Chapter 6

Cinderella Man Step Brother

“ Aku pulang !!” Seru Baekhyun dengan semangat. Seperti biasa, pelayan-pelayan di rumahnya menyambut tuan muda itu dengan ramah dengan ucapan “Selamat datang ,”

“ Selamat datang, anakku…” Ucap lelaki berparas tampan—yang baru saja menurunkan koran yang tengah dibacanya.

Baekhyun membalikkan tubuhnya. “ Ayah ?”

“ Kenapa kaget begitu Baekhyunnie ?” Tanya lelaki itu dengan sebuah senyuman tulus—bak malaikat.

Baekhyun buru-buru memeluk ayahnya erat-erat. “ Tidak, hehe. Kapan ayah pulang ? Bukankah ayah bilang urusan kantornya selama lima bulan ? Ini kan baru memasuki bulan ke-empat, ayah…”

“ Jadi kau tidak senang ayahmu pulang, hn ?” Lelaki bernama Byun Taesung itu mengusap puncak kepala Baekhyun sayang.

Baekhyun menggeleng cepat dan semakin mengeratkan pelukannya. “ Tidak ! Tentu saja aku sangat senang ! Aku sangat merindukan ayah !”

“ Baekhyunnie ?”

“ Hn ?”

“ Ayah—mau menikah lagi ,”

DEG

Seolah menjadi pukulan keras tepat di ulu hati Baekhyun. Raut wajahnya pun berubah, tak ada senyuman di wajah manis itu. Baekhyun mendongakkan kepalanya, memastikan tak ada candaan dari ayahnya.

“ Wanita itu cantik dan baik, namanya Jiangyi. Ia juga memiliki anak lelaki, tapi umurnya lebih tua satu tahun darimu, Baekhyun. Anak itu benar-benar manis, tapi sayang, sedikit pendiam. Bagaimana Baekhyunnie ?”

Baekhyun terdiam sebentar, lama mencerna apa yang baru saja dikatakan oleh ayahnya.

Sebenarnya ia tidak ingin posisi ibunya digantikan oleh wanita manapun. Ia sangat menyayangi ibunya lebih dari apapun, begitupula dengan ayahnya. Baekhyun sadar, suatu saat nanti ayahnya pasti menemukan wanita lain yang mampu mengisi kekosongan hatinya, tapi ia tidak tahu bahwa hal itu akan terjadi secepat ini. Ia tidak ingin egois. Ia ingin melihat ayahnya bahagia seperti saat mendiang ibunya masih ada bersama dengannya, keluarga kecilnya masih sempurna. Tapi haruskah hal ini terjadi jika itu melukai hatinya ? Tidak ada yang tahu.

“—Ayah tahu mungkin ini terlalu cepat, yang jelas posisi ibumu—tidak akan ada yang bisa menggantikannya ,” Taesung itu tersenyum simpul, “—tapi kalau kau tidak mengizinkan, tidak apa-apa. Ayah mengerti ,”

Baekhyun memaksakan sebuah senyuman kecil di wajahnya. “ Tidak apa-apa, ayah. Aku bahagia jika ayah juga bahagia ,”

“ Be—benarkah ?” Taesung menempatkan kedua tangannya di bahu anaknya.

Baekhyun mengangguk cepat, sebelum akhirnya ia dapat melihat senyuman bahagia menghiasi wajah dari keluarga satu-satunya itu.

“ Terimakasih Baekhyun. Ayah benar-benar beruntung memiliki anak sepertimu ,” Ucapnya kemudian memeluk Baekhyun erat.

Baekhyun membalas pelukan ayahnya, “ Aku lebih beruntung karena dilahirkan memiliki ayah yang kuat dan ibu yang sangat lembut. Aku bersyukur memiliki orang tua seperti kalian !”

-Cinderella Step Brother-

“ Hey ,” Sapa Yifan yang tengah menurunkan jendela mobilnya—yang sudah terparkir rapi di depan gerbang rumah Baekhyun. Baekhyun mendongakkan kepalanya, sebenarnya ia sudah menduga Yifan datang lagi dan akan memaksanya mengantarnya ke sekolah. Baekhyun melepaskan sebuah hembusan nafas pelan.

Menyadari perubahan mimik wajah Baekhyun, Yifan tersenyum kecil. “ Hey ada apa dengan wajahmu ? Apa kau sangat membenciku ?”

Baekhyun menggeleng cepat. “ Bukan urusanmu ,” Ucapnya dan berjalan melewati Yifan.

“ Bukankah itu Park Chanyeol ?” Ucap Yifan yang sukses membuat Baekhyun menghentikan langkahnya dan berkata “ Dimana ?” dan menolehkan kepalanya pada Yifan.

“ Arah jam dua belas. Dia sedang menuju ke mari. Sepertinya mau—“

BLAAAAAAM

“ Ayo berangkat !!” Ucap Baekhyun yang kini tengah duduk di kursi depan. Yifan membelakkan matanya, tapi berusaha untuk bersikap sebiasa mungkin.

Yifan menyalakan mesin mobilnya, sebelum menginjak pedal dan tancap gas.

.

“ Kau sudah terlihat sangat sempurna ,”

Luhan terlonjak kaget ketika melihat bayangan Chanyeol terpantulkan dari cermin yang ia pergunakan untuk merapihkan seragamnya saat ini.

“ Bodoh, kau mengagetkanku ,” Dengus Luhan pelan. “ Untuk apa datang kemari ?”

“ Mengantarmu ke sekolah ,” Jawab Chanyeol sembari duduk di jendela kamar Luhan yang sudah terbuka sangat lebar.

“ Jangan berharap lebih padaku Park Chanyeol. Kau tahu aku—“

“ Tidak ada salahnya pergi ke sekolah dengan ‘mantan kekasih’ kan ?” Chanyeol menyunggingkan sebuah senyuman yang tak dapat Luhan artikan. Di dunia ini ada dua hal yang tidak ia mengerti, pertama perubahan sikap Yifan, dan yang kedua tabiat Chanyeol yang berubah-ubah.

“ Terserah ,” Luhan memutar bola matanya.

