Chapter 5

Whats wrong?

.......

"Aaakkkkkkkkk... Kaki ku sakiitttt Channie hikkkzzz... Huweeeeeeee... "

Terlihat seorg namja tengah digendong d punggung seorg namja lainnya yg bertubuh lebih besar, siapa lagi kalau bukan Junho, kakinya terkilir saat dia main basket bersama Chansung sore ini, dan seperti biasa Chansung pasti menjadi korban amukan Junho.

"Ne, tahan sebentar ya, nanti langsung kita obati begitu sampai d dorm.. " Chansung membenarkan posisi Junbo yg nyaris merosot dri gendongannya, dan Junho jg mengeratkan pegangannya pd leher Chansung. 

"Channie, kalau nanti aku tdk bisa berjalan bagaimana?.. "

"Aku akan menggendongmu..."

"Kalau kaki ku bengkak bagaimana?.."

"Aku akan mengompresnya sampai bengkaknya hilang... "

"Kalau kaki ku terus sakit bagaimana?..."

"Aku akan memijatnya sampai sembuh... "

"Lalu kalau kakiku harus d amputasi dan aku cacat selamanya bagaimanaa?.."

Tiba2 Chansung menghentikan langkahnya, Junho yg bingung jg jg refleks mendadak diam, dia sedikit memajukan tubuhnya agar bisa melihat Wajah chansung yg menggendongnya. 

"Wae Channie? Knp berhenti? Aahhh jgn bilang kau mau menyuruhku berjalan sendiri ke dorm? Andweeeeeee... Aku tdk mau.... " Junho menggeleng dan menenggelamkan Wajahnya d pundak lebar Chansung. 

"Eoh, sepertinya aku akan melakukan itu kalau kau terus saja berisik, tak bisa kah kau sedikit diam Nuneo? Bukankah kakimu sedang sakit?.. " tanya Chansung sambil sedikit menoleh kebelakang dan melihat wajah Junho d balik pundaknya. 

"Tapi sakitnya semakin terasa kalau aku diam Channie... " meski suaranya tenggelam d pundak Chansung namun Chansung masih bisa mendengarnya. 

"Lalu kalau kau trus bicara seperti petasan banting apa sakaitnya akan berkurang?.. " Chansung merasa Junho menggelengkan kepalanya. Dan dia kembali melanjutkan perjalanan mreka

"Tapi nanti kau pasti akan mengomeliku kalau aku diam saja... " baru beberapa langkah Chansung berjalan Junho kembali berulah. 

"Memangnya aku akan mengomelimu karena apa?.. "

"Karena kau harus menggendongku ke dorm... " Junho merengek seperti anak kecil skrng. 

"Eoh, sejujurnya aku ingin mengatakan itu dari td, kau tau? Sepertinya berat badanmu terus bertambah akhir2 ini Nuneo, kau harus banyak2 diet agar tubuhmu tdk gembul lg seperti ini, dan aaaawwwwww... "

Kata2 Chansung langsung terhenti saat Junho tiba2 menarik kupingnya dgn keras "Aku tidak berat Channieeeee... Kau tau? Bahkan timbanganmu pasti lebih berat driku.. " protes Junho tak terima. 

"Tapi aku tinggi Nuneo, dan kau pendek... ".

BUGHHH!! junho meninju pundak Chansung "Jaga kata2mu Mr. Hwang, aku tdk pendek, hanya sedikit kurang tinggi saja, oke... "

"Mwoooooooo?? Huahahahahahahahahaha... " detik itu jg suara tawa Chansung terdengar menggelegar, "Jd maksudmu, kau tdk pendek hanya sedikit kurang tinggi saja begitu? Huahahahhaha lalu apa bedanya Nuneo sayang?? Kau ingat dlu kau pernah bertengkar dgn seorg satpam yg ngotot minta d panggil scurity? Nah itu sama saja dgn kata2mu barusan huahahhahaha, kau tdk mau dibilang pendek tp kau mengakui bahwa kau kurang tinggi jiyahahahahahah... "

Chansung terus saja tertawa terbahak2, membuat Junho semakin kesal,

"Yakkhhh!!! Diiaaammmmm... " berapa kali Junho menutup mulut Chansung dgn tangannya, tp namja itu terus saja tertawa, hingga akhirnya Junho nekat menggigit pundak Chansung. 

"Awwhhh Yaakkkkhhh,, appooo... Aiishh jinchaaa.. Knp kau menggigitku nuneo?..."

"Siapa suruh menertawkaanku seperti itu? Kau lupa bahwa aku lebih tua darimu?.. "

"Hanya 15 hari jika kau tau.. "

"Walaupun hanya 15 hari tetap saja kau tak sopan jika menertawakanku seperti itu.. "

Chansung terkikik saat melihat wajah Junho yg nampak kesal digendongannya

"Ne ne ne, mianhe... Skrng diam jgn banyak bergerak, kau lihat kita sedang berada d tengah2 tangga? Kau mau kita jatuh eoh?.. "

"Andweeeee... " Junho kembali mengeratkan pelukannya d leher Chansung. 

"Tahan ssbentar lg ya, kita akan segera sampai dikamar... "

Saat mereka tiba d kamar, langsung saja disambut olh wajah panik dari Nichkhun dan Uyong. 

"Astaga Nuneo, kakimu knp bisa sampai seperti ini? Apa bolanya sebegitu berharga sampai harus kau kejar dan melukai kakimu sendiri?.. " Oh god, tolonglah, itu adalah pertanyaan yg sangat Unfaedah dri Uyong 

"Heemhh, ini sampai bengkak seperti ini Nuneo... " 

"Eoh, itu sakit hyung.. " ringis Junho saat Nichkhun berusaha memeriksa kakinya. 

