Chapter 11

Cinderella Man Step Brother

Luhan berjalan di koridor sekolahnya dengan seluruh pandangan yang memandang padanya, dengan wajah sinis, bahkan beberapa terdengar membicarakannya dan menghinanya. Kedua alis Luhan saling bertautan. Pasti ada yang tidak beres…

Ia segera memutar balik langkahnya menuju ke majalah dinding pusat sekolah.

Dan benar saja. Semua ini adalah ulah ‘kawan’ lamanya, Kim Jongdae. Artikel-artikel yang mengatakan bahwa Luhan adalah kakak tiri Baekhyun, dan telah memperlakukan Baekhyun seperti budak. Luhan tidak mengingkari bahwa dirinya memang sering berbuat kasar pada Baekhyun, karena ia masih menganggap Baekhyun-lah yang telah membuat ayah tirinya meninggal. Tetapi ada beberapa bagian di dalam artikel itu yang dilebih-lebihkan oleh Jongdae. Seperti menyiksa Baekhyun hingga meninggalkan bekas luka di beberapa bagian tubuhnya, menyuruhnya melakukan pekerjaan asisten rumah tangga, dan memberikan nama panggilan yang terdengar begitu kasar.

“ Hyung ,” Sebuah suara lirih memenuhi gendang telinga Luhan. Ia melirik seseorang yang berada di sisinya. Byun Baekhyun, adik tirinya.

“ Bukan aku yang—“

“ Iya aku tahu ,” Potong Luhan. “ Aku tahu persis siapa dalang dibalik semua ini ,” Ucapnya kemudian berlalu dari hadapan Baekhyun. Percakapan mereka berdua mengundang banyak pasang mata untuk memperhatikan mereka.

Belum sampai beberapa langkah, sebuah tangan menahannya untuk pergi. “ Kau tidak akan memberikan penjelasan apapun ? Semua ini tidak benar kan ? Kau tidak pernah berbuat seperti itu padaku. Kau—hanya menganggapku tidak ada ,” Pada kalimat terakhir terdengar Baekhyun seperti berbisik pada dirinya sendiri.

“ Untuk apa memberikan penjelasan ? Orang-orang hanya mendengar apa yang ingin mereka dengar ,” Luhan tersenyum miring. “ Lagipula aku memang sering berbuat kasar padamu kan ?”

“ Tapi—“

“ Lepaskan tanganmu Baekhyun ,” Ucap Luhan, terdengar begitu dingin namun penuh dengan kesedihan bagi Baekhyun. “ Jangan campuri lagi urusanku ,”

“ Hyung ,” Lirih Baekhyun pelan, sebelum akhirnya melepaskan tangan Luhan.

“ Kau sudah lama tersiksa oleh sikapku kan ? Karena itu, sekarang adalah giliranku ,”

“ Maksudmu ?” Pertanyaan Baekhyun sama sekali tidak diindahkan oleh Luhan. Karena pemuda manis itu langsung berbalik dan berjalan pergi dengan keangkuhannya yang tak tertandingi, seperti biasa. Namun tiba-tiba…

PLOOOKK

Bau amis menjalar ke seluruh tubuh Luhan tatkala seseorang yang tidak bertanggung jawab itu melemparkan telur busuk tepat mengenai kepalanya.

“ Hyung !” Panggil Baekhyun. Luhan mengangkat tangannya, isyarat bahwa Baekhyun harus berhenti bergerak, tidak boleh bergerak lebih jauh untuk mendekatinya.

Luhan kembali berjalan seolah apapun tidak terjadi disana. Sementara murid-murid yang lainnya sibuk membicarakannya, dan lebih parah lagi menertawakannya.

Baekhyun hanya memandang sedih kakak tirinya yang masih berpura-pura tegar di  hadapan orang banyak. “ Hyung ,” Lirihnya pelan.

.

“ Astaga ! Luhan ,” Pekik Yixing saat melihat telur busuk itu mendarat mulus di kepalanya. Sementara pria jangkung yang berdiri di sampingnya hanya diam mematung, dengan mata yang membulat sempurna.

“ Siapa orang gila yang melakukannya ?!” Seru Yixing, yang masih disambut oleh keheningan Yifan.

