Chapter 1

Cinderella Man Step Brother

Entah kenapa cuaca sangat dingin hari ini—atau mungkin karena musim dingin baru saja berakhir. Seorang anak laki-laki berlari dengan tergesa-gesa, sebuah shawl bernuansa biru yang didominasi oleh warna putih yang bertengger di leher hingga menutupi bibir ranumnya—ikut terhempas seirama dengan langkah kaki lelaki itu. Rambut cokelat agak ikal miliknya pun tersibakkan angin. Nafasnya tersengal-sengal, tapi mau bagaimanapun ia tidak mau datang terlambat di hari pertamanya bersekolah.

BRUUUUUUUUUGGGHHH

“ Ouch ,” Desah Baekhyun saat kakinya menghantam roda sepeda dengan keras, membuat sepeda-sepeda yang terparkir rapi terjungkir ke samping selayaknya domino, sedangkan Baekhyun ? Lututnya menghantam permukaan jalan yang agak berlubang dan tajam, membuat celana sekolahnya sobek, dan menampakkan kulit mulusnya yang kini berhiaskan luka yang mengeluarkan banyak darah. Dagunya pun dengan sukses membentur jalanan beraspal hingga menimbulkan luka di wajah manisnya. Barang-barang dan tas sekolahnya pun ikut berhamburan.

Dengan ringisan-ringisan kecil, Baekhyun berdiri dan berusaha berjalan walaupun tertatih. Ia memberdirikan sepeda satu per satu. Sampai..

KREEEEEEEEKK                                  

Baekhyun mendongakkan kepalanya ketika ia mendapati seseorang tengah membantunya. Lelaki itu tidak berkata sepatah katapun atau bahkan ia tidak menatap Baekhyun sama sekali. Baekhyun segera tersadar dari lamunannya dan kembali memberdirikan sepeda-sepeda lainnya.

“ Aku tidak pernah melihatmu sebelumnya ,” Ucap namja itu yang akhirnya membuyarkan fokus Baekhyun pada sepeda-sepeda itu. Baekhyun menatap namja yang ternyata sangat tinggi, dengan sebuah senyuman cerah menghiasi wajahnya.

“ Kau anak baru ya ?” Tanya lelaki itu lagi. Baekhyun mengangguk pelan. Setelah membereskan barang-barangnya yang sempat berhamburan di jalan, ia kembali mendongak pada lelaki itu.

“ Terimakasih ,” Ucap Baekhyun pelan—mendekati berbisik.

Namja itu tersenyum lagi. “ Seharusnya aku yang berterimakasih padamu ,” Lelaki itu membelakangi Baekhyun dan berjongkok di depannya. “ Naiklah ,”

“ Eh ?”

“ Ayo naik, kau tidak mungkin berjalan dengan kondisi seperti itu kan ?” Ucap lelaki itu ramah. Semburat merah muncul di pipi Baekhyun. Bagaimana mungkin seseorang yang baru saja mengenalnya, bisa sangat peduli padanya—berbeda dengan keluarga kecilnya.

“ A—aku tidak apa-apa kok. Aku bisa ,” Jawab Baekhyun gugup.

“ Kau ingin dihukum karena terlambat ? Ayo !”

“ Ti—tidak apa-apa kok. Aku—“

Namja tampan itu membalikkan tubuhnya dengan alis yang bertaut. “ Bagaimana bisa saat seperti ini kau masih bisa keras kepala ? Tinggal naik saja apa susahnya ?”

Baekhyun sedikit tersentak. Sejujurnya ia tidak tahu bagaimana cara berinteraksi dengan orang lain seperti ini, lebih tepatnya tidak berani.

“ Tidak apa-apa kok ,” Baekhyun bergumam pelan, tetapi nampaknya namja itu bisa mendengarnya, karena lelaki itu langsung berkata, “ Baik-baik, kalau kau tidak mau. Tapi pikirkan tentang hari pertamamu di kelas. Kau mau di cap murid tidak baik ?”

Baekhyun terdiam sebentar, sebelum akhirnya ia menautkan kedua tangannya di pundak namja itu dan namja itu berdiri. Kedua tangannya yang besar memegang kaki Baekhyun untuk menahan keseimbangannya, dan mulai berjalan.