Tak lama kemudian Chansung dtng dgn sebuah ember yg berisi air hangat, "Nah letakkan kaki mu disini Nuneo, aku memijatnya perlahan.. " 

Junho mengikuti saran Chansung, dia merendamkan kakinya d air hangat itu, dan Chansung memberikan pijatan2 kecil disana. 

"Oh ya Uyongie, hubungi Minjun hyung dan katakan padanya untk dtng kemari... "

"Ne hyung... "

"Aiishh jincha, berhenti memanggilku hyung, sebenarnya yg lebih tua itu siapa sih... " gerutu Junho frustasi, ini ntah sudh yg keberapa ratus kalinya Uyong memanggilnya dgn sebutan Hyung. 

"Ku rasa Minjun hyung sedang berada d luar Nuneo, td ku lihat dia tak ada d kamarnya... " celetuk Nichkhun

"Eoh? Benarkah? Lalu kemana? bukankah tingkat 3 sudh bubar dri td siang?..." tanya Junho heran. 

"Heemmhh, tlpn ku jg tak diangkat olh Minjun hyung, tp aku sudh mengirim pesan padanya memberitahu kondisimu.. " ujar Uyong tiba2.

"Heemmhhh pergi kemana dia sebenaenya?.. " 

"Nuneo, Minjun hyung itu sudh tingkat 3, dia sudh harus menyiapkan diri untk karya ilmiahnya, jd kurasa Minjun hyung jg tak bisa menghabiskan banyak waktu untk bersama kita seperti dulu... " Chansung yg dri td fokus memijat Kaki Junho kini ikut berusara. 

"Tapi aku ingin dia ada disini Channie... "

"Untuk apa? Apa kami bertiga masih kurang untk menjagamu, eum?.. " Junho terdiam, terkadang hanya kata2 Chansung yg bisa menenangkan Junho, hanya Chansung yg bisa mengendalikan keegoisan Junho. "Nah sudh selesai, kurasa kakimu akan segera baikan, skrng kau istirahat dlu ya, nanti ku bangunkan kalau sidh jam makan malam... "

Beruntunglah Junho karena dia d kelilingi olh org2 yg sangat menyayanginya, tp meski begitu tetap saja terasa ada yg kurang saat Minjun tak bersamanya skrng. 

.......

Sementara itu diapartemen, Taecyeon sedang memperhatikan Minjun yg tengah makan dgn lahap dihadapannya.

"Bagaimana? Apa masakannya enak?.. "

"Eum, aku tak menyangka kau pandai memasak jg Taec... " Ujar Minjun dgn mulut yg masih penuh mengunyah makanan. "Kau tau, td nya aku membayangkan kau hanya akan memasakkan ramyeon untukku, aku tak menyangka kau bisa membuat sup seenak ini Uhuukkkkk!!!.. "

"Aiishh jincha, pelan2 saja bicaranya, eum? Kau jd tersedak kan... " Taec mengambil tissue dan membersihkan bibir Minjun, dia jg memberikan airminum yg langsung d tenggak habis olh namja kecil itu.

Beberapa saat setelah itu, Minjun terlihat sedang berkutat dgn piring2 kotor d dekat komppr, Taec memperhatikannya dari kursi meja makan, dia melihat bagaiamna Minjun berdendang kecil sambil menikmati acar mencuci piringnya. Fikirannya kembali melayang ke kejadian beberapa malam yg lalu, jika dilihat2, Minjun memang memiliki sisi feminim sendiri yg melebihi namja pd umum nya. 

"Taec heiiiii Taec... " Taec terbangun dri lamunannya saat Minjun mengibaskan2 tangan dihadapan wajahnya.

"Ahh kau sudh selesai mencuci piringnya?.. "

"Sudah dari td, kau sedang memikirkan apa eoh? Dri td aku sudh beridiri disini tp kau tetap asik dgn lamunanmu..."

"Ahhh anni, kajja kita kedepan, masih ada banyak waktu sebelum jam pulang ke dorm... "

Mareka duduk di sofa ruang santai sambil menonton TV, Taec yg sudah dilanda kantuk langsung saja tertidur dgn perut kenyangnya itu, Minjun hanya tersenyum melihatnya, lalu dia mengambil Remote TV dan mengecilkan volumenya, Minjun ikut merebahkan kepalanya disamping Taec. 

Setelah beberapa saat, Taec terjaga dari tidurnya saat dia merasakan ada beban dipundaknya, saat membuka mata, dia melihat Minjun sedang tertidur dgn kepala yg bersandar d pundaknya. Lagi dan lagi tubuh Taec mendadak membatu, apalagi jarak wajah Minjun yg sangat dekat dgn nya membuat bayangan itu kembali muncul, 

Terjadi pertarungan keras antara hati dan otaknya, otaknya mengatakan bahwa dia seharusnya menjauhkan Minjun dari sampingnya, tp hati kecilnya justru menuntun tangannya untk membelai lembut wajah itu, wajah yg tengah tertidur nyaman. Dan secara perlahan Taec menyusuri wajah lembut Minjun, hingga akhirnya tidur Minjun terusik, saat namja itu mau membuka mata Taec sudh terlebih dahulu melepaskan tangannya dri wajah Minjun.

"Mi-mianh, aku mengganggu tidurmu... " ucap Taec merasa bersalah. 

