Chapter 10

Cinderella Man Step Brother

Chapter 10

“ Baiklah ibu akan membagikan hasil ulangan bahasa kalian. Selamat kepada Hwang Luhan karena telah berhasil mendapatkan nilai tertinggi di kelas. Ayo anak-anak beri tepuk tangan ,” Senyum ramah itu mengembang di paras cantiknya. Sedangkan yang dipanggil hanya tersipu malu.

Luhan memang ditakdirkan memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Tapi sayang sekali ia terlahir dari keluarga yang jauh dari kata berkecukupan, apalagi bahagia. Ayahnya adalah seorang pekerja serabutan, ia sempat dipecat karena dahulu ia sempat terkena kasus korupsi di kantor lamanya. Bukan hanya itu saja tindak kriminalnya, ia juga pernah dipenjara selama sebulan karena pesta minuman keras di salah satu distrik di Beijing. Sementara ibunya hanyalah seorang pedagang di pasar dengan upah yang pas-pas-an, sementara ia harus mengurus seorang anak yang sudah menduduki kelas 6 SD dan di kelas 3 SD.

Terkadang mereka bertiga sama sekali tidak makan apapun seharian, atau hanya makan nasi kering yang tersisa di ricecooker tua mereka—hanya karena sang suami mengambil uang belanja harian mereka secara paksa untuk berjudi. Luhan kerap kali menerima siksaan sang ayah—saat ibunya sedang tidak ada di rumah—hanya demi melindungi adik semata wayangnya.

Entah sudah berapa banyak penderitaan yang Luhan kecil terima hingga saat ini. Namun anak itu masih saja tetap tersenyum sendu, meski mendapat ejekan dari teman-teman kelasnya saat melihat wajah manisnya terhiasi oleh lebam kebiruan.

“ Luhan, ayo ambil kertasmu ,” Ucap sang ibu guru yang memecahkan suasana riuh rendah di kelas. Luhan hanya mengangguk pelan sebelum akhirnya berjalan dengan kaki yang pincang.

“ Terimakasih bu ,” Ucap Luhan sembari memamerkan senyum sejuta watt nya pada gurunya. Siapapun pasti tidak akan menyangka jika anak sepolos Luhan mendapatkan perlakuan yang tidak adil.

“ Ada apa dengan kakimu Luhan ?” Tanya sang guru tatkala menyadari cara berjalan Luhan yang pincang.

“ Tidak apa-apa bu ,”

“ Mungkin sebentar lagi Luhan lumpuh !” Seru seorang anak laki-laki dengan aksen Korea yang khas, Kim Jongdae.

“ Kim Jongdae jaga bicaramu !” Seru wanita itu sembari bangkit dari kursinya. “ Ke depan !”

Dengan malas Jongdae melangkahkan kakinya dan berdiri di sebelah Luhan.

“ Ayo cepat minta maaf ,” Ucap wanita itu ketus.

Jongdae menggeleng keras, “ Aku tidak mau ,”

“ Kalau begitu aku akan menelepon orang tuamu untuk datang kemari dan—“

“ Iya iya aku mengerti !” Potong Jongdae cepat. Ia melirik sinis ke arah Luhan sebelum akhirnya berkata, “ Maaf ,”

Luhan hanya tersenyum simpul sembari menganggukkan kepalanya, “ Iya, tidak apa-apa kok ,”

“ Nah begitu dong ,” Ucap sang guru kemudian tersenyum lega. “ Ini hasil ulanganmu Jongdae. Nilaimu selalu buruk dalam pelajaran bahasa. Kau seharusnya belajar dari Luhan ,”

Jongdae hanya mendengus pelan, “ Hn ,”

-Cinderella Man Step Brother-

Luhan memasuki kelasnya dengan raut wajah yang terlihat kusut. Masalalunya yang telah susah payah ia lupakan, kembali datang untuk menghantuinya. Belum lagi siswa dan siswi saling berbisik-bisik pada saat ia berjalan melewati lorong, bukannya ia terlalu percaya diri, hanya saja semuanya terlalu jelas kalau itu tertuju padanya.

Ia membantingkan tubuhnya kasar di bangkunya, sebelum akhirnya menenggelamkan wajahnya diantara kedua tangannya di atas meja.