“ Bagaimana mungkin namja dengan tubuh kecil sepertimu bisa seberat ini ?” Ucap lelaki itu sembari tertawa.

Baekhyun membelakkan matanya. “ Mi—mianhae ,”

“ Hahaha—tidak aku hanya bercanda. Namaku Chanyeol, kau ?”

“ B—baekhyun. Byun Baekhyun ,” Jawab Baekhyun dengan gugup.

“ Nama yang indah, seperti pemiliknya ,” Chanyeol tersenyum, tidak menyadari kalau pujiannya bisa saja membuat Baekhyun pingsan.

“ Yixing sunbae !” Panggil Chanyeol pada seseorang yang sedang merapikan obat-obatan di lemari obat.

Lelaki yang dipanggil Yixing itupun menoleh dan membenahi kacamatanya. “ Hey Chanyeol ! Eh—siapa dia ? Ada apa dengannya ?”

Chanyeol mendudukkan Baekhyun di ranjang, dan ia duduk di sisi ranjang yang lain. “ Barusan ia terjatuh ,” Jawabnya singkat dan padat.

“ Aku sudah bisa melihatnya sebelum kau menjelaskannya ,” Yixing memutar bola matanya. “ Siapa namamu ?” Tanyanya sembari tersenyum pada Baekhyun.

“ B—baekhyun ,” Lagi-lagi Baekhyun gugup.

“ Hh, kukira Chanyeol berulah lagi—“ Dengus Yixing. “—untungnya tidak ,”

“ Hey sunbae ! Memangnya seburuk apakah aku dimatamu ?!” Dengus Chanyeol. “ Bae—baek—siapa namamu ?”

“ Baekhyun !” Sahut Baekhyun cepat. Bagaimana mungkin anak di hadapannya ini bisa melupakan namanya begitu cepat ?

“ Ah iya, aku lupa—hehe ,” Chanyeol menggaruk kepalanya yang tidak gatal. “ Celanamu sobek, kau bisa gunakan punyaku ,”

“ Hah ? Ah ! Ti—tidak, ti—tidak usah repot-repot be—begitu ! A—aku masih punya dirumah ,” Jawab Baekhyun gelagapan atas tawaran Chanyeol yang terkesan begitu intim bagi Baekhyun.

“ Hey kau mau image-mu jelek di depan orang banyak, eoh ?” Tanya Chanyeol. “ Atau aku perlu melepaskan celanaku disini saja ? Biar—“

“ Tidak !!! Tidak perlu ! Iya-iya, tapi lakukan di toilet oke ?!” Potong Baekhyun cepat, yang sukses membuat cengiran itu merekah kembali di wajah Chanyeol.

“ Di ruang kesehatan ini, ada dua toilet kok.. Yang satu untuk perempuan dan yang lainnya untuk laki-laki ,” Jelas Yixing.

Chanyeol buru-buru bangkit menghampiri toilet laki-laki sebelum akhirnya sebuah tangan mencegahnya. “ Tunggu !”

Chanyeol menolehkan pandangannya pada Baekhyun yang sudah bersemu merah. “ Biar aku gunakan toilet laki-laki ,” Ucap Baekhyun tanpa melihat Chanyeol, membuat Chanyeol tertawa keras dan mengalah.

“ Baiklah-baiklah ,” Ucap Chanyeol dan memasuki toilet wanita.

Beberapa saat kemudian Chanyeol membukakan pintunya sedikit dan berteriak, “ Baekyun, kau sudah ?”

Baekhyun pun membuka pintu toiletnya sedikit dan menengokkan kepalanya, ia mengangguk cepat. Setelahnya, Chanyeol segera memberikan celananya pada Baekhyun dan begitu juga dengan Baekhyun.

Mereka menutup pintu bersamaan. Dan tak lama kemudian mereka keluar dari toilet.

Baekhyun dengan celana yang kebesaran, dan super panjang, hampir menutupi sepatunya dan menyentuh lantai. Sedangkan Chanyeol dengan celana yang ‘pas’, celananya hampir seperti model celana ¾, hanya dengan sobekan di bagian lutut.

