihat Kimmi. Tangannya terangkat dan mengelus rambut Kimmi.

“Aku juga” ucapnya singkat.

“Jongsuk” panggil Kimmi sambil menatap Jongsuk. Jongsuk menoleh. Kimmi menyentuh wajah Jongsuk dan mendekatkan wajahnya. Jongsuk memeluk pinggang Kimmi lebih erat dan menunduk menghapus jaraknya dengan Kimmi ketika bibirnya menyatu dengan milik Kimmi.

Dan yah, mereka memang tidak banyak belajar malam itu.

 

**

 

“Jika aku memberitaumu sesuatu, bisakah kau berjanji untuk tidak kabur atau berlari takut?” tanya Jongsuk di tengah acara jalan – jalannya dengan Kimmi.

“Kabur? Kenapa aku harus kabur?” tanya Kimmi. Jongsuk menggigit bibir bawahnya.

“Karena apa yang akan kuperlihatkan padamu sangat menyeramkan. Lebih menyeramkan daripada hantu” jawab Jongsuk.

“Uh.. apa lebih menyeramkan daripada kecoa?” tanya Kimmi. Wajahnya terlihat kawatir. Jongsuk tertawa. “Kecoa itu sangat menyeramkan tau” protes Kimmi. Jongsuk mengambil tangannya dan menggenggamnya.

“Ya.. lebih seram daripada kecoa..”

“Apa itu?” wajah Kimmi memucat. Jongsuk ragu sesaat. Dia tidak ingin menyimpan rahasianya sendirian karena Kimmi berhak tau. Tapi dia tidak mau Kimmi takut padanya dan pergi.

“Aku tau ini akan menakutkan.. hm... aku tidak tau kau masih mau melihatku lagi setelah ini atau akan pergi meninggalkanku, tapi kuharap kau bisa menerimaku dan tetap di sisiku” ucap Jongsuk. Kimmi sedikit tenang mendengar penjelasan Jongsuk. Dia sudah berjanji pada hatinya, dia tidak akan meninggalkan Jongsuk walau bagaimanapun pria itu menyebalkannya, galak, atau sinis.

“Kalau ini semua ada kaitannya dengan kau... kurasa aku akan mencoba tidak takut ataupun meninggalkanmu, tapi aku tidak berjanji ne?” Kimmi tersenyum pada Jongsuk.

Jongsuk berpikir sesaat. Hingga dia memutuskan Kimmi harus tau rahasianya. “Lihat aku baik – baik.. apapun yang akan terjadi setelah ini kau harus ingat, aku tidak akan menyakitimu” Jongsuk menyentuh wajah Kimmi. Kimmi mengangguk. Jongsuk mengecup bibirnya kemudian berdiri. Kimmi memperhatikan Jongsuk yang mundur hingga berjarak sekitar 10 meter darinya. Mata Kimmi membesar melihat Jongsuk melepaskan jaket dan kaosnya. Wajahnya agak bersemu merah.

 

Apa yang akan Jongsuk lakukan? Dia tidak akan... bertelanjang di tengah taman kan?

 

Kimmi menelan ludahnya ketika melihat Jongsuk melompat...

Matanya membesar seperti hampir melompat keluar. Jantungnya berdetak sangat kencang dan tubuhnya gemetar. Giginya gemeletuk.

Jongsuk berdiri disana. Dengan wujud serigalanya yang berbulu cokelat dan hitam. Matanya berwarna hitam gelap. Jongsuk mendekat. Kimmi mundur. Nafasnya tersengal – sengal. Keringat dingin keluar dari pelipisnya. Hingga dia merasakan dunia berputar dan perlahan semuanya gelap..

 

**

 

Kimmi memegangi kepalanya yang sakit. Dia membuka matanya dan mendapati tubuhnya berbaring di tempat tidurnya. Kimmi duduk perlahan. Meringis memegangi kepalanya. Sebuah kain hangat jatuh dari dahinya. Kimmi mengambil kain itu. Matanya menangkap sosok Jongsuk yang duduk di pojok kamarnya. Kimmi tersentak dan reflek menarik kakinya hingga ke tubuhnya. Semua ingatan tentang kejadian sore tadi terputar ulang. Dia ingat Jongsuk yang melompat dan berubah menjadi serigala besar. Tangannya gemetar. Matanya menatap nanar Jongsuk.