"Eumm, anni, justru aku yg berslaah karena tertidur d pundakmu, maaf... " Minjun mengangkat kepalanya, tp tangan Taec sudah terlebih dahulu menahan kepala itu untk tetap bersandar d pundaknya. 

"Tidurlah kalau kau masih mengantuk, masih ada waktu sbelum kembali ke dorm... "

Minjun menatap wajah Taec, hingga akhirnya kedua pasang mata itu bertemu, Minjun tersenyum, dan secara refleks tangannya jg terulur untk menyentuh wajah namja dihadapannya ini, Otak Taec berteriak menyalakan sinyal waspada, tp hati Taec justru terlena dgn sebtuhan lembut itu 

Dan yg terjadi selanjutnya justru kedua wajah mereka mengikis jarak, sampai akhirnya bibir itu kembali bertemu, hanya menempel pelan, merasakan kelembutan dan kehangatan bibir masing2, tangan Minjun yg td nya membelai wajah Taec kini justru terulur kearah tengkuknya, menekan leher Taec agar ciuman tsb semakin dalam, Minjun memejamkan mata saat bibirnya perlahan memberikan lumatan2 kecil pd bibir Taec. 

Taec yg td nya diam, kini ikut bergerak aktif, dia ikut memejamkan mata dan sedikit membuka bibirnya, membalas permainan Minjun, hingga bibir itu saling melumat mesra, perlahan, tanpa ada tuntutan didalamnya, keduanya sibuk menikmati kelembutan perlakukan masing.

Minjun menjatuhkan dirinya diatas sofa dgn tangannya yg terus berada d tengkuk Taec, hingga secara otomatis kini Taec berada diatas tubuhnya dgn bibir mereka yg saling bertautan, dan seperti sudh terlatih sebelumnya, secara naluri Taec melepaskan ciuman itu saat dia merasa Minjun sedikit mendorong tubuhnya karena kehabisan nafas, 

Dan kemudian Taec mengarahkan ciumannya untk menyusuri garis rahang Minjun, dia berhasil menyentuh titik sensitif namja kecil dibawahnya ini, "Aahhhhhh... " sebuah leguhan berhasil lolos dri bibir Minjun saat taec mencium bagian belakang telinganya, 

Tangan Minjun tak tinggal diam, kini dia mulai meraba2 dada bidang Taec, dari teksturnya bisa dipastikan bahwa Taec rajin menjaga tubuhnya gn latihan Gym, kini ciuman Taec mulai turun keleher putih dan jenjang Minjun, dia kembali membasahi leher itu dgn kecupan2nya. Tapi tiba2 Minjun mendorong wajah Taec menjauh dri sana. 

"Jgn disana, aku tak mau 1 dorm geger saat melihat ada jejak kemerahan d leherku... "

Seperti tersihir, Taec menuruti kata2 Minjun, dia kembali melumat bibir itu pelan, dan tangannya dgn cepat melepaskan satu persatu kancing seragam Minjun, tangannya kemudian menyusuri perut rata itu, sampai akhirnya terhenti diatas puting Minjun yg mulai menegang,

"Akkhhhh Taec, ituuuuhhhhh emmhh... " Minjun meracau tak karuan merasakan pijatan lembut pada putingnya, dan saat itu jg Taec beralih menuju puting Minjun, dia mulai mecium dan menjilat puting itu dgn seduktif membuat tubuh Minjun menggelinjang seketika.

Taecyeon menggeram menahan nafsunya, bagaimana mungkin dia bisa teebawa nafsu? Bukankah mereka sama2 namja? Sepertinya kewarasan taec sudh kembali, dia melepaskan diri dari dada Minjun, dan menatap wajah namja kecil yg mulai terlihat merona merah dibawahnya ini, Taec mengecup bibir Minjun lg. 

"Kajja, kurasa kita harus segera bersiap2 untk kembali ke dorm Hyung... "

Mata Minjun membulat, nampak raut kekecewaan saat Taec menghentikan permainan mereka secara tiba2, Taec membantu tubuh Minjun bangkit dan duduk kembali di sofa, dia jg memakaikan kembali seragam Minjun yg sempat berantakan karena ulahnya td. 

"Aku mau mandi ssbentar, apa kau mau mandi juga?... " Tanya Taec, dan Minjun hanya menggeleng. 

"Yasudh kalau begitu kau tunggu disini sebenatar ya... " Taec melangkah masuk k kamarnya bahkan sebelum Minjun menjawab.

 

Minjun terdiaam disana, 1 sisi dia merasa senang, tp 1 sisi ada rasa takut mulai menjalar d hatinya, rasa takut akan apa? Entahlah. 

.........

Sementara itu di dorm, Waktu sudh hampir menunjukkan pukul 10 malam, setelah melalui perdebatan yg cukup panjang, akhirnya Nichkhun, Uyong dan Chansung mengalah pd permintaan Junho yg ingin mandi, mengingat kondisi kaki Junho yg belum terlalu mbaik mereka semua mengkhawatirkannya, tp Junho tetaplah Junho dgn sedugang sifat keras kepalanya. 

Saat ini Junho sedang berdiri d balkon kamar mreka sambil mengeringkan rambutnya, setelah dipijat olh Chansung td, bengkak di kaki Junho lumayan berkurang meski masih terasa nyeri,

Kegiatannya mengusap rambut dgn handuk itu mendadak terhenti saat dia melihat seseorg yg baru saja turun dari mobil mewah di pelataran parkiran dorm mreka. 

"Minjun hyung?... " Junho memicingkan matanya, "Darimana dia baru pulang dijam seperti ini? Lalu dgn siapa itu?. " Junho bernggumam sendiri. 