Yixing menatap Chanyeol dan Baekhyun bergantian, dan tertawa. Baekhyun menundukkan wajahnya karena malu, sedangkan Chanyeol menaikkan sebelah alisnya. “ Ada yang salah ?”

“ Tidak ,” Jawab Yixing disela tawanya. Ia menepuk ranjang di depannya. “ Baekhyun-ah, kemarilah, biar kuobati lukamu ,”

Baekhyun pun mendudukkan dirinya di ranjang. Ia menggulungkan celananya hingga ke paha, mengekspos lukanya yang masih mengeluarkan darah segar.

Chanyeol pun berbaring di ranjang lain sembari mengamati Baekhyun dan lukanya. “ Hoaaam !!” Chanyeol menguap, Baekhyun melirik padanya, namun buru-buru mengalihkan pandangannya sebelum Chanyeol mengetahuinya.

Chanyeol memejamkan matanya, dan tak butuh waktu yang lama untuknya terlelap.

Tangan Yixing dengan cekatan membersihkan luka di dagu dan lutut Baekhyun dengan menggunakan anti septic. Dan membuka plester untuk menutupi luka di dagu Baekhyun, sedangkan di lutut, ia menggunakan perban dan betadine dan menutupi permukaan lutut Baekhyun yang terluka.

Yixing tersenyum melihat hasil kinerjanya, “ Selesai ,”

Baekhyun mengangguk. “ Kamsahamnida sunbae ,”

“ Cheonma—“ Jawab Yixing. “ Aku tidak pernah melihatmu. Kau pasti murid baru ,”

Baekhyun mengangguk mantap. “ Namaku Byun Baekhyun, Oh sonsaengnim bilang kelasku 11-A ,”

“ Wali kelasmu Oh sonsaengnim ? Wah beruntung sekali ,” Ucap Yixing, membuat Baekhyun memiringkan kepalanya sedikit seolah mengatakan ‘kenapa memangnya?’

“ Dia itu baik sekali kepada siapapun, yah terkecuali bocah ini ,” Tutur Yixing sembari tertawa, matanya melirik Chanyeol yang sudah tertidur lelap. “ Baekhyun, kau cepatlah ke kelas. Sebentar lagi pelajaran akan dimulai ,”

“ Ta—tapi Chanyeol—“

Yixing tertawa, “ Anak ini sudah biasa seperti ini. Kau tidak mau terlambat kan ?”

Baekhyun mengangguk.

“ Ya sudah cepatlah !”

“ Ne, sekali lagi terimakasih banyak Yixing sunbae !” Baekhyun  tersenyum dan berjalan dengan tergesa walaupun harus tertatih menuju ke ruang guru.

-Cinderella Man Step Brother-

Namaku Byun Baekhyun, 17 tahun. Untuk kedua kalinya aku menginjakkan kakiku di kampung halamanku, Korea. Kenapa untuk kedua kalinya ? Karena sebelumnya aku tinggal di China bersama dengan ayahku—Byun Taesung, ibu tiriku—Xi Jiangyi dan kakak tiriku—Xi Luhan. Ibuku yang cantik—Byun Jungsoo meninggal saat aku berumur 10 tahun karena penyakit pengerasan hati yang dideritanya. Mereka bertemu dengan ayahku, satu tahun tepat saat ibuku sudah meninggal. Setelah menikah dengan ibu tiriku, kami pindah ke China—kampung halaman ibu dan kakak tiriku. Tapi 3 tahun kemudian, ayahku kecelakaan dan meninggal setelah koma selama beberapa hari.