Jongsuk menatap Kimmi dengan sedih. Dia tidak menyangka Kimmi akan pingsan dan setakut itu melihatnya ketika sadar. Perasaan bersalah menyelimutinya. Dadanya terasa sakit dan sesak melihat Kimmi menangis ketakutan.

“Maaf.. semua ini salahku. Aku membuatmu takut..” Jongsuk menunduk. Dia tidak tau harus mengatakan apa pada Kimmi. Jongsuk hanya bersiap jika Kimmi akan meninggalkannya. Kimmi tidak mengatakan apa – apa. Dia memejamkan matanya. “Seharusnya aku tidak masuk ke hidupmu dan mengacaukannya.. aku.. aku akan pergi.. maaf aku membuatmu takut dan..” Jongsuk menelan ludahnya. “Dan terimakasih kau sudah mencintaiku dan menyayangiku.. kau tidak perlu takut lagi. Aku akan pergi.. jaga dirimu” Jongsuk berdiri dan berjalan perlahan keluar dari kamar Kimmi.

Kimmi tertegun di kamarnya.

Dia memang takut. Dan juga shock. Tidak menyangka makhluk seperti Jongsuk ada di dunia. Tapi disisi lain ada perasaan sesak ketika melihat Jongsuk sedih dan merasa bersalah seperti tadi. Air matanya kembali menetes menyadari Jongsuk pergi. Dan itu semua agar dia tidak takut dan bisa melanjutkan hidupnya seperti sebelumnya. Kimmi menggigit bibirnya. Perasaan sesak itu semakin bertambah ketika menyadari Jongsuk melakukan semua untuknya. Kimmi tau Jongsuk juga mencintainya. Tapi dia mengalah untuk ketenangan Kimmi. Jongsuk mengalah untuk Kimmi.

“J-Jongsuk..” Kimmi buru – buru menghapus air matanya dan berlari keluar kamar. Mencari Jongsuk.

 

Jongsuk membuka pintu mobilnya. Menghapus setitik air matanya yang lolos. Dia tau dia tidak seharusnya menangis karena dia yang menyebabkan semua kekacauan ini. Tapi pada dasarnya dia juga manusia dan punya perasaan.

“Jongsuk!”

Jongsuk menoleh mendengar namanya di panggil. Matanya membesar melihat Kimmi berdiri di hadapannya dengan mata sembab yang memerah.

“Kimmi...” Jongsuk menatap tidak percaya Kimmi. Kimmi mendekat perlahan sebelum berlari ke arahnya.

“Jongsuk..” Kimmi menubruk Jongsuk dan memeluknya erat. “Jongsuk kajjima” Kimmi menangis sesenggukan. “Jangan pergi.. jangan pergi...”

Dan pertahanan Jongsuk pun runtuh hingga air matanya menetes. Tangannya memeluk Kimmi sambil mengelus rambutnya.

“Jangan menangis.. aku tidak akan pergi jika kau ingin aku tetap disini”

 

**

 

Kimmi melambaikan tangan pada Hyomi ketika pulang kuliah, Hyomi pulang dengan Woobin dan dia bersama Jongsuk.

Kimmi duduk di bangku penumpang mobil Jongsuk seperti biasanya. Kimmi memperhatikan wajah Jongsuk. Jongsuk terlihat gelisah dan sibuk dengan pikirannya sendiri dari pagi.

“Jongsuk” panggil Kimmi.

“Hm?”

“Uhm... bagaimana kalau hari ini kita ke rumahmu saja?” tanya Kimmi.

“Rumahku? Boleh saja.. ada apa?” tanya Jongsuk.

“Aniyo.. aku kan tidak pernah ke rumahmu, selama ini kau selalu ke rumahku.. jadi aku ingin tau. Boleh ne?” Kimmi memasang puppy-eyesnya. Jongsuk menelan ludah. Dia selalu lemah jika Kimmi sudah memasang puppy-eyes.

“Uh.. okay, tapi rumahku berantakan” Jongsuk menggaruk kepalanya.

“Iya aku tau” jawab Kimmi cepat. Jongsuk tertawa.

 

Jongsuk meletakkan segelas susu di meja TVnya. Kimmi tersenyum. Dia duduk di sofa ruang tengah rumah Jongsuk.

“Gomawo Jongsukkie...” ucap Kimmi. Wajah Jongsuk memerah mendengar nama panggilannya dari Kimmi. Kimmi menepuk sofa sebelahnya mengisyaratkan Jongsuk duduk. “Kau tinggal sendiri?” tanya Kimmi setelah Jongsuk duduk.