"Wae Nuneo? Kau sedang melihat apa?.. " tiba2 Nichkhum ikut berdiri disebelahnya. 

"Wooaahhhh... Bukankah itu Minjun hyung? Dia dgn siapa? Aahhh sepertinya aku kenal org itu, bukankah itu Taec? Dhaebak... Itu mobil Taec? Wahhh ternyata dia benar2 anak org kaya... " Uyong berteriak histeris, mengabaikan tatapan menyelidik dari teman2nya yg lain. 

"Uyong-ahh, tlpn Minjun hyung dan suruh ke kamar kita skrng... " titah Junho dgn tatapan tak suka. Kemudian dia kembali masuk ke kamar.

"Wae Nuneo? Knp wajahmu seperti itu, eum? Kakimu sakit lg?.. " tanya Chansung ketika melihat wajah Junho yg ditekuk. Tp yg ditanya hanya diam saja. 

Dan selang beberapa menit kemudian teedengar pintu kamar mereka terbuka dgn keras, manampakkan Minjun dgn wajah yg terengah2 masuk ke kamar mreka.

"Nuneo kau knp? Kakimu knp? Knp latihan basket saja bisa membuat kakimu seperti ini eoh? Tak bisa kah kau berhati2? Yg mana saja yg sakit? Hanya kakimu atau ada yg lain?.. " Minjun membolak balik tubuh Junho dgn wajah khawatirnya. 

"Kakinya terkilir hyung, td sudh diberi obat dan dipijit olh Chansung, jd bengkaknya sudh lumayan berkurang... " Nichkhun mencoba menenangkan kekhawatiran Minjun. 

"Ckk~ memangnya kalian latihan basket brapa lama eoh? Dan kau Channie, apa kau tdk bisa menjaga Junho dgn baik? Kau kan tau Junho tdk terlalu pandai bermain basket.. " Kini Minjun menjitak kepala Chansung. 

"Yakkhh hyung, knp jd aku yg salah? Itu jg karena dia yg terlalu bersemangat makanya jd seperti ini.. " Chansung berusaha membela diri.

"Aiishhh... Lalu bagaimana Nuneo? Apa kakimu sudh bisa dibawa berjalan?... " Junho hanya mengangguk pelan.

"Tadi Nuneo sudh bisa berdiri dibalkon hyung, dan melihat hyung baru pulang dan turun dri mobil mewah, waahhhhh... Apa itu mobil Taecyeon, hyung? Brarti dia benar2 anak org kaya?...." Uyong bertanya dgn polosnya, tp justru itu membuat jantung Minjun serasa ingin lepas dri tempatnya skrng. Itu berarti Junho tau bahwa dia baru saja pergi dgn Taec? 

"Kau drimana Hyung?  Knp baru pulang selarut ini? Dan knp dri td mengabaikan panggilan dan pesan2 dri kami?..." Minjun terkisap, mendengar nada bicara Junho yg jelas terdengar aura tidak sukanya.

"Eemmhh, td aku dri toko buku, membeli beberapa buku untk referensi... " Jawaban Minjun benar, sama skali tak berbohong. 

"Lalu knp bisa pulang bersmaa Taec? Memangnya toko buku mana yg buka sampai selarut ini hyung? Woo baru tau... " terkadang kepolosan Uyong menjadi masalah tersendiri bagi mreka semua.

Minjun menghela nafas panjang, berbohong bukanlah pilihan yg tepat saat ini, "Td aku tak sengaja bertemu dgn nya saat keluar dri toko buku, dan dia mengajakku pergi... "

"Kemana?.. "

Lagi2 Minjun tercekat dgn pertanyaan sederhana Junho, sederhana namun kritis, dan untk kali ini berkata jujur sepertinya bukan hal yg benar, karena bisa saja terbongkar tentang sesuatu yg terjadi diantara dia dan Taec td. "Kami hanya keluar sebentar untk makan malam... " bohong Minjun dgn ekspresi wajah setenang mungkin. 

"Oh, sampai selarut ini, ya ya ya... Kau benar2 sudh berubah skrng hyung, kau sama skali bukan seperti Minjun hyung yg dlu kami kenal... " 1 kalimat Junho kembali menghantam Minjun. 

"Apa yg salah dgn sebuah makan malam bersama Nuneo?.. "

"Kesalahan itu sudh lama terjadi dimulai dri kau yg terlalu mendekatkan diri dgn nya hyung, dan aku tdk suka itu, bahkan kau jg membawa dia ditengah2 kita, kau berusaha mendekatkan dia pd kami, kau tau? Mungkin yg lain bisa menerima kehadiran Taecyeon, tp tdk dgn ku, FAHAM?.. "

Minjun dan yg lainnya kembali terdiam mendengar kata2 Junho, terkadang brother complex Junho benar2 diluar batas kewajaran. Dan itu tdk bisa dibiarkan. 

"Nuneo, dengarkan aku, tak perduli dgn siapapun aku dekat, aku tetap tdk akan melupakan kalian, aku tetap akan menyayangi kalian seperti biasanya, jd jgn takut menerima kehadiran org baru di sekitar kita hanya karena kau takut kehilanganku... "

"Tidak akan melupakan kami? Tdk akan berubah? Heol... Kau lihat hyung? Ini ntah sudh yg keberapa kalinya kau mengabaikan kami hanya karena kau sedang bersama Taecyeon, Taecyeon lagi Taecyeon lagi, aku muak mendengar namanya, aku muak melihat tampangnya, dan aku jg muak melihat kau yg terus bersamanya meski sudh berapa kali kami ingatkan... " Nada suara Junho mulai meninggi melampiaskan semua kekecewaannya pd Minjun.

