Chapter 2

Cinderella Man Step Brother

Chanyeol terdiam, dan Baekhyun membeku. Mungkin satu-satunya yang bebas bernafas hanyalah lelaki manis yang dengan pipi yang chubby, berada di tempat yang berlawanan dengan Baekhyun dan Chanyeol—juga temannya.

Luhan menyunggingkan sebuah senyuman yang memiliki arti tersendiri bagi Chanyeol, sebelum akhirnya berkata, “ Cepat sekali kau menemukan penggantiku. Dimana kau menemukannya ? Aku harap ia tidak bernasib buruk sama sepertiku. Sampai jumpa Park Chanyeol ,”

Bagaikan sebuah adegan slow motion, Luhan melintas tepat disisi kiri Baekhyun. Baekhyun menolehkan pandangannya pada Luhan, dan berbalik. “ Hyung ,” bisiknya pelan.

Namun sayang, sepertinya Luhan masih bisa mendengar apa yang baru saja diucapkan Baekhyun. Ia berhenti sejenak dan menatap Baekhyun dari ekor matanya. “ Maaf ?” Ucapnya dengan nada yang terbilang ketus.

Baekhyun menelan ludahnya. “ Ma—ma—maksudku, sunbae—“

Luhan kembali melajukan langkahnya, bersama dengan seorang lelaki di sebelahnya—lelaki itu terlihat manis memang, namun Luhan nampak lebih bercahaya.

“ Baekhyun, maaf mood-ku sedang tidak baik sekarang. Kau bisa kembali ke kelas dan meminta siapapun untuk mengantarkanmu. Aku harus pergi ,” Chanyeol berbalik dan berjalan meninggalkan Baekhyun sendiri.

Baekhyun menyenderkan tubuh mungilnya di tembok. Jantungnya seakan terhenti selama lima detik.

“ Luhan hyung pasti akan marah padaku ,” Batin lelaki berwajah manis itu.

-Cinderella Man Step Brother-

“ Ada apa Chanyeol ?” Jongin duduk berhadapan dengan Chanyeol di salah satu café. Hari ini kelas Jongin dan Chanyeol membolos dari kelas seperti biasa.

“ Aku bertemu dengannya ,” Ucap Chanyeol—tak sedikitpun melihat ke arah Jongin—sembari mengaduk-aduk mochacito-nya malas.

Jongin mengernyit. “ Siapa ?”

“ Jangan pura-pura bodoh Kim Jongin. Tentu saja Luhan. Siapa lagi ?” Chanyeol memutar bola matanya.

Mata Jongin membelalak. “ Wow ! Kapan dan dimana ?”

“ Saat aku mengantarkan Baekhyun berkeliling sekolah. Di tangga menuju ke lantai tiga ,” Chanyeol tersenyum kecut. “ Dan coba tebak apa yang ia katakan padaku ,”

“ Dia menamparmu ? Atau mengumpatmu ? Ah itu tidak mungkin. Kelihatannya Luhan bukan namja yang mudah patah hati. Lalu apa ?”

Chanyeol mendesah pelan. “ Ia bilang, ‘cepat sekali kau menemukan penggantiku. Darimana kau menemukannya ? Aku harap ia tidak bernasib buruk sepertiku. Sampai jumpa Park Chanyeol’ ,” Ucap Chanyeol sembari menirukan gaya bicara lelaki yang sempat menjadi kekasihnya itu.

“ Wow ! Chanyeol rekor dalam sejarah korea jika kau bisa hafal apa yang dikatakan seseorang padamu !”

Chanyeol menjitak kepala Jongin pelan. “ Ouch !”

“ Hey ! Bukan itu masalah utamanya !” Dengus Chanyeol. “ Masalah utamanya adalah bagaimana ia melihatku sebagai Wu Yifan dulu !”

“ APAAAAAAAAA ?!!!!!” Seru Jongin sembari membulatkan matanya.

“ Sssshh—bisakah kau pelankan suaramu Kim Jongin ? Kau benar-benar  berisik !” Dengus Chanyeol.

Jongin menutup mulutnya dengan tangannya. “ Maaf. Itu tidak sengaja. Jadi bagaimana ? Kau harus ceritakan semuanya padaku !”