Yixing menatap Yifan tidak percaya. “ Kau bahkan tidak berniat menolongnya sama sekali ? Lihat ia bahkan masih bisa bersikap sok kuat seperti itu ! Kau ini lelaki macam apa ?!” Seru Yixing, yang kemudian berlari menyusul Luhan. Meninggalkan Yifan yang masih mematung di tempatnya.

.

Luhan membasahi kepalanya dengan air dari wastafel. Ia menggosok kepalanya dengan kasar, namun bau telur busuk itu tidak kunjung hilang. Malah terasa semakin menempel di kepalanya.

“ Luhan kau tidak apa-apa ?” Tanya seorang laki-laki yang tiba-tiba saja menyembul dari pintu toilet. Luhan melirik lelaki yang familiar di benaknya, dari cermin besar di hadapannya.

“ Tidak ada yang perlu dikhawatirkan ,” Sahut Luhan terdengar begitu tenang. “ Semua ini akan berakhir dengan cepat ,”

Lelaki yang bernama lengkap Zhang Yixing menautkan kedua alisnya. “ Maksudmu ?”

Luhan menjawab pertanyaan Yixing hanya dengan sebuah senyuman simpul. Sebelum akhirnya memutuskan untuk pergi.

-Cinderella Man Step Brother-

Luhan baru saja hendak memasuki kelasnya, namun seluruh mata memandangnya dengan intens. Ia berjalan tak nyaman, namun ia sama sekali tidak menunjukkannya. Langkahnya tetap terlihat arogan seperti biasa, hanya saja respek murid-murid berbeda dari biasanya. Namun ia tidak ambil pusing untuk memikirkannya. Sekarang yang ia perlukan hanyalah menemukan cara untuk bertahan dari semua ini.

“ Hey Lu—“ Sapa Kyungsoo. Pemuda bermata burung hantu itu saat ini sedang mencoba untuk bersikap biasa saja, tidak menggubris rumor-rumor yang beredar tentang Luhan, sahabatnya.

Minseok yang baru saja menghampiri mejanya, langsung mengendus bau tak sedap yang menguar dari tubuh Luhan. “ Hey, pagi ini kau tidak mandi ya ? Baumu busuk sekali ,” Ucap Minseok yang mengundang sikutan dari Kyungsoo.

Luhan hanya tertawa pelan melihat kepolosan sahabatnya itu. “ Seseorang melemparku dengan telur tadi—“

“ Astaga !” Pekik Kyungsoo dan Minseok bersamaan.

“ Siapa orang yang berani melempar Master Lu dengan telur ?! Orang itu pasti sudah tidak waras !”

“ Dan apa motifnya sampai-sampai ia berani melempar telur kepadamu ?”

Gerutuan kedua temannya hanya membuat Luhan memutar bola matanya dengan malas. “ Kalian terlalu berlebihan. Kalian sendiri sudah tahu kan aku sudah pernah diperlakukan seperti ini sebelumnya ?”

“ Jangan mengalihkan pembicaraan Luhan. Kau belum menjawab pertanyaanku ,” Dengus Kyungsoo.

Luhan hanya menghela nafas panjang. Ia melirik ke sekitarnya—yang ternyata nampaknya begitu mendengarkan percakapan mereka dengan baik. Ia hanya bisa tersenyum miring. “ Seandainya aku tahu siapa orangnya, aku pasti akan berterimakasih padanya karena telah membuatku menjadi topik utama di sekolah ini. Dan untuk pertanyaan kedua, sepertinya kalian sudah membaca artikel tentangku di majalah dinding ,”

“ Jadi semuanya benar ?” Tanya Minseok.

“ Kau tidak akan mencoba untuk membersihkan nama baikmu ?” Kali ini Kyungsoo yang angkat bicara.

Luhan hanya menggelengkan kepalanya pelan. “ Semua itu memang benar. Lagipula unuk apa aku menjelaskan ke orang banyak, sementara orang-orang hanya akan mendengar apa yang ingin mereka dengar. Lebih baik kusimpan tenagaku saja ,”

PROK PROK PROK

Sebuah suara tepuk tangan terdengar, ketika Jongdae memasuki kelas dengan senyum merekah di wajah orientalnya.

“ Kebenarannya telah terungkap !” Seru Jongdae sembari menghampiri Luhan yang tengah menatapnya sengit. Hal itu mengundang tatapan mata dari seluruh penjuru ruangan, bahkan murid-murid yang tak sengaja lewat pun menyempatkan diri untuk berhenti untuk menonton pertunjukan hingga selesai.