“ Aku akan berada di depan jika kau sudah siap ,” Ucap Chanyeol dan tak berapa lama kemudian Luhan tak melihat Chanyeol dimanapun. Lelaki yang sudah dicap sebagai pembuat onar itu sudah pasti meloncat ke bawah, dan berjalan dengan santai ke motor sportnya saat ini.

“ Luhan ?” Panggil Jiangyi ketika melihat anaknya menuruni tangga.

“ Selamat pagi, ibu—“ Luhan menyunggingkan sebuah senyuman kecil, dan mengecup puncak kepala ibunya. “—aku berangkat ,”

“ Tidak akan sarapan dulu ?” Tanya Jiangyi ketika Luhan sudah berada di ambang pintu rumahnya.

“ Tidak lapar. Sampai nanti ,” Luhan membenahi blazer abu-abunya. Surai yang berwarna soft pink-nya yang lurus tersibakkan oleh angin yang berhembus pelan.

“ Ayo ,” Ucap Luhan setelah menggunakan helmnya, dan duduk di belakang Chanyeol.

“ Pegangan ,” Ucap Chanyeol sembari menarik kedua tangan Luhan untuk masuk ke saku jaketnya. Sedikit terkejut karena tidak mendapat protes dari lelaki manis di belakangnya, ia pun buru-buru menyalakan mesin motornya dan memacunya ke sekolahan.

.

Baekhyun buru-buru membuka pintu mobil Yifan, sebelum akhirnya matanya menangkap motor yang dinaiki Chanyeol dan Luhan memasuki tempat parkir.

Luhan segera turun dari motor dan melepas helmnya—begitu pula dengan Chanyeol—matanya bertumpu pada objek yang menarik perhatiannya, Byun Baekhyun—adik tirinya. Chanyeol menepuk bahu Luhan pelan. Sebuah kalimat pertanyaan “ Ada apa ?” terlontar dari mulutnya, sebelum akhirnya matanya mengikuti kemana arah mata Luhan memandang.

“ Hey, aku Baekhyun salam kenal ,” Baekhyun tersenyum cerah sembari mengulurkan tangannya pada namja manis—yang kini tengah bersembunyi di punggung ibunya—berharap namja manis itu menjabat tangannya kembali.

“ Ibu aku takut ,” Bisik namja manis itu.

Lelaki dan wanita cantik itu tertawa kecil.

“ Luhan sayang, tidak apa-apa, dia anak kecil seumuran denganmu kok. Dia tidak akan berbuat sesuatu yang jahat kepadamu. Ayo jabat tangan ,” Wanita itu menuntun tangan Luhan pada Baekhyun—yang masih mengulurkan tangannya, menunggu untuk dijabat.

“ Luhan ,” Ucap Luhan sembari menggenggam tangan Baekhyun pelan.

“ Salam kenal, hyung !” Ucap Baekhyun bersemangat. Ia langsung memeluk tubuh Luhan yang sepantaran dengannya.

Luhan membelakkan matanya, pikirannya mengatakan untuk menjauh—tapi tubuhnya merasa nyaman ketika ada seseorang yang memeluknya seperti ini. Ia merasa terlindungi.

“ Aku akan melindungi, hyung !” Baekhyun semakin mempererat pelukannya.

“ Hyung ,” Bisik Baekhyun pelan.

Yifan memandang Baekhyun dan Luhan bergantian. Tangannya dengan cepat meraih pergelangan tangan Baekhyun dan membawanya pergi.

Luhan menatap punggung kedua lelaki itu hingga mereka benar-benar menghilang dari pandangannya. Sedangkan Chanyeol ? Hanya diam disana, merasakan gejolak di dalam dada Luhan.

“ Kau mau diam di sana atau masuk kelas ?” Akhirnya suara Luhan menginterupsi pikirannya yang sudah melayang kemana-mana.

.

“ Yifan sunbae, lepaskan tanganku !” Ucap Baekhyun pelan, merasa tak enak karena sedari tadi hampir seluruh murid yang berpapasan dengannya menatapnya dengan sinis.

Yifan melepaskan genggamannya di pergelangan tangan Baekhyun. “ Pulang sekolah nanti temui aku di tempat parkir ,”

“ Kenapa harus ?”

“ Ada banyak hal yang ingin kutanyakan padamu ,”

“ Kalau begitu tanyakan saja disini ,”

“ Ini menyangkut Lu—“

“ AH IYA IYA ! AKU MENGERTI ! SAMPAI JUMPA !” Potong Baekhyun sebelum akhirnya ia berlari menuju ke kelasnya.

Yifan menaikkan sebelah alisnya sebelum akhirnya berbalik menuju ke kelasnya.

.

Baekhyun berjalan dalam keheningan dan masuk ke kelasnya. Ia melihat sosok Chanyeol –yang entah kenapa bisa sampai duluan di kelas dan sudah ‘duduk manis’ di kursinya, sembari memutar-mutar pensil yang terjepit antara telunjuk dan jari tengahnya. Chanyeol melirik Baekhyun yang baru saja  duduk di kursinya.

“ Aku tidak pernah tahu kalau kau dan Yifan sedekat itu ,” Ucap Chanyeol memecah keheningan.

Baekhyun membelakkan matanya dan menoleh pada sumber suara—yang kini dengan mantap memandangnya. “ Um—itu—“

“ Selamat pagi anak-anak !” Ucap Jung sonsaengnim yang baru saja memasuki ruang kelas. Gigi Chanyeol saling bergemeretuk seiring dengan tatapannya pada guru bahasa yang masih muda berparas cantik itu.

“ Selamat pagi sonsaengnim !”

Baekhyun menghela nafas lega, sedangkan Chanyeol mendengus pelan. “ Kau belum menjawabku ,”

“ Park Chanyeol, kau mau diam di luar atau mendengarkan gurumu berbicara ?”

Chanyeol memutar bola matanya. “ Mianhamnida Jung sonsaengnim ,”

“ Baiklah, kita mulai pelajarannya—“ Baekhyun buru-buru membuka buku catatan bahasanya, menyadari bahwa Chanyeol terus memperhatikannya.