“ Hey selamat pagi Lu !” Suara Minseok sudah memenuhi gendang telinga Luhan. Luhan mengangkat wajahnya hanya untuk mendapati kedua sahabat baiknya menatapnya dengan kikuk—entah mengapa.

“ Umm—bagaimana pagimu ? Baik ? Ah—ahaha pasti baik seperti biasanya—tentu saja ,” Kali ini Kyungsoo yang angkat bicara.

Luhan menaikkan sebelah alisnya, “ Sebaiknya kalian beritahu apa yang terjadi pagi ini sehingga kalian bersikap aneh seperti ini ,”

“ Ahaha—“ Minseok tertawa kikuk, sementara Kyungsoo mengusap-usap tengkuknya dengan gugup. “—tidak ada hal buruk apapun yang terjadi pagi ini ,” Sahut Kyungsoo cepat.

“ Ya, Kyungsoo benar. Tidak ada postermu dan berita omong kosong tentangmu di majalah dinding pagi ini—“ Minseok buru-buru menghentikan kata-katanya ketika Kyungsoo dan mata bulatnya memelototinya—hingga mungkin matanya nyaris keluar.

“ Apa maksudmu ?” Tanya Luhan yang sukses membuat Minseok menyesali mulut besarnya yang terkadang membuatnya berbicara tanpa disaring terlebih dahulu.

Kyungsoo menghela nafas panjangnya, cepat atau lambat Luhan pasti akan mengetahui kalau ia dan cerita masalalunya yang menyedihkan itu menjadi hot news di sekolahnya hari ini, “ Dengar, Luhan. Apapun yang mereka katakan padamu, tolong jangan dengarkan itu. Mereka hanya ingin membuat nama baikmu jatuh saja—“

“ Jelaskan apa yang terjadi padaku, Do Kyungsoo ,” Ucap Luhan dengan penekanan di setiap katanya.

“ Lebih baik kau melihatnya sendiri di majalah dinding sekolah ,” Ucap Kyungsoo pada akhirnya. Tanpa menyahut apapun, Luhan langsung berlari menuju majalah dinding.

“ Sepertinya lain kali aku harus berlatih menjadi orang yang pendiam ,” Ucap Minseok sembari tersenyum hambar pada Kyungsoo, sementara Kyungsoo hanya memutar bola matanya kesal.

.

“ Minggir !” Seru Luhan yang seketika memecahkan keributan di sekitar sana, namun beberapa siswi masih terdengar berbisik-bisik sembari melirik sinis pada Luhan.

Tak gentar, ia menerobos kerumunan, dan membaca artikel tentangnya, lengkap dengan foto kecilnya dengan lebam di wajah polosnya.

Xi Luhan atau Hwang Luhan. Sosok pangeran sekolah yang memiliki masalalu yang menyedihkan. Terlahir dari keluarga tidak mampu. Ibunya seorang pedagang pasar, dan ayahnya seorang pekerja serabutan yang kerap kali keluar-masuk kantor polisi karena sering melakukan tindak kriminal. Bla… Bla… Bla…

Luhan mencabut seluruh artikel itu, sebelum akhirnya melenggang pergi, tanpa mengurangi rasa angkuhnya.

.

SRAAAAAAAAKKKK

Luhan melemparkan lembaran-lembaran kertas naas itu tepat di hadapan Jongdae yang sedang duduk manis di bangkunya sembari menyunggingkan senyuman mencemooh. Seluruh pandangan orang-orang langsung teralih pada dua objek yang saling memandang dengan pandangan tak suka. Bahkan murid yang sedang berlalu lalang di koridor sekolah pun menyempatkan diri untuk mengintip apa yang sedang terjadi di kelas itu.

“ Apa kau puas sekarang ?” Desis Luhan.

Jongdae tertawa pelan sembari menggelengkan kepalanya, “ Tentu saja tidak Luhan. Ini baru pembukaan pertemuan kita setelah bertahun-tahun berpisah ,”

Luhan membiarkan seringaian tipis menghiasi wajah manisnya, “ Sebegitu terobsesinya kau untuk berada di posisiku huh ? Sampai-sampai kau harus bersusah payah menjatuhkanku di depan orang banyak. Berapa banyak uang yang kau gunakan untuk mencari tahu semua tentangku, hm ? Sekarang setelah semua orang tahu kebenaran tentangku lalu apa yang akan kau lakukan ? Ini tidak mengubah apapun, dan aku tetap tidak takut pada orang rendah sepertimu ,”

“ Huh, ternyata kau memang benar-benar berubah ya. Kau jauh lebih berani daripada dulu ,” Jongdae mengangkat bahunya.

