*Dunia Manusia*

Selepas Dongwoo mengantarku pulang, aku langsung menyibukkan diriku dengan buku-buku yang sebelumnya sudah aku pinjam di perpustakaan. Ada empat buku yang aku pinjam. Dua buku menampilkan sesosok Gumiho dengan ekspresi yang mengerikan. Seolah ia tengah bersiap menerkammu. Huh...jahat sekali yang menyimpan gambar ini. Memangnya mereka pikir kami para Gumiho akan menunjukkan ekspresi seperti itu bila melihat sesuatu? Dua buku sisanya hanya menampilkan seekor rubah kecil dan dewasa yang memiliki bulu berwarna putih halus. Ya...setidaknya gambar ini lebih wajar dibanding dua gambar sebelumnya.

Isi dari keempat buku itu sangat beragam. Ada yang menceritakan asal usul Gumiho. Ada pula yang menceritakan mengenai kehidupan abadi sesosok Gumiho. Namun, aku mulai tertarik ketika membaca buku terakhir. Di dalamnya dijelaskan bahwa Gumiho dibagi menjadi dua macam; Gumiho murni dan Gumiho campuran. Bila murni maka sosok Gumiho tersebut terlahir dari pernikahan antar Gumiho dengan sosok Gumiho lainnya, sedangkan campuran maka sosok Gumiho tersebut terlahir dari pernikahan Gumiho dengan seorang manusia.

”Apa yang sedang kau baca Hoya?” sebuah suara mengagetkanku.

”Hah...Sungjong...kau membuatku kaget. Aku sedang membaca beberapa buku mengenai Gumiho.”

”Hehehehe...kau lucu Hoya. Kau kan bagian dari Gumiho, mengapa harus membaca buku mengenai kaum kita?” tanya Sungjong sambil tertawa kecil.

”Jujur banyak hal yang aku belum ketahui mengenai Gumiho. Bahkan mengenai ’pintu keluar’ pun aku masih belum mengetahui pasti cara kerjanya.” Jelasku pada Sungjong.

”Kau kan bisa bertanya padaku, Hoya. Apa pun yang ingin kau ketahui, kau bisa menanyakannya padaku. Tak usah ragu. Kita kan teman.” Tuturnya dengan menampilkan senyuman tulus di wajah.

”Kau tahu mengenai Gumiho murni dan campuran?” tanyaku langsung. Rasa penasaran dalam diriku benar-benar sudah tak dapat ditahan.

”Gumiho murni adalah Gumiho yang terlahir ...”

”Bukan...bukan definisi dari itu. Maksudku selain itu. Apa ada yang kau ketahui?” tanyaku memotong penjelasan Sungjong.

”Bila Gumiho yang menikah dengan sosok Gumiho lainnya maka pernikahan yang berlangsung merupakan pernikahan pada umumnya. Namun, berbeda halnya dengan Gumiho yang menikah dengan seorang manusia. Pernikahan mereka hanya boleh diketahui oleh para Gumiho lainnya. Bila ada manusia lain yang diinginkan untuk mengetahuinya maka hanya diizinkan dua manusia. Tidak boleh lebih.” Jelas Sungjong dengan ekspresi serius.

”Bagaimana bila ada manusia lain yang mengetahuinya? Maksudku di luar dua manusia yang sudah diizinkan.”

”Gumiho tersebut tidak akan pernah memiliki keturunan. Ouh iya, hampir semua Gumiho yang menikah dengan seorang manusia dilakukan di sini karena hanya tempat ini yang tidak akan dicurigai oleh manusia lainnya. Kau ingin melihat foto pernikahan mereka?” tanpa menunggu jawabanku, Sungjong menarik lenganku menuju sebuah ruangan baca. Setelah mengambil sebuah album foto, Sungjong memberikannya padaku.