Dan sepertinya itu bukan hal yg baik, Minjun yg sedang dlm kondisi lelah tak bisa memahami dan mengalah pd Junho kali ini. 

"Lalu kau mau bagaimana Nuneo? Kau mau aku hanya mengenal kalian tanpa memperdulikan org lain? Iya? Kurasa cukup selama 1th ini aku hanya fokus pd kalian bahkan aku mengabaikan teman2 satu angkatanku yg lain, semua perhatianku hanya untk kalian, terlebih lg untkmu Nuneo, tp itu tdk benar, dunia ini luas, tak selalu tentang kita berlima, kita harus membuka mata dgn org2 disekitar kita... " teriak Minjun ikut frustasi. 

"Oh jd kau inginnya seperti itu? Kau ingin bebas mengenal org2 diluar sana? Kalau begitu silahkan, silahkan kau bersama dgn Taecyeon dan jgn pernah berurusan dgn kami lagi mulai skrng... "

"Nuneoo.... " Chansung tersentak kaget mendengar kata2 Junho, bagaimana mungkin hal ini bisa terjadi? "Nuneo kau bicara apa hah? Knp jd memutuskan semuanya seperti ini?..."

"Wae Channie? Aku tdk bisa melihat dia mengaku sbg sahabat kita, tp kenyataannya dia lebih mementingkan untk bersenang2 dgn org lain dan tak memeprdulikan keadaan kita... "

"Tapi Nuneo, setidaknya Minjun hyung sudh disini skrng, dia jg mengkhawatirkanmu..." Nichkhun ikut angkat bicara. 

"Hahahhha, tp semuanya sudh terlambat hyung, aku TIDAK membutuhkan kehadirannya lg skrng... "

DHUAARRR!!! Emosi Minjun benar2 tersulut skrng, sepertinya Junho harus belajar tentang pemilihan kata yg baik saat akan bicara. 

"Baiklah kalau begitu, percuma aku ada disni, karena kau tak membutuhkan kehadiranku lg, jd intinya kau yg ingin menjauh dariku Nuneo, bukan aku, percuma aku berada d dekatmu tp kau tak membutuhkan itu... "

"Ya, sepertinya Taecyeon mu itu lebih membutuhkan perhatianmu, jd lebih baik skrng kau pergi bersamanya, dan tinggalkan aku... "

"Baiklah, kau mendapatkan apa yg kau mau Lee Junho, dan ingat, kau yg menginginkan semua ini, jd jgn salahkan aku.. "

Mata Junho membulat tak percaya, bagaimana mungkin hal ini terjadi? Knp Minjun malah menyetujui idenya? Td dia hanya ingin sekedar menggertak Minjun saja. 

"Jgn Pernah hiraukan kami lg, jika kau sudh memilih Taecyeon, maka kau tdk akan memiliki kami lg, kau tau? Kau melepas kami yg sudh kau kenal bertaun2 demi anak baru itu, pilihanmu sungguh d luar dugaan, sebenarnya apa bagusnya anak itu? .... "

Minjun kembali menghembuskan nafasnya dgn keras, "Sudah kubilang sejak dlu, kalian bukan barang yg harus d pilih2, tp jika memang kau menginginkan ini, baiklah, aku akan menurutinya, dan jgn salahkan aku, karena ini semua kehendakmu Nuneo, dan 1 hal yg harus kau tau, mungkin aku belum mengenal Taecyeon dgn lama, tp setidaknya dia tdk pernah menyakitiku dgn kata2 seperti yg baru saja kau lakukan... " Minjun melangkah kearah pintu keluar tanpa menatap wajah mereka semua  

"Minjun hyung tunggu.... Aku tdk mau Minjunnhyung meninggalkan kitaaaa.... " Uyong menghambur menyusul Minjun yg sudh d dpn pintu dan memeluknya dari belakang. "Jangan pergi hyung hikkkzzzz... ".

"Uyongie... Kalau kau memilih Minjun hyung dan selangkah saja meninggalkan kamar ini, jgn harap kau bisa memanggilku dgn sebutan sahabat lg... " 

Ancaman Junho sukses membuat Uyong melepaskan pelukannya pd Minjun dgn berat hsti, meski dia berat membiarkan Minjun pergi, tp melawan kata2 Junho sepertinya jg bukan pilihan yg baik, karena namja itu tdk pernah bermain2 dgn ancamannya. 

"Sudah Uyongie jgn sedih, ne... Kau harus bisa mendewasakan dirimu sendiri mulai skrng, kau jgn khawatir, jika kau butuh sesuatu hyung tetap akan selalu ada untkmu... " Minjun membelai pipi Uyong sebentar sebelum dia pergi meninggalkan kamar itu.

Nichkhun berjalan menghampiri Uyong disana dan membawanya ke tempat tidur, sedangkan Chansung, dia masih berdiam diri di bed disebelah Junho, masih tak memahami apa yg sebenarnya terjadi. 

Junho masuk k dalam selimut, menutup hingga kepalanya, Chansung yg melihat itu hanya bisa menghembuskan nafas saja, karena dia tau bagaimana watak Junho yg sebenarnya, hingga beberapa waktu kemudian, Nichkhun dan uyong sudh terlelap d bed nya masing2, tapi tdk dgn Chansung, bagaimana mungkin dia bisa tertidur jika tubuh Junho yg berada d sebelah bed nya terus bergetar dan terisak, 

Chansung menyibak selimut Junho, dia melihat wajah namja itu terbenam dibantal, "Nuneo... Sampai kapan kau mau menangis? Kau mau nafasmu jd sesak gara2 ini?.. "

Chansung menggoyang2kan pundak Junho, tp namja itu tetap menyembunyikan wajahnya. Hingga dlm 1 hentakan Chansung mampu membalik tubuh Junho menatap kearahnya. 