The truth my !” Seru Minseok dengan kesal. Ia hampir saja menghajar wajah Jongdae hingga babak belur, jika saja Luhan dan Kyungsoo tidak menahannya.

“ Oh-ho, rupanya kau sudah punya anak buah, hm ?” Tanya Jongdae, yang sukses membuat Minseok semakin berdecak kesal.

“ Lepaskan aku ! Biar kuhajar siluman tulang pipi itu !” Seru Minseok. Kyungsoo dan Luhan berusaha menahan tawanya. Terkadang mulut Minseok yang tidak bisa dikontrol itu ada benarnya juga.

“ Apa kau bilang ?! Dasar bakpao !” Desis Jongdae. “ Yah Luhan ! Berapa banyak kau membayar mereka untuk tetap tinggal bersamamu, hm ?”

“ Bisa dibilang, aku membayar mereka dengan kesetiaanku sebagai sahabat. Bagaimana denganmu ? Sampai saat ini aku belum pernah melihat ada orang yang mau menjadi sahabatmu. Ah—jangankan sahabat, hanya sebatas teman pun sepertinya tidak akan ada yang sudi ,” Sahut Luhan yang tak kalah sengitnya dari Jongdae.

“ Dasar ka—“

“ Bisakah kalian tenang ?!” Seru Kyungsoo yang sukses membuat Minseok, Luhan dan Jongdae tutup mulut. “ Kalian ini sungguh kekanak-kanakkan sekali ! Untuk apa meributkan hal yang tidak penting ?”

“ Hey—marahi saja orang yang mengaku sebagai sahabatmu itu ! Dia yang memulainya duluan !” Tunjuk Jongdae kepada Luhan dan Minseok yang berada tepat di hadapannya.

“ Siapa yang kau maksud ? Aku ?” Tanya Luhan dan Minseok bersamaan.

“ Kalian kompak sekali rupanya. Kalian juga sama-sama menyebalkan. Jangan-jangan sebenarnya kalian juga kakak adik ?”

“ Ada ribut-ribut apa disini ?!” Seru Song sonsaengnim yang tiba-tiba muncul ditengah kerumunan. Dan akhirnya Luhan dan teman-temannya baru saja menyadari bahwa mereka telah menjadi bahan tontonan murid-murid lainnya. Mereka bahkan membuat lingkaran di sekitar Luhan, Minseok, Kyungsoo dan Jongdae.

“ Dia yang duluan !” Seru anak-anak tersebut, saling tuduh menuduh.

“ Detensi untuk kalian berempat. Jam istirahat temui aku di ruang guru. Mengerti ?” Ucap Song sonsaengnim.

“ Tapi sonsaengnim—“ Baru saja Jongdae angkat bicara, Song sonsaengnim langsung memotongnya.

“ Aku tidak menerima alasan dalam bentuk apapun ,” Ucapnya mutlak. Sementara Luhan, Minseok dan Kyungsoo hanya mendesah pasrah, karena ucapan sang guru sudah tak terbantahkan lagi. Mereka tidak ingin menambah hukuman mereka, karena mereka sudah tahu betul Song sonsaengnim adalah guru seperti apa.

“ Baik sonsaengnim ,” Ucap anak-anak itu bersamaan.

Pandangan Song sonsaengnim berkeliling ke seluruh penjuru kelas. Membuat murid-murid itu menelan ludah, takut-takut terkena hukuman yang sama. “ Apa yang kalian lihat ? Ayo bubar !” Dan komando itulah yang akhirnya mampu membuat kerumunan itu hilang dari pandangan Luhan.

-Cinderella Man Step Brother-

Pagi menjelang siang. Cuaca yang sangat pas untuk melakukan olahraga. Namun pemuda ini malah asik sendiri di kelasnya sembari memandangi langit luas. Matanya menerawang jauh seolah-olah tengah melukiskan wajah seseorang dari awan-awan itu. Dialah Wu Yifan, satu-satunya orang yang sangat malas berolahraga di sekolah, hanya karena tidak ingin mendengar teriakan gadis-gadis—atau lebih tepatnya adalah memujanya. Ia tidak suka diganggu, atau sedang tidak ingin diganggu. Pikirannya melayang kemana-mana. Memutar balik kejadian-kejadian yang seharusnya tidak ia ingat.