“ Aku sama sekali tidak tertarik dengan omong kosongmu ini Kim Jongdae. Kau boleh melakukan apapun semaumu. Tapi hal itu tidak akan mengubah apapun, kau-akan-tetap-berada-satu level-di bawahku ,” Ucap Luhan dengan penekanan pada akhir kalimatnya. Ia segera mengambil tasnya dan beranjak pergi dari kelas itu. Menyisakan keheningan yang amat menusuk.

“ Apa yang kalian lihat ? Bubar !” Seru Minseok, yang sukses membuat orang-orang lari tunggang langgang kembali ke kesibukannya masing-masing.

-Cinderella Man Step Brother-

Yifan masih duduk dengan tenang di kursi belakang kelas, seperti biasa. Namun tatapannya mengarah pada secarik kertas yang berada di dalam genggamannya.

“ Yo !” Sapa Yixing yang tiba-tiba membuyarkan pikirannya yang sudah melayang entah kemana. Lelaki Chinese dengan dimple di pipinya itu mendudukkan dirinya di sebelah Yifan. Matanya menangkap secarik kertas yang langsung Yifan masukkan ke dalam saku celananya denga terburu-buru.

“ Apa itu ?”

“ Bukan apa-apa ,” Sembur Yifan ketus.

Yixing menaikkan sebelah alisnya. “ Jangan-jangan artikel tentang Luhan, ya ?”

“ Untuk apa aku membaca hal tidak penting begitu !” Sahut Yifan kesal.

“ Kalau begitu perlihatkan padaku ,” Ucap Yixing sembari merogoh saku celana Yifan.

“ Hey ! Apa yang kau lakukan ! Ini bukan—“ Belum sempat Yifan meneruskan kalimatnya, Yixing sudah tersenyum penuh arti pada Yifan—hanya dengan melirik sekilas ke lembaran kusut yang ada di genggamannya sekarang, ia tahu betul itu adalah artikel tentang Luhan. Tapi Yifan tetaplah Yifan, sama sekali tidak ingin mengakui bahwa ia masih peduli pada lelaki manis itu, karena gengsinya yang terlalu tinggi.

“ Kau masih peduli padanya kan ?”

Terdengar dengusan pelan lolos dari bibir Yifan. “ Untuk apa aku peduli padanya ?”

“ Lalu apa ini ?” Yixing mengangkat kertas naas itu di udara, yang sukses direbut dengan kasar oleh Yifan.

“ Aku hanya penasaran dengan artikel itu !”

“ Penasaran sampai membawanya ke sini ? Untuk apa ? Untuk dijadikan kenang-kenangan dan kau pajang di kamarmu, hm ?”

“ Jangan berkata bodoh Zhang Yixing ,”

“ Kau yang bodoh Wu Yifan. Kau itu tidak pandai berbohong, dan kau sendiri tahu itu. Apa salahnya sih jujur padaku ? Kita sudah bertahun-tahun berteman ,”

“ Ini bukan hal yang penting untuk diperdebatkan, dan aku lelah untuk terus berkata bahwa aku tidak peduli padanya titik !”

“ Tapi aku tidak pernah lelah untuk menyadarkan perasaanmu tuan muda Wu ,”

“ Terserahlah. Kau membuat mood-ku buruk ,” Dengus Yifan dan akhirnya pergi keluar dari kelas.

“ Hey tuan muda Wu ! Kau mau pergi kemana ? Sebentar lagi Im sonsaengnim masuk !”

“ Pergi ke tempat yang tidak ada orang sepertimu ,” Ucap Yifan santai.

“ Aish anak itu ,”

-Cinderella Man Step Brother-

Yifan membiarkan kakinya membawanya pergi entah kemana. Artikel itu masih saja setia ia genggam, sementara tangannya yang lain ia masukkan ke dalam saku celananya dengan santai—sangat manly.