“ Psst—Baekhyun !” Panggil Chanyeol, tapi Baekhyun sama sekali tak menggubrisnya, karena pada dasarnya ia sudah tahu apa yang akan Chanyeol tanyakan padanya.

“ Byun Baekhyun, aku tahu kau mendengarku. Jangan berpura-pura tuli, kau sedang berurusan dengan Park Chan—AAAARRRGH !! LEPASKAN LEPASKAN !!” seru Chanyeol saat merasakan sensasi yang menyakitkan pada bagian telinganya yang ditarik oleh Jung sonsaengnim kuat-kuat.

“ Park Chanyeol, ingat dengan peringatanku tadi ?” Ucap wanita cantik itu dengan senyum yang terbilang manis—tetapi mengerikan menurut Chanyeol.

“ I—iya, sonsaengnim. A—aku minta maaf. Tidak akan terulang lagi—aduh !” Chanyeol meringis kesakitan ketika dirasanya tarikan pada telinganya semakin kuat.

“ Tch, bocah. Kali ini aku maafkan, dan kau manis—“ Tunjuknya pada Baekhyun. Baekhyun membelakkan matanya dan menunjuk dirinya sendiri seolah berkata “ aku ?” pada wanita cantik itu.

“ Ya, kau pindah ke depan dengan Daehyun ,” ucap wanita itu sembari menunjuk Daehyun yang tengah melambaikan tangannya pada Baekhyun.

“ Ne, sonsaengnim ,” Ucap Baekhyun dan mengemasi buku-bukunya dan berjalan menuju ke bangku di samping Daehyun.

Wanita itu melepaskan tangannya dari telinga Chanyeol, “ Baiklah anak-anak, sampai mana kita tadi ?”

“ Tch, wajahnya cantik tidak seperti hatinya ,” Ucap Chanyeol sembari mengelus-elus telinga kanannya yang bernasib naas.

“ Aku mendengarmu ,” Ucap wanita itu tanpa membalikkan tubuhnya. Chanyeol menelan ludahnya sebelum akhirnya melontarkan kata ‘aku minta maaf’. Dan pelajaran kembali dimulai seperti biasanya.

.

“ Kau bersama dengan Chanyeol lagi ?” Sambar seorang namja manis dengan pipi chubby saat Luhan baru saja duduk di kursinya.

Luhan menggelengkan kepalanya pelan, “ Tidak ,”

“ Lalu kenapa tadi kau bersama dengannya ? Kalian bersama lagi kan ? Lalu bagaimana dengan Yifan ? Kenapa kau tidak menceritakannya pada—“ Luhan buru-buru menutup mulut namja manis itu dengan telapak tangannya.

Luhan memutar kedua bola matanya malas. “ Minseokkie, kau sangat berisik. Song sonsaengnim sudah datang !”

“ Baik, tapi kau berhutang satu cerita padaku ,” Bisik lelaki bernama Minseok itu. Luhan mengangguk cepat sebelum akhirnya mengeluarkan buku catatannya.

-Cinderella Man Step Brother-

“ Baekhyun, tunggu aku !” Seru Chanyeol ketika melihat Baekhyun sudah sampai di ambang pintu kelas. Ia buru-buru berlari menyusul lelaki manis itu.

Chanyeol menarik pergelangan tangan Baekhyun dengan kasar. “ –Kau belum menjawab pertanyaanku !”

“ Pe—pertanyaan apa ?” Suara Baekhyun terasa tercekat di tenggorokannya.

“ Jangan pura-pura bodoh, Byun Baekhyun—“ Desis Chanyeol.

“ Aku tidak mengerti ,” Baekhyun menghela nafas pelan, “—maaf aku buru-buru ,” Ucapnya ketika ia merasakan genggaman pada pergelangan tangannya mengendur.

“ Kenapa ?” Chanyeol menggantungkan pertanyaannya. “ Kau mau pergi bersama lelaki itu ?”

Baekhyun mengernyit. “ Lelaki siapa ?”

“ Aku ,” Tiba-tiba sebuah suara baritone khas milik lelaki berwajah selayaknya tokoh dalam animasi jepang. “ Ada masalah, Park Chanyeol ?”

“ Kau—“ Chanyeol mendesis pelan, ia menghela nafasnya dan memejamkan matanya sebentar lalu berkata, “—kalian berdua pergilah ,”

Baekhyun mentap Chanyeol dan Yifan bergantian, sebelum akhirnya tangan besar Yifan menuntunnya untuk mengikutinya. Baekhyun menolehkan pandangannya ke belakang—menatap wajah Chanyeol yang masih terdiam disana. Walaupun hanya sedikit, tapi ia merasakan ada semburat kekecewaan, kemarahan atau mungkin kesedihan dari wajah itu. Ia sendiri tidak yakin mengapa. Dadanya terasa sangat sesak melihatnya, sebuah sensasi yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Karena ada sebuah ikatan yang sudah terjalin—tanpa ia ketahui.

Baekhyun mencengkram ujung blazer sekolahnya erat-erat, membiarkan dirinya dibawa oleh Yifan.

Chanyeol membalikkan tubuhnya. Ia tersentak ketika didapatinya sosok Luhan yang sudah berdiri tepat di belakangnya. “ Kau menyukai Byun Baekhyun kan ?”

.

“ Kita mau kemana ?” Ucap Baekhyun ketika menyadari bahwa Yifan tidak mengendarai mobilnya ke arah rumahnya.

“ Rumahku ,” Ucap Yifan singkat dan padat.

Baekhyun mengernyit. “ Untuk apa ?”

“ Kenapa kau suka sekali bertanya sih ?” Yifan menekuk alisnya. “ Aku sedang berkonsentrasi ke jalanan ,”

Baekhyun mengatupkan mulutnya rapat-rapat, sesekali pandangannya melihat sosok Yifan yang masih terfokus pada jalanan.