Tidak banyak yang bisa dibanggakan dalam hidupku. Jika orang bilang hidupku menyedihkan, memang benar begitu kenyataannya. Setelah ayahku meninggal dunia, ibu dan kakak tiriku berubah drastis. Mereka memperlakukanku selayaknya budak, disuruh ini dan itu. Tapi aku tidak bisa menolak, apalagi saat mereka bilang aku adalah pembawa sial dan menyalahkanku atas kematian ayah. Ayahku kecelakaan karena saat itu ada pertemuan orang tua, dan aku bersikeras ingin ia datang dari Korea, karena ibu tiriku pasti lebih memilih datang ke pertemuan orang tua di sekolah kakak tiriku. Sesampainya di Korea, ia menyetir sambil meneleponku. Dan kejadian naas itu datang. Sebuah truk berlawanan arah, dengan supir yang sedang mabuk—menyetir truknya dengan ugal-ugalan. Ayahku menghindari truk itu, tapi menabrak pembatas jalan dan akhirnya terperosok ke jurang—dan truk itu berhenti seketika. Aku memang sangat terpukul, tapi aku tidak menyalahkan ibu, dan kakakku jika mereka bilang aku adalah penyebab kematian ayahku, karena memang begitu kenyataannya.

Dulu, pada saat ayah dan ibuku masih hidup, mereka selalu membanggakan dan memanjakanku karena nilai-nilaiku yang cukup baik. Aku juga dididik oleh mereka untuk memiliki sopan santun, menyayangi sesama tanpa membeda-bedakan apalagi mempermasalahkan derajat mereka—karena mereka bilang derajat manusia di mata Tuhan sama rata. Mereka selalu menyemangatiku, ketika aku lelah dan ingin berhenti les musik. Dan mereka selalu bilang ‘Baekhyun tidak apa-apa, Baekhyun kuat. Jangan dibalas, biarkan mereka sadar dengan sendirinya’ ketika anak-anak lain menjahiliku di kelas.

Aku tidur selalu larut, karena ibu dan kakak tiriku selalu memberikanku segudang pekerjaan setelah aku pulang sekolah, tanpa istirahat. Bahkan terkadang aku lupa makan. Aku juga sudah benar-benar lupa rasanya makan di meja makan, karena mereka tidak pernah membiarkan itu. Mereka tidak suka jika aku makan satu meja dengan mereka, karena itu mereka menyuruhku makan di taman, atau bahkan gudang.

Jika kalian bertanya bagaimana keadaanku, maka aku hanya bisa tersenyum dan berkata, “ Aku tidak apa-apa, aku kuat. Aku tidak akan membalas, dan membiarkan mereka sadar dengan sendirinya,”

“ Byun Baekhyun !” Panggil Oh sonsaengnim—wali kelas kelas yang akan ditempati Baekhyun untuk dua tahun ke depan—11 A. Ia memberikan Baekhyun isyarat agar Baekhyun memasuki kelasnya.

Baekhyun melangkahkan kakinya dengan gugup—lukanya mungkin tidak begitu terasa karena rasa gugupnya. Ia menundukkan kepalanya.

“ Nah—tuan Byun. Silahkan perkenalkan dirimu ,”

Baekhyun memandang sekelilingnya dengan takut-takut, kemudian menelan ludahnya sebelum berbicara, “ Byun Baekhyun imnida, manaseo bangapseumnida ,”

“ Ada yang ingin di tanyakan ?” Tanya sonsaengnim. Baekhyun mendongakkan kepalanya, seketika seluruh kelas memandangnya dengan tatapan yang sulit diartikan. “ Tidak ada ? Baiklah kalau begitu—“

Tiba-tiba seseorang mengangkat tangannya. “ Ya, Kim Jongin ?”

“ Apa kau sudah punya pacar ?” Tanya lelaki berkulit tan eksotis itu, membuat seisi kelas tertawa kecuali Baekhyun dan sonsaengnim di depan. BLUSH. Seketika pipi Baekhyun memerah karena malu.

Sonsaengnim mengerutkan keningnya. “ Yaaaah ! Kim Jongin ! Bisakah kau sehari saja tidak membuat keributan ? Kau dan Park Chan—“

GREEEEEEEEEEEEEEKKK

“ Selamat pagi sonsaengnim !” Suara baritone berkumandang diseluruh kelas. Lelaki itu tersenyum ceria seolah tidak pernah membuat kesalahan sedikitpun, sebelum—

“ PARK CHANYEOL !!!!!!!!!!!” Seru Oh sonsaengnim. Seluruh kelas menutup telinganya, tak terkecuali dengan Baekhyun dan Chanyeol. Baekhyun membelakkan matanya ketika melihat Chanyeol di ambang pintu.

