Sore itu bener-bener damai. Yunho lagi main catur ma Yoochun sementara Junsu tiduran di sofa. Si maknae lagi ngutak-atik komputerya waktu umma orang sedorm itu melolong dari dapur umum mereka.

“Changmiiinnn!!! Ceeepeeeet siniii!!!”

“Skakmat!” seru Yunho, seneng gara-gara Yoochun yang buyar konsentrasinya terpaksa kalah oleh sang leader. Si melankolis itu yang tadinya main catur supaya galaunya hilang malah tambah galau.

Changmin pun terpaksa meninggalkan komputernya dan dengan langkah gontai berjalan ke dapur. “Apa?”

Jaejoong yang membelakangi sang maknae lagi dan ngiris sawi dan kawan-kawannya berkata dengan suara normal, “Garamnya habis. Beliin garam sana.”

“...”

“Kalau gak jangan harap bakal ada—”

“Kenapa gak minta tolong Yunho hyung aja?”

“...” Jaejoong berhenti mengiris sayuran, pelan-pelan berbalik ke arah Changmin dengan tampang yang bikin Changmin merinding karena horor. “Cepet beli ato gak usah makan di sini lagi.”

~~~

“Minmin!!!”

Taemin yang baru mau melepas sepatu sekolahnya memandang Key dengan bingung. “Min aku ato Minho?”

“Kamu lah!” kata Key sambil nyengir, menghampiri maknae itu masih dengan cengiran khasnya. “Kalo Minho lebih panter dipanggil Hoho.”

“... Terserah lah.”

“Udah latihan?”

“Latihan apa?”

“Koreo baru kita buat Lucifer, Minmin...”

“Tapi aku mau makan siang...” kata Taemin, merengut.

“Oh, makan siang? Udah, kamu ganti baju aja sana, nanti aku kasih.”

“Bener nih hyung?” Mata Taemin jadi berbinar-binar. Key mengangguk sambil senyum-senyum. Taemin pun bergegas ganti baju dalam waktu kurang dari lima menit. Kapan lagi dapat makan siang gratis dari umma yang pelitnya gak nguatin jiwa itu?

“Mana hyung? Mana?” tanya Taemin sambil mengambil tas buat perlengkapannya latihan nanti yang udah disiapin Key.

“Udah aku masukin tasmu. Sana, nanti telat! Oiya, aku juga kasih kamu uang kalo mungkin makan siangmu kurang.”

“Makasih hyung!”

Taemin keluar dorm dengan semangat. Setelah sabar menunggu bus selama lima menit, akhirnya busnya datang juga. Setelah dapat tempat duduk, Taemin langsung membuka tasnya buat melihat apa ‘makan siang’ yang diberi hyungnya itu.

Yang didapatnya malah bungkusan kain kecil dengan catatan, ‘Minmin, gula tuh baik kalau kamu perlu tenaga. Semoga suka makan siang ini ya ^^ gantiin uangku lain kali aja, bunganya cukup 10%! Kalo telat, 25% ^^’ Dengan perasaan gak enak, dia membuka bungkusan itu.

Ternyata isinya satu bar coklat sama sepuluh bungkus permen coklat.

~~~

“Jiji! Masakin bulgogi dong, laper nih...” kata Bom ke Minzy yang lagi tiduran di kamarnya. Maknae sekaligus lead dancer itu memandang Bom dengan mata setengah mengantuk.

“Nanti dulu lah... aku capek nih baru selesai latihan...”

“Ayolah Jiji...” Bom merengut. “Chaechae sama Dara pada laper juga nih...”

“Sukurin...”

“Yah! Masak dong! Laper nih!”

“Kamu kan cewek, unnie... masak sendiri masak gak bisa... latihan dong...”

“Jiji...”

“Bom unnie, aku ini manusia, bukan kucingnya Jaejoong oppa...”

“Tapi nama kamu kan Minji—arrgh, masak sana!”

“Iya, iya...” dengan setengah hati maknae itu bangun dari tempat tidurnya dan berjalan dengan tenaga 5 watt ke dapur.

“Minzy! Masak dong!” seru CL dari ruang tamu. “Mau makan apa?” tanya Minzy dengan lesu.

“Kimbap!” seru Dara.

“Enggak! Sop ayam aja!” seru CL.

“Aku yang minta dia pertama kali! Minzy, masak bulgogi aja!”

“Kimbap!”

“Sop ayam!”

“Bulgogi!”

“Aku ini yang paling tua di sini!”

“Tua aja bangga! Aku leadernya!”

“Aku yang pertama request ke dia!”

Mengabaikan perdebatan unniedeulnya, Minzy membuka pintu kulkas sambil berkata, “Aku masakin sambel teri pake pete baru tau rasa...”

“JANGAN!!! Bulgogi aja!”

“Sop ayam!”