“ Aku memutuskan Luhan bukan semata-mata karena aku bosan seperti dengan gadis atau laki-laki lain. Jika ditanya apa aku masih menyukainya, aku pasti akan menjawab tentu saja. Tapi bagaimana jika kekasihmu malah menganggapmu orang lain ?”

“ Maksudmu ?”

“ Kau tahu Wu Yifan ?”

“ Hn, kapten tim basket yang tinggi dan tampan itu kan ?”

Chanyeol memutar bola matanya. “ Yang terakhir tidak usah disebutkan. Aku jelas lebih tinggi dan tampan darinya ,”

“ Terima kenyataan Park Chanyeol ,” Ucap Jongin dengan nada mengejek.

“ Ah sudahlah ! Iya, si kapten tim basket blasteran yang sok keren itu !” Ucap Chanyeol berapi-api. “ Luhan menyukainya sejak duduk di bangku kelas X !! Bayangkan ! Dia adalah seorang kapten tim basket, keturunan China-Kanada, bisa empat bahasa, punya banyak fans dan Luhan menyukainya !”

“ Pangeran es itu memang beruntung. Sayang sekali dia sangat dingin kepada orang lain—hampir tidak memiliki teman. Ckck ,” Jongin menggeleng-gelengkan kepalanya pelan. “ Darimana kau tahu Luhan menyukainya ?”

“ Dia yang bilang kepadaku ,”

“ APAAAAAAAAAA ?!!!!”

“ Kim Jongin !”

“ Maaf—maaf. Lalu bagaimana ?” Jongin memelankan suaranya.

“ Sebelum aku memintanya jadi pacarku, ia mengatakan kalau ia menyukai Yifan—“

“ Luhan, aku menyukaimu ,” Ucap Chanyeol dengan percaya diri. Ia tidak takut akan ditolak oleh Luhan, karena image nya yang buruk dimata murid-murid di sekolah. Selain itu Luhan selalu menolak pernyataan cinta dari laki-laki atau gadis lain.

Luhan menatap Chanyeol datar. “ Aku sudah menyukai seseorang ,”

“ Siapa ?” Chanyeol mengangkat alisnya.

“ Wu Yifan ,”

“ Oh—dia ,”

“ Memangnya kau siap bersaing dengannya ? Lihat dirimu Park Chanyeol ,” Ucap Luhan dengan nada mengejek.

Chanyeol menyeringai tipis. “ Kau pikir ia lebih baik daripada aku ?”

Luhan tertawa. Sangat manis menurut orang banyak, termasuk Chanyeol.

“ Apa ada yang lucu ?” Tanya Chanyeol.

“ Kau ! Kau itu sangat lucu. Pernahkah kau bercermin Park Chanyeol ?”

“ Aku tidak perlu bercermin. Aku sangat yakin kalau aku lebih baik daripada siapapun ,”

“ Yaya, terserah padamu. Apa yang membuatmu menyukaiku, Park Chanyeol ?”

“ Tidak tahu. Semuanya, mungkin—“

“ Mulutmu benar-benar manis jika berkata-kata, Park Chanyeol. Pantas saja gadis-gadis itu jatuh cinta padamu. Tapi tidak akan mempan untukku. Jika kau bisa membuatku melupakan Yifan dalam kurun waktu tiga bulan, maka aku akan benar-benar menerimamu sebagai kekasihku ,”

“ Kau yang menantangku, Luhan—“ Chanyeol menyeringai. “ Aku terima tawaranmu ,”

“ Jadi kita kekasih sekarang ?” Sebuah senyuman penuh arti muncul di bibir tipis Luhan.

Chanyeol tertawa pelan. “ Baiklah kalau itu anggapanmu—“

Jongin membelakkan matanya. “ Tunggu, bukankah ini sudah menginjak bulan ke delapan ? Berarti kalian sepasang kekasih sungguhan kan ? Tapi kenapa kau—“

“ Dengar Jongin, aku sudah bosan !”

“ Bosan dengan Luhan ?”