BRAAAAKKKK

Yifan mengalihkan pandangannya pada suara seseorang yang tengah menggebrak mejanya. Dan orang yang tak terduga itu adalah Zhang Yixing, sang sahabat. Lamunan-lamunan masalalu Yifan pun buyar seketika. Yang ia lihat sekarang adalah wajah marah dari sang sahabat. Padahal Yixing bukanlah orang yang cepat marah, yah walaupun terkadang hal itu tidak berlaku apabila menyangkut soal Yifan. Terkadang sifat Yifan yang begitu berkepala batu itu, bisa juga membuat hati Yixing dongkol. Dan inilah yang terjadi apabila kesabaran Yixing telah mencapai puncaknya.

“ Seharusnya kau lihat tadi bagaimana ekspresi wajahnya !” Seru Yixing sembari menarik kerah kemeja Yifan. Untung saja saat itu kelas sepi karena seharusnya saat ini adalah jam pelajaran olahraga, karena itu perlakuan Yixing terhadap Yifan tidak akan menjadi bahan tontonan orang banyak.

Yixing menatap lurus kedua manik kecoklatan milik Yifan yang terlihat begitu kosong, sebelum akhirnya menghempaskan tubuh yang sebenarnya lebih besar dibandingkan dengan tubuhnya. “ Ia bahkan masih bisa tersenyum. Aku tidak tahu hatinya terbuat dari apa. Mungkin ia sudah terlalu kuat karena setiap harinya mendapatkan penolakan darimu sejak dulu ,”

Yifan masih terdiam. Ia tidak berbicara apapun, atau mungkin lebih tepatnya adalah tidak ingin. Mengatakan apa isi hatinya, sama saja seperti mengorek luka lamanya—yang tak kunjung kering. Ia tidak tahu apa yang dapat mengobati hatinya.

Luhan. Luhan. Luhan. Seandainya saja Yixing tahu bahwa saat ini Yifan hanya sedang memikirkan Luhan, Yifan pasti tidak perlu kesulitan untuk mengutarakan perasaannya. Yifan bahkan tidak tahu siapa yang lebih terluka, apakah ia atau Luhan ? Pernyataan Luhan kemarin benar-benar sukses menyeretnya ke dalam jurang tak berdasar. Seandainya saja Yixing tahu bahwa sebenarnya Yifan juga sangat ingin membalas cinta Luhan, mungkin kejadiannya tidak akan serumit ini. Yang Yifan bisa hanyalah merutuki dirinya sendiri. Dia, kebodohannya, egonya, dan juga harga dirinya yang begitu ia junjung.

“ Lalu apa yang harus kulakukan ?” Yifan membuka suara. Tatapannya begitu hampa di udara. Benar-benar seperti mayat hidup. Yixing bahkan menyesal karena telah berbuat kasar pada teman lamanya itu.

Yifan mengalihkan pandangannya lurus ke kedua manik Yixing. “ Apa yang harus kulakukan ketika ia mengatakan bahwa ia tidak akan memperjuangkanku lagi ?”

Yixing membulatkan matanya. Jadi Luhan telah memutuskan untuk menyerah ?

“ Jawab aku Zhang Yixing !” Seru Yifan yang sukses membuyarkan pikirannya tentang Luhan.

“ Kejar dia ,” Ucap Yixing pada akhirnya.

Yifan menautkan kedua alisnya. “ Bagaimana kalau ia menolakku ?”

“ Kau bahkan belum mencobanya !”

“ Aku tidak punya kekuatan untuk mencobanya ,” Yifan kemudian berdiri dan berjalan keluar dari kelasnya.

“ Kau mau pergi kemana Wu Yifan ?” Seru Yixing. Yang sukses menghentikan langkah Yifan, walaupun hanya sebentar. Tanpa menolehkan wajahnnya, pemuda itu berkata, “ Ke tempat dimana tidak ada orang sepertimu ,” kemudian berlalu begitu saja. Meninggalkan Yixing yang tengah berdiri dengan wajah frustasi.

“ Aish anak itu !” Dengus Yixing. “ Lagipula untuk apa juga aku mengurusi kisah cinta orang lain ?”