Mobil sedan berwarna hitam metalik itu memasuki pekarangan rumah yang sangat luas dengan hiasan air mancur yang bergemericik—tak membiarkan tempat itu dalam keadaan hening. Mulut Baekhyun terbuka lebar. Matanya berjalan-jalan kesana kemari, memandangi setiap tumbuhan hias dan pohon rindang, sebelum akhirnya mobil itu berhenti tepat di depan sebuah rumah—tidak bisa disebut rumah, mansion tepatnya—dengan pilar-pilar megah dan barang-barang mewah.

Baekhyun buru-buru keluar dari mobilnya ketika ia menyadari Yifan sudah berjalan masuk ke dalam rumahnya. Ia berlari menyejajarkan langkahnya dengan Yifan. Beberapa pelayan membungkuk dan membawakan tas sekolah Yifan.

“ Dimana Tao ?” Tanya Yifan sembari melepas blazer sekolahnya.

“ Tuan muda ada di taman belakang, tuan—“

“ Ia sudah makan ?”

“ Sudah ,”

“ Baguslah kalau begitu ,” Ucap Yifan dan melenggang menuju ke taman di belakang rumahnya.

Baekhyun dan pelayan wanita itu saling menatap satu sama lainnya sebelum akhirnya saling membungkuk. Baekhyun kembali mengejar Yifan, sedangkan pelayan itu kembali bekerja.

“ Ini rumahmu ?”

“ Hn ,”

“ Dimana orang tuamu ?”

“ Bekerja ,”

“ Oh ,” Baekhyun rasanya ingin menarik semua kalimat yang ia tujukan untuk Yifan. Seharusnya ia sudah bisa menduga pertanyaan konyol seperti itu tentunya akan mendapatkan jawaban yang konyol pula.

Baekhyun menghela nafas panjangnya. Dilihatnya taman yang kelewat luas itu. Matanya menangkap objek yang sedari tadi dibicarakan oleh Yifan dan pelayan rumahnya. Zitao, adik Yifan.

Zitao, sedang duduk di rumput dengan kelopak bunga aster yang bertebaran di sekitarnya. Tangan-tangan mungilnya masih sibuk menggenggam erat tangkai aster, dan melepaskan kelopaknya.

“ Sedang apa, Tao ?” Yifan berjongkok di sebelah Tao, berharap adik kecilnya itu menjawab. Tapi seharusnya ia sadar, Tao berbeda dari anak-anak lainnya, ia tak akan dengan mudah merespons orang lain, apalagi ketika pikirannya sudah terfokus pada satu hal.

“ Kau sangat suka aster ?” Yifan bertanya sembari mengacak-acak rambut adiknya.

“ Lulu gege ,” Ucap Tao pelan. Yifan mengernyit mendengar nama yang sudah tak asing—karena Tao selalu menyebut-nyebut nama itu. “ Lulu gege suka aster ,”

“ Tao, coba lihat gege bersama dengan siapa ?” Ucap Yifan yang langsung disambut dengan senyuman dari Tao.

Tao mendongakkan kepalanya untuk menatap Baekhyun. Baekhyun buru-buru berjongkok di sebelah Yifan sembari tersenyum.

Tiba-tiba senyum di wajah Tao memudar dan ia menatap Baekhyun dengan tajam. “ Kau bukan Lulu gege !”

“ Tapi dia juga baik, sama seperti Lulu gege—“

“ Tidak mau ! Tao mau Lulu gege !” Seru Tao sembari meremas bunga-bunga di tangannya dengan kasar dan menghempaskan bunga naas itu ke tanah.

Baekhyun menatap Tao dan Yifan seolah berbicara ‘ada apa dengannya ?’

“ Tao sayang, dengarkan gege du—“

“ Tidak mau !! Tao mau Lulu gege !! Pergi ! Pergi !!” Tao mendorong Baekhyun kuat-kuat hingga namja manis itu jatuh tersungkur.

“ Zitao ! Apa yang kau lakukan ?!” Yifan buru-buru membantu Baekhyun berdiri—dan Tao mulai merengek.

“ Gege jahaaaaaaaaaaaat !!!”  Serunya dan berlari masuk ke dalam rumah.

“ Tao—“ Panggil Yifan pelan. Matanya terus mengikuti adiknya yang sudah menghilang dibalik pintu rumah besarnya. Baekhyun melihat Tao dan Yifan bergantian.

“ Kau tidak apa-apa ?” Tanya Yifan dan mendapat anggukkan pelan dari Baekhyun.

“ Umm—itu tadi adikmu ?” Tanya Baekhyun.

Yifan mengangguk singkat. “ Tidak seharusnya aku membentaknya, ia berbeda dari yang lain—“

“ Maksudmu ?”

“ Tao adalah anak yang memiliki keterbelakangan mental. Ketika ia dilahirkan, tali pusarnya melilit lehernya, ia kesulitan bernafas dan oksigen yang menyuplai otaknya tidak cukup. Beruntung dokter masih bisa menyelamatkannya, walaupun akhirnya Tao jadi seperti ini—“

“ A—aku turut menyesal mendengarnya ,” Baekhyun mendudukkan dirinya di sebelah Yifan yang  kini tengah bermain dengan ikan-ikan di kolam kecilnya. “ Kalau boleh aku tahu Lulu gege itu siapa ?”

“ Luhan ,” Jawab Yifan tanpa sedikitpun melihat ke arah Baekhyun.

Baekhyun membelakkan matanya. “ Ke—kenapa bisa ?”

“ Saat pertama kali masuk SMA, ia selalu diolok-olok oleh murid lain karena rumor bahwa ayahnya pernah hampir menjualnya ke keluarga lain. Dan aku menolongnya—yah sebenarnya aku tidak suka ada  orang yang ditindas seperti itu, bagaimana bisa mereka menindas orang-orang lemah dan merasa diri mereka paling sempurna di dunia ini ?”

Baekhyun menatap Yifan dengan seksama. Kakinya berkecimpung di dalam air.

“ Aku mempertemukannya dengan Tao, dan siapa sangka adikku menyukainya. Mereka sangat akrab, dan sejak saat itu Tao mulai berubah perlahan. Ia tidak terlalu terfokus pada suatu objek, walaupun pada akhirnya ia selalu membicarakan Luhan padaku. Ia berkata wajah Luhan seperti malaikat ,” Ucap Yifan, ia tak menyadari sebuah senyuman tipis mewarnai wajah tampannya. Tapi Baekhyun menyadari itu, perubahan pada wajah Yifan. Lelaki itu pasti menyukai kakak tirinya.