“ Dengarkan aku dulu bodoh—“ Dengus Chanyeol. Jongin buru-buru menutup mulutnya. “ Aku tidak mungkin bosan dengan Luhan, aku menyukainya, sungguh. Berbeda dengan yeoja atau namja lain yang pernah berkencan denganku. Entah apa yang kurasakan padanya, tapi saat itu juga ia selalu menghancurkan perasaanku padanya. Cukup dengan melihatnya memandang Yifan dengan tatapan yang jauh berbeda dibandingkan dengan saat ia menatapku, dan setiap ia menceritakan Yifan—atau apapun tentangnya, nada bicaranya juga mimik wajahnya sangat berbeda. Ia membuatku berharap, seandainya aku tidak memiliki perasaan padanya—“

“ Hn, Yeollie. Aku lebih suka kau menjadi seorang lelaki brengsek, daripada lelaki yang tercampakkan seperti itu. Jangan pikirkan Luhan lagi kalau ia malah akan semakin menyakitimu ,” Ucap Jongin sembari menepuk bahu Chanyeol.

Chanyeol mengangguk pelan. “ Kau beruntung Kim Jongin. Kekasihmu sangat perhatian—“ Chanyeol tersenyum kecut.

Jongin tertawa pelan. “ Ia sangat cerewet melebihi wanita, Chanyeol !”

“ Setidaknya ia peduli—“

“ Iya, itulah yang membuatku sangat mencintai Kyungsoo walaupun aku adalah lelaki yang sama brengseknya sepertimu ,”

Chanyeol menghela nafas pelan, ketika Jongin berkata, “ Aku tidak mengerti. Kenapa seseorang yang brengsek sepertimu bisa jatuh cinta padanya ? Um—maksudku, benar-benar jatuh cinta. Bukankah biasanya kau mempermainkan perasaan—“

“ Iya-iya cukup bicaranya Jongin, aku mengerti apa yang kau maksud. Dan jika kau akan bertanya mengapa, maka aku akan menjawab tidak tahu. Aku mencintainya tanpa alasan apapun ,”

Jongin memutar bola matanya. “ Ternyata Luhan memang benar-benar hebat. Ia bisa membuat lelaki brengsek sepertimu jadi seperti ini ,”

“ Terserah. Kau yang bayar ,” Ucap Chanyeol tanpa menyentuh minumannya sedikitpun, dan bergegas keluar dari café. Jongin membelakkan matanya. “ Hey Park Chanyeol ! Mana bisa seperti itu !! Aku tidak membawa uang sepeserpun !”

Chanyeol menghentikan langkahnya, dan berbalik, “ Kau berhutang padaku akan mentraktirku minum jika aku memutuskan Luhan duluan kan ? Anggap saja hutangmu terbayar lunas ,” dan akhirnya menghilang dari balik pintu café itu.

Jongin menghela nafas panjang. “ Tch, anak itu. Padahal ia kan tahu aku sedang mengumpulkan uang untuk hadiah ulang tahun Kyungsoo nanti ,”

-Cinderella Man Step Brother-

Luhan melangkahkan kakinya memasuki gedung olahraga. Ia duduk di kursi penonton, ketika seorang lelaki berdiri beberapa kaki dari ring basket. Lelaki tampan itu mendribble bolanya, dan melemparkannya ke dalam ring basket, dan flop! Bola itu masuk tanpa gangguan sedikitpun.

Tatapan Luhan terus melekat kepada lelaki itu. Lelaki dengan tubuh yang bisa dibilang sangat atletis dan wajah yang terlampau tampan itu terdiam sebelum akhirnya berkata, “ Mau apa kau disini ?” dengan nada sarkasme.

Luhan tersenyum simpul, sangat tulus. “ Kau menyadari kedatanganku ,”

“ Siapa orang bodoh yang tidak akan menyadari kedatanganmu. Kau masuk dan duduk disana, benar-benar menganggu pemandanganku ,” Ucap lelaki itu dengan ketus.

“ Akhirnya kau mau bicara padaku juga ,”

“ Aku tidak akan membuang waktuku untuk berbicara dengan orang sepertimu ,” Desis lelaki yang diketahui bernama lengkap Wu Yifan itu, dan berniat untuk segera keluar dari gedung olahraga.

“ Kenapa kau jadi seperti ini ?” Luhan bergumam pelan, tapi Yifan masih mampu mendengarnya.

Yifan menghentikan langkahnya, ia tersenyum kecut, “ Kau pikir siapa yang memulai ? Aku mendengarmu membicarakan Tao !”