"Ckk~ Lee Junho kau ini, aiiisshhhhh... " Chansung mengambil beberapa lembar tissue dri atas meja nakas dan membersihkan wajah Junho yg sudh acak2an karena airmatanya. "Mau sampai kapan kau emnangis eoh? Lihatlah matamu benar2 hilang skrng... " ucap Chansung sambil mengusap mata Junho perlahan. Tp namja itu tetap terisak. 

"Sebenarnya apa yg membuatmu menangis? Bukankah Minjun hyung sudh mebgikuti kemauanmu? Dia sudh memutuskan untk memilih Taec, bukankah seharusnya kau puas?.. " meski itu sebuah fakta, tp ntah mengapa kata2 Chansung terasa menusuk dihati Junho. 

Dia tidak mampu menjawab, Junho malah merangkul pinggang Chansung dan menyembunyikan wajahnya diperut namja itu, dia kembali terisak disana, Chansung sangat faham dgn apa yg dirasakan Junho saat ini, dia mengusap rambut Junho perlahan. 

"Kemana Junho yg td? Junho yg berteriak kencang dgn segudang ego nya? Knp justru skrng berubah menjadi Junho yg lemah dan cengeng seperti ini, eoh?.. " Hanya Chansung, mungkin cuma Chansung yg bisa menebak bagaimana isi hati Junho sebenarnya, dia tau pasti bahwa Junho tak berniat memutuskan persahabatan dgn Minjun, hanya saja pemilihan kata2 yg salah membuat semuanya jd berantakan seperti skrng.

"Husstttt... Sudh jgn menangis lg Nuneo, nanti kau bisa sakit kalau terus seperti ini... "

"Mi-Mnjun hyung ,channiiiieeeeee hikkkzzzz... Huweeeeeeeeee... " meski tangisan Junho terbekap diperut Chansung, tp Chansung masih bisa mendengar suara lirih itu .."

"Kau masih menyayangi Minjun hyung kan??.. " tanya Chansung, dan dia merasakan Junho mengangguk d dpn perutnya. 

"Kau tau? Persahabatan itu tak kan bisa putus secepat itu Nuneo, kau mau ku ajari bagaimana cara memperbaiki hubunganmu dgn Minjun hyung??..." Junho menganggukkan kepalanya dan menjauh dri perut Chansung.

Chansung menatap wajah Junho dgn sendu "Caranya gampang, kau hanya perlu menerima kehadiran Taecyeon diantara kita semua.... "

...............

Gelisah, itulah yg dirasakan olh Taecyeon, disaat otak dan hatinya saling bertentangan, otaknya mengatakan Bahwa dia tdk mungkin mengalami orientasi seksual yg menyimpang, tp disaat yg bersamaan hatinya menjerit mengatakan bahwa ada kenyamanan tersendiri yg dia dpt kan saat bersama dgn Minjun. 

Sungguh tak ada yg lebih rumit dari ini, kebahagiaan yg 1 paket dgn kesedihan dirasakan olh Taec, beruntungnya beberapa hari ini anak2 tingkat 3 disibukkan dgn masa uji coba dinas dirumah sakit, jd Minjun jarang Berada di kampus ataupun dorm, ada ketenangan yg dirasakan Taec, tp ada kerinduan jg yg menghantuinya. 

Hingga pd malam ini, saat baru saja memarkirkan mobilnya, Taec melihat Minjun sedang berjalan dgn seorg yeoja yg diketahui Taec sbg teman 1 kelas Minjun, tp ada rasa tdk suka menjalar dihatinya saat melihat yeoja itu bergelayut manja ditangan Minjun, Taec berusaha mengabaikan itu semua, dia memutuskan untk berdiam diri didlm mobilnya, 

Tp disaat jarak Minjun semakin dekat, Taec semakin kesal melihat namja itu tertawa bersama org lain, apalagi itu yeoja, hingga akhirnya Taec memutuskan untk keluar dri mobilnya dan menghampiri Minjun. 

"Minjun hyung... "

"Eoh, Taec? Kau sedang apa di parkiran malam2 bgini?..." tanya Minjun heran. 

"Seharusnya aku yg bertanya apa diperbolehkan mahasiswa tingkat akhir berpacaran seperti ini?.. " Taec sedikit mencibir kearah tangan yeoja yg sedang bergelayut di lengan Minjun. 

"Ahhhh anni, ka-kami tdk pecaran, sungguh... " ucap Yeoja itu dgn kikuk. 

"Oh ya? Kalau begitu boleh tinggalkan aku berdua saja dgn Minjun hyung? Ada hal penting yg harus kami bahas... " ujar Taec ketus. 

"Ahh tentu saja, silahkan.. " ujar yeoja tsb

"Minjun hyung, aku tunggu mobil skrng.. " Taec berjalan terlebih dahulu masuk ke mobilnya, sedangkan Minjun masih berpamitan dgn yeoja tsb sebelum mereka berpisah. 

"Eumhh Taec, ada hal penting apa yg ingin kau bicarakan?... " Tanya Minjun setelah dia masuk k dlm mobil Taec. 