“ Lalu kenapa kau dan Luhan hyung tidak—“

“ Ia dan temannya yang gemuk itu membicarakan Tao di belakangku ,” Potong Yifan.

Baekhyun mengernyit. “ Bagaimana mungkin ? Bukankah Luhan hyung sangat menyukaimu ? Ia tidak mungkin membicarakan hal yang tidak-tidak tentang Tao ,”

“ Hahh—kau dan yang lainnya sama saja ,”

“ Ma—maksudmu ?”

“ Yixing bicara begitu padaku, Luhan juga, dan sekarang kau. Aku tidak mengerti, aku mendengarnya sendiri, kenapa kalian bisa berkata seperti itu ,”

“ Menurut logikaku seperti itu ,” Baekhyun menghela nafas pelan. “ Ketika seseorang menyukaimu, maka ia hanya akan melihat kelebihanmu, tak peduli seberapa banyak kekurangan yang kau punya ,”

Yifan menatap Baekhyun sebentar, kemudian mengalihkan pandangannya pada ikan-ikan yang mengerumuni kakinya.

“ Disini sangat nyaman ,” Ucap Baekhyun sembari menarik nafas dalam-dalam. Menghirup udara segar yang masih alami, tanpa terkontaminasi oleh polusi udara.

“ Sekarang, jelaskan hubunganmu dengan Luhan ,” Ucap Yifan tiba-tiba. Baekhyun merasakan jantungnya berpacu dengan cepat.

“ Ke—kenapa kau ingin tahu ?”

“ Tidak ada alasan khusus, hanya sekedar ingin tahu saja ,”

“ Tapi kau harus janji, tak akan membicarakan hal ini pada siapapun ,”

“ Hn ,”

“ Janji ?”

“ Iya ! Kenapa kau sangat cerewet sih ?” Dengus Yifan. Baekhyun hanya mencibil.

“ Baiklah pertama-tama, namaku Byun Baekhyun—“

“ Aku sudah tahu itu, dasar bodoh !” Yifan memukul puncak kepala Baekhyun pelan.

“ Dengarkan aku dulu !” Seru Baekhyun sembari mengusap-usap puncak kepalanya.

“ Hn, lanjutkan ,”

“ Namaku Byun Baekhyun, aku punya keluarga kecil yang lengkap, dan aku sangat menyayangi ayah dan ibuku, sampai akhirnya aku berumur 10 tahun dan ibu kandungku meninggal karena penyakit pengerasan hati. Satu tahun kemudian ayahku bertemu dengan ibu tiriku, dan ia bilang akan menikahinya—“

“ Kenapa kau menyetujuinya ? Bukankah kau sangat menyayangi ibumu ? Kenapa kau membiarkan orang lain menggantikan posisinya ?”

“ Awalnya aku memang sangat ingin berkata ‘tidak’ ketika ayahku bilang ingin menikah lagi. Tapi aku sadar, aku tidak mungkin egois. Ayah juga butuh seseorang untuk mengisi kekosongan di hatinya, membuatkannya sarapan setiap pagi, memberikannya ciuman selamat pagi, atau menanyakan kabarnya dan keadaannya di kantor. Aku tahu cepat atau lambat ia pasti akan menemukan wanita yang menggantikan ibuku, dan mungkin saat itulah saat yang tepat—“ Baekhyun terdiam sebentar. “ Boleh aku melanjutkan ?”

Yifan mengangguk pelan.

“ Kami hidup bahagia, tidak ada kejahatan ibu tiri seperti cerita di Cinderella, karena pada kenyataannya ibu tiri dan kakak tiriku memang sangat baik, walaupun ayahku pergi ke luar negeri untuk berbisnis, sikap mereka tidak berbeda. Ibuku selalu membuatkan makanan yang sangat kusukai, dan Luhan hyung selalu melindungiku dari anak-anak yang selalu menggangguku ,” Ucap Baekhyun sembari tersenyum. “ Tiga tahun setelahnya, sekolahku dan sekolah Luhan hyung mengadakan pertemuan orang tua di waktu yang bersamaan. Aku tahu pasti ibu tiriku mungkin lebih memilih mendatangi pertemuan keluarga Luhan hyung, daripada aku. Aku memutuskan menelepon ayahku dan memintanya datang kemari. Lagipula aku sudah sangat merindukan ayahku dari sejak lama karena ia selalu sibuk dengan pekerjaannya di luar negeri. Tapi setelah ia sampai disini, terjadi suatu kecelakaan. Sebuah truk hampir menabrak mobil ayahku—saat aku masih meneleponnya. Ayahku berusaha menghindar, tapi mobilnya menabrak pembatas jalan, dan terperosok ke jurang. Setelah dua minggu mengalami koma di rumah sakit, akhirnya ayahku meninggal. Sikap ibuku dan Luhan hyung jadi berubah dan mereka selalu menyalahkanku atas kejadian itu. Padahal aku sendiri tidak pernah mengharapkan kejadian itu terjadi. Anak mana yang menginginkan kematian ayahnya ?” Baekhyun tersenyum miris.

“ Tapi aku tahu, suatu saat Luhan hyung dan ibuku pasti akan kembali bersikap baik seperti sedia kala ,” Baekhyun memainkan jemari kakinya.

“ Biar kutebak, Luhan melarangmu untuk menceritakan pada siapapun kalau kau adalah adik tirinya, begitu ?” Baekhyun mengangguk pelan.

“ Tahun ini aku baru pindah dari China ke Korea, karena ibu dan Luhan hyung tidak ingin melihatku berada di dekat mereka. Tapi Joonmyeon bilang ia akan menjagaku selama di Korea ,”

“ Siapa Joonmyeon ?”