Matanya yang tajam menangkap sosok lelaki yang sangat familiar di matanya, sedang berjalan berlawanan arah dengannya, sampai akhirnya mereka saling menukar pandangan. Beberapa detik beralu, seolah mereka sedang berbicara dalam keheningan.

Sebetulnya ia sangat ingin memutar balik badannya dan pergi, namun sisinya yang lain menolak pergerakan apapun, hingga sampai sekarang ia masih terpaku saling berhadapan dengan Xi Luhan.

Luhan hanya melemparkan senyuman kecut pada Yifan, “ Bahkan kau pun sama seperti yang lainnya ,” Ucapnya lirih setelah melihat kertas yang digenggam oleh Yifan.

Yifan melirik sekilas pada kertas naas itu. Merutuki dirinya sendiri karena tidak sesegera mungkin membuang kertas itu jauh-jauh.

“ Jadi semuanya benar ?” Akhirnya Yifan memberanikan diri untuk bersuara. Walaupun entah kenapa lidahnya bahkan terasa kelu walau hanya untuk berucap sepatah katapun.

“ Yah begitulah ,” Luhan menghela nafas panjang dan tersenyum simpul, “ Kukira kau akan mengumpatku untuk menjauh darimu seperti biasa. Tapi ternyata, cerita tentang masalaluku mungkin bisa membuatmu sedikit iba padaku ,”

“ A—aku sedikit terkejut mendengarnya ,” Ucap Yifan kikuk.

“ Kukira kau akan peduli, tapi sepertinya aku harus mengubur harapan itu dalam-dalam. Bahkan meminta belas kasihan padamu pun aku tidak berhak ,” Lagi-lagi Luhan tersenyum. Senyum yang hanya dapat ditunjukkan pada satu-satunya cinta pertama, atau mungkin terakhirnya. Bahkan ibunya pun tidak pernah lagi melihat senyuman itu, semenjak kematian ayah tirinya.

Berhenti tersenyum seperti itu Luhan… atau kau akan membuatku jatuh cinta lagi…

“ Kau tidak perlu mengkhawatirkan keberadaanku yang dapat mengganggumu. Karena aku sudah memutuskan untuk menyerah—“ Andaikan saja Yifan tahu, bahwa hanya untuk berbicara seperti ini pun Luhan sudah mengeluarkan segenap kekuatan yang ia punya. Ia ingin sekali menangis sekencang-kencangnya, tetapi ia tidak bisa, ia harus tetap terlihat tegar. Setidaknya agar pertemuan terakhir mereka tidak meninggalkan kesan buruk.

“ Aku menyerah. Aku akan berusaha berhenti untuk mengharapkanmu lagi. Tapi asal kau tahu saja, aku pasti mendoakan yang terbaik untukmu. Diluar sana pasti banyak orang yang jauh lebih baik daripada aku, yang berhak untuk kau perjuangkan. Dan saat kau berbahagia nanti, akulah orang pertama yang ikut senang karenanya. Terimakasih karena pernah memperjuangkanku dulu, membelaku. Wu Yifan ,”

Seperti sebuah disambar petir di siang bolong. Seperti sebilah katana menusuk dadanya, dan mengoyak tubuhnya. Kata-kata itu lolos begitu saja dari Luhan, begitu menohok hatinya, entah mengapa. Padahal dirinya sendiri yang menolak Luhan mentah-mentah, membiarkan hati rapuh Luhan hancur berkali-kali hanya karenanya, karena keegoisannya sendiri.

Luhan membalikkan tubuhnya dan segera melangkah pergi, tidak mengharapkan Yifan menahannya, atau hanya sekedar membalas perkataannya.

“ Tapi tenang saja, aku hanya berusaha berhenti untuk mengharapkanmu, aku akan tetap mencintaimu…” Dan akhirnya lelehan cairan bening itu lolos dari kedua manik kecoklatan milik Luhan.

-Cinderella Man Step Brother-

“ Yifan payungnya !” Ucap Luhan sembari merapatkan tubuhnya pada lelaki jangkung yang tengah diguyur hujan.

“ Kau saja yang pakai. Percuma kan ? Badanku sudah basah kuyup begini ,” Yifan tertawa pelan.