“ A—aku ? Membicarakan Tao ? Tidak pernah !”

“ Jangan berbohong padaku Luhan. Aku mendengarnya sendiri, kau, teman anehmu dan temanmu yang gemuk itu ! Ternyata kau memang sama saja dengan yang lainnya !” Yifan lagi-lagi menghentikan langkahnya ketika ia merasakan dua tangan mungil mendekap pinggangnya, erat.

“ Aku tahu rasanya, Yifan. Aku tidak mungkin membicarakan adikmu, aku juga punya adik. Sebelum ayahku benar-benar membawanya pergi, entah kemana. Mungkin ia menjualnya pada keluarga yang kaya raya—“

“ Aku tidak peduli ,” Dengan kasar Yifan menghempaskan tangan Luhan, dan berjalan pergi.

Luhan menundukkan kepalanya. Tidak ingin siapapun melihat air matanya yang daritadi sudah meninggalkan jejak di pipinya—walaupun ia tahu tidak mungkin ada orang di sekitar sini, karena jam pulang sudah lewat setengah jam yang lalu.

“ Aku tidak bohong Yifan. Aku tidak bohong ,” Luhan terus mengulang-ulang kata-kata itu selayaknya Yifan berada di hadapannya dan mendengarkannya. “ Seharusnya kau mendengarkanku ,”

-Cinderella Man Step Brother-

Baekhyun berjalan dengan lesu menuju ke gerbang sekolah. Hari ini adalah hari pertamanya masuk ke sekolah, tapi mengapa ia benar-benar merasa terbebani ? Terutama saat ia bertemu dengan kakak tirinya, Luhan. Ia tidak tahu, apa yang akan ia terima di rumahnya nanti. Mungkin cacian dan makian ? Atau kakaknya yang ia tahu populer di sekolahnya itu akan menyuruh orang-orang satu sekolah untuk menjauhinya.

KLANG

“ Ow !” Ringis Baekhyun saat ia merasakan sesuatu membentur kepalanya. Ia mengusap kepalanya yang malang itu pelan. Dilihatnya sebuah kaleng minuman yang sudah bengkok—mungkin karena kepalanya. Baekhyun menolehkan kepalanya kepada sumber masalah. Ia melihat seorang namja tampan dengan ekspresi yang sangat datar, berdiri di belakangnya.

Namja tampan itu berjalan mendekati Baekhyun yang masih mengusap-usap kepalanya. “ Aku minta maaf, aku tidak sengaja—“

“ Huh ?” Baekhyun mengernyit. Apanya yang tidak sengaja ?

Baekhyun menghela nafas panjangnya. “ Iya tidak apa-apa ,”

“ Siapa kau ? Aku baru melihatmu disini ,” Ucap lelaki itu sembari menatap Baekhyun intens.

“ Aku memang baru hari ini disini. Namaku Byun Baekhyun ,” Ucap Baekhyun pelan. Sebenarnya ia juga menghindari orang-orang yang tidak ia kenal betul, apalagi kakak kelas. Ia tidak mau membuat onar. Tapi berhubung orang ini yang mengajaknya berbicara duluan, ya apa boleh buat.

“ Kau bisa panggil aku Yifan ,” Ucap lelaki tampan itu. Baekhyun mengangguk pelan, berusaha untuk menghindari kontak mata dengan Yifan, karena menurutnya mata Yifan memandangnya terlalu dalam.

“ Kalau begitu aku duluan—“ Baekhyun buru-buru melangkahkan kakinya sebelum suara baritone Yifan menginterupsinya, “ Biar aku mengantarkanmu ,”

Baekhyun membalikkan tubuhnya dengan cepat. “ Ti—tidak perlu ! A—aku bisa se—sendiri ,”

“ Anggap saja permintaan maaf karena tadi ,”

“ Ti—tidak apa-apa. A—aku su—sudah menganggapnya selesai. Bu—bukan masalah ,” Ucap Baekhyun terbata. Jika ia mengantarku pulang, maka ia akan tahu aku satu rumah dengan Luhan hyung. Luhan hyung pasti akan sangat marah kepadaku. Aku tidak boleh pulang dengannya.