“ Kepala pelayan di rumahku, ia sudah bersama dengan keluargaku sejak ia berumur tujuh tahun ,”

“ Hn, begitu—“ Yifan menghela nafas pelan. “—aku tidak pernah tahu ada kisah Cinderella di dunia nyata ,”

Baekhyun menggembungkan pipinya mendengar ucapan Yifan. “ Luhan hyung sebenarnya sangat baik. Dulu saat teman-teman sekolahku mengolok-olokku karena aku tidak punya ibu, Luhan hyung ada disana untuk membelaku dan melemparkan batu kepada siapapun yang berani mengolok-olokku lagi—“ Baekhyun senyum terkulum, “—anak yang mengolok-olokku mengadukan hal itu kepada orang tuanya, kepalanya terkena batu dan ia menangis pulang ke rumahnya, sedangkan aku dan Luhan hyung malah tertawa. Esoknya ibu tiriku memarahi Luhan hyung karena pihak sekolah menelepon karena kejadian ini ,” Baekhyun tertawa kecil.

Yifan mengamati Baekhyun, sebelum akhirnya mengalihkan pandangannya pada ikan-ikan yang mengerumuni kaki Baekhyun.

“ Ah iya ! Jangan beritahukan siapapun, karena Luhan hyung pasti akan marah besar padaku ,”

“ Hn, aku janji ,”

.

“ Kenapa kau berpikir seperti itu ?” Tanya Chanyeol ketika jemarinya yang panjang itu meraih helm putih yang baru saja dikenakan Luhan.

“ Semua orang yang melihat ekspresi wajahmu saat Baekhyun pergi bersama Yifan, pasti tahu kalau kau sedang cemburu—“ Jawab Luhan sekenanya.

“ Tenang saja, aku tidak memiliki perasaan apapun terhadapmu, kau tahu itu ,” Ucap Luhan sebelum memasuki rumahnya, meninggalkan Chanyeol yang masih berdiri kaku di depan gerbang rumah Luhan.

Chanyeol merasakan degup jantungnya yang tidak beraturan mendominasi pendengarannya. Ia meremas dadanya kuat-kuat, ada sesuatu yang sakit dari dalam sana, tapi lukanya sama sekali tak nampak. “ Byun Baekhyun—“

-Cinderella Man Step Brother-

Hari berjalan seperti biasa. Yifan selalu datang untuk menjemput Baekhyun, sebelum Chanyeol datang ke rumahnya untuk menjemput Luhan. Yifan dan Baekhyun semakin akrab, begitu pula dengan hubungan Chanyeol dan Luhan yang sedikit lebih membaik. Tidak ada yang berubah dari Yifan—yang masih mengacuhkan Luhan. Tapi perubahan besar terjadi pada Baekhyun dan Chanyeol. Baekhyun masih sama seperti biasanya—murid rajin yang suka menjawab pertanyaan sulit yang guru-guru lontarkan. Sedangkan Chanyeol ? Menjadi sedikit pendiam, jarang berulah dan sering melamun. Terkadang Jongin mendapatinya sedang mengamati Baekhyun yang sedang mencatat pelajaran bahasa.

Jongin meninju bahu Chanyeol pelan, membuat sang pemilik bahu naas itu menolehkan pandangannya dengan cepat.

“ Apa ?” Dengus Chanyeol. Kedua alisnya bertautan.

“ Baekhyun tidak akan pergi dari sana ,” Jongin tertawa kecil melihat ekspresi masam dari wajah sahabatnya itu.

Chanyeol mengernyit. “ Maksudmu ?”

“ Kau memperhatikannya terlalu berlebihan Park Chanyeol. Jika ia tahu, ia pasti akan ketakutan ,”

“ Ah terserahlah ! Aku tidak mengerti ,” Chanyeol memutar bola matanya sebelum memfokuskan pikirannya pada pelajaran di depan. Yah memang bukan Park Chanyeol yang biasanya.

“ Baiklah anak-anak, tutup buku kalian. Kita akan ulangan harian pertama ,” Ucap Im sonsaengnim, diiringi dengan desahan kecewa dari murid-murid seantero kelas.

.

“ Tunggu sebentar, biar aku membawa bento-ku ke sana—“ Ucap Baekhyun ketika Yifan mengajaknya untuk meminjam buku di perpustakaan bersama.

“ Di perpustakaan dilarang membawa makanan apapun. Jika kau lapar, makanlah dulu. Aku akan menunggumu ,” Ucap Yifan sembari menyenderkan tubuh jenjangnya di ambang pintu, jika gadis-gadis melihat pemandangan seperti ini, mereka pasti akan sangat terpukau.

Baekhyun menatap Yifan sebentar dan memasukkan kembali bento yang sudah dikeluarkannya. “ Tidak apa-apa, aku belum terlalu lapar kok. Aku bisa menghabiskannya sepulang sekolah. Ayo ,”

Yifan mengangguk pelan. “ Ya sudah kalau begitu ,”

Baekhyun buru-buru menyejajarkan langkahnya dengan Yifan yang sudah beberapa langkah lebih jauh darinya. Matanya berkeliaran mencari sosok Chanyeol yang sudah pergi entah kemana. Untuk pertama kalinya Chanyeol menyelesaikan ulangannya tanpa mencontek dan yang paling utama ia adalah murid pertama yang menyelesaikan ulangannya dan keluar kelas, disusul dengan Baekhyun dan Daehyun. Tetapi saat Im sonsaengnim mempersilakannya untuk keluar kelas, ia tak menemukan Chanyeol dimanapun.

Ia tidak memikirkan apapun, kecuali Chanyeol. Beberapa hari ini Chanyeol menjadi lebih pendiam—tidak lagi berulah, dan jarang mengajaknya berbicara. Baekhyun sendiri terlalu takut untuk mengambil langkah pertama mengajaknya berbicara, karena dalam pikirannya Chanyeol marah karena kejadian tempo dulu—saat dimana Yifan menariknya pergi dari Chanyeol. Baekhyun sendiri tidak tahu alasannya apa, tapi ia merasa begitu. Belum lagi ia jarang bertemu dengan kakak tirinya. Walaupun satu rumah, tapi pagi-pagi buta Yifan sudah datang menjemputnya, dan Chanyeol akan datang menjemput Luhan. Pulang sekolah pun begitu. Luhan akan mengunci dirinya di kamar, dan membuat ibunya khawatir seperti biasa, dan Baekhyun sulit menemuinya.