“ Baiklah kalau begitu…”

Luhan menutup kembali payungnya. Yifan mengernyit. “ Apa yang kau lakukan bodoh ? Nanti kau basah kuyup ,”

“ Aku hanya ingin menemanimu. Setidaknya kau tidak basah sendirian ,”

“ Oh jadi begini sikap murid terpintar satu sekolah ?” Ucap Yifan dengan nada mengejek, sementara Luhan hanya mencibil.

“ …Tidak apa-apa aku jadi orang bodoh, asal aku bersama denganmu…”

-Cinderella Man Step Brother-

“ Bodoh kau kemana ? Sudah lewat jam istirahat, dan kau masih keluyuran entah kemana sejak pagi tadi ?! Kau mau kena detensi huh ?!” Sembur Yixing saat Yifan baru saja mengangkat telepon darinya.

Yifan menghela nafas panjangnya, “ Aku hanya jalan-jalan sebentar, tidak perlu khawatir. Katakan saja aku sedang di UKS, sakit ,”

“ Dasar bodoh ! Kenapa tidak bilang izin daritadi saja !”

“ Hn, bagaimana lagi ,” Ucap Yifan pasrah.

“ Eh ada apa dengan suaramu ? Kau sakit ?”

“ Aku baik-baik saja tuan muda Zhang. Jangan mengkhawatirkanku berlebihan ,”

“ Suaramu terdengar begitu parau, kau sedang tidak baik Wu. Adakah sesuatu yang bisa kau ceritakan padaku ?”

“ Tidak ada—“ Yifan memberikan jeda, “—Untuk sekarang ini, tidak ada yang ingin aku ceritakan ,”

“ Kalau begitu bagaimana—“

“ Yixing bisakah kau berhenti bicara ? Aku sedang membutuhkan ketenangan ,”

“ Umm, ya. Baiklah, maaf kalau aku cerewet. Kau tahu sendiri kan kalau a—“

“ Iya, sampai jumpa ,”

PIP

Sambungan diputus secara sepihak, dan Yifan bahkan tidak mau tahu kalau seseorang diseberang sana sedang merutuki sikap Yifan yang begitu seenaknya memutus sambungan telepon.

Yifan menyenderkan tubuh raksasanya ke batang pohon tua di taman belakang sekolah. Tempat dimana Yifan dan dia menghabiskan waktu istirahat dulu. Mengabaikan Yixing yang selalu mencarinya saat jam istirahat, dan mengomel setelah Yifan kembali untuk menuntut penjelasan darinya.

Semilir angin sejuk membelai permukaan kulit Yifan dengan hati-hati, begitu lembut, namun hal itu malah menarik Yifan masuk ke dalam memori-memori lamanya bersama dengan dia.

.

“ Yifan tunggu !” Seru Luhan dari seberang jalan, sementara Yifan masih terus berjalan dengan angkuh tanpa mempedulikan Luhan yang sudah tertinggal jauh di belakangnya.

Luhan berlari tanpa melihat lampu lalu lintas yang sudah berubah menjadi warna hijau.

Yifan menoleh ke belakang, sebelum akhirnya membulatkan matanya, dan berlari menarik Luhan ke sisi jalan, sebelum akhirnya sebuah mobil melaju kencang melewati mereka berdua.

“ Bodoh !” Seru Yifan yang masih memeluk Luhan dengan erat.

“ Ma—maaf ,” Ucap Luhan—nyaris terdengar berbisik. “ Aku tidak tahu—aku tidak melihat lampunya hijau. Kau melesat di depanku, kau terlihat marah—aku tidak mau—“

“ Sudah tidak apa-apa ,” Ucap Yifan sembari mengecup singkat puncak kepala Luhan. Luhan mendongak, dengan mata bulatnya yang berair.

“ Kyungsoo dan Minseok adalah sahabat yang kupunya dan selalu menemaniku, setelah kau. Mereka orang baik, dan aku tidak mungkin memiliki perasaan yang lebih dari itu—“

“ Iya aku tahu, aku minta maaf ,” Ucap Yifan setelah melepaskan pelukannya. Luhan mengangguk pelan, kemudian menghapus air matanya dengan kasar.