Seluruh pasang mata di kelas memandang Chanyeol. Celana yang ia gunakan nampak sangat kekecilan—hampir ¾ dari ukuran kakinya juga dengan sobekan di lutut—dan tidak menutupi seluruh bagian kakinya sehingga bagian bawah kakinya terekspos. Murid-murid sontak tertawa, sedangkan Baekhyun ? Ia dirundung perasaan bersalah karena ia menggunakan celana seragam Chanyeol.

“ Tidak ada yang tertawa !” Seru Oh sonsaengnim, dan seperti mantra yang mampu menghipnotis, seantero kelas langsung hening seketika.

“ Kekacauan seperti apa lagi yang kau perbuat Park Chanyeol ?!”

“ Barusan aku membantu seseorang yang terjatuh dulu—“

“ Kemarin nenek-nenek yang menyebrang, lalu anak kecil yang di-bully teman-temannya, dan membantu mobil yang mogok. Sekarang alasanmu membantu yang terjatuh ? Besok mau alasan apa lagi, eoh ? Kau pikir aku akan percaya ?!”

Baekhyun menengokkan kepalanya ke arah Chanyeol, karena ia berdiri di sebelah kanan sonsaengnim, sehingga sedikit menghalanginya. Chanyeol membelakkan matanya ketika melihat Baekhyun dan mengedipkan sebelah matanya genit.

“ Park Chanyeol, apa-apaan itu ?!” Seru Oh sonsaengnim lagi.

“ Sonsaengnim, dia yang barusan aku tolong !” Chanyeol menunjuk ke arah Baekhyun. Murid-murid di kelas memandang Chanyeol dan Baekhyun bergantian dengan mimik wajah tidak percaya.

“ Kau pikir aku percaya apa ?!”

“ Hey cantik, cepat katakan saja ,”

“ Jangan memaksanya untuk berbohong, dan jangan menggunakannya sebagai alas an mengapa kau datang terlambat lagi, Park Chanyeol !”

“ Aku tidak bohong kok ! Aku berani sumpah ! Lihat luka di dagunya ,”

“ Benar itu Byun Baekhyun ?” Kali ini sonsaengnim menghadapnya, membuat Baekhyun gugup.

Baekhyun menyentuh plester yang menutupi dagunya, dan mengangguk. “ Be—benar, jika tidak ada dia aku pasti datang terlambat ,”

Chanyeol menepuk tangannya sekali dan melipat kedua tangannya di depan dada. Ia menaikkan kedua alisnya dan tersenyum penuh kemenangan. Seolah berkata, “ See ?”

“ Baiklah baiklah, kau selamat kali ini Park Chanyeol. Tapi tidak untuk yang kedua kalinya. Cepat duduk di bangkumu !” Titah Oh sonsaengnim. Chanyeol berjalan melewati Oh sonsaengnim dengan senyum penuh kemenangan, ia menatap Baekhyun dan lagi-lagi mengedipkan sebelah matanya dengan genit.

“ Park Chanyeol !” Geram Oh sonsaengnim. Chanyeol buru-buru duduk di bangkunya, sebelum Oh sonsaengnim mendepaknya dari kelas.

Oh sonsaengnim menatap Baekhyun sebentar, dan berkata dengan nada bicara yang lembut, berbeda dengan Chanyeol.  “ Baekhyun kau duduk di sebelah Chanyeol ya ,”

Baekhyun mengangguk, ia melihat Chanyeol yang melambaikan tangannya tinggi-tinggi sembari tersenyum konyol seperti biasanya.

“ Biarkan saja anak itu, dia pembuat onar ,” Dengus Oh sonsaengnim.

Lagi-lagi Baekhyun mengangguk sebelum akhirnya berjalan menuju ke bangkunya.

“ Hey cantik !” Panggil Chanyeol saat Baekhyun telah duduk di meja di sampingnya, tapi Baekhyun sama sekali tidak menoleh.

“ Cutie ~”

“ Hey manis !” Panggil Chanyeol lagi, dan hasilnya sama—tidak ada respon.

“ Baekyun !!” Panggil Chanyeol, ia tersenyum ketika Baekhyun menoleh. “ Kau memanggilku ?” Tanya Baekhyun polos.