“ Ya sudah terserah ,” Ucap Yifan dan berlalu di hadapan Baekhyun.

Baekhyun menghela nafas lega. Ia kembali melangkahkan kakinya menuju ke rumahnya. Ia tidak bisa menggunakan bus karena ia tidak memiliki cukup uang. Jangan tanya kenapa, karena satu-satunya alasan adalah karena ibu tirinya tidak pernah memberikan sepeserpun uang jajan. Ia harus mendapatkan uangnya sendiri dengan cara bekerja. Sedangkan kakak tirinya ? Tentu sangat berbanding terbalik dengannya. Padahal Luhan selalu diantar jemput menggunakan mobil ayahnya, sedangkan Baekhyun dibiarkan berjalan kerumah karena pada dasarnya Luhan tidak ingin ada seorangpun yang tahu bahwa ia memiliki adik tiri. Luhan sangat menyembunyikan identitas keluarganya.

Setelah 40 menit penuh Baekhyun berjalan, akhirnya ia mencapai rumahnya. Rumah yang tidak bisa dibilang kecil. Di dalam garasinya ada tiga buah mobil peninggalan ayahnya, dan satunya lagi milik ibu tirinya. Baekhyun tidak mungkin diberi jatah oleh ibu tirinya, mengingat ia diperlakukan ‘berbeda’, sedangkan Luhan ? Entah alasan apa yang membuatnya tidak ingin menyetir mobil.

Rumah dengan nuansa putih dengan jendela yang besar, membuat sirkulasi udara di rumah sangat lancar. Pintu besar berwarna putih dan dua pilar yang kokoh. Tamannya juga besar, penuh dengan bunga-bunga indah.

Baekhyun menarik nafas dalam-dalam, sebelum bibirnya mengucapkan kalimat, “ Aku pulang ,”

.

Yifan melajukan motornya pelan. Menjaga jaraknya dengan lelaki yang masih berjalan 10 meter di depannya. Sudah 40 menit berlalu, dan Yifan bingung mengapa anak itu tidak menerima tawarannya untuk pulang bersama saja, dibandingkan dengan berjalan kaki ke rumah, atau setidaknya ia bisa menggunakan bus.

Yifan mengingat-ngingat jalan yang baginya sangat familiar. Ia pernah mengantarkan seseorang, dan melewati jalan ini. Tapi siapa ?

Matanya menangkap lelaki manis itu memasuki rumahnya yang terbilang besar itu, tapi mungkin tidak lebih besar dibandingkan dengan rumahnya. Ia mengernyit ketika melihat beberapa mobil terparkir rapi di garasinya. Kenapa tidak naik mobil saja ? Malah jalan kaki..

Yifan membulatkan matanya ketika ia melajukan motornya di hadapan rumah besar itu. Rumah yang sangat ia kenali, ia pernah mengantar seseorang kesini. Seseorang yang dulunya sangat ia kenal dengan baik, dan cukup ramah. Luhan.

-Cinderella Man Step Brother-

“ Ah begitu rupanya ? Aku minta maaf, mungkin aku harus lebih sering member anak itu pelajaran ,” Bibirnya yang merona itu baru saja berucap. Wanita berumur kisaran 21 tahun itu menolehkan netra bulat besarnya ketika mendengarkan langkah kaki yang cukup keras mengusik telinganya. Ia mendesah pelan. “ Baiklah, maaf sudah terlalu banyak merepotkan anda. Terimakasih, akan kutelepon lagi nanti ,”

PIP

Wanita cantik itu buru-buru mengakhiri teleponnya, sebelum akhirnya berseru, “ Park Chanyeol !”

Chanyeol menghentikan langkahnya. Ia memutar bola matanya dan dengan malas menoleh pada wanita berparas nyaris menyerupai Chanyeol. “ Hn ?”

“ Sudah berapa lama kau membolos ?” Tanya wanita yang diketahui adalah Park Yura—kakak perempuan Chanyeol satu-satunya—sembari berdecak pinggang.

“ Bukan urusanmu. Lagipula untuk apa kau berada disini ? Bukankah kau seharusnya menghadiri pemotretan yang berharga itu ?” Chanyeol menautkan kedua alisnya.

“ Kau belum menjawab pertanyaanku, Park Chanyeol ,” Ucap Yura sebelum akhirnya menarik nafas pendek.