-Cinderella Man Step Brother-

Luhan menengadahkan wajahnya untuk menatap awan yang bergerak beriringan di langit. Begitu lambat. Luhan sangat menikmatinya, sendirian. Kedua sahabatnya kini mungkin tengah menikmati santap siangnya di kantin sekolah, tanpa Luhan bersama mereka. Setelah perdebatan panjang—karena Minseok dan Kyungsoo tetap bersikukuh mengajak Luhan makan siang di kantin, tetapi Luhan juga tetap pada pendiriannya tidak ingin ikut (karena ia yakin jika ia ikut nanti, akan banyak kekacauan yang terjadi di sana). Ia tidak ingin menjadi bahan pembicaraan, dan membuat kedua sahabatnya merasa terganggu.

Beberapa hari terakhir ia merasa hidupnya terusik. Berterima kasihlah pada Jongdae karena ia telah membuat hidup Luhan semakin berwarna, gelap.

Atap sekolah memang salah satu spot yang paling tenang, setelah taman belakang sekolah, karena hanya beberapa murid saja yang mau mendatangi tempat seperti itu dan salah satunnya adalah Luhan. Menikmati hembusan angin yang membelai wajahnya pelan. Seakan mengundangnya untuk masuk ke dalam alam mimpi.

Luhan membuka kelopak matanya ketika ia merasakan sebuah tangan yang besar dan hangat bertengger di atas bahu kanannya. Ia menolehkan pandangannya untuk mendapati sebuah wajah yang kentara begitu hangat. Air wajah itu sangat ia rindukan, setelah beberapa tahun yang lalu berpisah—untuk selamanya.

Byun Taesung, ayah tirinya.

Luhan mengukir sebuah senyuman di wajahnya. Melihat wajah sang ayah, seakan membuat beban hidupnya terangkat semua.

Wajah yang menenangkan itu, kini tengah tersenyum kepadanya…

“ Hyung ?” Panggil bayangan itu.

Luhan mengerjapkan matanya berkali-kali, dan akhirnya kembali ke dunianya. Mendapati Baekhyun yang tengah tersenyum kecil kepadanya, tapi Luhan sama sekali tidak kecewa. Wajah Baekhyun dan ayahnya memang tidak identik, karena Baekhyun lebih mirip dengan ibunya.

“ Hyung ?” Panggil Baekhyun sekali lagi. Luhan membuang wajahnya.

“ Aku hanya ingin memberikan bentomu. Kau meninggalkannya di meja makan ,” Ucap Baekhyun sembari menyodorkan kotak makannya pada Luhan. Namun sang kakak hanya terdiam. Tidak mengambil bekalnya, atau bahkan berbicara sepatah katapun.

“ Aku simpan disini ya ,” Baekhyun menaruh bento milik Luhan tepat di samping Luhan. Hatinya sedikit teriris, namun ia sudah merasakan hal seperti ini sebelumnya, bahkan lebih dari ini. “ Jangan lupa dimakan ,” Ucapnya terakhir kali sebelum akhirnya pergi dari tempat itu. Menemui seseorang yang berdiri di dekat pintu. Park Chanyeol.

Luhan tidak terkejut mengapa Baekhyun mengetahui tempat rahasianya. Karena Baekhyun selalu mengikutinya kemanapun. Mengulik setiap detail dari sisi Luhan yang lain.

Yang Baekhyun tidak tahu adalah, sejak saat Baekhyun menyimpan bento milik Luhan disampingnya, Luhan tengah menangis dalam diam.

.

“ Kau tidak apa-apa ?” Tanya Chanyeol saat Baekhyun berdiri di hadapannya.

“ Um !” Sahut Baekhyun, terdengar riang dengan senyuman khasnya. Yah, bagaimanapun Chanyeol menanyakan perasaannya, atau kondisinya, ia pasti akan menjawab ‘tidak apa-apa’.

Menghela nafas pelan, Chanyeol menggenggam tangan Baekhyun dan menariknya pergi dari sana. “ Ayo ,”

.

PIP PIP

Luhan mengamit ponselnya yang berada di saku celananya. Kedua manik kecoklatannya menatap lurus layar ponselnya, setelah mengetahui siapa orang yang baru saja mengganggu masa-masa tenangnya. Xi Jiangyi, sang ibunda.

“ Yoboseo ?” Ucapnya setelah sepersekian detik memandangi layar ponselnya.

“ Yoboseo Luhannie ?” Panggil suara di seberang sana. Luhan begitu merindukan suara itu, meski baru ditinggal beberapa minggu keluar negeri.