“Kimbap!”

~~~

“Sorry sorry sorry sorry...” Kyuhyun berusaha berkonsentrasi ke lagu yang akan mereka perform besok, tapi suara high pitchednya Heechul tiba-tiba bergema ke seantero dorm.

“Kyaaaaa!!! Hankyungie so sweet amat siih!!!”

Disusul suara khasnya Leeteuk. “Kangin, masak apa? Huwaaa... kamu bisa masak telur dadar? Hebaaaat!!!”

Kyuhyun yang gak bisa masak itu berdehem-dehem dan berusaha kembali fokus ke selembar kertas yang berisi lirik lagu itu. “Sorry sorry sorry sorry, nae—”

“Wookie~ Nonton film yuk!”

“Film apa~?”

“Final Destination!”

“Waaah! Yang ada ikan-ikan di laut sama akuarium itu ya? Yuk nonton!”

Itu Finding Nemo...Kyuhyun kembali berdehem-dehem waktu konsentrasinya buyar lagi. Bahkan pintu kamarnya yang udah ditutup itu gak bisa menyaring suara-suara yang dibuat hyungdeulnya. Jeritan, seruan, cekikikan...

“Sorry sorry—”

“Hyukkie, liat deh, aku baru beli jaket Rilakkuma!” seru Donghae.

Kyuhyun menggeram. “Ehem. Sorry—”

“Huwaaa aku tau lagu apa yang pantes sama jaket ini!”

“Aish, sorry sorry sorry sorry, naega nae—”

“Gom semariga han jibe isseo Appa gom”

“Nae—gom semari. Aish!” dengan kesal Kyuhyun membanting kertas malang itu.

~~~

Setidaknya Changmin gak perlu capek-capek keluar buat makan. Malam itu Jaejoong masak sop kesukaannya, mungkin sebagai imbalan karena mau beli garam dan hampir mau dikejar-kejar ahjumma penjaga toko kelontong tempat dia beli, yang ternyata adalah seorang cassie, yang berusia gak kurang dari dua kali lipat usianya.

Tapi ternyata makan malamnya gak sedamai yang dia harapkan.

Yunho melirik-lirik Jaejoong yang lagi mengambil air dari dispenser. Lebih tepatnya memandangi bempernya. Changmin mengalihkan perhatiannya dari sang leader ke arah si melankolis yang duduk di depannya. Ternyata si Uchun lagi melirik-lirik Junsu sambil senyum-senyum. Junsu yang merasa dilirik balik memandang Yoochun dan senyum-senyum.

Tiba-tiba hapenya bunyi. Changmin bergegas mengambilnya dari saku celananya. Ternyata dari Taemin.

“Halo?”

“Hyung! Tolong aku hyung, aku disuruh latihan koreografinya tiga lagu sama hyungdeul! Aku harus gimana hyung? Gimana???”

“Kamu—” hapenya bunyi lagi. Ada panggilan masuk lagi, kali ini dari Kyuhyun.

“Eh, bentar ya. Halo?”

“Min, minggat yuk.”

“...” hapenya bunyi lagi. Kali ini maknaenya 2NE1 Minzy yang telepon.

“Bentar Kyu, halo?”

“Oppa! Unniedeulku tambah parah! Bom unnie gak bisa bikin telor ceplok, katanya telor ceplok itu bentuknya mirip matanya sapi. Terus dia duruh aku bikin telor ceplok, ujung-ujungnya masak ayam goreng! Gimana nih?”

“Hyung, aku mau dikasih koreografi baru lagi nih! Gimana dong?”

“Min, jadi minggat gak?”

“Yunho ah, mau tambah nasi gak?” tanya Jaejoong malu-malu anjing bulldog.

“Eh? Dikit aja deh,” jawab Yunho, malu-malu anjing pudel.

“Chunnie, nonton TV yuk! Kita nonton Fear Factor terus kita praktek.”

“Min, aku bener-bener pingin minggat nih. Kalo mau ikut jawab dong.”

“Oppa, Dara unnie gak bisa masak ramen instan!”

“Hyung, kalo kamu mau ke sini, beliin Salonpas sekalian ya? Pegel nih.”

“DIAAAAAAMMM!!!” Changmin meledak. Ketiga orang yang ditelponnya dan keempat hyungnya pun diam seketika. Dampak dari Changmin yang muntab gak jauh beda sama dampak bom atom Hiroshima-Nagasaki dijadiin satu.

“Kalian bertiga, temui aku di dorm. SECEPATNYA!”

A/N: Duh, ketar-ketir nih tiap mau nulis ff baru ^^ Nervousnervousnervous... *minum obat pencahar (?) Huaaah, tapi aku agak kecewa ma chapter ini T___T miannn... semoga gak terlalu mengecewakan T.T

Comms? Subs? :DDD