Chanyeol tersenyum. “ Siapa lagi memangnya laki-laki cantik di sampingku ?”

BLUSH

Semburat merah muncul di pipi Baekhyun.

“ Hey Baekyun, kenapa kau tidak membangunkanku barusan ?”

“ Yixing sunbae menyuruhku untuk masuk kelas dan berkata kalau kau sudah biasa seperti ini ,” Bisik Baekhyun agar tidak terdengar oleh Oh sonsaengnim yang masih bercuap-cuap di depan kelas. “ Mianhae ,”

“ Kenapa minta maaf ?”

“ Karena tidak membangunkanmu ,” Jawabnya.

Hening.

Baekhyun kembali memfokuskan kembali pandangannya pada Oh sonsaengnim.

“ Hey Baekyun !”

“ Namaku Baekhyun, bukan Baekyun ,” Dengus Baekhyun pelan.

“ Tidak berbeda jauh kok. Yang penting kau tetap cantik dan manis ,” Chanyeol tertawa pelan. Sebelum…

“ PARK CHANYEOL !! BERHENTI MENGANGGU BYUN BAEKHYUN, ATAU KAU AKAN LARI KELILING SEKOLAH LIMA BELAS KALI !!!!!” Seru Oh sonsaengnim, yang sukses membuat Chanyeol terdiam.

“ Ne sonsaengnim ,” Jawab Chanyeol pasrah, membuat Baekhyun menahan tawanya.

-Cinderella Man Step Brother-

Baekhyun masih sibuk membereskan catatannya, karena ia yang mengerjakan soal di depan, sehingga ia belum menulis apapun. Jangan tanya apakah soal fisika yang dikerjakannya sulit atau tidak, karena pasti sulit. Prestasi Baekhyun memang tidak bisa dibilang buruk, karena sebelumnya ia mendapat peringkat 2 juara umum di sekolah lamanya.

“ Hey Baekyun ,” Panggil Chanyeol. Yang bersangkutan tidak menoleh sama sekali.

“ Hey cantik ?”

Masih tak ada jawaban.

“ Hey manis ?”

Tetap tak ada jawaban.

“ Byun Baekyun ,”

“ Namaku Byun Baekhyun, Park Chanyeol. Aku sudah katakan padamu ratusan kali hari ini ,” Dengus Baekhyun pelan. Ia menyimpan pulpennya dan menutup buku catatannya.

“ Yayaya, aku minta maaf. Aku menawarkanmu untuk ber—“

“ Hey Chanyeollie !” Panggil seorang lelaki dengan kulit tan eksotis dari ambang pintu. Baekhyun dan Chanyeol menoleh pada sumber suara.

“ Jongin ? Ada apa ?” Tanya Chanyeol ketika lelaki yang diketahui bernama Jongin itu berjalan mendekatinya.

“ KAU PUTUS DENGAN LUHAN ?!!!!!!!” Tanya Jongin dengan suara yang tidak bisa dibilang pelan. Chanyeol melotot, ia memberi isyarat kepada Jongin agar lelaki itu tidak terlalu berisik.

Baekhyun mengernyit. Ia mendengar nama yang sangat familiar di telinganya.

“ Maaf—“ Bisik Jongin. “ Tapi aku benar-benar penasaran Chanyeol, apa yang kau lakukan hingga presiden sekolah itu memutuskanmu ?”

“ Aku yang memutuskannya, Jongin. Kau jangan sok tahu !” Dengus Chanyeol.

“ APAAAAAAAAAA ?!!!!!!!” Jongin membelakkan matanya.

Chanyeol memukul kepala Jongin pelan. “ Pelankan suaramu bodoh !”

“ Ma—maaf. Tapi apa kau serius ? Kenapa kau memutuskannya ? Kau itu benar-benar bodoh atau apa ?! Kau kan yang dari awal mengejar-ngejar dia, tapi setelah kau dapatkan dia, kau malah melepaskannya. Aku tahu kau ini lelaki brengsek yang suka mempermainkan hati seseorang, tapi Luhan ? Oh Tuhan, aku—“

“ Bisakah kita bicarakan itu lain kali ? Aku masih punya urusan ,” Potong Chanyeol cepat. Ia melirik Baekhyun dari ekor matanya. Sekilas tidak ada yang aneh dari anak itu, tapi Chanyeol tidak tahu bahwa pikiran Baekhyun sedang berkecamuk.