“ Hm ,” Jawab Luhan tenang.

“ Apa kabarmu, nak ? Ibu benar-benar sangat merindukanmu ,”

“ Baik. Aku juga ,”

“ Bagaimana dengan sekolahmu ? Apa kau melakukannya dengan baik, seperti biasa ?”

Luhan terdiam sebentar sebelum menjawab. Ia tidak mungkin mengatakan bahwa ia menjadi trending topic di sekolahnya karena artikel-artikel tentang masalalunya. Jika ia mengatakan semuanya, bisa saja sang ibu kembali ke Seoul, dan memindahkan Luhan ke sekolah lain, seperti yang pernah ia lakukan saat Luhan duduk di sekolah dasar, dan sekolah menengah pertama.

“ Hm ,” Jawab Luhan lagi.

“ Syukurlah kalau begitu. Ibu lega mendengarnya. Akhir-akhir ini ibu selalu memimpikanmu menangis. Ibu kira ini adalah pertanda buruk. Syukurlah jika tidak, mungkin ibu hanya terlalu merindukan anak ibu ,”

“ Ibu ?” Panggil Luhan, sama sekali tak mengindahkan curahan hati sang ibu dari seberang sana.

“ Ya anakku ?”

“ Kau—tidak akan menanyakan kabar Baekhyun ?”

Jika saja sang ibu berada tepat di hadapan Luhan, mungkin saja Luhan bisa mendapati bagaimana ekspresi terkejut sang ibu. Jiangyi tidak pernah mendengar sedikitpun nama itu disebut oleh Luhan. Ada apa dengannya ?

“ Han, anakku. Ada apa denganmu ?”

“ Jawab saja bu ,”

“ Dia bukan anak ibu. Jadi untuk apa ibu menanyakannya ?”

Tapi ia adalah anak ayah… Batin Luhan. Hanya ia sama sekali tidak menyuarakan hatinya. Ia hanya terdiam mendengar jawaban ibunya.

“ Memangnya ada apa ? Ini tidak seperti kau ,”

“ Tidak apa-apa. Aku hanya ingin tahu saja ,” Jawab Luhan asal.

“ Kalau begitu sudah ya. Sebentar lagi ibu akan ada rapat. Jaga dirimu baik-baik Luhan ,”

“ Ya ,”

PIP

Dan sambungan pun terputus.

Luhan menatap layar ponselnya beberapa lama. Pikirannya melayang-layang pada anak laki-laki yang berstatus sebagai adik tirinya, Byun Baekhyun. Ia bahkan tidak pernah menuntut apapun dari Luhan atau ibunya. Ia selalu menerima apapun perlakuan Luhan dan ibunya, padanya. Baekhyun jarang sekali terlihat menangis di hadapan ibu tirinya, mungkin ia berpikir untuk tidak membebani ibu tirinya lebih jauh lagi. Jika Luhan dan ibunya tidak menganggap Baekhyun sama sekali, maka Baekhyun benar-benar tidak memiliki keluarga lagi. Sendirian.

Lalu bagaimana hari-harinya selama hampir tiga tahun di China, sendirian di tengah rumah yang besar ? Tanpa kehadiran sosok orang tua, baik ibu apalagi ayah. Baekhyun tidak berhak menerima perlakuan seperti ini.

“ Ayah maafkan aku ,” Bisik Luhan di tengah isak tangisnya, yang entah sejak kapan keluar dari bibir tipisnya. Ia menggosokkan kedua tangannya sembari berlutut, seolah-olah sang ayah kini benar-benar berada di hadapannya.

“ Baekhyun maafkan aku ,” Tangisannya semakin menjadi-jadi. “ Aku pantas mati ! Aku pantas mati !”

“ Ayah maafkan aku !” Ucapnya berulang-ulang. Tanpa mengetahui di seseorang tengah mentap lurus ke arahnya dengan tatapan yang begitu lirih, sebelum akhirnya memutar badannya untuk pergi dari tempat itu.

.

“ Kami pulang !” Seru dua anak laki-laki yang baru memasuki sebuah mansion mewah.

“ Kalian sudah pulang ?” Sambut sang ibu, Jiangyi.

“ Ibu !” Seru Baekhyun dan Luhan bersamaan. Kedua anak itu segera berhambur ke pelukan ibunya. Tak lama kemudian seorang pria tampan muncul dari balik ruangan kerjanya.

