PENDEKATAN
COFFEE SHOPKris menepati janjinya untuk menjemput Luhan.
Soojung yang melihat Kris di luar cafe, berlari lagi masuk ke dalam cafe dan menghampiri Luhan.
"Lulu, pangeranmu datang !' serunya.
"Huh ?"
"Kris datang menjemputmu !"
Luhan memakai cardigannya dan mneyisir pelan rambut palsunya.
"Kupikir dia serius denganmu, dia menyukaimu " Soojung bersandar di pintu.
"Kau pulang denganku, soojung "
"Tidak, tidak... aku tidak mau mengganggu kalian. Kalian pulang berdua saja "
"Soojung, kau itu sahabatku dan kris itu, aku belum mengenalnya, aku tidak mau pulang berdua saja dengannnya "
"Dia pelangganmu dan dia menyukaimu. Namanya Kris dan dia sangat tampan. Biar kuminta myung oppa saja menjemputku "
"Kau yakin ?"
Soojung mengangguk cepat, "Sudah, pulang sana. Jangan membuat dia lama menunggu "
Soojung memberikan senyum tulusnya.
Kris menghisap rokoknya, tetapi begitu melihat Luhan, dia membuang jauh-jauh puntung rokoknya. Ia tidak mau memberi kesanburuk pada Luhan.
Kris tersenyum lebar seraya melambaikan tangannya.
"Hai, Lulu "
"Kau benar-benar menjemputku ya ?"
"Tentu saja, aku selalu menepati janji yang kubuat "
"Sudah lama menunggu ?"
"Baru saja "
Kris mempersilahkan Luhan masuk ke mobil hitam miliknya. Mobilnya bagus sekali dan Luhan mengasumsikan kalau Kris pasti orang kaya atau setidaknya putra orang kaya.
Kris memacu mobilnya sambil sesekali mengarahkan pandangannya pada Luhan. Luhan nampak lelah tapi tetap cantik.
"Kau tampak lelah " Kris mencoba memulai pembicaraan.
"Iya, ini hari pertamaku bekerja sampai malam begini "
"Sebelumnya kau bekerja di mana ? kau bukan anak sekolah kan ? berapa umurmu ? 17 tahun ? 18 ?"
"Umurku 22 tahun "
Kris membelalakkan matanya, Luhan hanya lebih muda setahun darinya, namun nampak begitu muda.
"Kenapa ? kaget ? " Luhan menangkap perubahan wajah kris.
"Hmmm...lumayan. Kau nampak begitu muda dan cantik pastinya "
"Gombal !"
"Ini serius, aku 23 tahun namun aku tampak seperti kakakmu "
Luhan tertawa, namun ia teringat perkataan soojung untuk menjaga sikapnya. Ia mencoba untuk tertawa kecil saja.
"Aku sebelumnya bekerja di restoran, namun mendadak bangkrut dan aku dipecat "
Kris manggut-manggut.
"Cafemu unik "
Luhan hanya tersenyum dan diam-diam melirik Kris.
Pemuda di sampingnya ini sungguh tampan, Rahangnya tegas, hidungnya mancung dan alis tebalnya, rambut pirang kecoklatannya, semua tanpak begitu sempurna.
"Apakah aku begitu tampan ?" Kris te
Comments