Ya, seharusnya Chanyeol tahu kalau kakak perempuannya itu tidak mungkin menjawab pertanyaan ‘pengalih’nya, sebelum Chanyeol benar-benar menjawab pertanyaan gadis yang berprofesi sebagai model itu.

“ Jangan campuri urusanku, urus saja hidupmu sendiri ,” Ucap Chanyeol kemudian membalikkan badannya dan bersiap melangkah menuju ke kamarnya—satu-satunya tempat di rumah ini yang menurutnya sangat nyaman—sebelum akhirnya kakaknya kembali menginterupsinya.

“ Sampai kapan kau mau hidup seperti ini ?”

Chanyeol menolehkan pandangannya ke belakang. Netra hazelnya bertemu dengan netra Yura yang menggunakan softlens kebiruan. Ia menyunggingkan sebuah senyum yang sulit diartikan sebelum akhirnya berkata, “ Kenapa kau repot-repot mengurusku ? Ayah dan ibu saja tidak pernah menganggapku ada ,” dan kembali melangkahkan kaki jenjangnya ke lantai dua.

“ Park Chanyeol !! Dengarkan aku ! Aku ini kakakmu ! Ya !!!!!” Suara Yura menggema di ruangan besar itu, tapi Chanyeol tetap berjalan pergi. Tak mentolerir apapun yang dikatakan kakaknya.

Yura menghela nafas panjang. Ia mendudukkan tubuh langsingnya di sofa besar yang berada di tengah ruangan. Ia melemparkan ponselnya ke sembarang tempat, sebelum akhirnya memijat kepalanya yang terasa sangat sakit.

-Cinderella Man Step Brother-

Baekhyun mendesah pelan karena memang seperti biasa, tidak akan ada satupun orang di rumah menyambutnya, kecuali sang kepala pelayan, Kim Joonmyeon.

“ Selamat datang tuan muda ,” Ucapnya sembari tersenyum lembut. “ Kau ingin kubuatkan sesuatu ?”

Baekhyun menggeleng pelan. “ Tidak Joonmyeon, aku ingin istirahat—“

“ Baiklah kalau begitu. Panggil saya jika ada sesuatu yang tuan muda butuhkan ,”

“ Astaga, Joonmyeon. Harus berapa kali kukatakan, panggil aku Baekhyun saja—“

“ Tidak bisa begitu tuan muda. Kau adalah majikan dan—“

“ Aku akan marah padamu ,”

“ B—baiklah. B—Baekhyun ,” Ucap Joonmyeon terbata.

Baekhyun tersenyum kecil. “ Bagus. Aku akan istirahat dulu ,” Ucap Baekhyun dan berjalan ke atas, dimana kamarnya berada.

Baekhyun melemparkan tasnya di sembarang tempat, dan membantingkan tubuhnya di ranjangya yang sangat nyaman. Tanpa mandi atau setidaknya mengganti seragam sekolahnya, dengan kaos biasa, Baekhyun berniat memejamkan matanya untuk tidur, sebelum..

BLAM

“ Itu rusak. Kau harus memperbaikinya !” Luhan melemparkan rubik yang berbentuk segitiga itu tepat mengenai kepala Baekhyun.

DUK

“ Ow !” Baekhyun meringis kesakitan karena ujung dari rubik itu tepat mengenai kepalanya.

“ Cepat ! Dasar manja ,” Ucap Luhan sarkasme. Ia masih berdiri di ambang pintu kamar Baekhyun.

Baekhyun hanya bisa pasrah dengan tingkah kakak tirinya. Ia mengamit rubik naas yang berada di lantai. Dan mencopotnya satu-satu untuk memasangkannya kembali dengan posisi yang benar.

Luhan berjalan masuk ke kamar Baekhyun dan melemparkan sebuah buku paket yang tebal dan buku tulis di meja belajar Baekhyun dengan kasar. Baekhyun menoleh ke sumber suara.

“ Kerjakan tugas matematika ku, aku ingin sebelum makan malam itu semua sudah selesai. Hanya 4 halaman ,”

“ Ta—tapi aku kan ti—dak mengerti.. I-itu pelajaran ke—kelas 12 ,” Ucap Baekhyun, sebenarnya ia sangat ingin menolak titah dari kakak tirinya karena ia yakin jika ia salah mengerjakannya, kakaknya pasti akan menyalahkanya lagi.