“ Ayah !” Seru kedua anak itu. Mereka segera melepaskan pelukan mereka dan berhambur menuju ke pelukan ayahnya, Byun Taesung. Kemudian sang ayah terjatuh karena terdorong oleh pelukan kedua anaknya—saking bersemangatnya.

“ Oh-ho, aku bisa mematahkan tulang punggungku jika kalian memelukku seperti itu !” Seru sang ayah dengan nada yang kentara dibuat-buat begitu sedih, diiringi dengan tawa riang kedua anak laki-laki itu.

“ Bagaimana hasil ujian kalian ?” Tanya sang ayah, ketika mereka berhasil berdiri setelah sekian lama tertawa.

“ Aku dapat nilai 85 !” Sahut Baekhyun sembari mengacungkan kertas ujiannya.

“ Anak pintar !” Puji sang ayah sembari mengacak-acak rambut Baekhyun. “ Bagaimana denganmu Luhan ?”

“ Aku dapat nilai sempurna ,” Jawab Luhan dengan semangat, ia mengeluarkan kertas ujian untuk sang ayah lihat. Taesung mengamit kertas itu, dan benar saja. Luhan mendapat nilai sempurna. Tidak ada kesalahan sedikitpun. Ia mengalihkan pandangannya pada sang anak, lalu menggendongnya dengan sayang.

“ Anakku memang pintar !” Serunya sembari memutar-mutar tubuhnya. Sementara Luhan tertawa begitu riang.

Baekhyun melihat keduanya dengan seulas senyuman simpul. Ia memang sedikit iri, karena Luhan mendapatkan perlakuan istimewa. Tapi itu adalah salahnya sendiri. Ia tidak belajar keras seperti Luhan, padahal jika ia belajar dengan giat, ia pun akan mendapatkan nilai sempurna sama seperti kakaknya.

“ Sudah-sudah, ayo kita makan siang terlebih dahulu ,” Ucap sang ibu. “ Ibu sudah mempersiapkan makan siang yang istimewa untuk malaikat-malaikat kecil ibu ,”

“ Asyik !” Seru ketiga pria itu, dan mereka pun berlomba menuju ke meja makan.

Makan siang berlangsung begitu tenang. Masing-masing anggota keluarga menikmati makanannya dan menyantapnya dengan lahap.

“ Ayah punya hadiah untukmu, karena kau telah belajar dengan keras Luhan ,” Ucap sang ayah, memecahkan keheningan.

“ Hadiah ?” Tanya Luhan tidak percaya. “ Benarkah ?”

“ Jjaaaang !” Taesung mengeluarkan sebuah dus besar yang dibalut dengan kertas kado bercorak garis warna-warni.

“ Terimakasih ayah !” Luhan segera mengambil kadonya dan membukanya. Matanya membulat sempurna saat melihat isi dari kado tersebut. “ Uwaaah ! Ranger merah dan ranger hitam edisi terbatas ! Bagaimana ayah bisa tahu aku sangat menginginkan hadiah ini ?”

“ Rahasia ,” Sahut sang ayah sembari tersenyum jahil. “ Kau tidak mau memeluk ayahmu ini, hm ?”

Luhan tersenyum lalu turun dari kursinya, dan langsung memeluk erat ayahnya. “ Aku benar-benar menyukai hadiahnya. Terimakasih ayah !”

Baekhyun lagi-lagi hanya tersenyum kecil, dan melanjutkan makan siangnya dalam diam. Ia tidak pernah protes, bahkan saat Luhan mencuri perhatian sang ayah dari dirinya. Itu wajar, pikirnya. Ia tidak mungkin bertindak egois lagi, karena ia bukan anak tunggal lagi disini. Ia sudah memiliki saudara tiri, kakak tirinya, Luhan.

“ Nah Baekhyun, kau harus belajar lebih giat lagi. Ayah juga akan membelikanmu hadiah yang sama, jika kau mendapat nilai sempurna seperti kakakmu. Mengerti ?”

“ Baik ayah ,” Sahut Baekhyun sembari tersenyum.

.

“ Beruntung sekali ,” Ucap Baekhyun sesampainya di kamarnya, sekaligus kamar Luhan. Mereka memang tidur di kamar yang sama, karena mereka masih duduk di bangku sekolah menengah pertama, walaupun Luhan berada di satu tingkat lebih atas dari Baekhyun.