“ Jangan menangis. Aku juga hanya takut kehilangan orang yang penting bagiku ,” Yifan mengacak rambut Luhan dengan lembut, sembari menyunggingkan senyuman terbaiknya. “ Aku tidak pernah mengalah, apalagi minta maaf sebanyak ini pada seseorang. Dan kau adalah orang yang beruntung,”

Luhan memeluk manja lengan Yifan dengan malu-malu, dan itu hanya membuat Yifan semakin gemas padanya. “ Ayo pergi ,”

Yifan hanya tersenyum simpul. Ia sudah terbiasa dengan sifat Luhan yang sebenarnya sangat manja itu.

.

Yifan mengerjapkan matanya berulang-ulang. Berharap bayangan Luhan menghilang dari benaknya, namun nampaknya nihil. Semakin ia berusaha, semakin jelas pula bagaimana lekuk wajah Luhan saat tersenyum, dan itu begitu menyayat perasaannya.

“ Sial ,” Umpatnya pelan. Berharap bahwa langit tidak mendengar keluh kesahnya, akibat kesalahannya sendiri yang telah menyia-nyiakan perasaan orang yang ‘sebetulnya’ sangat penting di hidupnya.

Tapi semuanya sudah benar-benar terlambat. Dan ia tahu itu.

-Cinderella Man Step Brother-

“ Bagaimana kalau kuantar kau pulang kerumah ?” Tanya Baekhyun sambil memandangi Chanyeol yang masih membereskan meja terakhir di tempatnya bekerja.

“ Apa kau tidak percaya padaku ? Aku akan pulang Byun Baek, aku kan sudah janji padamu ,”

“ Aku hanya ingin memastikan saja kok ,” Cibil Baekhyun. Rasanya ingin sekali Chanyeol menarik kedua pipi Baekhyun sekuat tenaga saking menggemaskannya Baekhyun di matanya.

-Cinderella Man Step Brother-

“ Ternyata Luhan memiliki adik tiri, hn ?” Seringai sinis itu semakin mengembang di wajah Jongdae. Tangannya sibuk membulak-balik foto yang baru saja diberikan oleh Qifen padanya.

Foto itu memperlihatkan Baekhyun dan Luhan memasuki rumah yang sama.

“ Aku penasaran apa yang akan Luhan lakukan saat ia melihat foto-foto ini tersebar luas ke seluruh penjuru sekolah. Rasanya tidak sabar melihat wajah datarnya itu berubah menjadi panik. Dan bagaimana reaksi murid-murid sekolah setelah mengetahui bahwa selama ini pangeran sekolahnya menutup-nutupi hal ini ?” Jongdae tersenyum miring.

“ Senyummu terlihat mengerikan, tuan muda ,” Ucap Qifen sembari menggeleng-gelengkan kepalanya pelan.

“ Terimakasih atas pujiannya ,” Ucap Jongdae, sama sekali tidak menolehkan pandangannya dari foto-foto di tangannya. “ Besok aku ingin kau mengantarku ke sekolah—“

“ Bukankah memang biasanya begitu ?”

“ Jangan potong perkataanku dulu bodoh !” Jongdae menekuk wajahnya dengan kesal. “ Aku ingin kau mengantarku pagi-pagi sekali ,”

“ Tumben sekali tuan muda ingin datang pagi-pagi ,”

“ Aku ingin memasang perangkap untuk anak itu dengan tanganku sendiri. Kau tidak perlu banyak bertanya ,” Sahut Jongdae ketus.

“ Ya aku mengerti ,” Jawab Qifen. Berusaha memaklumi tuan mudanya yang memang tempramen. Apabila kehendaknya tidak dituruti, maka berakhirlah ia sebagai pengangguran lagi. Setidaknya ia tidak mau luntang-lantung di jalan sebelum membalaskan dendam pada mantan istrinya dan juga anaknya.

“ Bagus. Itu yang ingin kudengar darimu ,” Ucap Jondae yang kemudian berlalu dari hadapan Qifen.