“ Dasar bodoh. Kau kan pandai, kenapa kau tidak lihat saja di contoh soal ,”

“ Ta—tapi hyung juga kan pintar—bisa mengerjakannya sendiri ,” Gumam Baekhyun pelan, berusaha agar tidak terdengar oleh kakak tirinya, tapi sangat disayangkan Luhan dengan pendengarannya yang tajam, masih mampu mendengar apa yang Baekhyun katakan.

“ Jadi kau mau menolak ?” Geram Luhan. Baekhyun menggeleng cepat. “ Bukan begitu hyung, aku—”

“ Ya sudah cepat kerjakan ! Aku tidak mau mendengar alasan apapun !”

BLAM

Pintu tertutup dengan debuman keras.

Baekhyun mengeluh pelan, sebelum akhirnya membiarkan setitik cairan bening membasahi pipinya.

Dulu kakak tirinya tidak begitu. Dulu Luhan sangat menjaga Baekhyun, dan selalu mengajaknya bermain bersama. Dulu mereka selalu mengerjakan tugas bersama-sama. Dulu Luhan selalu membantunya ketika ia kesulitan dalam pelajaran sekolah. Dulu mereka selalu bercerita bagaimana di keadaan di sekolah. Dulu Luhan selalu membela Baekhyun jika ada anak laki-laki yang menjahilinya di taman bermain. Dulu mereka selalu membagi makanan di sekolah. Dulu mereka suka membeli barang yang sama dan menggunakannya. Dulu Luhan sangat menyayangi Baekhyun. Dulu mereka selalu tertawa bersama.

Tapi sejak ayahnya meninggal, semuanya berubah…

Seharusnya Baekhyun tidak perlu meminta ayahnya untuk datang, jika ia tahu kejadian naas itu akan terjadi. Seharusnya ia mengerti betapa kakak tirinya sangat menyayangi ayahnya, sama seperti bagaimana ia menyayangi ayahnya.

Ia tahu apa yang membuat kakak dan ibu tirinya berubah..

Ia menyesal karena ia menjadi anak yang begitu lemah.

 

-TO BE CONTINUED-

A/N: Terimakasih atas komentar dan subscribe-nya. semoga kalian suka ^^

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
ReLif_53 #1
Chapter 12: Ini udah 2018 dan authornya belom update.. Aku penasaran tau thor..
Everybodyluvbaekhyun #2
Chapter 12: Miin. Mana janjinya min. Katanya gamau bikin kita nunggu lama :')
blackladybird0990 #3
Chapter 12: lanjutin.. lanjutinn.. huaaa...
cheonsa_19 #4
Chapter 12: baekhyun tabah banget jadi orang.. T_T
sempet agak kesel ama sikap lulu ke baek. .✌
tpi aku suka ffnya ada percintaan keluarga persahabatan uu keren pokoknya..
ReLif_53 #5
Chapter 12: AAAAAAAA...
Akhirnyaaaaa lahir juga chap 12 ini.. Hehehe.. #tumpengan
kereeennn...
Luhan udah mulai depresi nie,, ayo authornim buat dia lebih menderita lagi..
Nextnya ditunggu.. Jangan lama2 Oke..
Semangattttt........!!!!!!!!!
keyhobbs
#6
Chapter 12: Aigoo...chen sejahat itu?ya ampun, aku gk bisa byangin, btw,suka bnget sama scene yg pas luhan d gendong ama chanyeol hihi, terus terus yifan yg udh mulai peduli lg sama luhan^^
akaeru #7
Chapter 12: baru nemu... langsung baca maraton... huaaa ceritanya seru.. tulisannya juga rapi.. Daebak lah pokoknya.. lanjut ya ... Fighting (๑و•̀ω•́)و
fulgensius #8
Chapter 12: Wahh keren :'v akhirny ad ff krishan lgi :'v trnyta krishan ship blo punah :'v keep writing thor ! I will wait ur next chap
siensien
#9
Chapter 12: akhirnya updet juga... chanlu momentnya cukup sweet hahahahaha...