“ Hm ,” Luhan bergumam pelan, sembari memainkan kedua ranger-nya di atas ranjangnya. Baekhyun terus memandangi ranger merah dan ranger hitam edisi terbatas itu, nyaris tak berkedip. Jika dilihat secara langsung, kedua mainan itu terlihat begitu bagus. Tak aneh mengapa harganya mahal, sampai-sampai Baekhyun rela mati-matian menyisihkan tabungannya, sementara Luhan mendapatkannya dengan cuma-cuma.

Luhan mendapati Baekhyun yang terus memperhatikan mainan yang berada di tangannya. Ia tahu Baekhyun sangat menginginkannya, karena itulah ia menyodorkan ranger merah itu pada Baekhyun.

Baekhyun membulatkan mata sipitnya saat Luhan menyodorkan mainan itu kepadanya. “ Hyung ,”

“ Ini untukmu ,” Ucap Luhan sembari tersenyum.

“ Tapi ini milikmu. Kau pantas mendapatkannya ,” Ucap Baekhyun ragu-ragu.

“ Ambil saja. Setelah ini, kau harus berjanji padaku, kau harus mendapatkan nilai sempurna ,”

“ Hyung—“ Baekhyun tidak sadar bahwa air matanya telah terjatuh, dan meluncur di pipi mulusnya.

“ Hey-hey jangan menangis ! Kalau ayah lihat bisa gawat !” Seru Luhan sembari menghapus air mata Baekhyun.

Baekhyun buru-buru memeluk Luhan dengan erat, seolah tidak ingin melepaskannya. “ Terimakasih hyung ! Aku sangat menyayangimu !”

“ Iya, aku juga ,” Ucap Luhan sembari mengusap-usap punggung Baekhyun.

“ Kau menyayangiku juga ?” Baekhyun menatap Luhan dengan mata yang berbinar.

“ Tidak. Maksudku, aku juga menyayangi diriku sendiri ,” Ucap Luhan kemudian tertawa dengan keras.

Baekhyun mengerucutkan bibir tipisnya. “ Hyung !”

“ Aku hanya bercanda. Aku juga menyayangimu ,” Ucap Luhan sembari tersenyum. Dan mereka berdua pun tertawa pelan.

-To Be Continued-

A/N: tumben bisa update cepet >< wkwk semoga kalian suka. jangan lupa tinggalkan komentar kalian di box dibawah ini~ terimakachuu :3

 
 
 
 
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
ReLif_53 #1
Chapter 12: Ini udah 2018 dan authornya belom update.. Aku penasaran tau thor..
Everybodyluvbaekhyun #2
Chapter 12: Miin. Mana janjinya min. Katanya gamau bikin kita nunggu lama :')
blackladybird0990 #3
Chapter 12: lanjutin.. lanjutinn.. huaaa...
cheonsa_19 #4
Chapter 12: baekhyun tabah banget jadi orang.. T_T
sempet agak kesel ama sikap lulu ke baek. .✌
tpi aku suka ffnya ada percintaan keluarga persahabatan uu keren pokoknya..
ReLif_53 #5
Chapter 12: AAAAAAAA...
Akhirnyaaaaa lahir juga chap 12 ini.. Hehehe.. #tumpengan
kereeennn...
Luhan udah mulai depresi nie,, ayo authornim buat dia lebih menderita lagi..
Nextnya ditunggu.. Jangan lama2 Oke..
Semangattttt........!!!!!!!!!
keyhobbs
#6
Chapter 12: Aigoo...chen sejahat itu?ya ampun, aku gk bisa byangin, btw,suka bnget sama scene yg pas luhan d gendong ama chanyeol hihi, terus terus yifan yg udh mulai peduli lg sama luhan^^
akaeru #7
Chapter 12: baru nemu... langsung baca maraton... huaaa ceritanya seru.. tulisannya juga rapi.. Daebak lah pokoknya.. lanjut ya ... Fighting (๑و•̀ω•́)و
fulgensius #8
Chapter 12: Wahh keren :'v akhirny ad ff krishan lgi :'v trnyta krishan ship blo punah :'v keep writing thor ! I will wait ur next chap
siensien
#9
Chapter 12: akhirnya updet juga... chanlu momentnya cukup sweet hahahahaha...