Baekhyun menghembuskan nafas pendek.

“ Kau bisa cari buku sejarah di rak sana, dan aku akan kesini. Kita akan bertemu lagi disini, mengerti ?” Baekhyun mengangguk pelan.

“ Kalau begitu sampai nanti ,” Ucap Baekhyun dan berjalan dengan santai, sesekali melirik susunan buku-buku yang sudah tertata rapih di rak-rak tinggi. Sesekali mendecah kagum ketika menemukan buku yang ia cari (buku sejarah yang ia cari di toko buku manapun, tapi hasilnya nihil).

Setelah dirasa puas, ia buru-buru kembali ke tempat dimana ia akan bertemu dengan Yifan.

Dan disanalah lelaki jangkung itu berada. Tengah duduk santai sembari mengetuk-ngetukkan jemarinya di atas meja, kepalanya mengangguk-angguk seirama dengan tempo musik yang sedang dimainkan di dalam ipodnya. Yifan membuka matanya dan mendapati Baekhyun sudah berada di hadapannya dengan senyum sumeringah seperti anak kecil.

“ Sudah ?” Tanyanya.

Baekhyun mengangguk antusias. “ Aku menemukan buku yang tak kutemukan dimanapun ! Aku tidak tahu kalau perpustakaan di sekolah ini sangat lengkap !”

Yifan terkekeh pelan ketika melihat tumpukan buku yang dibawa Baekhyun—hampir menutupi wajah manisnya. Ia segera bangkit dari kursinya. “ Kalau begitu ayo ,”

“ Kau pinjam buku apa ?”

“ Ini ?” Yifan menatap buku bersampul putih yang berada di genggamannya. “ Hanya buku motivasi saja ,”

“ Oh, kau suka baca buku seperti itu ?”

“ Hn ,”

Baekhyun mangut-mangut mengerti. Sebenarnya merasa sedikit kurang puas dengan jawaban singkat Yifan, tetapi apa boleh buat, lelaki yang kini berjalan di sampingnya memang irit kata pada dasarnya.

“ Tunggu, kartu anggota perpustakaanku. Jangan bilang aku meninggalkannya—“ Baekhyun merogoh saku celana seragamnya dengan tangan kirinya yang bebas, karena tangan kanannya sibuk memegangi buku-buku yang akan ia pinjam.

Yifan menatap Baekhyun yang masih sibuk sendiri. Ia menghela nafas pelan. “ Biar aku yang bawa—“

“ Ah ini dia—“

BRUUUUUUUUGGH

Buku-buku Baekhyun berhamburan ke lantai beriringan dengan tubuh kecilnya dan tubuh seseorang yang baru saja ia tabrak. Murid-murid yang berada disana menolehkan pandangannya pada sumber keributan.

“ Ouch ,” Ringis Baekhyun ketika merasakan bokongnya berdenyutan karena menghantam lantai terlebih dahulu.

“ Baekhyun, kau tidak apa-apa ?” Yifan buru-buru menarik Baekhyun untuk berdiri.

Baekhyun mengangguk pelan. “ Iya, tidak apa-apa. Aku minta maaf aku tidak sengaja—“ Ucap Baekhyun pada lelaki yang kini tengah membersihkan debu-debu di seragamnya.

“ Tidak apa-apa kok, aku juga minta ma—“

“ Hyung ?”

Luhan dan Baekhyun membelakkan matanya. Yifan mencopot head set yang digunakannya. Kedua alisnya bertautan.

“ Ma—maaf, maksudku sunbaenim—“ Ucap Baekhyun buru-buru, dan membungkukkan badannya beberapa kali.

Luhan masih tak bergeming di tempatnya. Matanya menatap Baekhyun dan Yifan bergantian. Giginya bergemerutuk pelan, sebelum akhirnya ia menghembuskan nafas berat. “ Kyungsoo, katakan pada Minseok, ia harus mengerjakan tugasnya sendiri—“ Ucap Luhan sebelum akhirnya membalikkan tubuhnya, dan keluar dari perpustakaan.

Baekhyun buru-buru mengejar Luhan, dan Yifan ? Ia hanya bisa mendengus pelan dan membereskan buku-buku Baekhyun dan menaruhnya di meja penjaga perpustakaan. “ Aku akan mengambilnya nanti ,” Ucapnya dan berlari menyusul Baekhyun.

Kyungsoo mengernyit, ia memang tidak mengerti apapun—tapi ia tahu ada sesuatu yang tidak beres disini. Kyungsoo buru-buru memutar badannya dan berlari menyusul sahabatnya, tanpa memberi tahu Minseok apapun.

.

“ Hyung !” Seru Baekhyun dengan nafas terengah. Ia mendapati Luhan yang tengah berdiri membelakanginya dengan bahu yang naik turun.

Baekhyun menggenggam tangan Luhan, namun namja yang berstatus kakak tiri Baekhyun itu menghempaskan tangannya dengan kasar, dan berbalik. “ Seharusnya aku tidak mempercayai omonganmu !”

“ Hyung, aku bisa jelaskan. Aku hanya pinjam—“

PLAAAAAAAAAKK

.

“ Hey Park Chanyeol, akhir-akhir ini kau aneh sekali. Aku tidak tahu kau bisa menjadi sangat pendiam dan berhenti berulah ketika sedang dilema ,” Jongin tertawa keras sembari meninju bahu Chanyeol pelan.

“ Berhenti mengejekku Jongin. Aku tidak akan mentraktirmu apapun lagi—“

“ Eh—baiklah baiklah ! Aku minta maaf. Aku kan hanya bercanda Chanyeollie, kenapa kau sangat sensitive sih ? Kau sedang PMS ya ? HAHAHAHA !!”

“ Diam Kim Jongin !” Dengus Chanyeol. “ Aku sedang tidak dalam mood untuk beradu mulut denganmu brengsek !”