“Ani. Aku tinggal dengan Woobin” jawab Jongsuk. “Uh.. Kimmi” Jongsuk menggaruk kepalanya. Kimmi yang baru saja mengosongkan gelasnya menoleh. “Ada yang ingin ku bicarakan denganmu” wajah Jongsuk berubah serius. Kimmi mengangguk dan meletakkan gelasnya.

“Tentang apa?”

“Tentang rencana Woobin”

“Rencana Woobin?” alis Kimmi bertaut.

“Ne.. aku membantunya. Dia berencana membunuh Joongki dengan menggunakan Ara sebagai umpannya” jawab Joongki langsung ke pokok masalah.

“Membunuh Joongki? Kenapa? Kenapa tidak sekalian membunuh Ara dan teman – temannya?” Kimmi melipat tangannya di depan dada. Jongsuk terkekeh.

“Kau sepertinya benci sekali dengan Ara” Jongsuk menarik Kimmi dalam pelukannya. Kimmi bersandar di dada Jongsuk.

“Uh.. aku sebenarnya tidak terlalu membenci Ara. Aku benci temannya yang bernama Hyesan.. dia sangat arogan dan tatapannya itu... aku benci melihat wajahnya” Kimmi memainkan jari Jongsuk.

“Hm... sebenarnya bukan itu alasanku memberitaumu”

Kimmi berhenti memainkan jari Jongsuk. “Lalu apa?”

Jongsuk mengecup pucuk kepala Kimmi. “Aku akan melawan Haneul... kau tau kan? Dan dia lawan yang tangguh. Pilihannya hanya dua. Jika aku menang, aku akan kembali lagi kesini dan bersamamu, tapi jika aku kalah..”

Wajah Kimmi memucat mendengarnya. Dia menegakkan tubuhnya. “Kalau kau kalah.. kenapa?” Kimmi mencoba menghilangkan seluruh pikiran dan dugaan negatif yang muncul di kepalanya.

“Kalau aku kalah aku pasti mati” sambung Jongsuk. Matanya menatap lemah pada Kimmi. “Aku harap aku tidak akan kalah, karena aku masih sangat ingin bertemu denganmu” Jongsuk tersenyum.

Kimmi menelan ludahnya. “Kau.. kau bercanda kan?” tanya Kimmi. Jongsuk tidak menjawab. Dia hanya mentatap dalam – dalam mata Kimmi. “J-Jongsuk..” tangis Kimmi pecah. Jongsuk tau semuanya akan berakhir seperti ini. Walaupun sudah menyiapkan diri melihat Kimmi menangis, tetap saja..

“Jangan menangis.. aku akan berusaha menang, demi kau”

 

**

 

Jongsuk agak terkejut mendengar Kimmi mengajukan surat izin kuliah dengan jangka waktu sebulan. Jongsuk menatap bingung Kimmi.

“Wae?” tanya Kimmi.

“Uh.. kenapa kau izin lama sekali? kau ada acara apa? Kau mau pergi kemana? Tanya Jongsuk. Kimmi tertawa melihat Jongsuk yang panik.

“Aku ada acara.. bersama pacarku sebulan penuh..” jawab Kimmi. Jongsuk terhenti.

“Maksudmu?”

“Aku mau menghabiskan sebulan bersamamu sebelum kau melancarkan misimu itu” Kimmi mencolek ujung hidung Jongsuk. Jongsuk mengendus ketika hidungnya tercolek.

“Baiklah... hm.. aku boleh pindah sementara ke rumahmu?” tanya Jongsuk. Wajahnya sudah memerah. Kimmi menoleh.

“Kau mau apa di rumahku huh?” tanya Kimmi memasang smirknya. Jongsuk menoleh.

“T-Tidak aku hanya ingin lebih-”

“Dasar serigala ert...” bisik Kimmi di telinga Jongsuk. Bulu tengkuk Jongsuk meremang ketika Kimmi berbisik di telinganya.

 

**

 

H-1 pertarungan.

 

“Kau sedang apa?” Tanya Jongsuk ketika melihat Kimmi membereskan barang – barang ke dalam ranselnya.

“Uh? Oh.. aku sedang bersiap – siap ikut denganmu besok” jawab Kimmi. Mata Jongsuk membesar ketika mendengarnya.