“ Urusan apa yang lebih penting dibandingkan Luhan ?”

Chanyeol memutar bola matanya. “ Ayolah Kim Jongin. Disini ada lelaki manis yang sedang menungguku, apa kau tidak lihat ? Membicarakan mantan kekasih dihadapan calon kekasih itu tidak baik—ayo Baekyun ,”

Chanyeol menarik Baekhyun berdiri dari kursinya.

“ Hey manis, kenapa kau mau bersama dengan si bodoh ini ? Sudah jelas-jelas ada aku—Kim Jongin ! Lelaki tertampan sejagat raya, yang bersedia menemanimu kemanapun kau pergi~” Ucap Jongin kelewat percaya diri. Baekhyun hanya tertawa kecil.

“ Pergi sana ke alam baka ! Ayo Baekyun~”

“ Baekhyun !” Potong Baekhyun cepat.

Chanyeol tertawa kecil. “ Yayaya, apapun itu. Hey dengar ya Kim Jongin, pokoknya kau tidak boleh mengganggunya !”

“ Jadi kau sudah menemukan pengganti Luhan seka—“

“ KIM JONGIN, PERGI DARI SINI ATAU KUADUKAN PADA KYUNGSOO !!”

Jongin tersenyum kecut, dan segera menutup mulutnya. “ Baiklah, baik. Kita bicarakan ini nanti, tapi kau janji kau harus ceritakan semuanya padaku !”

“ Iya ! Cepat pergi sana !” Seru Chanyeol dan mendorong tubuh Jongin kuat-kuat, lelaki itu berlari terhuyung-huyung sebelum akhirnya berbalik dan mengacungakan jari tengahnya, dan keluar dari kelas itu. Chanyeol memutar bola matanya, sedangkan Baekhyun membulatkan matanya.

“ Tidak perlu dianggap. Dia memang orang aneh ,” Ucap Chanyeol sembari tertawa—seolah dirinyalah yang paling normal di sekolah ini. Baekhyun hanya mangut-mangut mengerti.

“ Jadi kau mau ?” Tanya Chanyeol tiba-tiba. Baekhyun memiringkan kepalanya. “ Apa ?”

“ Aku akan mengantarmu keliling sekolah—“

Tiba-tiba Baekhyun teringat akana kakak tirinya—Xi Luhan. Yang berada satu sekolah dengannya, jika ia berkeliling sekolah ini, maka kemungkinan besar untuknya untuk bertemu dengan Luhan, tapi jika tidak ia pasti mudah tersesat, apalagi sekolah ini sangat luas.

“ Uhm—“ Baekhyun masih menimbang-nimbang. Belum sempat ia menarik jawaban, Chanyeol dengan cepat menarik Baekhyun keluar dari kelas. “ Aku anggap iya !”

Baekhyun berjalan tergopoh-gopoh karena pada dasarnya tangannya masih ditarik oleh Chanyeol—yang notabene nya memiliki langkah yang jauh lebih besar dibandingkan dengannya—sehingga ia kesulitan menyeimbangkan langkahnya dengan Chanyeol, itu membuatnya berjalan setengah berlari.

“ Ruang kelas X ada di lantai bawah, sama seperti kantin sekolah. Disana gedung serbaguna, dan gedung olahraga ,” Ucap Chanyeol sembari menunjuk sebuah gedung besar di luar sana. “—kau pasti sudah tahu di lantai ini ruang kelas XI ,”

“ Ini lab bahasa ,” Ucap Chanyeol. Baekhyun mengintip sedikit dari jendela yang terlampau tinggi untuk dijangkau. Ia mengamati ruangan itu, sedikit lebih tertutup dibandingkan dengan lab-lab lainnya, lab itu memiliki sound system karena notabene nya adalah bahasa yang menjurus ke listening. Kursi dan meja yang tertata rapih dan headphone di setiap bangku. Belum sempat Baekhyun mengamati hal lain, Chanyeol sudah menariknya dari tempat itu.