-TBC-

A/N: maaf terlambat lagiiiiii *bow* sesungguhnya author gapunya jadwal apdet tetap. apalagi dengan kondisi author yang bergelimangan tugas ;;;; kabar gembiranya adalah author punya banyak ide buat fanfic lain ~ yeaaaay ~ *ditimpukin masa* yah... mungkin readers kecewa, bukannya nerusin fanfic malah nambah fanfic baru -_- tapi gimana lagi hasrat untuk melimpahkan ide ide ini sudah tak terbendung lagi ;; *apasih* oya, yang minta momen krishannya dibanyakin, tuh udah wahaha *ketawa jahat*

author punya sedikit spoiler untuk fanfic nanti, ada tiga cerita::

1. My Crescent Moon : (kris x girl!luhan) cerita ini terinspirasi dari drama kolosal the moon that embraces the sun. yifan adalah putera mahkota, kalau luhan anak jendral yang keluarganya dibunuh. yifan kecil jatuh cinta sama kecantikan luhan kecil, karena itu dia mencari tahu tentang luhan. tapi sayangnya, luhan menghilang setelah pembantaian keluarga jendral Lu. yifan gatau pasti luhan udah mati apa belum, soalnya firasatnya bilang luhan masih hidup. dan disinilah cerita dimulai~

2. Love Lesson : (kris x girl!luhan) cerita ini juga terinspirasi dari filmnya dbsk yang berjudul 'dating on the earth' tapi ga ditayangin karena di blok sama para cassiopeia wkwk *loh*. tentang perjodohan antara murid dan guru. luhan adalah murid seoul international school yang 'oon' banget di mata pelajaran kimia, yang gurunya killer dan bernama wu yifan kkk. ibu luhan dan ibu yifan udah janjian sejak sma mau ngejodohin anaknya nanti. ternyata perjodohan ini membuat hidup yifan yang tenang, berubah 360 derajat karena kehadiran luhan.

3. Jasmine : (kris x girl!luhan) cerita ini murni pemikiran author sendiri. tentang yifan si pengusaha kaya, dan luhan si gadis miskin yang tinggal di desa terpencil di china. yifan datang ke desa itu untuk menjadikan tempat itu tempat wisata karena banyaknya pemandangan alam yang indah. tetapi warga desa itu menolaknya dan membuat demo besar-besaran, dan luhan ikut andil di dalam demo itu. yifan yang secara tak sengaja bertemu pandang dengan luhan pun akhirnya langsung jatuh cinta. tapi bagaimana kalau cinta itu hanya bertepuk sebelah tangan karena luhan malah membenci yifan yang akan merusak desanya ?

.

gimana ? butuh voting readers cerita mana yang dipilih buat dilanjutin nanti. ditunggu komennya ya... he he he... ppyong~

 
 
 
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
ReLif_53 #1
Chapter 12: Ini udah 2018 dan authornya belom update.. Aku penasaran tau thor..
Everybodyluvbaekhyun #2
Chapter 12: Miin. Mana janjinya min. Katanya gamau bikin kita nunggu lama :')
blackladybird0990 #3
Chapter 12: lanjutin.. lanjutinn.. huaaa...
cheonsa_19 #4
Chapter 12: baekhyun tabah banget jadi orang.. T_T
sempet agak kesel ama sikap lulu ke baek. .✌
tpi aku suka ffnya ada percintaan keluarga persahabatan uu keren pokoknya..
ReLif_53 #5
Chapter 12: AAAAAAAA...
Akhirnyaaaaa lahir juga chap 12 ini.. Hehehe.. #tumpengan
kereeennn...
Luhan udah mulai depresi nie,, ayo authornim buat dia lebih menderita lagi..
Nextnya ditunggu.. Jangan lama2 Oke..
Semangattttt........!!!!!!!!!
keyhobbs
#6
Chapter 12: Aigoo...chen sejahat itu?ya ampun, aku gk bisa byangin, btw,suka bnget sama scene yg pas luhan d gendong ama chanyeol hihi, terus terus yifan yg udh mulai peduli lg sama luhan^^
akaeru #7
Chapter 12: baru nemu... langsung baca maraton... huaaa ceritanya seru.. tulisannya juga rapi.. Daebak lah pokoknya.. lanjut ya ... Fighting (๑و•̀ω•́)و
fulgensius #8
Chapter 12: Wahh keren :'v akhirny ad ff krishan lgi :'v trnyta krishan ship blo punah :'v keep writing thor ! I will wait ur next chap
siensien
#9
Chapter 12: akhirnya updet juga... chanlu momentnya cukup sweet hahahahaha...