"Kau drimana hyung? Knp baru pulang?.." Taec balik bertanya dgn suara datarnya. 

"Aku baru selesai praktek dinas sore dirumah sakit, makanya baru pulang... "

"Eoh, lalu yeoja itu? Apa dia kekasihmu?.. "

Mata Minjun membulat mendengar pertanyaan Taec, "Pppffttt hahahahaahahhaah.... " Minjun tertawa lepas skrng, "Pacarku? Hahahahahhah kau ini lucu skali Taec, bukankah sudh ku katakan bahwa aku tdk memiliki pacar hahahhajaja... "

Taec menatap Minjun dgn tajam, tp namja itu tetap asik tertawa, "Lalu jika bukan pacarmu, knp kalian bisa pulang bersama? Dan knp harus bergandengan tangan seperti td?... "

Minjun terkisap, tawanya mendadak terhenti, "Eumhh i-itu, itu karena kami sama baru pulang dinas sore dan kebetulan tugas praktek d rumah sakit yg sama, makanya kami pulang bersama..."

"Dan kuingatkan tentang bergandengan tangan mesra kalau kau lupa .."

Minjun kembali terdiam "Eemhhh... Msalah gandengan tangan itu memang sudh jd kebiasaannya, karena dia cukup dekat dgnku.. " cicit Minjun gugup.

"Ckk~ kau tau pacaran d lingkungan dorm adalah hal yg tdk d perbolehkan? Kau mau terkena msalah jika terus membiarkan yeoja2 bergelayut ditanganmu iya?..." suara Taec terdengar meninggi, dan Minjun tak tau apa sebabnya. 

"Lalu apa membentak seniormu didlm mobil seperti ini adalah hal yg diperbolehkan?... "

DEG!!! Skrng gantian Taec yg terdiam, dia seperti lupa bahwa emosi membuatnya melupakan fakta bahwa dia sudh membentak Minjun. 

"Ahhh, tentang itu, mianheee... " Taec ikut terdiam.

"Lalu apa alasanmu sampai kau melakukan hal seperti itu td? Sampai membawaku k mobilmu?..."

Lidah Taec kembali kelu, dia sendiri bingung apa yg membuat tubuhnya spontan menghampiri Minjun seperti tadi. 

"An-anni, aku tdk ada maksud apapun, bukankah sudh kubilang aku hanya tak ingin kau terkena msalah jika bergandengan semesra itu dgn yeoja dilingkungan dorm...." terkutuklah suara Taec yg terdengar bergetar skrng. 

"Hanya jtu???.. " Minjun menatap Taec dgn intens, membuat nyali namja itu sedikit menicut. 

"Hahahaha, ya, tentu saja hanya itu, memangnya mau apalagi?.. " Taec berusaha menutupi gugupnya dgn sebuah tawa yg hambar. 

"Bukan karena kau cemburu melihatku dgn yeoja?.. "

DHUUAARRRR!!! Mata Taec terbelalak mendengar kata2 cemburu, venarkah dia cemburu? Tidak mungkin, ini pasti sebuah kesalahan. 

"Mwooo? Cemburu? Hahahahahahah... Memangnya aku harus cemburu knp eoh?..."

"Cemburu karena aku dekat dgn yeoja lain, iya kan? Bukankah kau menyukaiku?.. "

DEG!! Jantung Taec serasa ingin terjun bebas skrng, apa2an ini.

"Mwoooo? Yakkhhh, hahahaha apa kau gila hyung? Aku menyukaimu? Oohh ayolahh perkataan menjijikkan macam apa itu hah? Aku ini namja, kau jg namja, dan aku normal, nama mungkin aku menyukaimu... "

DHUARRRR!!! Mata Minjun seketika memanas, harga dirinya terkoyak, kata2 Taec terasa sangat menyakitkan ditelinganya. 

"Lalu apa kau fikir aku tdk normal?.. " teriak Minjun. 

"Mungkin saja,itu jg kalau kau yg menyukaiku terlebih dahulu, bukankah dri awal sudh ku katakan bahwa aku lelaki straight, jd aku tdk mungkin menyukaimu Kim Minjun-ssi, aku masih menyukai dada dan pantat yg besar, hahahha ayolah, apa yg kau fikirkan tentang hubungan sesama jenis eoh? ... "

"Knp itu tak kau tanyakan pd dirimu sendiri? Tanyakan apa arti dari ciumanmu waktu itu... "

Kini gantian Taec yg kembali menegang, skrng apalagi yg harus dia katakan? 

"Kau yg melakukan itu terlebih dahuku padaku hyung, kau yg membuat semuanya jd kacau, kau yg membuat aku terlihat seperti org yg menyimpang.. "

#PLAKKKK!!! Sebuah tamparan sukses mendarat dipipi Taecyeon, Minjun menggeram menahan amarahnya mendengar kata2 Taec. 

"1 yg harus kau tau Taecyeon-ssi, aku jg lelaki yg normal, sama sepertimu, jgn kau fikir aku yg membuatmu jd terjerumus seperti ini, dan jika memang kau tak ada perasaan apapun, kurasa itu lebih baik, kau bisa menjaga jarak driku skrng, kita kembali ke kehidupan kita masing2, dan 1 hal yg harus kau ingat, tidak ada lelaki straight yg menikmati ciumannya bersama namja lain, atau bahkan parahnya tak ada lelaki straigh yg mendambakan dada yg besar tp pd kenyataannnya dia malah menghisap dada sesama namja yg rata..."