“Yaa!” Jongsuk menarik berdiri Kimmi.

“Mwo?” tanya Kimmi yang kaget dengan tarikan tangan Jongsuk. Dia menatap bingung Jongsuk.

“Siapa yang mengizinkanmu ikut hah?!” seru Jongsuk.

“Aku harus ikut Jongsuk, aku tidak mau membiarkanmu sendiri disana” jawab Kimmi. Jongsuk mendesah berat dan menarik rambutnya frustasi.

“Tidak. kau tidak akan kemana – mana” Jongsuk menatap tajam Kimmi.

“Tapi-”

“ Tidak ada ‘tapi’ Park Kimmi, kau tunggu disini.. kau tidak tau kan betapa berbahayanya tempat itu? selain itu jauh dan kau bisa saja terluka atau... atau terbunuh” Jongsuk mendudukkan Kimmi di pinggir tempat tidur.

“Jongsuk aku haru ikut..” Kimmi menggenggam erat tangan Jongsuk.

“Tidak. seberapa kerasnya kau memohon dan meminta, aku tidak akan mengizinkanmu ikut, kau tunggu di rumah suka atau tidak suka” Jongsuk menatap dalam – dalam Kimmi yang sedang cemberut di depannya.

“Shireo! Aku mau ikut! Ikut! Ikut!” seru Kimmi sambil memukul – mukul lengan Jongsuk.

“YAA!!” seru Jongsuk. Nafasnya naik turun menahan marah. Kimmi terdiam seketika. “Bisakah kau mengerti situasiku sedikit?! Tolong jangan memikirkan dirimu sendiri saja saat ini, Park Kimmi!  Kau tidak tau aku gelisah memikirkan pertarungan itu! kau tidak tau aku bisa kembali lagi atau tidak! aku tidak tau aku masih bisa melihatmu lagi atau tidak! semua itu membuatku pusing dan sekarang kau tidak mau mendengarkanku! Aku melakukan semua ini karena aku takut kau kenapa – kenapa! Aku takut sesuatu yang buruk terjadi padamu karena aku tidak bisa bertarung dan menjagamu di saat yang sama! Aku tidak mau kau kenapa – kenapa kau paham?!” seru Jongsuk. Dia tersengal – sengal.

Kimmi terdiam. Dia tidak tau harus bicara apa. Dadanya sesak dan rasa bersalah menyelubunginya. Dia baru menyadari betapa egoisnya dia. Jongsuk hanya ingin menjaganya dan dia malah membuat Jongsuk semakin pusing.

“M-Mianhae...” Kimmi tidak menyadari setitik air matanya lolos.

“Kimmi.. oh ...” Jongsuk menarik Kimmi dan memeluknya. “Aku tidak bermaksud membuatmu menangis, maafkan aku..” Jongsuk mengecup kepalanya berkali – kali. Kimmi menyeka air matanya. “Tolong jangan menangis.. aku benci melihatmu begitu” Jongsuk mengelus rambut Kimmi. Kimmi mengangguk.

“Ne.. aku akan menuruti perkataanmu.. tapi kau harus berjanji” Kimmi memegang wajah Jongsuk dengan kedua tangannya. Jongsuk tersenyum dan mengelus tangan Kimmi. “Kau akan kembali lagi padaku disini.. dan kita akan bersama seterusnya.. kemudian kita akan menikah. Kau akan bekerja di perusahaan bagus dan aku akan mengurus rumah, kemudian kita akan punya satu anak laki – laki dan satu anak perempuan. Kau akan pulang ke rumah pukul delapan dan kita akan makan malam bersama.. kemudian anak – anak kita akan tidur dan aku akan berbaring di pelukanmu dan mengatakan aku beruntung bisa bertemu denganku, kemudian kau akan mengecup keningku dan menyuruhku tidur karena wajahmu memerah..” bibir Kimmi bergetar menahan tangis ketika mengatakan itu.

Jongsuk tertegun menatap Kimmi. Setitik air matanya jatuh. Jongsuk mengangguk dan memeluk Kimmi erat.

“Sekarang kau harus tidur, kau harus menyimpan energimu..” Kimmi mengusap pipi Jongsuk dengan jarinya sebelum membuka lemari dan mengambil piyamanya dan milik Jongsuk. Jongsuk hanya tersenyum, tidak bisa berkata apa – apa.