“ Hahaha—santai saja Channie—“

Chanyeol memutar bola matanya malas, sebelum akhirnya matanya membelalak sempurna ketika menangkap objek yang sangat menarik perhatiannya—Luhan dan Baekhyun di taman belakang sekolah.

Chanyeol merasa sangat beruntung karena ia memutuskan untuk tidak makan apapun di kantin sekolahnya, dan berakhir di tempat ini.

“ Hey bodoh, kau dengar aku ?” Jongin menyikut dada Chanyeol.

Chanyeol menolehkan pandangannya. “ Umm—kau duluan saja ke kelas aku ada urusan penting ,”

“ Urusan apa ? Biarkan aku ikut, aku tidak mau kalau kau sampai berulah karena kondisi hatimu yang tidak baik. Hahaha—“

“ Kau boleh ikut, aku akan ke toilet dan buang air besar, dan kau bisa menungguku di dalam toilet sampai aku selesai. Atau kau mau—“

“ Baiklah aku ke kelas duluan, sampai jumpa !” Potong Jongin buru-buru dan berlari meninggalkan Chanyeol, tanpa sedikitpun rasa curiga disana.

Chanyeol menghela nafas pelan sebelum akhirnya mengendap menuju ke taman belakang sekolah.

.

Baekhyun merasakan panas menjalar di pipinya, tapi rasa sakitnya tak terasa. Hanya gemuruh di dadanya yang bersahutan dan terasa sangat sakit. Jemari tangannya yang lentik mengusap pipi kirinya yang sudah memerah hingga ke telinganya—menandakan sebuah tamparan cukup keras mengenai wajahnya.

“ Hyung—“ Panggil Baekhyun dengan suara yang bergetar. Dalam seumur hidupnya tidak ada satupun yang pernah menamparnya, apalagi mendiang orang tuanya. Bahkan ibu tirinya dan Luhan tidak pernah melakukan hal semacam itu padanya sejauh ini. Tapi sekarang, semuanya telah berubah.

Baekhyun merasakan matanya memanas. Banyak cairan menggenangi pelupuk matanya hingga ia tidak bisa melihat wajah Luhan dengan jelas. Yang ia dengar hanyalah seruan suara berat yang memanggil namanya. “ Baekhyun !!!!”

Baekhyun merasakan genggaman pada bahunya, membuatnya berbalik dan mendapati wajah khawatir Yifan yang menyapu pandangannya. “ Kau tidak apa-apa ?”

Baekhyun mengangguk cepat dan menghapus air mata yang masih menggenangi pelupuk matanya.

Yifan menatap Luhan tajam. Luhan masih terdiam disana. Tangannya bergetar hebat—ah tidak, bukan hanya tangan, melainkan seluruh tubuhnya—walaupun ia sama sekali tidak menyadari itu. Luhan nyaris tidak menyadari apa yang baru saja ia perbuat, degupan jantungnya semakin kencang. Ia ingin sekali berlari, namun tubuhnya seakan telah membeku, kedua kakinya tidak bisa digerakkan.

“ Kau sadar apa yang baru saja kau lakukan ?” Desis Yifan. Luhan tak bergeming, seperti tak mendengar apapun karena hanya desiran darah yang mengalir cepat yang terdengar.

Yifan menarik kerah baju Luhan dengan kasar. Tatapannya masih tajam, Luhan menatap Yifan takut-takut.

“ Kau menampar adikmu !!!” Seru Yifan tepat di hadapan wajah Luhan. “ Dia adikmu, Luhan ! Kau harus sadar ! Kau tidak memiliki alasan apapun untuk membencinya, termasuk aku ! Berhenti menyiksanya ! Berhenti memperlakukannya seperti bukan siapa-siapa ! Walaupun ia adik tirimu, tapi ia adikmu ! Kau tahu itu !”

Yifan menghempaskan tubuh Luhan dengan kasar sebelum akhirnya menarik Baekhyun pergi dari sana.

Luhan masih membeku di tempatnya. Ekspresi wajahnya tak berubah sedikitpun. Matanya menatap kosong ke depan, menatap sosok Chanyeol yang entah sejak kapan berada di sana.

“ Baekhyun—adikmu ?”

-TO BE CONTINUED-

A/N: yes finally i'm able to update! maaf lama menunggu karena saya harus fokus UN -__- hehe selamat membaca ^^ comment and subscribe if possible ^^

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
ReLif_53 #1
Chapter 12: Ini udah 2018 dan authornya belom update.. Aku penasaran tau thor..
Everybodyluvbaekhyun #2
Chapter 12: Miin. Mana janjinya min. Katanya gamau bikin kita nunggu lama :')
blackladybird0990 #3
Chapter 12: lanjutin.. lanjutinn.. huaaa...
cheonsa_19 #4
Chapter 12: baekhyun tabah banget jadi orang.. T_T
sempet agak kesel ama sikap lulu ke baek. .✌
tpi aku suka ffnya ada percintaan keluarga persahabatan uu keren pokoknya..
ReLif_53 #5
Chapter 12: AAAAAAAA...
Akhirnyaaaaa lahir juga chap 12 ini.. Hehehe.. #tumpengan
kereeennn...
Luhan udah mulai depresi nie,, ayo authornim buat dia lebih menderita lagi..
Nextnya ditunggu.. Jangan lama2 Oke..
Semangattttt........!!!!!!!!!
keyhobbs
#6
Chapter 12: Aigoo...chen sejahat itu?ya ampun, aku gk bisa byangin, btw,suka bnget sama scene yg pas luhan d gendong ama chanyeol hihi, terus terus yifan yg udh mulai peduli lg sama luhan^^
akaeru #7
Chapter 12: baru nemu... langsung baca maraton... huaaa ceritanya seru.. tulisannya juga rapi.. Daebak lah pokoknya.. lanjut ya ... Fighting (๑و•̀ω•́)و
fulgensius #8
Chapter 12: Wahh keren :'v akhirny ad ff krishan lgi :'v trnyta krishan ship blo punah :'v keep writing thor ! I will wait ur next chap
siensien
#9
Chapter 12: akhirnya updet juga... chanlu momentnya cukup sweet hahahahaha...