"DIAAAMMMM... Hentikan kata2mu, kau benar2 keterlaluan, aku melakukan itu karena khilaf, kau tau arti KHILAF? Aku tdk mungkin menyukaimu, dan aku tdk mungkin memiliki perasaan apapun pdmu, jd hentikan kata2 manjijikkan itu, karena itu hanya membuatmu terlihat murahan seperti jalang... "

PLAAKKKKK!!! Sebuah tamparan kembali mendarat dipipi Taec, belum sempat dia bereaksi pintu mobilnya tiba2 dibanting dgn keras dari luar, dan dia melihat Minjun sedang berlari masuk k dorm dgn mata yg terlihat basah. 

Apa ini? Knp Taecyeon mengeluarkan kata2 sekejam itu? Apalah dia menyakiti Minjun? 

"Arrrgghhhhh... Sialaaaannnnnn... "

Taec menjambak keras rambutnya dan beberapa kali membenturkan keningnya ke stir mobil, kalut, kacau itu lah yg dia rasakan saat melihat Minjun pergi dgn berurai airmata seperti tadi. 

.

.

TBC

.

HAI GAESS, SESUAI JANJI AUTHOR UPDATENYA CEPAT YA UNTK MENEBUS KETERLAMBATAN KEMARIN. 

DAN JGN LUPA TINGGALKAN SELALU JEJAK D KOLOM KOMEN YA 😍😘

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Tina0608
#1
Chapter 21: Sequel : komen g ya. . .
Komen g ya. . .



Hhmmmm. . .
Beda org beda pendapat kali ya,saya ngerti knpa minjun bs brubah kxk gitu,rasa cemburu dan tkut khilangn bs mrubah seseorg mnjdi org lain. . .
Setidakx minjum mnyadari ksealahanx. . .
Saya bs paham gmna tntang BL,krna saya pnx tman yg pnx orientasi seksual berbeda,jd sdah g ngeh. . .
Entah krna saya bs paham,atw karna otak saya yg mgkn salah tempat,wkkkkkkkk. . .
Tp seperti kata narasumber,mereka g bs d tgalkan,qt g bs ngejudge mereka gitu aja,krna qt g pernah tw gmana rasax brada d posisi mereka kan. . .






@bulur. . .
Komen gini boleh g sih. . .
Pasang mode wajah polos (wajahx,bukan tubuhx,wkkkkkkkkkkkk)
Tina0608
#2
Chapter 19: Boleh komen g neh utk narasumber yak ?
Dpat izin dlu neh baru berani komen...hehehe
Tina0608
#3
Chapter 9: Chap 9 : gw sider,gw sider (ngacungin jempol kaki)????
Tina0608
#4
Chapter 8: Chap 8 : jika semuax real,brrti anuanx jg real kan ya ?#plak????


Mode gaje???
Tina0608
#5
Chapter 7: "As your wish baby" tingkat mesum gw naik. . .
Eeeeaaaaaa,bebeb gw anuan,otak gw dah piknik kmna2,pagi2 pula. . .
Nice bulur. . .
Ff lu bkin hati gw yg kmren kmna2 piknik k khuni n chansung balik k bebeb taec#plak. . .
Hahaha. . .
Charmed_syima #6
Chapter 21: Sedih....ayoh 'minjun'nie...mnta maaf aja sama 'taec' ok...sequel nya cuma 1 chap ya?thanks dear author
fytry_ #7
Chapter 21: Rasanya kuingin mencabik2 Minjun. Klo aja membunuh itu gak dosa dan gak bikin masuk penjara.....

Buat Taec oppa. Baca kisahmu ini gak tau kenapa rasanya nih di dalem hati ikut sakit jugaa.... rasa2nya gak adil banget orang sesabar dan sebaik dirimu harus masih terus terlibat di dalam lingkaran orang2 yg pernah menyakitimu.

Semoga dirimu bener2 bisa menemukan pendamping hidup yg tepat. Yg bisa menggantikan semua kesedihan dan trauma yg pernah kamu alami.

I support you....
Woonilynnelle
#8
Chapter 21: Wkwkwkwk ketauan nihh jomblo.... Hhh
Mari kita berandai andai.. Dan andai aja jodoh aku kaya taec oppa. Ohh sungguhh warbiasahhhh... Mauu kalii lahh yg kayaa drimu oppa.. Marii merapat oppa... Ga bakal putus kok meskipun lgi wamill, di tunggu ampe kelarrr,,, hhhhhhhh *apasihhhguueeeeyampunnn bawa" wamil.. Gkgk
But thanks lah eon buat sequel nya.. Di tunggu next ff... Ganbate
Amaliaambar
#9
Chapter 21: Kyyyaaaaaaaaaaaa taecyeon oppaa ohh sungguh indah hatimu andaai aku bisa menemukan pria seperti diirimu oppa wkakakak btw aku jomblo loh boleh lahh jadi alternatif buat jadi pendamping hidup *plakkk*
rada kesel sih sama karakter minjun sumpah diaaa egois bgt ih kalo ketemu wujudnya mah rasanya pengen aku gigit-_-
thankss lah ya eon atas squelnya kutunggu ff mu yg lainnyaa saranghae :*
2pmhottest_saranghae
#10
Chapter 21: My taec oppa (love)
Greget banget pengen marah tapi gak bisa apa" taec kyk gitu..
Taec oppa itu hati apa berlian indah banget astaga,,, sakitnya berasa loh, but always happy and healty ya taec oppa, btw yg disini juga mau hahahaha laki" mapan, ganteng hatinya kek begitu siapa yg nggak mau coba.. Wkwkwkw
And thanks authornim sayang, hwaiting kisseu ~