“ Ini toilet wanita ,” Ucap Chanyeol. “ Toilet pria ada di ujung sana, di dekat tangga ,”

Baekhyun mangut-mangut mengerti. Ia sudah mulai hafal rute sekolah ini.

“ Lantai tiga tempat kelas XII berada ,” Ucap Chanyeol sembari menarik tangan Baekhyun. Baekhyun membelakkan matanya. Kelas XII ? Sudah pasti kakak tirinya berada disana !

Baekhyun menghentikan langkahnya ketika merasakan perasaan tidak enak menjalari hatinya. “ Err—kurasa sudah cukup, aku sudah mengerti—“

“ Tapi kau belum melihat perpustakaan, laboratorium kimia dan komputer di lantai empat !”

“ Tidak apa-apa, sudah cukup kok. Aku sudah mengerti ,” Ucap Baekhyun buru-buru.

“ Aku lihat kau suka membaca dan belajar dengan baik. Jadi aku yakin kau pasti suka dengan buku-buku disini—“

“ I—iya-iya aku akan melihatnya nanti—“

“ Ayolah Baekyun sebentar saja ,”

“ Baekhyun, Park Chanyeol, Baekhyun. Berapa kali aku harus mengingatkanmu ?” Baekhyun mendengus pelan.

“ Ahaha—iyaiya Byun Baekhyun. Aku suka melihatmu frustasi seperti itu. Sekarang ayo kita ke atas ,” Chanyeol menarik tangan Baekhyun, sedangkan Baekhyun hanya menghela nafas, pasrah.

Tiba-tiba Chanyeol menghentikan langkahnya, tangannya melemas seketika, membuat genggamannya pada tangan Baekhyun terhempas. Baekhyun menatap Chanyeol yang tiba-tiba tidak bergeming, dan akhirnya melayangkan pandangannya pada objek yang ditatap Chanyeol. Xi Luhan.

Luhan dengan pandangannya yang dingin, menatap Chanyeol dan Baekhyun bergantian.

Tiba-tiba Baekhyun merasa tubuhnya benar-benar lemas. Ia memiliki sebuah pantangan dalam sekolahnya selain membolos yaitu, bertemu dengan kakak tirinya, Luhan.

-TO BE CONTINUED-

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
ReLif_53 #1
Chapter 12: Ini udah 2018 dan authornya belom update.. Aku penasaran tau thor..
Everybodyluvbaekhyun #2
Chapter 12: Miin. Mana janjinya min. Katanya gamau bikin kita nunggu lama :')
blackladybird0990 #3
Chapter 12: lanjutin.. lanjutinn.. huaaa...
cheonsa_19 #4
Chapter 12: baekhyun tabah banget jadi orang.. T_T
sempet agak kesel ama sikap lulu ke baek. .✌
tpi aku suka ffnya ada percintaan keluarga persahabatan uu keren pokoknya..
ReLif_53 #5
Chapter 12: AAAAAAAA...
Akhirnyaaaaa lahir juga chap 12 ini.. Hehehe.. #tumpengan
kereeennn...
Luhan udah mulai depresi nie,, ayo authornim buat dia lebih menderita lagi..
Nextnya ditunggu.. Jangan lama2 Oke..
Semangattttt........!!!!!!!!!
keyhobbs
#6
Chapter 12: Aigoo...chen sejahat itu?ya ampun, aku gk bisa byangin, btw,suka bnget sama scene yg pas luhan d gendong ama chanyeol hihi, terus terus yifan yg udh mulai peduli lg sama luhan^^
akaeru #7
Chapter 12: baru nemu... langsung baca maraton... huaaa ceritanya seru.. tulisannya juga rapi.. Daebak lah pokoknya.. lanjut ya ... Fighting (๑و•̀ω•́)و
fulgensius #8
Chapter 12: Wahh keren :'v akhirny ad ff krishan lgi :'v trnyta krishan ship blo punah :'v keep writing thor ! I will wait ur next chap
siensien
#9
Chapter 12: akhirnya updet juga... chanlu momentnya cukup sweet hahahahaha...