 

**

 

Jongsuk mengelus kepala Kimmi. Bersiap pergi. Kimmi memeluknya. Jongsuk menarik Kimmi dan mencium bibirnya dengan hangat. Kimmi memejamkan matanya. Merasakan rasa hangat menyelimuti tubuhnya. Merasakan setiap jengkal lembutnya bibir Jongsuk dan menyampaikan pesannya secara tersirat di balik setiap detik ciumannya pada Jongsuk.

Jongsuk menarik dirinya dan mendapati Kimmi menatapnya lembut dengan genangan air di matanya.

“Aku pergi dulu.. sampai ketemu, Kimmi, aku mencintaimu” Jongsuk mengecup kening Kimmi dan melangkah pergi.

“Aku juga, cepat pulang Jongsuk” Kimmi melambaikan tangannya. Jongsuk membalas lambaian tangan itu dan memasuki mobilnya kemudian pergi.

Sepeninggal Jongsuk, Kimmi jatuh terduduk dan tangisnya pecah. Mati – matian dia menahannya agar Jongsuk bisa pergi tanpa berat hati. Kimmi menangis tersedu di depan pintu rumahnya. Dia tidak berani berharap Jongsuk kembali. Dia takut jika dia terlalu berharap, kenyataan buruk justru menimpanya dan membuatnya merasakan sakit hati yang lebih dari ini.

 

**

 

3  hari kemudian...

 

Kimmi merogoh saku mantelnya. Mengambil kunci rumah sepulang kuliah. Satu tangannya memegang termos kecil berisi susu hangat. Tangannya terhenti ketika mendengar ponselnya berdering.

“Aisshhh...” dia mengeluh ketika tangannya sedang repot memegang kunci dan memegang termos. Kimmi memasukkan kembali kunci rumahnya ke sakunya dan mengambil ponselnya. “Nugu-”

Matanya membesar melihat nama Jongsuk muncul di layar ponselnya. “Yeoboseo..” jawab Kimmi.

“Kimmi..”

Kimmi membeku mendengar suara Jongsuk. Suara yang dirindukannya. Suara yang awal mereka bertemu membuatnya ingin mengamuk. Suara yang menenangkannya ketika petir menyambar malam hari. Setitik air mata Kimmi jatuh.

“Jongsuk...” Kimmi terisak. “Jongsuk kau diman-”

“Aku di belakangmu..”

Kimmi tercekat. Bibirnya bergetar dan matanya tidak berhenti mengalirkan air mata. Kimmi berbalik perlahan. Tangannya masih menempelkan ponsel di telinganya. Matanya membola.

Jongsuk duduk bersandar pada pagar rumahnya. Tangannya menurunkan ponsel dan dia tersenyum lemah pada Kimmi. Sekujur tubuhnya terdapat luka – luka dan banyak memar. Jongsuk terbatuk.

“Jongsuk...” Kimmi menurunkan ponselnya. Jongsuk memegang pagar Kimmi untuk membantunya berdiri. Jongsuk tersenyum lemah pada Kimmi. Kimmi terisak masih menatap nanar Jongsuk.

“Aku pulang...”

 

END

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
VanillaCreamCookie #1
sumpah thor, aku ngefans banget sama Jongsuk dan disini Jongsuknya manis banget. duh beruntung banget itu si Park Kimmi...
friedrice #2
Chapter 3: baru baca sampe chap 3.. bentar ya meninggalkan jejak dulu hahahahaha xD
btw gue jadi agak sensitif dengan lalat..................................
friedrice #3
Chapter 2: uhuhuhuhuhuhuh joongkiii >/////<
friedrice #4
Chapter 1: LALAT................................................ PUHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA
karinoooy #5
Chapter 12: whooooaaaa sidestory nyaaa daebaaak (y)
tsubakitheshawol
#6
Eh ada Park Kimmi yang asli.. si nabilsey
nabilsey #7
Chapter 10: Omg! Kill me right now pls.
delevaprilla #8
Chapter 8: Uwooooo~
Thanks you for updating faster
좋아 XD
Next (y) ^^
delevaprilla #9
Chapter 7: Lanjut lahh.. XD cuss (y)
nabilsey #10
Chapter 5: Wuhuhuhu ternyata kimmi dengan lee jongsuk? Kampret gue gatau!! #brbsearching
Btw daebak thor ceritanya!!!!! Keep writing :D